Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dari Prapaskah hingga Pascapaskah

Dalam tradisi gereja Barat (Western Church), Minggu Sengsara Kristus biasanya diperingati selama enam pekan. Meski demikian, gereja Timur memperingatinya selama tujuh pekan. Pekan ketujuh bagi kalangan gereja Timur, atau yang disebut juga Minggu Palma, biasanya menghadirkan nuansa yang lebih berbeda daripada pekan-pekan sebelumnya.

Masa-masa sengsara Kristus yang kita akhiri dalam pekan pertama bulan April ini jelas memiliki makna tersendiri. Sebagian orang mungkin sudah menganggap peringatan-peringatan ini seperti kegiatan rutin tahunan -- seperti Natal: mengikuti perjamuan kudus (bagi yang sudah disidi), lalu ibadah puncak Paskah, yang biasanya diadakan subuh. Namun, beginikah kita menjalani kehidupan Kristen kita?

Refleksi pribadi dan berpuasa mungkin menjadi kegiatan yang kita lakukan dalam masa-masa sengsara. Tapi kita tidak bisa berhenti hanya sampai di situ. Sebagaimana dikemukakan oleh Louis Leahy, refleksi itu akan menjadi spekulasi belaka, tanpa jangkauan vital, jika ia tidak berakar dalam hidup kesaksian.

Saat kita menghayati terhadap sengsara Kristus, tentunya kita tidak hanya sekadar mengagumi pengorbanan-Nya di kayu salib. Malahan, semestinya kita juga belajar untuk berkorban bagi sesama sehingga melalui pengorbanan kita, orang lain melihat Kristus di dalam diri kita.

Demikian pula ketika menerima berita kebangkitan-Nya. Hendaknya kita semakin yakin bahwa tidak ada yang sia-sia di dalam Dia. Mungkin sebagian besar dari para blogger mengenal lagu berikut.

S'bab Dia hidup, ada hari esok
S'bab Dia hidup, kutak gentar
Karna kutahu, Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti s'bab Dia hidup

Seperti para murid yang mendapatkan sukacita dan kekuatan mereka kembali saat melihat Yesus yang sudah bangkit itu ada di hadapan mereka, kebangkitan Kristus memberikan kepastian adanya hari esok. Kebangkitan Kristus memberikan kekuatan untuk melangkah di hari-hari penuh tantangan.

Dalam rangkaian peringatan yang segera berlalu ini, mari kita tanamkan bahwa kematian Kristus sungguh menebus dosa kita. Dan dengan kebangkitan-Nya dari maut, kita dimampukan untuk mengerjakan hal-hal yang besar: bersekutu, melayani, dan bersaksi -- khususnya menyaksikan Kristus kepada mereka yang belum mengenal Sang Juru Selamat.