Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Akar Pahit

y-control's picture

Sebuah pepatah mengatakan, “seberapa lamapun Anda merawat kepahitan, ia tidak akan pernah membaik.” Semakin lama kepahitan dibiarkan, kepahitan justru akan berakar menjadi akar pahit alias dendam. Kepahitan disebut dapat berakar, artinya, kepahitan itu bukan hanya makin tertanam kuat dalam hati seseorang, tapi juga dapat menyebar, menjerat, dan mengisap serta menjadi sandungan untuk orang lain. Tak kurang kita mendengar atau melihat kisah-kisah ala Romeo dan Juliet, kisah dua keluarga yang terus memelihara akar pahit sehingga berkembang menjadi dendam. Yang aneh tentang dendam turun temurun ini adalah, dendam itu sering kali dipicu oleh kepahitan satu orang, tapi bisa menyebar sampai beberapa generasi yang bahkan tidak terlalu tahu menahu tentang peristiwa pahit yang memicu perselisihan itu.

Alkitab menyatakan agar jangan sampai ada akar pahit di antara orang Kristen. Akar pahit dikatakan dapat menimbulkan kerusuhan. Ini karena akar pahit hanya akan membawa kebencian dan permusuhan. Kepahitan adalah seperti duri. Bisa melukai semua orang tanpa pandang bulu. Saat rasa benci, kecewa, dan rasa tidak puas itu dipelihara, hal tersebut juga akan menjadi duri yang terus tumbuh, siap melukai orang-orang di sekitar kita. 
 
Akar pahit muncul saat kita memberi kesempatan benci dan kecewa itu tumbuh. Kita mungkin tidak bisa menghalangi orang lain menyakiti kita, tapi kita dapat berusaha agar rasa sakit itu terus tumbuh menjadi kepahitan. Meski ayat ini sudah sangat sering disebut dan dihafal orang Kristen, ingatlah juga jika Yesus berjanji bahwa Ia akan memberi kelegaan pada siapapun yang mau datang kepada-Nya. Menyerahkan kekecewaan dan luka hati Anda pada Tuhan adalah privilege luar biasa yang bisa didapatkan orang percaya. 
 
Anda juga boleh menceritakan kekecewaan Anda pada orang yang tepat. Perhatikan, bukan kepada setiap orang atau bahkan kepada orang terdekat, tapi kepada orang yang tepat. Jika orang itu bukan orang yang tepat, maka bisa-bisa kekecewaan Anda justru bertambah. Tapi, sekalipun dia orang yang tepat, bukan berarti dia diciptakan hanya untuk menjadi tempat keluh kesah Anda. Artinya, Anda juga harus bisa membatasi kekecewaan Anda. Jangan jadi cengeng atau terus meratapi pahitnya hidup Anda, tapi berikan batas sampai kapan Anda kecewa. Pada saatnya, Anda tetap harus bangkit dari kepahitan itu.
KEN's picture

terima kasih y-control

Anggap saja saya punya akar pahit.

Sekarang lalu apa?

Apa lalu saya berdoa minta Tuhan kuatkan?

Setelah berdoa lalu apa lagi? Hidup seperti sedia kala? Mengampuni mereka memang.

Lalu hal itu terjadi lagi.

Lalu apa yang saya lakukan?

Berdoa lagi?

Setelah berdoa apa lagi?

Lalu terjadi lagi.

Lalu apa yang akan saya lakukan?

Berdoa lagi?

Setelah berdoa apa lagi?

Lalu hal itu terjadi lagi.

bla

bla

bla

bla

Saya harus mengampuni mereka tanpa batas.

Lalu apa lagi?

Diam?

Terjadi lagi.

Lalu saya harus diam?

Tak boleh bicara bahkan mengkritik?

Siapa yang curhat sama Anda?

Anda merasa saya curhat di blog?

Terserah anggapan Anda.

Anggapan saya, saya mengkritik dan berbicara kebenaran yang tidak bisa didengar oleh telinga2 bebal!

 

 

KEN's picture

Saudara @y-control,

Saya ingin sekali mengkritik Anda banyak hal dari awal, namun saya enggan melakukannya, karna apa, karna saya tahu Anda tidak akan merespon bahkan menganggap diri benar sendiri dengan mengutarakan banyak kalimat yang menyembunyikan diri yang hanya berani menyembulkan kepala sementara badan Anda berada di dalam tong.

Untung saya dilahirkan sebagai seorang Ken, yang tidak sepengecut Anda.

Marvin's picture

@ken

hai ken,

sepertinya anda terkesan memiliki kritik yang menjatuhkan.

boleh tahu apa??

tapi jika anda kristen,,buatlah kritik yang membangun..

hidup adalah bagi Kristus,kematian adalah suatu keuntungan.

thx

antisehat's picture

otak tidak melupakan

dear Y-Control,

mungkin... cara treatment akar kepahitan adalah:

1. berdamai dengan Tuhan, (mengampuni Tuhan mungkin?)

2. berdamai dengan diri sendiri, (mengampuni diri sendiri)

3. berdamai dengan penyebab akar pahit

4. mulai sekarang dan seterusnya,

    mengarahkan pandangan tiap detik kepada masa depan,

     sebab katanya otak tidak di design untuk melupakan...

 

___________________________ 

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com