Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Aku Diusir Karena Percaya Yesus!

gsm's picture

Katakan saja namanya Robert, sejak kecil sudah ikut dengan pamannya yang tinggal di Semarang sebagai Pengusaha sukses. Robert diberi pekerjaan sebagai penjaga salah satu Pom bensin milik Pamannya, bukan direktur tetapi yang menjadi salah seorang pengisi BBM kepada pelanggan.

Setelah Robert menikah dia tetap tinggal di rumah Pamannya tersebut yang disediakan sebagai tempat tinggal bagi beberapa karyawan. Karena status keponakan yang dia sandang jadi si Robert tidak perlu membayar sewa seperti karyawan lainnya.

Setelah Robert memiliki 5 orang anak, pikulan ekonomi juga ternyata semakin berat untuk ditanggungnya. Sehingga dia harus mencari pekerjaan tambahan di malam hari. Setelah mencari ke sana ke mari, dari pintu ke pintu dia coba tawarkan jasa....lah kok kayak lagu Ebit G Ade....tapi tidak seorang pun yang bersedia menerima dia sebagai pekerja.

Maklum karena bermodalkan ijazah SMP bagaimana mungkin bisa dapat pekerjaan yang lebih baik, menjadi pengisi BBM saja hanya karena belas kasihan dari Pamannya.    Dalam pencarian pekerjaan itu akhirnya Robert bertemu dengan seseorang yang menyebut diri Hamba Tuhan, yang penuh simpati mendengarkan keluhan dan tantangan hidup yang sedang dia hadapi untuk menghidupi ke lima anak-anaknya dan istrinya yang baru satu itu (emang mau nambah???)

Setelah perbincangan beberapa waktu yang dilanjutkan dengan pertemuan selanjutnya (kayak sinetron) akhirnya si Robert menemukan damai sejahtera di dalam Kristus yang sudah diterimanya menjadi Tuhan dan Juruselamat pribadi. Dia pergi ke gereja dan membawa anak-anak dan istrinya bersama untuk pergi beribadah kepada Allah.

Namun sang Paman ternyata tidak merestui iman yang baru didapat sang Ponakan, karena Sang Paman baru saja pergi ke Tanah Suci untuk melengkapi keutuhan iman yang diyakininya. Maka keluarlah "Dekrit Paman" yang bunyinya, "Kamu tidak boleh tinggal di sini lagi kalau tidak mau meninggalkan imanmu yang aneh itu!"  Sang Ponakan dengan berani mengatakan kepada Pamannya, "Baiklah Paman, saya akan mencari kontrakan saja!"

Si Robert tidak sadar ternyata maksud Sang Paman adalah juga tidak boleh lagi bekerja kepadanya dan harus keluar dari garis keluarga. Dia diberi waktu selama 3 hari untuk mengemasi seluruh barang-barangnya yang memang tidak seberapa.....dan pergi ke tempat lain.....

Akhirnya si Robert mendapat desakan dari Sang Istri tercinta, katanya: "Udahlah Mas, kita gak usah ke gereja lagi dari pada diusir seperti ini lebih baik kita jangan ke gereja dulu sampai nanti kalau sudah mampu secara ekonomi!" Hm...bijaksana juga saran kamu sahut Robert menimpali perkataan istrinya.

Setelah Robert berniat mengikuti saran istrinya, dia pergi meminta saran dari penasehat spiritualnya yang baru yaitu bapak pendeta. Pak Pendeta terkejut mendengar uraian jemaat barunya tersebut. lalu Pak Pendeta memberi saran bahwa kalau menyangkal Yesus maka Dia juga akan menyangkal kita di surga.

Si Robert semakin bingung karena tidak tahu harus bagaimana....dan akhirnya sang pendeta mengambil resiko sebagai gembala yang baik dan mencarikan tempat tinggal yang gratis di perumahan yang sudah tidak populer sehingga untuk tinggal tidak perlu membayar karena jauh dari pusat keramaian.

Si Robert setuju demi mempertahankan imannya kepada Kristus....namun setelah memperhitungkan segalanya....untuk membiayai ke 5 anaknya dan istrinya....Robert perlu pekerjaan tetap....dan dia bingung harus mengikuti siapa.....Pamannya atau Pendetanya.

Adakah diantara pembaca SS yang bisa memberikan jalan keluar kepada teman kita yang satu ini.....???? please!

__________________

Carilah domba yang hilang, sampai dapat! (Lukas 15:4)

Arema's picture

Sayang Robet ijasanya SMP

Sayang Robet ijasanya SMP kalau STM  bisa ajak...tapi mau tak kerja di luar negri...?saranya ikut Pendeta..karena upahmu besar di sorga GBU

gsm's picture

Carilah domba yang hilang,

Carilah domba yang hilang, sampai dapat! (Lukas 15:4)
__________________

Carilah domba yang hilang, sampai dapat! (Lukas 15:4)