Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Hal Menyesali Kesalahan

sarlen's picture

"Tetapi
sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepadaKu dengan
segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

Koyakkanlah
hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab
Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan
Ia menyesal karena hukumanNya.

(Yoel 2 : 12 - 13)

Ayat
Firman Tuhan ini bertutur tentang apa yang kita lakukan apabila kita
menyesali perbuatan salah yang telah kita lakukan. Firman Tuhan yang
dicatatkan dalam kitab Yoel itu, mengajarkan kepada kita untuk segera
menyesali perbuatan atau pemikiran salah, apabila kita melakukannya.

Melalui
FirmanNya itu, Tuhan mengatakan, bahwa sikap penyesalan harus
dinyatakan dengan adanya pengakuan hati bahwa kita tidak akan
mengulangi perbuatan itu lagi. Dalam arti, ada kesungguhan agar kita
tidak berbuat kesalahan yang sama di masa yang akan datang.

Menyesal
itu merupakan tanda pengakuan serta kesadaran diri, bahwa tindakan
salah yang telah dilakukan sebelumnya, merupakan tindakan yang tidak
patut untuk dilakukan kembali.

Oleh karena itu, apabila
seseorang sudah menyesali perbuatannya, seseorang berani mengungkapkan
tanda penyesalan itu sebagai sebuah keinginan besar untuk mengubah  dan
merubah perilaku atau pemikiran yang salah.

Dalam kehidupan, banyak pihak yang akan menyambut sebuah sikap menyesal yang ditunjukkan seseorang tersebut.

Tindakan
atau pemikiran salah, pada prinsipnya telah menghadirkan kerugian atau
keadaan yang tidak menyenangkan untuk individu atau kelompok masyarakat
tertentu. Jadi, apabila sikap menyesal tidak segera ditunjukkan
seseorang yang berbuat salah, akan menciptakan sebuah penilaian
bersalah atau penilaian negatif lainnya, tidak hanya dari individu
maupun kelompok masyarakat yang mengalami kerugian atau merasakan
adanya tindakan yang tidak menyenangkan, namun juga dalam masyarakat
luas.

Yaa... Menyesali sebuah kesalahan memang selayaknya
berasal dari dalam diri, karena sebuah kesalahan yang telah disesali,
menghadirkan image buruk terhadap pribadi seseorang yang telah berbuat
salah, bahkan terkadang, berimbas juga pada anggota keluarganya.

Begitu
besar dampak sebuah kesalahan yang tidak disesali. Dan itu semua,
secara langsung atau tidak langsung, bisa menciptakan sebuah tindakan
penghakiman dari kelompok masyarakat.

Akan tetapi, besar pula
pengaruh yang dihadirkan apabila manusia menyesali perbuatannya. Banyak
pihak yang menunggu-nunggu, ketika seseorang telah berbuat salah,
adanya sebuah penyesalan dari dasar hati pelakunya, mengkoreksi
perbuatan yang salah, dan tidak mengulangi perbuatan yang salah, lagi.

Sebuah
penyesalan, secara langsung atau tidak langsung, membawa serta
pernyataan agar orang lain tidak melakukan perbuatan atau kesalahan
yang sama dengan perbuatan atau kesalahan yang telah dilakukan
seseorang. Pribadi yang menyesal, pada prinsipnya memberi contoh kepada
orang lain untuk tidak mengikuti suatu perbuatan salah, terutama
apabila diekspose atau diwacanakan kedalam kelompok masyarakat yang
lebih luas lagi.

Sama seperti manusia, Tuhan juga sangat
menantikan sebuah pernyataan menyesali atas kesalahan yang telah
diperbuat atau dilakukan anak-anakNya. Bahkan Tuhan mengatakan, ada
sukacita besar di Sorga apabila ada anak manusia yang bertobat,
menyesali perbuatan salah yang telah dilakukannya.

Sebuah
sambutan besar akan dilakukan oleh para malaikat di Sorga, ketika
sebuah tanda pengakuan diri berbentuk penyesalahan, diucapkan dan
diakui sebagai sebuah tindakan yang tidak patut untuk diulanginya
kembali.

Tuhan sungguh-sungguh berharap, manusia mau mengoyakkan
hatinya, mengakui kesalahannya, dan memohon ampun atas perbuatan salah
yang telah dilakukan, karena Ia, tidak ingin ada satu pun dari
anak-anakNya, yang harus menerima hukuman berupa alam maut, apabila
tidak menyesali perbuatan salah yang telah dilakukan anak-anakNya.

Oleh
karena itu, apabila kita sadar telah berbuat salah, akui kesalahan itu
dengan sebuah  sikap menyesal. Akui dan nyatakan dengan sungguh-sungguh
kepada Allah yang Maha Pengasih, agar mau mengampuni kesalahan yang
telah kita perbuat, agar kesalahan kita itu, tidak diperhitungkan
sebagai sebuah dosa.

Apabila kita menyesali kesalahan kita, itu
sama artinya, kita sadar dan meruntuhkan segenap tembok pemberontakkan
yang telah kita bangun terhadap segenap ketentuan-ketentuan Allah,
sehingga kita tidak menghadirkan masalah baru, yaitu tidak terjebak
pada dosa serta adanya hukuman bagi orang-orang yang tidak mengindahkan
perintah dan ketentuan-ketentuan Allah.

Ingat...! Terlambat menyesal, tiada gunanya...

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

.Sarlen Julfree Manurung