Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anjing Yang Tak Pernah Menggonggong

iik j's picture

 

“Hei... aku dah cerita beberapa hal dan juga sedikit kesaksian tentang hidupku, sekarang gantian kamu cerita tentang hidupmu dan bagaimana kamu bertobat lahir baru beberapa tahun lalu itu?” pertanyaan ini aku ajukan kepada seseorang yang baru saja kutemui kamis kemaren. Tapi Dia hanya memberikanku senyuman, sambil berkata, “nggak ada yang istimewa, biasa saja, yaa.... aku pindah ke Kristen dan sekarang rajin ke gereja, hanya itu saja”

 

Yaaahhh!  Akhirnya pembicaraan kami selesai begitu saja, tidak ada percakapan lain lagi yang berarti, tetapi kami saling berjanji untuk bertemu suatu saat nanti. Selama perjalanan pulang ke rumah, aku mengingat setiap percakapanku dengannya, dan teringat tentang “satu hal” hal yang sempat menjadi salah satu perenunganku ketika liburan hari raya kemarin yaitu tentang “Anjing yang tak pernah menggonggong”

                                             ***

 “Heh... perasaan ada yang aneh ‘ne dengan anjing ini. Bener kan?” tanyaku pada Bazir

 “Apanya yang aneh...?” Bazir malah membalikkan pertanyaanku

“Hemmmmm... apa ya?Ehmmmm, kayaknya... kalau nggak salah aku nggak pernah dengar gonggongannya selama aku pulang, iya kan? Tanyaku lagi

 “Wah becanda kamu nduk! Kata lek Nuk menimpali omonganku

 “He’eh! Kayaknya feelingku bener kan?” kataku dengan ngotot

 “Iya... iya... udah! Daripada ribut pakai feeling segala, udah deh kamu bener, memang anjing ini nggak pernah menggonggong” kata Wahyu keponakanku yang satu lagi

 “Lhah! Kok bisa? Emang dia nggak bisa gonggong sama sekali? Emang dia bisu tuli? Mana ada anjing bisu tuli?” cerocosku sambil ketawa ketiwi

 “Udah udah... denger ya... ne anjing nggak bisa atau lebih tepatnya nggak pernah gonggong karena lek-mu yang satu itu selalu menampar mulutnya, setiap kali anjing ini menggonggong. Katanya sih, biar nggak ngributin tetangga. Dari sejak anjing ini kecil sampai sekarang, sampai akhirnya ne’ anjing berhenti menggonggong, mungkin kapok... he he... bahkan waktu ada tamu, kayaknya cuma beberapa kali aja, itupun waktu ada orang yang bener-bener dirasanya jahat kali” jelas Bazir panjanng lebar

 “Jahat sekali kalian ini, masuk kategori KDRT neh!! Wah jadinya nggak sesuai dengan namanya donk!! Namanya Nero kan? Sesuai dengan geng yang ada di Juana sini. Geng Nero yang asli aja bikin heboh orang se-Indonesia, lha kok anjing yang namanya nero malah letoy kayak gini!!! Payah!!!”

 “Walah....!!!” sahut semua orang sambil tertawa

                                                                             ***

Hemmmm... aku merenungkan atau tepatnya memikirkan hal tersebut selama beberapa saat sambil duduk di bawah pohon mangga ditunggui si Nero yang duduk melingkar manis di dekat kakiku

Kasihan juga nero ini... ditakdirkan jadi hewan yang menggonggong tapi kok malah membisu kayak begini

Tuengggggg..... apa bedanya dengan orang-orang yang ‘merasa’ sudah dipilih Tuhan untuk jadi umatNya? (bukan menyamakan dengan anjing lho.... tapi suatu perlakukan dan sebab akibatnya, itu yang kurenungkan)

Untuk orang-orang yang disebut "orang percaya" seharusnya keberadaan mereka sesuai dengan yang tertulis "standar" di Kisah Para Rasul 1:8, Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Kehidupan seseorang yang dikatakan percaya dan menerima Roh Kudus sungguh-sungguh seharusnya berubah total 100%!! Itu tak bisa disangkal!! Standar ini seharusnya bukan hanya ada pada jaman Kisah Para Rasul saja, tetapi sampai sekarang, karena Tuhan kita sama dulu, sekarang dan selamanya.

Tetapi apa yang terjadi? Terutama setelah dikatakan bertobat lahir baru? Beberapa orang memang menjadi luar biasa, diubahkan, bertumbuh dan hidup berkemenangan, tetapi sisanya? Benarkah ada kuasa? Kalau itu benar, mengapa tidak terjadi apa-apa? Mengapa mereka tidak melakukan apa-apa? Bahkan beberapa orang malah sudah berhenti melakukan apapun yang di firmankan Tuhan karena merasa gagal, tidak berguna dan mustahil,,,.... walah!!!! Bukan berarti meragukan atau mempertanyakan Tuhan yang empunya Kuasa, tapi 'orang atau pribadi' mereka itu lho...  Satu teman "yang katanya sudah bertobat lahir baru dan aktif pelayanan" bahkan hanya mampu memberikan kesaksian bahwa mujizat indah yang dia lihat terakhir ini adalah tentang anjingnya jenis chi hua hua, yang bisa beranak empat (biasanya cuma tiga), dan bisa hidup setelah dioperasi Caesar yang memakan biaya hampir 2 jutaan. Kesaksian indah macam apa pula ini... loe' kaya sih.. coba miskin, mati 'tu anjing... umpatku!!  

Bahkan lebih parahnya lagi! Beberapa orang malah mulai memberikan nasehat yang kelihatan berhikmat, tetapi sebenarnya menjauhkan orang yang sedang bersemangat kepada Tuhan itu untuk perlahan-lahan berhenti dan mati seperti dia. Dengan alasan ntar banyak gereja ditutup kalau kamu semangat menginjil!! What’s!! Ini nasehat tergila yang pernah kudengar, karena jelas-jelas ada Perintah Tuhan untuk pemberitaan Injil ini di Alkitab!!! Lalu, ingat kuliah (bagi temanku yang masih kuliah), atau ingat masa depan (bagiku)... toh kita bisa memberitakan Injil hanya melalui perbuatan baik, tanpa perlu membuka Firman atau mengajak seseorang ke gereja!! (Ini nasehat iblis, jadi jangan diikuti!!!), karena Firman Tuhan di Matius 6:33 jelas katakan, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Tuhan dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu dan juga di Yesaya 64:6, Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tuhan nggak berkenan pada perbuatan baik atau bahkan pelayanan yang hebat namun palsu, yang dilakukan hanya sebagai topeng penghindaran dari keharusan melakukan kehendak Tuhan!

Iblis dengan segala tipu daya, dengan segala cara, bujukan, telah berhasil membungkam mulut-mulut yang seharusnya bersuara, yang seharusnya meneriakkan Firman Tuhan!! Memadamkan kuasa yang seharusnya berkobar di hati setiap orang yang disebut “orang percaya” itu!! Memadamkan api yang seharusnya menyala dan menerangi duni itu!!!

Hasilnya? Tidak mengherankan kalau sebagian besar kekristenan menjadi kekristenan yang bisu dan tak menghasilkan apa-apa bagi Kristus dan Kerajaan Sorga! Mengaku diri “mengikut Kristus” tapi tidak “menyalak dan menyerang” dosa dan kejahatan, tetapi justru bersahabat dan berkompromi dengan dunia, apalagi bicara kepada orang di luar sana tentang murka Tuhan yang siap tercurah bagi orang yang belum mengenal Tuhan dan hidup dalam kuasa dosa... mimpi kali ye....

Kenyataan ini tidak jauh-jauh dariku. Aku melihat orang-orang yang kukenal dengan baik, “dibebaskan dari dosa” menjadi “hebat”, tetapi sayangnya hanya sesaat saja. Setelah itu? Waktu kesukaran, kesulitan, tantangan, dan serangan-serangan dari sekitarnya datang, mereka berhasil terbungkam dengan sukses!!! HAHHHH!!!! 

Puji Tuhan, kalau mereka bisa bangkit dari keadaannya, tetapi menurut survey, pengamatan, dan penanganan jarak dekat yang sering kulakukan (cieee.... 'sok banget neh...), yang kebanyakan terjadi justru mereka menjadi ‘trauma’ setelah menghadapi fakta ujian kehidupan dalam Tuhan yang se-abreg meski ada banyak ayat Firman Tuhan yang telah dibagikan dan dorongan-dorongan tiada henti yang diberikan supaya mereka bisa bangkit. Tetapi, bukannya bangkit, mereka malah memilih untuk berhenti. Akhirnya? Perlahan namun pasti, fokus mereka mulai teralihkan dari nyala api itu kepada diri sendiri, masalah dan akhirnya perlahan-lahan namun pasti goyang, meredup dan padam!!

Setelah itu? Ya... bisu deh!! Persis Nero anjing malang di kampungku yang tak pernah menggonggong itu, yang berbanding terbalik dengan “Si Hitam” anjing di rumahku Semarang! Nero ini memang baik, manis, bersahabat, tidak menakuti siapapun, tidak menyerang siapapun, tetapi dia tidak memberikan perlindungan dan penjagaan seperti yang sudah ditakdirkan baginya! Hanya lari kesana kemari, bermain dan sejenisnya, terus suatu saat nanti kawin, bunting, beranak, dan.... mati deh! itu dengan catatan kalau kakakku  tidak dengan tiba-tiba terasuki hasrat ingin membuatnya jadi rica-rica anjing... riwayatnya akan berakhir seketika itu juga... ha ha ha...

Tawaku terhenti karena tiba-tiba tersadar kalau aku juga bisa menjadi seperti itu juga. Terdiam, terbungkam, menyerah, padam, habiskan umur untuk diri sendiri, menikah, punya anak, cucu, berharap life happily ever after..., lalu mati,  tetapi tanpa benar-benar menjadi dan menjalani “kehidupan panggilan” yang ditetapkanNya bagiku.

Wah... pelajaran juga neh... aku  jadi teringat satu Firman Tuhan yang menuliskan sekalipun ia menganggap dirinya berbahagia pada masa hidupnya, sekalipun orang menyanjungnya, karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya. Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan (Manusia 49:18-20).

“Hoi.... ik... kamu mau burung dara goreng nggak...! Ne’ burung daripada keliaran nggak jelas aku tangkap dan goreng aja... enak lho... cepetan sini!!!!” teriak kakakku

 Nah lo... baru aja terpikir, sudah muncul contoh nyata-nya!! Ha ha ha!!!

                                                                    ***