Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

BLOG VS WEBSITE

miss no comment's picture

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia secara umum konon tergolong lambat. Ini disebabkan kurangnya niat dari pemerintah untuk menjadikan rakyatnya melek teknologi. Meski demikian, rakyat Indonesia tergolong ulet. Di tengah-tengah sulitnya kehidupan, banyak orang yang 'memaksakan diri' untuk sedikit-sedikit berkenalan dengan yang namanya dunia maya alias internet.

Saya pribadi, terus terang bukan orang yang berkenalan dengan dunia internet secara formal, dalam artian belajar secara khusus mengenai hal itu. Saya hanya korban 'kecelakaan' ketika tempat kerja saya dulu mengharuskan saya untuk mengakses berita lewat internet. Gaptek, itu yang saya rasakan ketika pertamakali melakukannya. Betapa dunia maya begitu asing laksana rimba belantara yang seringkali membuat saya tersesat dan nggak tahu apa yang mesti dilakukan. Namun justru keterpaksaan itulah yang membuat saya lama-lama jatuh cinta.

Sedikit demi sedikit saya 'terpaksa' harus belajar secara otodidak untuk menelusuri dan mempelajari dunia yang sangat asing ini. Untuk itu saya memang berkorban banyak. Waktu dan uang. Waktu sih udah pasti ya, karena yang namanya belajar, tentu kita harus menyediakan waktu untuk itu. Dan karena pula, di tempat kerja saya dulu, saya rela begadang hampir setiap malam, hanya untuk belajar hal baru yang sama sekali asing buat saya. Uang? Ya, karena jika ingin bebas melakukannya, saya harus pergi ke warnet yang tentu dibayar pake uang sendiri agar bisa leluasa.

Dan ketika sekarang saya terdampar kembali di kampung halaman, yang nggak ada warnetnya, maka saya harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya akses internet. Maklum, pake dial-up, dengan tarif telepon yang mencekik leher. Pemerintah sepertinya belum rela kalau rakyatnya bisa pinter dengan biaya murah. Dan karena saya bukan orang yang bisa mempengaruhi pemerintah agar akses internet bisa murah, maka mau tidak mau saya harus menerima kenyataan billing telepon yang kadang-kadang bisa lebih dari satu juta rupiah sebulan!

Namun terlepas dari semua itu, saya mendapatkan banyak ilmu dari internet. Saya belajar banyak hal yang tidak pernah saya dapatkan di bangku sekolah/kuliah. Apalagi tempat saya belajar dulu sama sekali nggak ada hubungannya dengan teknologi informasi. Saya belajar sendiri bikin website, tentu dengan berdarah-darah, karena sama sekali nggak ada yang membimbing. Semua serba trial and error. Sampai akhirnya saya belajar bikin blog. Juga otodidak.

Dari apa yang saya alami selama proses belajar ini, saya menemukan bahwa ternyata - menurut saya - bikin blog lebih gampang dan lebih murah dibanding bikin website. Saya tentu tidak bicara dari sudut pandang ahli, karena saya sangat awam untuk soal ini. Saya bicara dari sudut pandang newbie yang lebih melihat hal ini dari sudut praktis pragmatis. Untuk membuat website, saya harus menentukan sendiri lay out, merancang isi, bikin banner dll. Ada memang template gratisan yang bisa digunakan, namun tetap saja harus di-customized jika ingin sesuai dengan selera kita. Setelah itu, harus berburu tempat hosting gratisan, karena jika harus bayar, selain mahal untuk ukuran saya, juga agak ribet untuk urusan transfer dll, maklum tinggal di kampung! Yang agak merepotkan adalah ketika melakukan update, maka semua harus di upload ulang (biasanya via FTP). Ada memang cara agar tidak perlu upload ulang semua, yakni membuat website dengan menggunakan CSS. Tapi terus terang saya nggak menguasainya.

Semua saya lakukan dengan 'sabaarrr' sampai akhirnya saya menemukan blog. Ternyata menurut saya blog jauh lebih praktis. Semua serba otomatis. Registrasi nggak ribet, design pake template, dan hosting gratis otomatis di situ juga (saya pake blogger). Saya nggak perlu melakukan apa-apa lagi selain menulis (kecuali jika ingin melakukan kustomisasi agar blog kita sedikit beda dari yang lain). Dan, ini yang penting, untuk update content, nggak ada istilah upload ulang, karena seperti saya bilang tadi semuanya serba otomatis. Hebatnya, naskah bahkan bisa dikirim via email. Ini sangat membantu saya untuk menghemat biaya koneksi internet, karena pengiriman email hanya membutuhkan waktu beberapa menit, bahkan bisa dalam hitungan detik, tergantung banyak sedikitnya naskah.

Untuk Anda yang lebih jago, ada memang program khusus untuk mendesain blog sesuai selera Anda dengan menggunakan program semacam WordPress atau yang lainnya. Tapi buat yang rada-rada males seperti saya, mendingan pake yang gampang aja, nggak perlu terlalu banyak mikir soal desain dll. Kalau ada yang serba otomatis, kenapa harus ribet menggunakan yang lebih rumit? Paling tidak untuk sementara, sebelum kita punya waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk belajar. Selamat nge-blog.

waskami's picture

Sebenarnya

Jauh hari sebelum blog booming telah ada beberapa layanan untuk membantu orang membuat web dengan mudah. Contohnya tripod, geocities, dll.

Kalau layanan blog dianggap mudah hal ini tidak dapat lepas dari konsep blog masa kini yaitu sebagai 'catatan perjalanan' yang seharusnya sering di update.

__________________

Nyari beasiswa di sini aja