Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Anak atau Hamba

smile's picture

Anak Atau Hamba?

Seringkali hati ini mengatakan, apa statusku dihadapan Allahku? Sebagai Anak atau Hamba? Dalam bekerja pun kita tentunya tahu dengan pasti kedudukan kita dalam perusahaan tempat kita bekerja tersebut. Sebagai Manager kah, sebagai supervisor kah, sebagai admin atau lainnya.

Karena kita tentunya akan bekerja sesuai dengan kedudukan apa yang kita emban. Bagi saya itu tak jauh berbeda dengan status kita dimata Tuhan.

Pernahkah anda mengalami hal tersebut? Saya merasakan hal itu terjadi pada keimanan saya . Menurut saya, Yesus dilahirkan dan ada buat kita secara nyata didalam dunia, status kita bukan lagi sebagai hamba dimata Tuhan kita setelah keberadaanNya. Sebelum Yesus ada dan dilahirkan secara nyata ke dunia, hubungan antara manusia dan Tuhan adalah hubungan antara hamba dan tuannya. Kenapa saya katakana demikian, karena sejak jaman Abraham, sampai dengan Musa, semuanya menganggap Allah itu adalah Tuan, dan mereka adalah hamba.

Tidak setelah Yesus dilahirkan dan ada secara nyata untuk kita, Yesus juga diutus oleh Bapa, sama dengan kita menganggap Allah adalah Bapa kita,..Dan Bapa itu kita kenal dalam nama Yesus Kristus tentunya. Benarkah demikian?

Jika ya tentunya kita adalah anak . Kenapa saya mempermasalahkan status ini?

Karena bagi saya , anak tidaklah sama dengan hamba. Anak berjiwa hamba adalah baik, tetapi hamba berjiwa anak belum tentu baik. Jika kta dalah hamba, tentunya kita akan lebih berhati hati dengan maksud, hubungan antara hamba dan Tuan tidak lebih baik dan seleluasa anak dengan Bapa. Jika meminta pun tentunya lebih enak sebagai anak karena tidak mungkin Bapa akan memberi ular ketika anaknya meminta ikan. Jika untuk hamba? Bisa saja terjadi.

Saudara saudara terkasih dalam Tuhan, blog ini saya buat bukan untuk menunjukkan siapa benar dan siapa salah, siapa yang harus dicaci dan siapa yang harus dimaki, blog ini dibuat murni agar setiap kita bisa menuangkan pemikirannya atas dasar iman, logika dan rasio masing masing pribadi, agar terbentuk suatu kesimpulan akhir yang bisa menguatkan satu sama lain, bukan menjatuhkan atau membuat kebingunagn untuk semuanya.

Kita lanjutkan lagi bahasan kita tentang anak dan hamba.

Ketika Yesus berdoa :
Matius 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

Terbukti disitu bahwa Yesus berdoa sebagai seorang anak kepada BapaNya.
Bukan Hamba kepada Tuannya.Saya mengatakan Hamba dan bukan budak. Dimanakah perbedaannya ? Hamba tidak dibeli, budak dibeli. Maka dari itu ada istilah budak belian bukan hamba belian. Dan juga seorang hamba belum tentu budak tapi seorang budak sudah pasti seorang hamba.

Jika Yesus pun berdoa kepada Bapa, bukan kepada tuan, berarti kitapun berdoa dan percaya kepada Nya bukan kepada Tuan. Kita dikasihi Kristus, seperti Bapa mengasihiNya. Jika kita mempunyai mental sebagai hamba, tentunya kita ini lebih mempunyai sedikit hak daripada seorang anak.

Allah mengasihi kita, Yesus mengasIhi kita, seperti dalam Firman Tuhan tentang “ ANAK YANG HILANG “ (yang mana ada dalam kitab perjanjian baru, dan bukan kitab perjanjian Lama ) bukan “HAMBA YANG HILANG “

Jika kita merasa yakin kalau kita ini adalah anak, , tentunya kita harus menjadi anak dan bukan menjadi hamba dihadapan Bapa kita. Kedudukan kita ini sebagai anak, pewaris tahta dan kemuliaan surga, bukan sebagai hamba yang belum tentu diwariskan tahta dan kemuliaan Surga.

Kadang saya suka merasakan tidak pantas, karena saya selalu berpikir saya ini adalah hamba. Hanya seorang hamba dan bukannya seorang anak, itu yang menyebabkan saya merasa tidak pantas dan tidak percaya diri dihadapan Tuhan.

Pentingkah ini dibahas? Bagi saya ini amatlah penting, karena dengan kepastian-lah kita pun bisa merasa yakin dan mantap siapakah kita dihadapan Allah Bapa kita.
Kembali saya tuliskan, dalam setiap firman yang tertulis dalam kitab suci kita, yang Tuhan Yesus katakan atau Tuhan Yesus firmankan, selalu menunjukkan hubungan antara anak dan bapa. Itulah yang mendasari saya untuk bersikap sebagai anak.yang berhati hamba dan bukan hamba yang berhati anak.

Contoh lain setiap firman yang Yesus katakan menyangkut tentang hal tersebut :

Matius
26:42
Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!
 
Matius
7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah

Matius  5
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah.

Matius  5
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Matius  8
8:12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Matius  9
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.


Matius  18
18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun
dari anak-anak ini hilang."

Namun ada satu ayat yang membuat saya menjadi sedikit berpikir :

Matius  15
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh

Hal itu menunjukkan hubungan antara seorang hamba dan seorang Tuan, Kenapa itu terjadi, karena ketika jaman itu orang belum terlalu mengenal Allah dalam wujud Yesus Kristus. Jika kita telah mengenalnya, maka kita tidak perlu lagi berkata seperti wanita dalam firman tersebut diatas.

smile....Yang penting hati kita !” “Bersikaplah rendah hati, bersikaplah sebagai anak, hamba dan juga sahabat !”

smile menjawab : “ Ya, bisa saja, tetapi tentunya yang terutama sebelum kita melakukan semua status dan kedudukan itu, kita harus tahu hal mendasar yang paling pokok, tentang kedudukan apa yang kita sandang? Kita harus tahu kepastiannya, karena keselamatan pun adalah suatu kepastian yang bukan setengah setengah atau suam suam kuku, atau sekedarnya saja. Semua itu “ Pasti “. Ya, adalah ya, dan tidak adalah tidak. Tidak bisa ada kata “ MOU “ atau istilah “GAMPANG DIATUR”.

Kepastian lah yang paling utama tentunya.
Jika kemudian ada yang mengatakan, untuk apa status jelas tapi kita tetap tidak hidup dalam Tuhan? Semua itu bisa saja terjadi, tetapi tentunya tidak untuk semua orang. Jika kita sudah tahu kita adalah anak, kita harus tahu bagaimana bersikap kepada bapa kita.
Bagi saya status ini menguatkan iman percaya kita, dan itu yang membuat kita yakin bahwa kita adalah anak yang dikasihiNya dan kita layak untuk diselamatkan dan menjadi anakNya.

Kesimpulan akhir :

*Kita adalah anak anak Bapa, bukan lagi hamba.

*Jaman Abraham sampai dengan Musa, hubungan antara manusia dengan Allah adalah hubungan antara Hamba dan Tuan.
*Jaman Yesus Kristus sampai dengan saat ini, hubungan manusia dengan Allah, adalah hubungan anak  dengan Bapa.

*Untuk itu sekali lagi kita harus yakin kalau kita ini adalah anak, bukan hamba, dan sebagai anak tentunya kita tahu harus bersikap dan bertingkah laku sebagai anak, dan bukan sebagai hamba.

*Status anak lebih dibanding status hamba.

 

smile
March 02nd-2010

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

PlainBread's picture

Budak Belian dibeli Majikan Baru

Dahulu kita adalah hamba dosa:

Rom 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Bahkan bukan saja hamba dosa, tetapi juga "children of wrath" by nature:

Ef 2:3 among whom also we all once conducted ourselves in the lusts of our flesh, fulfilling the desires of the flesh and of the mind, and were by nature children of wrath, just as the others.

Hamba juga budak. Kata yang sama dipakai di alkitab yaitu doulos. Kita dibeli dengan darah yang mahal oleh Tuan yang baru:

1 Pet 1:9 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat

Kita tidak lagi menjadi budak dosa, tetapi dibeli sama Tuan yang baru, dan menjadi budak Dia. Jadi status kemerdekaan itu selang waktunya sedikit, yaitu antara perpindahan majikan, dari majikan lama ke majikan yang baru:

Rom 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Rom 6:18 Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.

Apakah kita anak2 Allah? Iya. Budak2 belian alias pembantu rumah tangga yang diangkat jadi anak alias diadopsi jadi anak oleh Majikan yang baru:

Rom 8:15 For you did not receive the spirit of bondage again to fear, but you received the Spirit of adoption by whom we cry out, "Abba, Father."

Apakah status kita sebagai hamba, pelayan atau budak masih ada? Masih. Paulus tetap dipanggil sebagai hamba Kristus:

Rom 1:1 Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.

Yohanes di pulau Patmos tetap dikatakan sebagai hamba oleh malaikat yang menemuinya di dalam penglihatan dia:

Wah 22:9 Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!"

Jadi jangan kita berbangga hati karena disebut anak2 Allah, karena sebenarnya kita anak2 adopsi, yang awalnya adalah para pembantu rumah tangga yang diadopsi oleh Bapa, majikan kita yang baru.

Majikan Yesus Kristus: "Ayo balik kerja lagi sana!"

PlainBread: "Baik, Juragan"

 

The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread

smile's picture

PB : Jika anda hamba, saya anak

PB:Dahulu kita adalah hamba dosa:

Rom 6:17 Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Smile :Hamba Dosa tidak sama dengan hamba dari seorang tuan.Kita Hamab dan dosa itu tuan kita. Itu benar dalam konteks bahasan berbeda. Yang saya maksud disini adalah status kita dimata Tuhan, sebagai anak atau hamba.

PB :Jadi jangan kita berbangga hati karena disebut anak2 Allah, karena sebenarnya kita anak2 adopsi, yang awalnya adalah para pembantu rumah tangga yang diadopsi oleh Bapa, majikan kita yang baru.

smile : Wah, saya tidak menganggap saya adalah hamba,...Biarkan Paulus dengan kehambaanya, tapi saya merasa jadi anakNya, dan bukan sekedar hamba seperti yang anda katakan.

Kita tidak membicarakan awal, dan yang lalu,..kita tentunya tidak selalu harus melihat kebelakang, mengingat yang tak perlu kita ingat. Jika selalu bermental hamba, bagaimana anda akan jadi anak?

Tapi it's oke,..itu pendapat anda, dan itu yang terjadi pada saya dulu,..selalu merasa minder dihadapan Allah, karena merasa jadi hamba. Dan sekarang,..maaf,..dengan bangga saya merasa menjadi anak,..karena Allah begitu mengasihi kita, sebagai anakNya, bukan sebagai hambaNya. Jika tidak berbangga hati menjadi anakNya, buat apa lagi kita mengikuti Dia?

Kita anak Raja, bukan anak pengemis,..kita berbeda karena mengenal Dia, dan kita yakin hidup kita tak akan sama lagi setelah mengenal Dia sebagai bapa kita, dan kita sebagai anakNya.

 

smiLe LoVe JeSuS CHRisT

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

PlainBread's picture

@Smile Mental Hamba dan Kesombongan Anak

Jangan karena ada hamba yang minder, akhirnya status hamba jadi dicoret. Jangan karena ada anak yang sombong, akhirnya status anak jadi dipertanyakan. Output jelek dari suatu hal tidak otomatis disebabkan dari kesalahan input. Bisa jadi ada error selama proses dari input ke output.

Buat saya, anak dan hamba merupakan status privilege yang dimiliki setiap orang kristen. Saya belajar kapan dan bagaimana saya berlaku sebagai anak Bapa (anak <-> bapa), kapan dan bagaimana saya berlaku sebagai hamba Tuhan (hamba <-> Tuan). Tidak ada pertentangan di antara keduanya. Detailnya bisa anda baca di sini.

 

The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread

hiskia22's picture

@smile

Kita adalah anak. kita adalah hamba.

Kita adalah anak Allah dan hamba manusia.

Kita adalah anak Allah yang melayani manusia.

Kita adalah anak yang memiliki hati seorang hamba.

GBU 

__________________

GBU

smile's picture

Hiskia :hanya satu yang berbeda

Hiskia22 :

 

Kita adalah anak. kita adalah hamba.

menurut smile :Kita adalah anak dan bukan hamba

Kita adalah anak Allah dan hamba manusia.

menurut smile : Kita adalah anak Allah dan hamba manusia = setuju

Kita adalah anak Allah yang melayani manusia = setuju

Kita adalah anak yang memiliki hati seorang hamba = sangat setuju

GBU 2...

 

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

Vantillian's picture

Lukas 17

Lukas
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

 

smile's picture

Vantill : itu namanya kurang ajar

Vantillian,...

ini menurut saya,..Ayat dari FT yang anda berikan itu adalah perkataan Yesus kepada para muridnya,..agar hamba hambaNya itu bisa mengerti dengan apa yang Dia firmankan, karena memang status Murid murid adalah utnuk melayani,.. Bukankah begitu?

Jika kita anak yang berhati hamba luarbiasa, tapi jika kita hamba yang berhati anak,mungkin namanya kurang ajar,..hihihii

 

smiLe LoVe JeSuS CHRisT

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"