Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Four Season

Benia Herawati's picture

Setelah mengetuk beberapa kali tapi tidak ada jawaban aku memutuskan untuk masuk, tidak ada siapa-siapa, alunan musik klasik dengan volume kecil membuat ruangan itu tidak terlalu hening.

“Concerto for lute in D mayor, RV 93 pada allegro quisto,” tebakku dalam hati.

“Hmm.. manis sekali.”

Butiran-butiran air hujan di luar sana seolah seirama dengan permainan gitarnya John Williams yang disambut riang dengan gesekan biola dari Franz Chamber Orchestra, juga seirama dengan kegalauanku. Sebenarnya aku menyesal telah bertamu ke rumah Yani saat mereka sedang sibuk-sibuknya menyiapkan pesta pernikahan kakaknya. Yani menyarankan aku istirahat saja di paviliun mereka, disana tinggal neneknya.

“Aku lebih menyukai Concerto RV 425, yang dimainkan pada C mayornya.”

Sebuah suara lembut membuatku kaget, ketika menoleh seorang wanita yang sudah tua berdiri dibelakangku sambil tersenyum. Aku menjadi malu karena ketahuan sedang melamun sendirian di ruang tamu orang yang belum kukenal, aku bangkit memberi salam.

“Maksud Nenek yang dimainkan Goichberg itu?” Tanyaku sambil berharap tebakanku tidak salah, wajahnya jadi lebih cerah.

“Ya, pemain mandolin yang handal. Kamu suka musik klasik? Anak dan cucuku tidak ada yang suka. Anak muda sekarang, lebih suka melihat penyanyi yang muncul di layar TV.”

“Suka klasik yang ringan-ringan saja Nek, judulnya juga banyak yang lupa.” Kataku sambil tersenyum.

“Musik di TV juga banyak yang bagus lho Nek.”

“Betul, tapi lihat-lihat dulu, bagus belum tentu baik. Kamu sering ke konser?”
Aku tertawa, “Tidak Nek, di Bandung ada tiga stasiun radio yang punya acara khusus musik klasik, kalau lagi bagus aku dengar.”

“Siapa yang kamu suka, aku punya banyak koleksinya. Opera juga banyak, Bach, Beethoven, Chopin, Mozart atau Strauss?”

“Ada saja yang kusuka dari karya mereka,” jawabku, lega rasanya bisa duduk santai disini dan punya teman bicara “Tapi aku tidak pernah pergi ke konser.”
Dia mengangguk mengerti. “Kalau Vivaldi?”

“Aku memuja karyanya The Four Seasons” kataku spontan. “Bagus Nek.”
Dia memandangku agak lama, airmukanya sedikit berubah ketika dia bangkit mengganti CD di tape, sebentar saja Fur Elise telah mengalun lembut, aku menjadi tidak enak, apakah kata-kataku barusan salah?

“Kamu suka.” Katanya dengan suara mengambang, “Mengapa? Kan Bach juga punya banyak yang bagus?”

“Iya,” kataku setuju. “Habis dari tiap judul Four Seasons itu aku merasa musiknya melukiskan suatu warna kehidupan, seperti sebuah perjalanan gitu lho Nek.”
Dia mengangguk-angguk, “Pasti kamu suka bagian ’Spring’nya”

“Bagian itu paling bagus memang Nek, sampai iklan juga banyak yang pakai, tapi aku lebih suka bagian ‘Autumn’nya.”

“Kakek Yani juga paling suka The Four Seasons itu, semua.” Dia berbalik dan duduk disampingku. Jarinya mengetuk-ngetuk meja mengikuti permainan piano Ernesto Contahar dengan title Time To Say Good Bye.

“Kamu pernah ingin melupakan sesuatu terus melarikan diri darinya?”
Aku terdiam, tiba-tiba ingat apa yang telah kulakukan akhir-akhir ini, pergi menyendiri seharian, memikirkan kegalauan yang tidak bisa kuhilangkan.

“Dulu Nenek sama sekali tidak suka musik klasik,” Nenek Yani membuyarkan lamunanku, dia mengecilkan volume tapenya sehingga dentingan piano Ernesto terdengar samar.

“Tapi Kakek Yani tahan berjam-jam mendengarkan musiknya, dan kebiasaannya itu kadang jadi sebab pertengkaran, telingaku rasanya kebas mendengar. Aku tidak ingin dia begitu gandrung dengan musik klasiknya, tapi dia tidak bisa, karena merasa tidak cocok lagi, akhirnya Nenek memutuskan untuk berpisah.”

Aku mengangguk-angguk. Pikiranku masih melayang-layang dengan semua masalah-masalahku.

“Waktu itu kami masih sangat muda. Nenek nekat pulang ke rumah orang tua. Sementara Nenek merasa lega dan bebas, tapi itu tidak lama. Setiap Nenek pergi kemana saja banyak kejadian yang mengingatkan Nenek padanya.”

Aku menarik nafas panjang. Ada rasa bersalah menyentuh hatiku. Aku merasa tiap perkataan Nenek Yani ditujukan padaku.

“Kakek tidak berusaha menemui Nenek?”

Nenek Yani menggeleng. “Seandainya dia meminta kembali pasti Nenek langsung mau. Hingga satu hari ketika jalan-jalan, entah bagaimana Nenek sudah masuk di toko musik dan membeli banyak piringan musik klasik. Musik yang dulu paling Nenek benci, salah satunya The Four Seasons itu.”
Wajah nenek Yani menjadi penuh senyuman

“Nenek mendengar musik itu setiap hari, ternyata memang bagus, Nenek menjadi rindu padanya, akhirnya Nenek menemuinya, membawa piringan-piringan itu. Kalau dipikir pikir malu ya? Ternyata susah melepaskan apa yang telah kita miliki.”

“Biasanya juga begitu,“ kataku menimpali “Setelah tidak ada baru tahu rasanya tidak mempunyai.”

“Apakah kamu pernah mengambil keputusan ketika sedang marah?”
Aku mengangguk, “Baru saja, Nek.”

“Nenek katakan padamu, jangan mengambil keputusan saat kamu sedang marah atau kecewa, apalagi sampe menyakiti orang yang mau bertahan bersamamu ketika kamu berduka atau gembira, orang yang tahu lemah dan lebihnya kamu dan dia masih disisimu.”

“Tapi Nek, “ kataku semakin sedih, mungkin perlu meninggalkan orang yang kita kasihi, supaya dia punya kesempatan untuk melakukan apa yang dia mau.”

“Kalau kamu mengasihi dengan kekuatanmu sendiri, kamu akan gagal. Tapi kamu akan sanggup maju terus bila kasih Tuhan menjadi sumber kekuatanmu untuk mengasihi.”

“Musim-musim kehidupan Nenek telah didampingi oleh orang yang benar-benar Nenek cintai dan menyayangi Nenek. Orang yang berarti bagi Nenek, musim musim dimana perasaan pernah dihinggapi rasa dingin, rasa bosan, sampai semangat rasanya seperti berguguran, dan saat-saat perasaan itu berubah jadi penuh kegembiraan, musim-musim yang meninggalkan kenangan, dan Nenek menjadi pecinta musik klasik sekarang.”

Aku berusaha tersenyum. Mungkin saat ini aku sedang mengalami musim dingin yang membuat hati beku, tapi pasti ada musim yang lain.

Segera!

Daniel's picture

another masterpiece

lama2 aku bisa jadi fansmu nih... :)

Benia Herawati's picture

thankyou..:)

hehehe...makasih...:) aku trimakasih kalo mo dikritik loh.. buat perbaikan tulisan berikutnya..:)

joli's picture

@Benia, setiap musim punya kekejaman dan keindahan masing2

Dear Benia, salam kenal..

Tulisan yang indah, mengalir, membawa pembaca tuk berada dalam suasana seakan bisa ikut obrolan bersama nenek..

"..... karena merasa tidak cocok lagi, akhirnya Nenek memutuskan untuk berpisah.”

“Kakek tidak berusaha menemui Nenek?”

Nenek Yani menggeleng. “Seandainya dia meminta kembali pasti Nenek langsung mau.."

Ha..ha.. Benia, kamu mengungkapkan nya dengan indah, pelajaran untuk para istri, jangan pernah PURIK (kembali ke rumah ortu setelah menikah)

Aku berusaha tersenyum. Mungkin saat ini aku sedang mengalami musim dingin yang membuat hati beku, tapi pasti ada musim yang lain.

Segera!

SOON, SEGERA, setiap musim punya keindahan dan kekejaman masing-masing, namun SEGERA berganti bila saat nya tiba.. tersenyum.. segera.. SOON..

Benia, tak sabar menunggu tulisan lainnya..

Benia Herawati's picture

Salam kenal kembali..makasih..:)

iya..tipa musim punya storynya sendiri..punya kebahagiaan dan kesedihannya sendiri, so ngak salah ya Tuhan suru kita bersyukur dalam segala hal...

Makasih komentarnya Kak, semoga kedepan tulisannya bisa lebih baik lagi:)

smile's picture

Benia, anda defrinia?

Hai  Benia...

Salam kenal...tulisan mu bagus....kamu copas dari blog sendiri yah,....atau blog orang lain? Kalau blog mu sendiri,...pasti kamu punya banyak blog yah,...

Tulisan mu bagus....

Aku sudah membaca four season juga sebelumnya di SINI

Menunggu kejutan blog selanjutnya,.....

Smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Benia Herawati's picture

Iya:)

Salam kenal kembali...

iya, idku defrinia:) emailnya juga pake itu...

hehehe..rasanya emang aku punya beberapa blog tapi udah lama ngak  dikunjungin, lupa paswordnya, kalo ngak salah di wordpress ama blogdrive deh...

Benernya disini agak ragu juga posting tulisan, takut malu2in  hehe... ni tulisan aku:) dipostingin ama Ko sandman...

makasih komentarnya yaa..mudah2an bisa nulis lebih baik lagi..:)

 

 

smile's picture

BH: ternyata .......(Benia Herawati)

Wah,..koko sandman..toh,....sesama plat D saling memperhatikan yah,..hehehehihihi..salam aja buat Sandman..selamat hari Natal Smile
__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"