Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cara BIADAB Mendidik ANAK

hai hai's picture

Ketika belum lahir, kedua orang tuanya berpikir anaknya akan membuat mereka bahagia, namun ketika lahir mereka menemukan kenyataan sebaliknya, sang anak justru amat sangat merepotkan.

Ketika sang anak tumbuh, kerepotan semakin menjadi-jadi, bahkan ada kalanya membuat orang tuanya hilang kendali. Ketika hilang kendali orang tua menghajar anaknya walaupun menyesalinya kemudian. Walaupun menyesalinya, mereka tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan mencari alasan untuk mengeraskan hati, karena sekali menghajar anaknya, kedua orang tua mendapati bahwa menghajar anak adalah cara TERCEPAT untuk mengendalikan sang anak. Setelah berlangsung berkali-kali, keduanyapun merasa nyaman, bahkan meyakini, bahwa menghajar anak adalah cara TERBAIK untuk mendidik anak.

Setiap kali, setelah menghajar anaknya, orang tua merasa telah berlaku tidak adil. Namun alih-alih mengubah kebiasaan, mereka justru mengeraskan hati dengan meyakinkan diri bahwa mereka menghajar anak demi KASIH SAYANG lalu mencari ayat-ayat ALKITAB untuk mendukung pendapatnya. Setelah menemukan ayat-ayat demikian, mereka MERASA BANGGA setiap kali menghajar anaknya, sebab yakin, telah melakukan KEHENDAK ALLAH lalu MENGAJARKANNYA kepada orang tua lainnya.

Dewasa ini, orang tua yang tidak menghajar anaknya dianggap tidak mengasihi anaknya dan tidak mentaati perintah Tuhan yang tercatat dalam Alkitab. Maka, terjadilah sebuah kompetisi diam-diam di antara para orang tua untuk MENYATAKAN KASIH kepada anak-anaknya, mereka mewujudkannya dengan MENGHAJAR anaknya sesering mungkin untuk meyakinkan sang anak, betapa mereka MENGASIHINYA.

Sebagai seorang pelatih anjing, saya menganggap melatih anjing dengan KEKERASAN adalah tindakan tidak berperi keanjingan. Sebagai seorang ayah, saya menganggap mendidik anak dengan kekerasan adalah tindakan BIADAB.

Pomeriam adalah anjing yang cantik, bulunya lembut dan lebat, ada yang putih dan ada yang coklat kemerahan, imut-imut menggemaskan. Banyak orang memelihara pomeriam karena terpikat kecantikannya, namun mereka lupa pada kewajibannya. Anda harus menyikat bulu anjing pomeriam atau pom 2 kali sehari, memandikannya minimal 1 kali seminggu dan melatihnya. Itu baru hal-hal utamanya, masih banyak lagi yang lainnya. Banyak orang yang kecewa, karena anjing Pom mereka tidak secantik dan seimut-imut yang mereka bayangkan, masalahnya bukan pada anjingnya, tetapi karena mereka tidak merawatnya dengan cara yang benar.

Rantai dan kalung leher adalah peralatan standard yang digunakan untuk melatih dan mengendalikan anjing. Anjing tidak mengerti bahasa manusia sedangkan manusiapun tidak mengerti bahasa anjing. Ketika melatih seekor anjing, maka anda menggunakan sebuah kata untuk memerintah anjing melakukan sebuah gerakan. Pertama-tama anda harus melatihnya untuk MENGERTI perintah tersebut, lalu melatihnya untuk MEMATUHI perintah tersebut. MUSTAHIL bagi anjing untuk mematuhi anda bila dia tidak mengerti perintah anda.

Cara melatih anjing untuk mengerti sebuah perintah adalah dengan menghubungkan sebuah kata perintah dengan sebuah tindakan. Misal, perintah DUDUK dengan gerakan duduk. Setelah anjing MENGERTI perintah duduk, maka anda harus melatihnya untuk PATUH setiap kali mendengar perintah duduk.

3 Cara Melatih Anjing Untuk Mengerti dan Mematuhi Perintah

KEKERASAN adalah cara TERCEPAT untuk melatih anjing mengerti dan mematuhi sebuah perintah. Setiap kali anjing tidak patuh, anda akan menghajarnya.

Untuk melatih anjing mengerti perintah duduk, maka anda mengucapkan perintah “duduk” sambil menekan pinggul anjing tersebut hingga dia duduk. Untuk cara yang lebih efektif, maka anda dapat menarik rantai lehernya ke atas sehingga menjerat lehernya sambil menekan tulang pinggulnya. Dengan cara yang kedua, anda melatih dia untuk mengerti bahwa dia akan dijerat setiap kali mendengar perintah dan jeratan akan dilepaskan ketika dia mematuhinya. Inilah cara tercepat untuk melatih anjing mengerti perintah sekaligus melatihnya untuk patuh. Cara ini tidak memberi kesempatan kepada anjing untuk tidak patuh, sebab bila dia tidak patuh, maka kalung leher akan menjerat lehernya semakin kuat dan membuatnya sulit bernapas.

Awalnya, anjing yang dilatih dengan cara ini akan cepat sekali memperoleh kemajuan, namun anjing adalah binatang yang cerdas, dengan berlalunya waktu dia akan memahami, bahwa dia hanya perlu mematuhi anda ketika lehernya terjerat. Anda dapat menggunakan kayu untuk menghajarnya ketika tidak patuh, dan dia akan belajar bahwa dia hanya perlu patuh ketika anda membawa kayu.

Anjing yang dilatih dengan kekerasan akan menjadi anjing yang tidak bahagia, dia mematuhi anda karena takut. Dia hanya mematuhi anda karena tidak mampu menolak. Bila merasa aman, dia tidak akan mematuhi anda, bila merasa kekuatannya cukup, dia akan menyerang anda.

MOTIVASI adalah cara yang BENAR untuk melatih anjing mengerti perintah.

Cara termudah untuk melatih seekor anjing duduk, adalah dengan MEMANIPULASI nalurinya, MEMOTIVASINYA dengan hadiah (makanan/mainan). Berdirilah di hadapan anjing yang akan dilatih dengan menggenggam makanan. Angkat tangan anda tersebut di atas kepalanya, maka anjing secara naluri akan mendongak memandang makanan tersebut. Geser tangan anda ke arah belakang anjing itu, maka dia akan semakin mendongak, bila anda teruskan, maka secara naluri dia akan duduk. Pada saat anjing tersebut mulai duduk, berkatalah dengan suara datar, “duduk!” Ketika dia duduk pujilah dia dengan suara antusias yang ramah, “Bagus!” dan beri dia makanan sebagai hadiah.

Bila latihan ini terus dilakukan, maka akhirnya anjing secara naluri akan menghubungkan kata “duduk” dengan tindakan duduknya. Berapa kali anda harus melatih anjing tersebut untuk memastikan bahwa dia memahami perintah anda? Para ilmuwan menyatakan, bahwa anda harus melatihnya antara 30-70 kali.

Bagaimana cara melatih anjing agar datang menghampiri setiap kali dipanggil? Berdirilah di hadapan anjing yang akan dilatih sejauh 3 langkah dengan menggenggam makanan. Lalu beri perintah “datang” sambil membuka tangan yang berisi makanan, ketika dia menghampiri, beri dia makanan sebagai hadiah. Latihan yang teratur akan membuat anjing tersebut mengerti bahwa dia akan mendapat hadiah setiap kali dia merespon perintah “datang” dengan menghampiri anda. Dalam latihan jarak anda dengan anjing terus diperlebar, bahkan hingga anjing dan anda tidak saling melihat.

Latihan dengan metode motivasi berupa hadiah memang akan membuat anjing mengerti sebuah perintah, namun tidak akan pernah membuat anjing patuh 100% pada anda. Anjing hanya akan patuh ketika dia mau, ketika dia menyukai hadiah yang ditawarkan, namun ketika menemukan hal lain yang lebih menarik, maka dia tidak akan mematuhi anda.

JURUS SANG ALFA adalah cara TERBAIK untuk melatih anjing mengerti dan mematuhi perintah.

Anjing adalah binatang berkelompok, secara naluri anjing akan hidup dalam kelompok. Seekor anjing peliharaan akan menganggap semua makluk hidup dalam wilayahnya sebagai anggota kelompoknya. Sebagai binatang berkelompok, anjing hidup di dalam kelompok dengan menaati hukum kelompok secara naluri. Kasta (tingkat sosial) adalah hukum kelompok dalam dunia anjing. Anjing yang berkasta rendah harus menghormati dan menaati anjing yang kastanya lebih tinggi. Sang Alfa adalah sebutan untuk anjing atau serigala yang kastanya paling tinggi dalam kelompok. Sang Alfa menguasai seluruh aspek kehidupan semua anggota kelompoknya, dia berhak makan duluan, tidur di tempat yang paling nyaman, kawin, menuntut anggota kelompok memanjakannya setiap saat dia menginginkannya dan ditaati 100%. Sang Alfa dituntut untuk berprilaku sebagai Sang Alfa, berjalan paling depan, memimpin perburuan, melindungi anggota kelompoknya dari bahaya dan memanjakan anggota kelompoknya secara adil.

Kebanyakan pelatih anjing langsung melatih anjing pada pertemuan pertama. Pada saat itu, dia belum memiliki IKATAN KELOMPOK dengan anjing yang akan dilatihnya. Di mata anjing yang dilatihnya, dia adalah orang asing yang melanggar wilayah yang harus diusir atau dijadikan mangsa. Bila yang akan dilatih adalah seekor anjing dengan karakter Sang Alfa, maka dia akan menyerang sang pelatih, namun, bila dia hanya seekor anjing yang ramah, maka dia tetap tidak akan patuh pada orang asing. Banyak pelatih yang tidak memahami hal ini, itu sebabnya banyak di antaranya yang digigit oleh anjing yang dilatihnya. Itu sebabnya, mereka harus menggunakan KEKERASAN untuk memaksa anjingnya patuh.

Jangan melatih sebelum memiliki ikatan kelompok dengan anjing yang akan dilatih. Jangan melatih sebelum anjing menghormati anda sebagai Sang Alfa.

Anjing yang akan dilatih harus memulai hidupnya di dalam kelompok sebagai anggota dengan kasta terendah. Cara terbaik melakukan hal ini adalah dengan mengurungnya di dalam kandang. Selama hidup dalam kandang, dia akan melihat anggota kelompok lainnya berlalu-lalang dengan bebas, dia akan mulai menilai anggota kelompok barunya satu-persatu dan mengukur tingkat kasta mereka, akhirnya dia akan mengenal semua anggota kelompok barunya. Sebagai satu-satunya yang terkurung, dia akan menyadari bahwa dalam kelompok barunya kini dia memiliki kasta yang terendah dan belajar untuk menyukai anggota kelompok lainnya.

Sebagai Sang Alfa anda harus berprilaku sebagai Sang Alfa. Anda harus mengurus anjing tersebut sendiri, memberinya makan, membersihkan kandangnya, menyikat bulunya, memandikannya, mengajaknya jalan-jalan dan menuntut kepatuhan darinya 100%. Sebagai Sang Alfa anda akan melatih anjing dengan memanipulasi naluri dan me-MOTIVASI-nya untuk melakukannya, kemudian melatihnya untuk taat 100% dengan melakukan KOREKSI secara bijaksana, bahkan menempatkannya pada godaan-godaan untuk tidak patuh dan melakukan koreksi bila dia tergoda. Semua latihan harus dijalankan secara sistematis dan terkendali. Anjing akan menganggap semua situasi dan kondisi yang dihadapinya sebagai situasi dan kondisi sebenarnya, namun sebagai pelatih, anda tahu, bahwa itu hanya latihan dan semuanya ada di bawah kendali.

Sebagai Sang Alfa yang baik dan adil, anda tidak akan melakukan KOREKSI sebelum yakin 100% bahwa anjing mengerti perintah anda, itu berarti anda akan mengulangi latihan antara 30-70 kali sebelum melakukan koreksi. Setelah yakin anjing mengerti perintah, maka anda harus melakukan KOREKSI setiap kali dia membantah perintah. Pada awalnya anda melakukan koreksi melalui sentakan rantai, namun yang terpenting adalah melatihnya untuk menaati suara perintah anda. Biasanya saya menggunakan kata “no!” untuk melarang dia melakukan sesuatu dan kata “Bagus!” untuk memujinya karena telah melakukan tugasnya dengan baik dan membuat saya senang.

Untuk menjadi seorang pelatih anjing yang baik, anda harus menguasai SENI MENGOREKSI. Pertama-tama anda harus tahu, bahwa tindakan koreksi harus dilakukan dalam waktu 1,5 detik sejak kesalahan dilakukan, di luar waktu itu tindakan koreksi yang dilakukan akan sia-sia. Ketika pulang anda menemukan sandal yang rusak digigit atau anjing anda kencing sembarangan. Bila melakukan koreksi pada saat itu, maka anjing anda tidak akan mengerti, kenapa anda menghajarnya. Dia tidak tahu, bahwa anda menghajarnya karena dia menggigit sandal dan kencing sembarangan, dia justru akan menganggap anda gila, karena menghajarnya tanpa alasan. Ketika anjing menggigit sandal, maka anda hanya punya waktu 1,5 detik untuk melakukan koreksi, bila waktu itu lewat, maka percuma menghajarnya mati-matian. Kedua, anda harus tahu, koreksi yang terlalu ringan tidak akan dianggap, koreksi yang terlalu keras akan membuatnya ketakutan. Terlalu keras atau teralu ringan sama tidak bergunanya, bahkan memancing dia untuk tidak menghormati anda.

Dengan berlalunya waktu, maka anjing akan menyayangi anda, tetapi untuk menghormati, itu sangat tergantung pada prilaku anda. Anjing yang tidak menghormati anda, tidak akan mematuhi anda 100%. Seekor anjing yang dilatih dengan kekerasan, akan melakukan perintah anda karena takut, namun begitu ada kesempatan dia akan membantah dan ketika merasa dirinya cukup kuat, dia akan menyerang anda. Seekor anjing yang dilatih dengan baik, akan menghormati anda sebagai Sang Alfa dan senantiasa berusaha sekeras mungkin untuk menaati anda dan semuanya itu dilakukannya dengan gembira.

Dalam dunia anjing dan serigala, bila sang anjing tidak menghormati sang Alfa, maka dia akan mengangkat dirinya menjadi sang alfa dan menuntut semua anggota kelompok untuk menghormatinya dan mematuhinya 100%. Yang tidak patuh akan dihajar.

Menggunakan cara KEKERASAN dan atau MOTIVASI untuk melatih anjing tidak pernah memberikan hasil yang memuaskan, seekor anjing yang bahagia namun taat 100% pada tuannya. Hal itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan JURUS SANG ALFA. Anjing anjing terbaik di dunia dilatih dengan jurus Sang Alfa dan pelatih-pelatih terbaik di dunia menggunakan jurus itu untuk melatih anjingnya.

Mamaku dan Ketujuh Anaknya

Teman-teman bilang otak saya hanya berisi processor dan DOS, tidak ada hard disk sama sekali untuk menyimpan data. Saya cukup mudah untuk mengerti sesuatu, namun mengalami kesulitan untuk mengingatnya. Untuk mengatasi kelemahan itu, maka saya menciptakan sebuah sistem mengingat yang unik, saling mengaitkan semua yang dipelajari, membuat judul, membuat sebuah pepatah dan membuat indeks yang mudah di ingat supaya gampang kalau mau nyontek ke buku atau komputer, bahkan internet. Dalam kondisi demikian, saya bersyukur, karena masih mengingat dengan baik semua pengalaman masa kecil saya, bahkan sebagian hingga pengalaman ketika saya berumur 3 tahun.

Ketika anak saya berumur, 1 tahun, mertua saya tinggal di rumah kami. Karena tidak setuju dengan cara saya membesarkan dan mendidik Wisely, dia berkata kepada istri saya,

“Bilang pada suamimu, saya membesarkan 5 orang anak, namun tidak ada satupun yang saya didik dengan cara seperti dia dan belum pernah melihat orang mendidik anak seperti dia mendidik anak.”

Saya lalu berkata kepada istri saya,

“Tolong bilang pada mertua saya, bahwa mama saya membesarkan 7 orang anak, dia tidak mendidik anak-anaknya dengan cara seperti mertua saya mendidik anak-anaknya juga tidak seperti cara saya. Kelima anak mertua dan mama saya sudah dewasa sekarang dan kita dapat menilai hasil pendidikan mereka dan menanyakan pendapat mereka atas sistem pendidikan yang diterima. Saya memutuskan untuk mendidik anak saya dengan cara yang lebih baik dan bijaksana daripada cara mama saya maupun mertua saya.”

Mamaku hanya seorang wanita kampung yang karena perjuangannya, akhirnya mendapat kesempatan untuk sekolah mandarin selama 3 tahun. Dia menikah pada usia 21 tahun dan melahirkanku 1 tahun kemudian lalu melahirkan adik-adikku di tahun-tahun berikutnya. Ketika umurku 7 tahun, keenam adikku sudah lahir semua. Tanpa pembantu mamaku mengurus ke 7 anaknya, selain itu dia juga harus mengurus beberapa ekor ayam dan babi peliharaannya. Ia selalu mengajakku untuk pergi mencari kangkung, daun tales dan pohon pisang untuk dimasak menjadi makanan babi. Saya sering bertanya, bagaimana dia melakukan semua tugasnya? Dia sering bilang, dia sendiri sering bingung, mampu melewati semuanya dengan selamat. Ketika berumur 7 tahun, aku hampir tidak mengenal papaku, dia menghabiskan waktunya di luar rumah, baru pulang ketika kami semua telah tidur.

Waktu adik-adikku mengadakan pesta kejutan untuk merayakan ulang tahunku yang ke 31, itulah pertama kalinya aku merayakan ulang tahun. Biasanya aku merayakan ulang tahun dengan sederhana, mama akan masak misua (bihun kecil) dengan sebutir telur rebus. Hingga hari ini aku masih merayakan ulang tahun dengan cara itu, makan semangkuk misua kuah dengan sebutir telur rebus. Pada hari ulang tahunku itu, papa memeluk dan menciumku, menurut adik-adikku, pada saat itu mereka hampir ngakak melihat wajahku yang langak-longok seperti orang bloon. Seingatku, itulah pertama kali ayahku memelukku dan menciumku. Rasanya, seperti main sinetron, sungguh tidak nyaman.

Waktu kecil, mamaku sering memukulku karena berkelahi, karena mencari ikan ke sungai, karena mencari burung ke hutan, karena tidak menjaga adik-adikku. Setiap kali adik-adikku melakukan kesalahan, maka dia menghajarku dan menyalahkanku. Kadang-kadang mamaku menghajarku dan kehilangan kendali, pukulan-pukulannya benar-benar menyakitkan, bahkan membuatku berdarah-darah. Setiap kali memukulku, pada malam harinya dia akan memeriksa tubuhku, mengobati luka-luka bekas pukulannya, walau tidak meneteskan air mata, namun aku tahu, dia menyesali perbuatannya.

Waktu kecil aku membenci mamaku, sekaligus menyayanginya. Waktu remaja aku menyayanginya namun tidak menghormatinya. Setelah dewasa aku menyayanginya sekaligus sangat menghormatinya.

Suatu kali, ketika berkumpul, kami, aku dan adik-adikku serta mamaku pernah mengenang masa kecil kami dan cara mamaku mendidik kami dan menghajar kami. Pada saat itu mama memberitahu kami, kenapa dia memukulku ketika tahu aku pergi ke sungai mencari ikan, dia takut aku hanyut terseret banjir. Dia memukulku ketika aku pergi mencari burung ke sawah dan hutan, dia takut aku digigit ular. Dia memukulku ketika tahu aku berkelahi, dia takut aku jadi preman. Dia memukulku ketika aku menimba air sumur, dia takut aku jatuh ke sumur. Dia memukulku ketika aku main sepak bola hujan-hujanan, dia takut aku tersambar geledek. Kukatakan padanya, kalau saja dia memberitahuku alasannya memukulku, maka aku akan mematuhinya. Namun dia hanya memukulku tanpa pernah memberitahu alasannya, maka aku tidak mematuhinya sehingga dia harus memukulku berkali-kali untuk hal yang sama. Pada saat itu, mamaku memandangku lekat-lekat, lalu dia berkata, ketika kamu kecil, kamu bukan anak nakal, kamu juga bukan anak yang kurang ajar, aku yang menuntut terlalu banyak darimu. Sejak umur 3 tahun, kamu sudah membantuku bekerja dan mengasuh adik-adikmu. Ketika memukulmu, mama gelap mata, untung tubuhmu kuat.

Ketika anakku lahir, aku berkata kepada mamaku, “Ma, aku akan membesarkan anak dengan cara yang aku pelajari, aku tidak akan memukulnya sebab tidak perlu memukulnya. Aku sudah membuktikannya terhadap anjing-anjing yang kulatih, sekarang aku akan membuktikannya ketika mendidik anakku. Mama harus ikut serta mendidiknya.” Saya lalu menceritakan prinsip-prinsipku untuk mendidik anakku.

Setiap orang tua seharusnya mendidik anaknya dengan prinsip yang minimal sama seperti melatih anjing. Pertama, tidak melakukan koreksi untuk perintah yang belum dia pahami. Kedua, mendidiknya dengan mengembangkan naluri dan perkembangan pikirannya. Ketiga, melakukan koreksi secara konsisten tanpa kekerasan. Keempat, berprilaku sebagai sang Alfa. Sang Alfa tidak pernah gelap mata ketika menghadapi anggota kelompoknya.

Ini hanya sebuah contoh. Wisely dibiarkan tidur tengkurap, tanpa kain bedong. Ketika menangis, selalu ada orang dewasa yang mendekatinya dan memeriksanya. Sejak pulang dari rumah sakit, dia bebas latihan merayap, ketika umur 4 bulan dia mulai merangkak, ketika umur 6 bulan dia sudah bisa duduk dan belajar berdiri ketika umur 8 bulan dia sudah bisa berdiri dan belajar berjalan, umur 9 bulan dia sudah bisa berjalan dan belajar berlari, umur 1 tahun dia sudah belajar memanjat dan berjalan di atas balok titian selebar 8 cm. Siapa yang mengajar wisely untuk melakukan semua itu? Tidak ada, dia berlatih sendiri, namun ketika berlatih dia diawasi, diberi semangat dan dijamin dapat melakukan semuanya dengan aman dan disediakan sarana untuk melakukannya.

Apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua yang mengajak anaknya yang berumur 6 bulan ke supermarket? Sebagian orang tua menggendongnya seolah menggendong barang, sebagian lainnya mendorongnya dalam kereta bayi seolah mendorong barang. Apa komentar anda bila melihat seorang lelaki di supermarket menggendong anaknya yang berumur 6 bulan di depan dadanya, lalu membiarkan anaknya menyentuh, memegang dan meraih semua barang yang diingininya, lalu menyebutkan nama barang itu dan menjelaskan kegunaannya dan warna-warna yang ada serta membacakan tulisan yang ada? Mungkin anda menilai lelaki tersebut gila dan sadis karena memaksa anaknya belajar? Lelaki tersebut tidak gila, apa yang dilakukannya adalah apa yang harus dilakukan semua orang tua di dunia ini. Dia tidak sedang memaksa anaknya belajar, dia sedang memuaskan keingin tahuan anaknya.

Wisely berumur 4 tahun, saat itu dia sekolah kelas TK B. Hari itu dia malas membuat PR, malamnya dia juga malas dan berjanji untuk membuatnya keesokan paginya sebelum berangkat sekolah. Keesokan paginya, dia tahu, mustahil menyelesaikan PR-nya dan datang ke sekolah tepat waktu. Dia lalu pura-pura sakit perut, sakit kepala dan batuk-batuk. Ibunya memaksanya ke sekolah, namun Wisely berkeras dia sakit, neneknya justru kuatir akan kesehatan cucunya. Di rumah Wisely, ayah adalah Sang Alfa, sekali Sang Alfa memutuskan, maka semua anggota kelompoknya taat. Sang Alfa bertanya kepada Wisely, “kenapa tidak mau sekolah?” Wisely jawab, “Aku sakit, aku tidak mau sekolah hari ini!” Sang Alfa memandang anggota kelompoknya, lalu memberi perintah pada istrinya, “Katakan pada ibu guru, Wisely tidak sekolah hari ini, karena sakit!” Hari itu, Wisely tidak sekolah dan berpikir dirinya sangat cerdik, karena mampu menemukan alasan untuk membenarkan diri, tidak perlu bikin PR dan tidak perlu ke sekolah untuk menerima hukuman dari ibu guru.

Sore harinya, Sang Alfa memanggil Wisely, seorang anak berumur 4 tahun. “Wisely, duduk aku mau bicara dengan kamu!” Wisely duduk dengan patuh, dengan tersenyum ayahnya berkata, “Aku tahu, kamu tidak sakit hari ini, kamu pura-pura sakit karena belum bikin PR kan?” Wisely nampak terkejut, namun ketika melihat senyum dan mata jail ayahnya, dia merasa aman. “Aku benar kan?” tanya Sang Alfa, Wisely tertawa dan mengakuinya. Sang Alfa lalu meraihnya dan memeluknya, lalu meletakkannya di atas pangkuannya lalu bercerita tentang tanggung jawab, janji dan dusta, dia juga mengajarkan bahwa kita bisa berdusta kepada siapa saja, namun kita tidak akan mampu berdusta pada diri sendiri dan Tuhan. Bila anda mendengar dari ruang sebelah, maka anda akan menyangka ada dua orang lelaki dewasa sedang diskusi, salah satunya sangat dominan berbicara.

Keesokannya Sang Alfa mengantar Wisely ke sekolah, dia menghadap guru wisely dan bercerita tentang apa yang terjadi dan meminta sang guru berprilaku seolah-olah tidak pernah mendengar cerita itu. Malamnya, Wisely bercerita kepada Sang Alfa dan istrinya, di sekolah dia ditanya oleh ibu guru, kenapa tidak masuk hari sebelumnya? Dia bilang, karena dia belum membuat PR maka dia pura-pura sakit karena takut dimarahi kalau datang terlambat. Sejak itu, di kelas Wisely, anak-anak yang datang terlambat tidak pernah di hukum lagi, sebagai gantinya, mereka disuruh bercerita, kenapa sampai datang terlambat?

Wisely suka menonton TV, dia memiliki kebiasaan buruk, ketika acara kesayangannya tayang, maka dia akan langsung mengambil remote control dan mengubah gelombang TV tanpa peduli pada orang-orang yang sedang nonton TV saat itu. Itu perbuatan tidak sopan, Sang Alfa telah berkali-kali mengingatkannya dan memberi contoh padanya. Sore tadi, Sang Alfa sedang berbicara di telepon, Wisely mengganti gelombang TV tanpa minta izin pada pembantu yang sedang nonton. Sang Alfa minta izin pada teman yang berbicara di Telpon untuk mengoreksi tindakan Wisely. Teman Sang Alfa menuduhnya gila, tetapi bagi Sang Alfa itulah yang harus dilakukakannya. KONSISTEN, itulah cara Sang Alfa mendidik anaknya.

Tanggal 7 September 2007 nanti Wisely genap berumur 6 tahun, beberapa minggu ini dia berjuang agar bisa mandi sendiri. Neneknya melarangnya karena menurutnya banyak busa sabun masih tersisa bila Wisely mandi sendiri, mamanya melarangnya, dengan alasan yang sama. Sang Alfa melihat hal itu dan membiarkan hal itu terjadi apa adanya, setiap kali Wisely mandi, terjadi keributan. Wisely mau mandi sendiri, namun nenek dan mamanya selalu melarang, bila menghadapi hal demikian, apa yang akan anda lakukan? Menurutku, jauh lebih mudah mengajar Wisely mandi dengan cara yang benar daripada melarangnya mandi sendiri. Menurutku, nenek dan mama Wisely sedang menghambat kesempatan Wisely untuk belajar mandi sendiri sedini mungkin. Sang Alfa belum bertindak, sebab menurutnya, sebelum mendidik Wisely, dia harus mendidik mama dan neneknya dan dia menemukan kenyataan, mendidik orang dewasa ternyata jauh lebih sulit daripada mendidik anak kecil.

NB.
Raissa sahabatku, ini merupakan komentar atas tulisanmu: "Adakah Kesenjangan Antara Orang Tua dan Anak? Bagian tiga. Aku sudah mengoreksinya, semoga lebih mudah untuk dipahami.

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Love's picture

Komentar tulisan: Cara Biadab Mendidik Anak

Asyik juga baca tulisan om Hai Hai ini. Untung keluar di blog acak, jadi bisa dibaca walaupun dah agak lama ya ditulisnya. Om Hai Hai bilang: "KONSISTEN, itulah cara Sang Alfa mendidik anaknya." Saya setuju banget dengan hal tersebut. Soalnya dalam lingkungan saya, sering banget saya lihat orang tua mendidik anak dengan tidak konsisten. Contoh sederhana, hanya karena ortu gak mau terganggu dengan suara televisi saat dia sedang membawa kerjaan lembur ke rumah, dia melarang anaknya menonton televisi. Tetapi di lain waktu, saat dia sudah santai, tidak pernah dilarangnya anaknya menonton televisi, di jam-jam belajar sekalipun. Or bisa juga gini, di antara orang tua tidak pernah ada kesepakatan bagaimana mereka akan mendidik anak mereka. Saat hamil, seneng-seneng mau dapet dedek yang lucu, imut-imut de el el ... lalu melakukan persiapan segalanya, yaitu keperluan fisik calon anak. Yang penting begitu lahir kebutuhan si dedek terpenuhi. Tapi, ada yang kelupaan, lupa juga mempersiapkan hal-hal untuk mental si anak. Gak dibicarakan bagaimana kelak suami isteri ini akan mendidik sang anak. Tidak ada kesepakatan di antara berdua bagaimana akan mengajar anak-anak. Semuanya dibiarkan mengalir begitu saja, peraturan atau didikan keluar hanya pada saat anak sudah melakukan kesalahan. Waktu itu karena bingung apa yang akan dilakukan untuk mendidik si anak, akhirnya cari jalan pintas dengan memukul, marah-marah, mengancam, atau menghukum si anak dengan alih-alih demi kebaikan. Mending kalau kedua ortu melakukan hal yang sama, lah tp yang satu tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu oleh pasangannya, akhirnya ribut di depan anak. Tinggallah sang anak yang hanya melongo .... sudah sakit dipukulin, sakit hati karena tidak ada kesempatan membela diri, eh sakit juga mentalnya karena bingung apa sih yang dimaui orang tuanya dari dirinya. Anak pun seperti kehilangan identitas diri ....de el el el .... deh ..... Wahhhhhh .... Sebelum saya dan suami menikah, kami saling mempelajari bagaimana dulu orang tua kami masing-masing mendidik kami. Kami saling mengoreksi pengaruh-pengaruh apa yang sangat baik maupun yang kurang baik akibat didikan orang tua kami tersebut. Berdasarkan hal tersebut kami coba-coba buat "draft" kesepakatan bagaimana kelak kami akan mendidik anak kami. Sekarang kami telah menikah he he he dan masih menunggu kapan draft kesepakatan tersebut akan disahkan :)) Thanks buat tulisannya Om Hai Hai ... Love
hai hai's picture

Mendidik anak Itu Anugerah

Love, melatih anjing dengan cara yang benar itu sangat mengasykan. Namun mendidik anak dengan cara yang benar itu sungguh luar biasa. Orang tua yang melepaskan kesempatan untuk mendidik anaknya dengan cara yang benar telah melepaskan anugerah terindah Tuhan.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Rusdy's picture

Mendidik Anak VS Dewasa

Hai bilang:

"...sebelum mendidik Wisely, dia harus mendidik mama dan neneknya dan dia menemukan kenyataan, mendidik orang dewasa ternyata jauh lebih sulit daripada mendidik anak kecil"

Tul banget bung hai! Terutama kebudayaan Indonesia yang sangat 'kekeluargaan', alias seluruh keluarga (papa, mama, aa, tete, kakek, nenek, dst dst...) ikut mendidik seorang anak. Bagaimana bisa konsisten kalau caranya begitu?

Kalau seluruh keluarga memegang prinsip yang sama dalam mendidik anak (mendidik anak untuk mematuhi orang tua (ayah & ibu), agar mereka dapat mematuhi Tuhan), mungkin tidak jadi begitu rumit. Tapi kalau setiap orang dewasa di rumah memiliki prinsip yang berbeda? Wah wah, repot deh!

Kalau sudah begitu, tugas seorang ayah, menjadi berat, karena harus mendidik orang dewasa lainnya yang di rumah (yang mana juga ruwet, soalnya biasanya orang dewasa lainnya ini adalah tiada lain, orang tua mereka sendiri, entah mertua, entah siapa)

Capee Deee! Tongue out

catatan: beruntunglah bagi orang tua yang bisa dengan leluasa mendidik anak mereka tanpa orang lain ikut campur Sealed

hai hai's picture

Biarkan Yang Lain Ikut Campur

Rusdy, kalau punya anak nanti, biarkan yang lain ikut campur mendidik anakmu, sebab itulah kenyataan dunia yang harus dia hadapi. Namun, sebagai ayah, engkaulah yang paling berperan, engkau sang alfa lelaki dan istrimulah sang alfa wanita. Dengan demikian, maka sejak kecil anakmu sudah belajar untuk membedakan yang baik dan yang jahat.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Sobat SP's picture

No Violence please!!!

Tulisan yang bagus saudara Hai

saya coba melengkapi

semoga bermanfaat

blessings for all

hai hai's picture

Terima Kasih Pujiannya

Sobat SP, mari kita bersama-sama mengkampanyekan cara mendidik anak yang benar. Dan mari bersama-sama menghindarkan kekerasan orang tua dari kehidupan anak-anak. Terima kasih untuk pujiannya dan terima kasih untuk linknya.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

minmerry's picture

@ ko hai hai : suka sekali ama blog ini

min suka sekali ama blog ini. selain bisa belajar untuk train a dog, juga bisa belajar dari pengalaman ko hai hai dengan wisely.

karena punya keponakan yang super bandel dirumah (semalem, si bandit kecil baru saja menusuk mata mamanya -again, ampe dikompres), g merasa perlu untuk belajar menghadap dia, untuk prepare myself.

konsisten itu hal yang paling sulit, menurut min. padahal itu hal yang paling mendasar.

ko hai hai, selama ini setelah membaca blog ko hai hai tentang mendidik wisely, dan pengalaman ko hai hai tentang mendidik doggy, tentang sang alfa, apakah semua itu hanya bisa dilakukan oleh orang tua sang anak, atau majikan untuk doggy? misalnya, kasus constantine, g ini khan kuku (baca: auntie) nya. apakah dia bisa menghormati g sebagai Alfa dia? g memperlakukan dia seperti orang dewasa, g sering bercerita dari hati ke hati setiap malam ama dia. sering memintanya berdoa bersama sama auntienya. tapi dia tetep aza bandel, dan tidak mengerti apa yang g lakukan or ajarkan.

actually, dia manis, dan pintar. hanya kebandelan dan kebebalannya menrepotkan sekali, dan berbahaya, i think.

but, i like this blog. your blog. karena ga lama di Sabda, jadi min masi baca satu persatu blog para blogger di SS. kaya ko hai hai, Pak Purnomo, Joli, Vantillian, SF, Dll.

would u please add more experience in your blog next time? thanks.

God bless.

^-^

__________________

logo min kecil

hai hai's picture

Mimmerry, Koreksi

Minmerry, Sang alfa tidak harus papa atau mamanya. Kamulah sang alfa.

Coba baca kembali cara melatih anjing untuk duduk dan datang. Bila setiap kali dia duduk dan datang kamu KASIH Makanan, maka ANJING hanya akan PATUH ketika dia MAU makanan itu. bila dia sedang kenyang atau cuek, dia tidak akan duduk atau datang.

Bagaimana mengatasi hal itu?

Sejak awal, sebelum makanan kamu mengelusnya dan memujinya. kadang ada makanan, kadang tidak ada makanan,  akanmembaut anjing itu bingung namun kemudian mengerti bahwa dia duduk atau datang untuk elusan dan pujian.

Gunakan rantai dan makian, misal "Bad boy!" untuk menyatakan dia tidak patuh dan.

Pada mulanya latihan dilakukan ketika suasanya menyenangkan. Jangan melatih anjing ketika dia sedang tidak happy.

Mungkin saya harus menulis satu tulisan lagi untuk melengkapi tulisan ini.

Seni Melatih dan Mengoreksi.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

minmerry's picture

@ Ko hai Hai : yak, yak...

yak yak, ko. ditunggu ya...

please add more experience dengan wisely dan doggy nya.

please?

^-^

__________________

logo min kecil