Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Untung anak saya cuman 3…
Anak kami ‘cuma‘ 3, laki-laki semua,
mengapa saya bilang cuma 3?, bisa dibilang, bagaimana kalau ada 10, gimana kalau 15, gimana kalau 100, gimana kalau 1000?
Terpikir sekilas wah bisa menyenangkan, meriah, tapi juga bisa akan banyak hal sebaliknya.
Dalam keseharian ke-3 anak kami yang masih kecil ini, banyak hal lucu yang terjadi, hal menyenangkan dan juga hal yang menguji kesabaran, membangkitkan emosi dan marah.
Setiap hari rasanya selalu saja ada hal-hal yang membuat saya merasa kesal, ingin marah kepada mereka. Hari ini si Sulung yang berulah, besok si Tengah yang ngambek, lusa si Bungsu yang aneh-aneh. Kadang bisa dalam 1hari, ketiganya berulah membuat saya ingin marah, marah beneran, dan menghukum mereka.
Sekilas hal-hal itu merupakan hal yang wajar bagi kita semua yang sudah mempunyai anak, atau keponakan. Orang bisa bilang “Ya biasaaa, namanya juga anak-anak..“
Bagi saya, yang tergolong cepet marah karena hal-hal tadi, banyak hal-hal yang saya anggap salah, salah mengerjakan tugas, melalaikan tugas, tidak mendengarkan nasehat, tidak mendengarkan perintah dengan baik, atau tidak menurut, membantah, membuat saya marah, alias Cepat Marah.
Tetapi di sisi lain, kalau saya marah, juga kasihan meliat mereka, saya juga kuatir meninggalkan bekas luka yang dalam dihati ank-anak saya.
Pelajaran yang berkesan buat saya, dalam setiap saya marah, selalu terbersit kata-kata
“Setiap hari, selalu bikin papa marah, selalu ada aja yang bikin papa marah,…” dan juga sering terucapkan.
Anak saya diam, dan kalau ditanya “Memangnya, senang kalau papa marah ?,” mereka menjawab “Tidak“.
Saya sadari memang masa kecil banyak hal yang tidak sengaja, tidak terpikir, bahwa apa yang diperbuat akan membuat orang tua saya juga marah. Baru sadar setelah ditegur, setelah dimarahi.
Kalau saya dimarahi, sering juga ada hukuman, tidak boleh ini, tidak boleh itu.
- Ada hukuman yang dikenakan atas kesalahan saya,
- ada penundaan atas hadiah yang semula dijanjikan,
Saat saya memarahi anak saya, Saya seakan mendengar kata-kata saya sendiri, dan juga seperti menerima kata-kata itu untuk untuk saya. Seperti jawaban atas pertanyaan, hal-hal yang tidak saya mengerti akan Kasih Tuhan Bapa.
Perumpamaan Tuhan Bapa, sebagai Bapa, memberikan banyak penjelasan dari sisi saya sebagai ayah dari anak-anak saya yang CUMA 3 ini, yang 3 saja sudah bikin saya sering marah-marah, Bagaimana dengan Bapa kita yang di surga yang punya anak sedemikian banyak di bumi ini, 5 atau 6 Milyard penduduk bumi sekarang ini.
Tiap hari kita, saya, berbuat hal-hal yang tidak boleh, tidak nurut, membantah, melawan, mengingkari Bapa kita di Surga. Dari sisi manusia, Wajar bila kita dihukum, wajar bila berkat-berkat ditunda, dibatalkan.
Sedemian berat dan sulit untuk mengampuni, untuk kembali memeluk orang yang kita anggap menyebalkan, yang berbuat tidak menyenangkan kita,
Tetapi bila yang lebih mudah bagi kita, bila kita kembali memeluk anak kita yang barusan kita marahi, yang barusan kita hukum, Sebagai manusia, Kita sebagai orang tua, tetap akan memaafkan anak-anak kita, bila anak-anak kita menyadari kesalahan mereka.
Terlebih Bapa kita di Surga, menunggu kita untuk kembali minta ampun, untuk merayu Bapa, mengambil hati, dengan memuliakan nama Dia, menyanyi pujian untuk Bapa.
Sekali lagi,… Untung anak saya cuman 3, kalau ada 10, gimana nanti kesabaran yang saya perlukan ??
rd
- Rudy Dwiantoro's blog
- Login to post comments
- 3774 reads
@rd, smoga figur bapa tidak dirusak oleh tayangan TV anak.
@rd, sebagai seorang bapa, memang figur bapa telah dirusak oleh tayangan TV yang ditonton anak-anak. Tidak semua film anak-anak yang ditayangkan TV mendidik, tapi malahan merusak figur bapa didalam pikirannya.Juga buku komik anak-anak banyak gambar dan jalan ceritanya tidak mendidik a.l Sin Chan.Belum lagi CD anak-anak yang bajakan,film-film kartun, perlu dicermati bagi orang tua yang masih mempunyai anak-anak kecil...
Efesus 6:4,Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.
Kemarahan seorang Bapa menyebabkan luka batin bagi anak , dimana kemudian hari si anak mendendam yang menghambat pertumbuhan rohaninya. Untuk itu perlu meminta kasih Tuhan, kasih Bapa yang mengalir dan mengalir memenuhi rumah tangga kita. Tanpa kasih Bapa tidaklah dapat membina rumah tangga untuk menjadi terang dan garam dunia, dimana mereka kiri-kanan, depan- belakang akan datang kepada Yesus untuk melihat terang itu.Ada kesaksian hidup bagi kemuliaan Nama Yesus.
Jadilah seorang bapa yang menjadi imam, yang melayani dan siap mendengar. GBU