Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Belajar Dari NII Al Zaytun: Besar Pasti Benar?

kristenberea's picture

Ada satu ormas Islam yang tumbuh dengan sangat pesat bahkan spektakuler, yaitu Negara Islam Indonesia (NII) faksi al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari Darul Islam. Nama “Negara” dipakai karena struktur organisasi ini sama persis dengan struktur pemerintahan suatu negara. Disana ada jabatan presiden, menteri, gubernur, bupati dst (bandingkan dengan struktur organisasi Bala Keselamatan yang sama dengan struktur militer).

Nah, apa yang menarik dari NII Alzaytun ini?

1) mampu menarik simpati para pejabat negara dan artis sehingga hal ini dijadikan sarana untuk perekrutan anggota baru sehingga pada tahun 2004 jumlah anggota dewasanya sekitar 25.000 orang

2) mampu membangun pusat kegiatan yang besar dan megah yaitu Al-Zaytun dan diresmikan oleh presiden Habibi.

3) mampu membentuk jaringan yang luas, hampir di seluruh Indonesia dalam waktu yang singkat pula!

Apa yang membuat NII bisa sedemikian besar?

1) Mempunyai seorang pemimpin yang kharismatik yaitu Panji Gumilang. Ketika ia “khotbah” kata-katanya mampu mempesona pendengar seolah-olah mereka terhinoptis sehingga mudah percaya kepada setiap yang diucapkan oleh sang pemimpin. Kaum intelektualpun (baca mahasiswa) mudah percaya kepada pemimpin ini sehingga merelakan diri menjadi anggota kelompok ini.

2) Kelompok ini menggunakan kejayaan Islam sebagai sarana untuk mencari anggota. Agar kejayaan itu (pasti ada unsur kemakmuran dan kesejahteraan) dapat tercapai maka setiap anggota baru wajib memberikan “upeti”. Di tengah-tengah krisis ekonomi dan banyak masyarakat yang hidup susah, maka janji ini sangat ampuh untuk merekrut anggota.

3) Dari kesaksian mantan anggota NII, orang yang sudah menjadi anggota akan mengalami “cuci otak” melalui indoktrinisasi ajaran-ajaran Islam (tentu saja yang sudah disesuaikan dengan tujuan kelompok ini) sedemikian rupa sehingga tidak bisa menggunakan akal sehatnya lagi. Mereka menjadi orang yang lupa keluarga dan masyarakat di sekelilingnya (ekslusif) bahkan tidak segan menghalkan darah orang tuanya sendiri dan merampok.

Kontroversi NII
faksi al Zaytun

1. Kelompok ini telah menggelembungkan hasil pilpres 2004 untuk capres tertentu karena capres tersebut telah membantu kelompok ini.

2. Karena anggota cuma punyak kewajiban untuk memberi dan tidak punya hak untuk diberi maka para pengurus kelompok ini banyak yang hidup mewah dan berkelimpahan di tengah-tengah anggotanya yang banyak hidup dengan berkekurangan.

3. Banyak orang tua yang sungguh-sungguh menderita karena anak-anak mereka telah benar-benar melupakan orang tuanya. Ya, para orangtua ini benar-benar merasa kehilangan anak mereka.

Sumber :
Acara “Secret Operation” Metro TV, Rabu, 17 September jam 22.00 – 22.30 WIB

http://nii-alzaytun.blogspot.com/ (3 September 2008)

http://swaramuslim.net/more.php?id=2254_0_1_0_M

http://www.mail-archive.com/keluarga-sejahtera@yahoogroups.com/msg03413....

Sekarang, mari kita lihat di dunia kekristenan.Fenomena cepat tumbuh besar juga ada di kalangan gereja. Ada beberapa gereja yang tumbuh sangat pesat dan mampu membangun pusat kegiatan yang besar dan megah seperti NII. Dan kalau mau jujur, sebenarnya cara-cara yang dipakai oleh gereja-gereja tersebut mirip sekali bahkan boleh dikataka sema dengan cara NII:

1) Gereja-gereja seperti itu biasanya mengandalkan seorang pendeta/pemimpin yang kharismatik. Kata-katanya mampu menghinoptis jemaatnya sehingga mereka akan percaya mentah-mentah apa saja yang dikatakan sang pendeta walaupun sering tidak masuk akal dan tidak Alkitabiah sama sekali. Pendeta ini begitu mempesona jemaatnya sehingga dianggap tidak bisa salah. Kalau sang pendeta diusik dan kikritik oleh pihak lain, maka pengusik dan pengritik langsung dikatai: awas jangan mengakimi, apalagi menghakimi orang yang diurapi Tuhan, nanti Tuhan akan menghukum kamu, dsb.
Nah, orang-orang kristen yang tidak kuat dalam memahami doktrin-doktrin yang benar, akan mudah terbujuk dan terpengaruh dengan tokoh-tokoh yang berkharisma seperti itu!

2) Gereja-gereja seperti itu bisanya juga memberi janji yang menggiurkan kepada jemaatnya: misalnya kemakmuran (hidup berkelimpahan) dan mujizat. Kalau beriman kepada Tuhan pasti akan diberkati: sakit disembuhkan, utang dilunaskan, miskin jadi kaya, yang bodoh jadi pinter, staff jadi manager dst. Siapa yang tidak tergiur dengan janji-janji manis seperti itu?
Ayat-ayat seperti ini : Luk 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku, tidak pernah diberitakan.

Apalagi yang seperti ini:
Luk 6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.

Ayat favorit dari gereja-gereja seperti ini adalah:
Mat 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Berbeban berat = hutang, sakit penyakit, seret jodoh, seret rejeki, seret karier, dsb

Kelegaan = kemakmuran, naik pangkat, mujizat, gampang jodoh, dsb

Tetapi ayat berikutnya sering diabaikan...
Mat 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

3) Tanpa disadari, jemaat dari gereja-gereja seperti ini otaknya sudah “dicuci” dengan pengalaman-pengelaman sang pendeta yang spektakuler dan supranatural. Saat khotbah sang pendeta hanya mengutip ayat firman Tuhan sebentar saja dan sisanya diisi kesaksian-kesaksian sang pendeta yang luar biasa, sering bolak balik ke surga, jalan-jalan di neraka, diajar langsung sama Tuhan Yesus, bertemu Abraham dan sebagainya. Hasilnya adalah jemaat yang nggak tahu apa-apa tentang firman Tuhan. Kalau diajak membahas tentang ayat-ayat firman Tuhan dan sudah mentok maka jawaban dari jemaat seperti ini adalah: karena Tuhan sudah bilang sama pendeta ... maka pasti benar .....buktinya ..... pendeta bisa buat mujizat ini dan itu ..... Pendeta sudah “diberkati” ini dan itu dst.
Jangan coba debat pakai akal sehat dengan jemaat dari gereja seperti itu ... karena nggak ada gunanya... otaknya sudah diisi penuh dengan kata-kata pendetanya yang dianggap pasti benar!

4) Sama seperti anggota NII yang hanya punya kewajiban untuk memberi tetapi tidak punya hak untuk diberi, maka gereja-gereja seperti ini juga sangat menekankan persepuluhan tetapi mengesampingkan pelayanan diakonia kepada jemaatnya. Bayangkan kalau gereja seperti ini punya 1.000 jemaat dewasa dan masing-masing memberi persepeluhan Rp. 100 ribu / bln maka rata-rata setiap bulannya jemaat ini mendapat pemasukan Rp. 100 jt. Nah kalau punya 10.000 jemaat? Berapa juta pemasukannya? (Bandingkan dengan NII yang konon perbulannya dapat mengumpulkan Rp. 10 Milyar dari anggotanya)

Hasilnya luar biasa bukan? Untuk itu gereja-gereja seperti ini akan mudah membangun gedung gereja yang besar dan megah, tidak lupa full AC sehingga jemaat yang hadir akan merasa nyaman, apalagi dengar khotbah yang lucu, dan dongeng-dongeng yang indah ... membuat stress jadi hilang dan pikiran plong – plong. Firman Tuhan? Ah, itu urusan nanti saja yang penting Tuhan sudah “menjamah” hidupku!

5) Sama seperti NII, gereja-gereja seperti ini juga bersifat ekslusif. Nggak mau bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Mereka menganggap sebagai gereja yang dipenuhi Roh Kudus dan dibangun sendiri oleh Tuhan Yesus. Gereja yang lain kurang Roh Kudus dan dibangun oleh manusia. Kalau mengadakan KKR mereka mengajak gereja-gereja yang lainnya untuk ikut bergabung, tetapi kalau gantian gereja lain ngajak kegiatan, gereja seperti ini menolak bergabung! Nah, dengan cara seperti inilah banyak warga yang lemah doktrinnya akan mudah “dicaplok” sama gereja yang serba “wah” tersebut. Tetapi kalau dikatakan “mencuri domba” gereja seperti itu berkilah:”Siapa yang mencuri? Lha wong mereka datang dengan sukarela... salah sendiri mengapa nggak mau kasih “makan” domba dengan makanan yang “lezat-lezat”!
Nah, kalau demikian apa bedanya antara gereja yang pesat pertumbuhannya seperti di atas dengan fenomena NII?.

Benarkah gereja itu tumbuh karena Tuhan bekerja dibelakangnya? Silahkan pembaca menyimpulkan sendiri!

gkmin's picture

jangan terpesona dengan mayoritas...

tidak selalu yang minoritas benar, tapi jangan terpesona dengan yang mayoritas, mereka-pun belum tentu benar..., tapi memang lebih aman mengikuti yang mayoritas, sebab tidak banyak memancing "musuh".

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

__________________

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

adis's picture

AMAN / TIDAK AMAN .....

It wasn't depend on Aman atau Tidak Aman. It should be depend on Kebenaran Firman Tuhan yg diberitakan. So, apakah itu mayoritas atau minoritas, seharusnya bukan masalah yang mendasar.
antisehat's picture

one-to-one

pada akhirnya kita berhadapan one to one dengan Allah jadi... banyak atau pun sedikitnya teman... tidak akan berpengaruh... salam: www.antisehat.com
Coronahsfz's picture

Begitu ya??bru tahu..

GBU;)

__________________

GBU;)