Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

With God We Can

desfortin's picture

(Renungan Rohani Kristen Akhir Tahun 2008 dan Menyongsong Tahun Baru 2009)

Oleh: Desfortin

Tanpa terasa tahun 2008 akan segera berakhir dan menjadi tahun yang lama, dan dalam beberapa jam lagi kita akan menyongsong dan beranjak ke tahun yang baru, 2009. Maka seperti biasa berbagai pesta pun digelar, ada yang berkumpul di rumah dengan pesta keluarga sambil nonton bareng, ada yang mengadakan ibadah-ibadah di gereja dan persekutuan, ada juga yang kumpul bareng teman-temannya dengan membuat pesta sederhana, dan sebagainya, namun biasanya mayoritas orang-orang tumpah ruah ke jalan dan berada di lokasi-lokasi tertentu untuk menghadiri kemeriahan acara menyambut tahun baru 2009. Dan tradisi meniup terompet dan meledakkan petasan atau pesta kembang api tetap menjadi tradisi dalam merayakan tahun baru khususnya di Indonesia, dan suara letupan / pendarannya akan terdengar tepat pukul 00:00 tengah malah nanti.

Di Palangka Raya sendiri, tempat dimana saya tinggal sekarang, pusat acara untuk merayakan kemeriahan tahun baru ini sedang digelar di bundaran besar. Setelah berdoa secara khusus sekitar pukul 22:30 malam ini, maka kemudian mungkin saya akan datang sekedar untuk melihat keramaian dan menyaksikan pesta kembang api yang akan digelar tepat pukul 00:00 tengah malam ini di bundaran besar (ada the Titans katanya, padahal saya bukan "band musik mania", hehe...).

Sebentar lagi Tahun 2008 akan berlalu. Tentunya banyak perasaan, pengalaman, kenangan, jejak dan realita yang sudah kita lalui dan alami di tahun 2008 ini, ada suka, senang, ceria maupun duka, sedih, dan lara.

Tahun 2008 bagi saya adalah tahun yang luar biasa. Ada banyak engalaman atau kesan yang saya rasakan selama 12 bulan sejak tanggal 1 Januari 2008 yang silam. Pengalaman pertama yang menyenangkan bagi saya di tahun ini adalah saya bisa menggarap skripsi saya dan bisa seminar dengan nilai sangat memuaskan. Pengalaman kedua yang menyenangkan dan juga sangat berkesan adalah bahwa di tahun 2008 ini pula aku mengenal SABdaspace (Komunitas Blogger Kristiani di Internet) dan bergabung menjadi anggota beberapa bulan yang lalu. Saya bersyukur sekali kepada Tuhan, karena melaluinya saya merasakan dampak yang luar biasa terhadap pemahaman iman Kristen saya. Melalui SABDAspace saya semakin rindu untuk mempelajari Firman Tuhan lebih mendalam dan serius lagi. Saya sungguh-sungguh merasakan dampaknya.

Terimakasih saya ucapkan kepada kawan-kawan di komunitas ini, yang pertama kepada Ko Hai Hai, seorang blogger Tionghoa Kristen yang sudah memberikan inspirasi kepada saya melalui tulisan-tulisannya yang sangat luar biasa memberkati saya (So nice to know you Ko, I hope we can be friend and hopefully someday, I don't know when, we can meet each other, karena KOPDAR kalian bulan Januari 2009 tahun depan itu bakal saya lewatkan). Kemudian terima kasih kepada blogger-blogger yang lain yang juga memberikan inspirasi kepada saya, seperti Dede Wijaya (blogger yang khas dengan teologi Fundamentalisnya, lawan diskusi saya juga cuma memang sekarang agak jarang saya ladani, karena saya lagi mempersiapkan tulisan untuk menanggapi tulisannya khususnya tentang 43 poin kritiknya terhadap gereja dan hamba Tuhan di Indonesia itu, kalau sudang matang n siap mungkin baru saya posting, hehe ...sori anak kecil mencoba berani), kemudian terima kasih kepada Erick (Blogger yang menurut saya paling banyak pakai Bhs. Inggrisnya n pernah protes gaya saya nulis, dan saya suka 'n terkadang ladani juga, see ya next time bro/sis?? Hehe ...), Jesus Freaks (Mr. Asking for me, cool bro, ciri khas lo itu lo yang suka bikin jlimet n nanya terus, SS jadi berwarna gito lo, hehe ...) Petrus Wijayanto (lawan debat saya, seru bung debat dengan anda, membuat saya semakin menyelidiki Alkitab tentang nama YHWH yang anda bawa dan ajarkan di SS ini, meskipun kita beda pendapat n ga pernah saling ketemu n terkadang ada gemesnya juga karena masing-masing kekeh jumekeh, tapi tetap persaudaraan di dalam Tuhan kita jaga, hehe ...), terima kasih Bintang7, Awam (anda ga jauh beda dengan Pw, lawan debat saya, dan perdebatan kita bisa dilanjutkan tahun depan, hehe ...), terima kasih buat yang lain yang ga bisa saya disebutin satu per satu: Dennis S, REF, DeTa, Sandra Aulia, SF, dll.  Pokoknya seru berdiskusi dan berbagi dengan kalian semua. Once again thanx n Happy New Year for you all.

Namun di tengah perasaan senang saya itu, saya juga ada sedikit merasa kesepian karena sejak perayaan Natal beberapa waktu yang lalu sampai sekarang saya tidak pulkam alias tidak bisa bertemu Ortu dan keluarga atau orang-orang yang saya cintai yang tinggal jauh dari kota ini, di daerah asli saya. Perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini saya rayakan tanpa mereka. Sedih juga sich, tapi tahun depan we will gather again. Saya di sini hanya bisa bergabung dengan teman-teman saya yang lain dalam merayakan natal maupun tahun baru ini. Namun, saya bersyukur kepada Tuhan, Dia senantiasa menuntun saya dalam melewati hari-hari saya di sini, khususnya ketika sedang berdiskusi di SABDAspace ini. Thanx God, I let your joy and peace always reign in my heart.

Suatu renungan bagi kita bahwa di tahun 2008 ini juga mungkin sudah banyak keberhasilan dan kesuksesan yang kita gapai, yang kita raih baik dari segi materi maupun non materi. Namun, kegagalan pun nampaknya tidak terlepas dari kehidupan kita baik dari segi hidup berbangsa dan bernegara kita. Mengapa demikian? Semuanya itu memberikan kita suatu peringatan dan pelajaran, bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna, yang selalu sukses tanpa kegagalan. Tapi kita adalah orang yang lemah dan membutuhkan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Secara nasional, nampaknya sudah banyak kemelut dan permasalahan yang di hadapi oleh negara kita Indonesia ini, dan pemerintah sudah dengan segala daya upaya berusaha memikirkan dan memperjuangkan nasib negara tercinta ini. Secara internasional, di penghujung tahun 2008 ini kita juga mendengar, membaca dan menonton berita di media massa, baik di radio, surat kabar maupun di televisi (meskipun ini sebenarnya kasus yang sudah sejak lama dan belum berakhir) bahwa di belahan dunia lain situasi keamanan tidak menentu dan kondusif, sehingga rakyat nampaknya tidak bisa sepenuhnya merasakan dan mengalami kedamaian. Ya, itulah kasus Israel vs Palestina yang nampaknya memang tidak pernah berujung, mungkin sampai dunia ini kiamat ketika Kristus datang kembali sebagai Hakim Yang Adil. Dalam beberapa waktu terakhir ini kita mengetahui bahwa kasus di antara kedua negara tersebut semakin memanas, bahkan lebih parah lagi korban jiwa yang ditimbulkannya. Dan menurut beberapa sumber di media massa bahwa tentara Israel sampai saat ini sudah menewaskan rakyat Palestina lebih dari 300 orang (mungkin > lagi). Suatu jumlah yang tidak sedikit akibat dari aksi kekerasan yang katanya membabi buta itu. Negara-negara lain di dunia khususnya Islam marah besar dan mengutuk aksi Israel yang brutal ini. Mereka mengatakan ini sebagai kebiadaban dari Israel terhadap kemanusiaan. Ini memang melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional. Saya sendiri tidak mau membela Israel, juga tidak pro Palestina. Benarkah Israel yang harus selalu menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini? Mengapa hanya Israel yang selalu dituduh sebagai penyebab kekerasan di Timur Tengah? Kenapa kita tidak bisa berpikir kristis dan netral tanpa memihak satu kubu tertentu? Bukankah dikabarkan juga bahwa Israel melakukan serangan itu untuk membalas serangan kelompok Hamas di daerah Gaza?  Namun yang kemudian menjadi korban adalah banyak dari rakyat biasa, yang tidak terlibat langsung dengan pihak yang bertikai, dimana orang-orang non Kristen berkata bahwa mereka yang menjadi korban kebiadaban Israel itu sebagai orang yang tak berdosa. Benarkah itu? Benarkah mereka itu manusia yang tidak berdosa? Apa arti kesucian itu sebenarnya? Sejak dulu negara-negara di Timur Tengah, khususnya Israel dan Negara-negara Islam memang selalu bertikai, dan nampaknya sukar untuk diselesaikan. Bahkan PBB pun, yang katanya Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas membela perdamaian dunia dan HAM internasional, tidak mampu memperdamaikan Timur Tengah. Apakah PBB sudah memperdamaikan dunia? Omong Kosong. Bahkan PBB yang menjadi dasarnya sampai sekarang adalah tulisan pemikiran / ide dari seorang Filsuf bernama Imanuel Kant. Imanuel Kant dulu waktu dia hidup pernah menulis satu makalah yang berjudul Toward Eternal Peace (Menuju Perdamaian Abadi). Tulisannya inilah yang mempengaruhi PBB sampai sekarang. Bisakah dunia ini berdamai? Bukankah makin hari situasi di belahan bumi yang lain pertikaian dan konflik menjadi hal yang tidak asing lagi untuk didengar dan disaksikan? Inikah yang disebut mencari perdamaian? Kenapa semakin berkonflik? Bahkan situasi di Israel dan Palestina sekarang semakin ganas. Suasananya begitu tidak kondusif. Inilah suasana perang, suasana dimana kedamaian nampaknya jauh dari mereka. Dan orang-orang Muslim khususnya sangat membela Palestina. Mereka begitu benci dengan Zionisme Israel, sehingga kata-kata kafir dan mengutuk pun berhamburan dilontarkan dari mulut mereka yang mengaku agamais dan membela agama mereka.

Kelompok Muslim di Indonesia pun tidak mau kalah dan mau bersimpati katanya dengan saudara-saudara mereka yang Muslim di sana, meskipun orang-orang Kristen juga banyak tinggal di Palestina dan ikut menjadi korban oleh pihak yang bertikai di Timur Tengah itu. Hari ini 31 Desember 2008, di Indonesia beberapa kelompok dan organisasi Muslim turun ke jalan-jalan berorasi memprotes dan mengutuk tindakan Israel itu dan mereka juga menyerukan agar umat Muslim di seluruh dunia bersatu padu melawan kebengisan dan kebiadaban Israel ini. Benarkah cara ini akan menyelesaikan masalah? Bukankah ini akan semakin memperburuk keadaan dan sehingga nantinya akan mengancam stabilitas negara? Benarkah cara menyelesaikan masalah seperti ini, dimana kejahatan dibalas dengan kejahatan, darah dibalas dengan darah? Apakah itu bukan tindakan yang provokatif yang akan semakin menyulut api amarah? Dan kalau kita khalaf apa yang akan terjadi? Bukankah kemungkinan tindakan membabi buta serta membunuh orang lain dengan mengatasnamakan agama pun bisa terjadi? Bisakah dibenarkan tindakan seperti itu.
 
Nampaknya dunia belum sadar juga. Mereka meraba-raba, mencari-cari kedamaian yang sejati tetapi sayangnya mereka tidak menemukan sumber damai yang tepat. Dunia angkuh dengan dengan segala sistemnya. Gejala apakah ini? Apa yang salah? Pertikaian antara Israel dan Palestina bukan semata-mata masalah agama (agama Yahudi vs Islam), tetapi juga politik dan kepentingan lain. Namun memang semuanya campur baur jadi satu, sehingga terkadang sulit dibedakan. Yang saya sesalkan adalah mereka orang Islam yang sok tahu, sok simpatik dan sok solider dengan Palestina hanya gara-gara mereka beragama sama dengan mereka maka membela Palestina dan mengutuk Israel mati-matian. Lalu di manakah keadilan itu?

Lebih menyedihkan lagi mereka yang menamakan diri Kristen, tapi juga membela Palestina dan membenci Israel. Tapi saya melihatnya sebagai orang Kristen bahwa apa yang dilakukan oleh kedua negara yang bertikai adalah sama-sama buruknya, sama-sama bobroknya. Kenapa? Karena kedua negara itu sama-sama keras kepala. Masing-masing ingin mempertahankan  kepentingannya. Masing-masing ingin unjuk gigi. Apakah akan ada solusi ketika kekerasan dibalas dengan kekerasan, darah dibalas dengan darah? Bukankah cara itu adalah cara yang menunjukkan bahwa mereka sangat jauh dari Tuhan? Bisakah dibenarkan ajaran yang membunuh demi agama dan membom diri itu sebagai ajaran yang akan mendapatkan puji-pujian dari Tuhan? Ternyata benarlah nubuat di Alkitab bahwa kelak akan ada orang-orang yang menghalalkan segala cara dengan membunuh dan membakar namun dengan mengatasnamakan Tuhan atau membela Tuhan dan agama mereka. Adakah damai yang sejati itu? Kalau ada di manakah damai yang sejati itu? Siapakah orang yang bisa memberikan damai itu? Dan bagaimanakah cara memperolehnya? Jawababnya adalah ADA.

Damai itu ada di dalam Tuhan yang sejati. Alkitab berkata di Mika 5: 1 bahwa ada seorang utusan dari sorga seorang yang bukan dari dunia ini, yang namanya disebutkan orang Penasehat Ajaib dan Raja Damai (the Prince of Peace). Siapakah dia yang pernah dinubuatkan oleh nabi ribuan tahun yang lalu. Dialah Yesus Kristus, Anak Allah, Firman Allah yang jelma menjadi manusia. Ia adalah Allah sendiri yang turun ke dunia yang berinkarnasi bersalut darah dan daging untuk menebus dosa umat-Nya dan memberikan damai yang sejati ke dalam hati manusia serta hidup yang kekal. Hanya di dalam Yesus Kristus kedamaian sejati itu nyata. Hanya di dalam Dialah kita bisa diselamatkan (Kis 4:12; Yoh 14:6). Karena itu marilah kita merenungkan kembali hidup kita selama ini, khususnya selama tahun 2008 yang segera akan kita tinggalkan dan dalam beberapa menit lagi kita akan beralih ke tahun 2009. Biarlah kita berkontemplasi sejenak secara pribadi sambil menaikan doa kepada Bapa Sorgawi di dalam nama Yesus Kristus dan merefleksikan iman kita di hadapan-Nya sambil berkata, "Tuhan apa yang sudah aku lakukan di tahun 2008 ini baik untuk-Mu maupun lingkungan di sekitarku? Ampunilah aku jikalau selama ini aku hidup tidak memuliakan-Mu dan biarlah di tahun yang baru, tahun 2009 aku akan memiliki hati dan semangat yang baru serta lebih lagi setia kepada-Mu dan melakukan perkara-perkara bersama-Mu. Aku yakin hanya bersama Engkau Tuhan aku bisa, Amin."

Apa harapan kita di tahun 2009? Akankah tahun depan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya? Apakah tantangan dan segala kesulitan hidup akan berkurang? Bagaimana dengan situasi politik tahun depan, di mana pada tanggal 9 April 2009 pesta demokrasi kembali digelar? Apakah kita akan mendapatkan pemimpin yang ideal yang sesuai dengan harapan kita? Bagaimana situasi ekonomi kita tahun depan? Bagaimana dengan krisis keuangan global yang melanda kita sampai saat ini? Siapakah orang yang mampu menjadi jaminan untuk menyelesaikannya? Yakinkah anda kalau Amerika yang katanya Negara adikuasa itu, yang menguasai segala bidang termasuk perekonomian dimana pada tahun 2008 ini Barack Obama, Presiden Amerika yang terpilih itu mampu mengatasi kesulitan ekonomi global ini? Banyak orang berharap Obama mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada. Saya tidak apriori, kita memang harus memiliki optimisme. Tetapi juga kita harus menyadari dan bertanya siapakah dia, dia bisa jamin? Bukankah dia juga manusia biasa yang tentunya punya kelebihan dan kekurangan? Apakah sikap kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus dalam menghadapi semuanya itu?

Saya percaya bahwa Tahun 2009 adalah tahun yang penuh harapan, namun juga tahun dimana kita harus senantiasa waspada dan berserah selalu kepada Tuhan. Segala pergumulan hidup pasti ada dan mungkin saja akan lebih sulit dan kompleks. Kita harus senantiasa awas. Bahkan menurut beberapa analisa baik oleh para tokoh tertentu maupun media massa bahwa tahun depan adalah adalah tahun wasdapa, tahun di mana tantangan demi tantangan akan terus ada. Krisis global nampaknya akan semakin melanda di pertengahan tahun 2009 nanti. Kita mungkin tidak dapat pungkiri kenyataan itu. Tapi sebagai orang yang beriman kita tentunya harus optimis semoga Tuhan senantiasa beserta bangsa kita. Kita yang tinggal di negeri ini tentunya kita tidak menginginkan hidup kita lebih terpuruk lagi. Kita tahu krisis finansial global yang sedang melanda dunia saat ini dimana kita Indonesia juga terkena imbasnya membuat rakyat begitu susah.

Sekali lagi saya bertanya apa yang seharusnya kita lakukan dalam menghadapi situasi ini, khususnya kita sebagai orang percaya? Apakah ketika dunia begitu menakutkan kita juga harus takut? Apakah ketika situasi di sekitar kita tidak menentu, maka kita juga menjadi tidak memiliki kepastian? Apakah di tengah dunia yang semakin hari semakin tua dan usang ini, maka kita juga menjadi orang yang usang dan tak berpengharapan? Apakah ketika masyarakat di sekitar kita yang begitu khawatir akan permasalahan hidup yang semakin kompleks, maka kita juga ikut khawatir dan tidak mampu menjadi terang yang bercahaya yang menerangi dan memepengaruhi lingkungan di sekitar kita? Apakah jadinya kalau kita menjadi orang Kristen yang tidak berbeda dengan dunia ini? Di tengah situasi yang sulit dan rumit seperti sekarang ini kita sebagai orang Kristen harus berbeda dan memberi warna yang indah bagi lingkungan, stidaknya lingkungan yang terdekat dengan kita. Nilai-nilai keimanan kita kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi harus kita tingkatkan serta kokohkan.

Berita Injil harus terus dikumandangkan untuk menerangi hati manusia yang belum percaya kepada-Nya. Firman Tuhan harus mampu mengubah manusia yang bebal dan keras hatinya. Kita sebagai gereja harus menjadi mercusuar yang menerangi jaman ini. Situasi dan kondisi yang sulit dan memperihatinkan memang tidak bisa kita hindari. Tapi yang penting adalah bagaimana kita menyikapi setiap situasi dan kondisi permasalahan yang ada itu dengan hati yang yang arif dan bijak serta berserah terus kepada Tuhan. Karena manusia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri melakukan perkara-perkara besar dan ajaib, tetapi hanya bersama Tuhanlah kita mampu untuk melakukannya dan memberikan yang terbaik. Meskipun badai dan gelombang menerpa, tetapi biarlah sukacita dan damai sejahtera Kristus Tuhan kita terus memerintah di dalam hati dan bersama Dia kita pasti bisa (with God we can). Dengan demikian maka kita menjadi umat Tuhan yang memuliakan-Nya di dalam segi kehidupan kita. Amin.
 
Goodbye 2008
(Selamat Tinggal Tahun yang Lama, 2008)
 
And

Welcome 2009
(Selamat Datang Tahun yang Baru, 2009)
 
Semoga segala angan, impian, harapan, dan cita-cita kita, sungguh-sungguh kita pertaruhkan ke dalam tangan Tuhan yang Maha Kuasa. Janganlah muluk-muluk dan terlalu pesimis terhadap situasi yang ada, meski kita tahu dan menyadari dunia ini sedang lenyap dengan segala ketidakpastiannya. Tetapi optimislah! Harapkanlah yang terbaik dari-Nya, serahkanlah segalanya kepada Tuhan, lakukanlah bagian kita, niscaya Tuhan tidak akan tinggalkan kita, Ia akan memberkati kita dan memimpin kita. Sebab hanya bersama Tuhan Yesus kita bisa melalui semuanya (With Lord Jesus, we can). Amin!
 
*HAPPY NEW YEAR*
1 JANUARY 2009

__________________

[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]