Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Umpan Ampuh untuk Mengail Ide

Purnawan Kristanto's picture

Bagi penulis, “ide” adalah makhluk yang menggemaskan. Kedatangannya tak dapat dijadwal tepat waktu, mirip sekali dengan pelayanan kereta api di Indonesia. Ketika kita sangat membutuhkan, dia malah jual mahal, bersembunyi entah dimana. Ketika kita sedang tidak siap menulis, dia malah menari-nari menggoda otak kita.

Namun tidak usah khawatir. Anda sebenarnya dapat memasang umpan yang jitu untuk mengail ide pada saat membutuhkannya. Anda memiliki tiga jenis umpan, yaitu umpan ingatan, umpan pengamatan dan umpan riset.

Tulisan yang lebih lengkap dan tips praktisnya dapat dibaca di blog saya: http://purnawan-kristanto.blogspot.com

1. Ingatan

Theodore Roosevelt berkata, “Do what you can, with what you have, where you are.” Kita dapat memulai mendapatkan bahan cerita dari apa yang sudah kita miliki saat ini, yaitu ingatan atau memori.

a. Kode Kata

Salah satu kunci untuk membuka peti ingatan kita adalah dengan kode kata. Cara yang dipakai adalah memilih kata kunci dari tema cerita atau premise yang sudah ditentukan. Kata ini dipakai sebagai pijakan awal yang akan menuntun kita untuk menemukan satu tema cerita yang spesifik. Setiap kata akan memicu Anda untuk memikirkan beberapa pengalaman. Ketika Anda mengingat kembali satu pengalaman, hal itu akan mendorong Anda untuk menghubungkannya dengan pengalaman lain yang mungkin terlupakan.

b. Curah Gagasan (Brainstorming)

Metode ini merupakan pengembangan dari metode kode kata. Berawal dari sebuah kata, kita menuliskan semua ide yang berkaitan dengan kata tersebut. Anda tidak perlu memusingkan urut-urutannya, alur logika atau ejaan tulisan. Ketika semua ide sudah dituangkan, selanjutnya bacalah daftar ide Anda. Apakah Anda dapat menarik sebuah benang merah di antara daftar itu? Apakah ada ide yang perlu dibuang? Apakah ada kaitan diantara ide tersebut?.

c. Menulis Bebas

Metode ini hampir mirip dengan melamun. Caranya diawali dengan suatu kata tertentu, Anda menulis secara bebas. Tidak harus berkaitan dengan kata kunci tertentu (inilah perbedaan dengan curah gagasan). Tujuan utamanya adalah menulis kalimat sebanyak-banyaknya dalam waktu tertentu (5-10 menit) tanpa berhenti. Anda tidak perlu merisaukan arah tulisan tersebut dan ketepatan ejaan. Tulis saja dengan bebas.

Jika dirasa sudah cukup, maka baca kembali hasil tulisan bebas tersebut. Temukanlah ide-ide menarik yang dapat dikembangkan. Dari tulisan di atas, kita dapat mengembangkan cerita tentang menyambut kedatangan Yesus.

d. Pemetaan Pikiran

Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah sistem perekaman pikiran supaya kita biasa menggunakan otak kiri maupun otak kanan dengan baik. Seluruh bagian otak digunakan untuk berpikir. Untuk melakukan ini, kita dapat menggunakan kata-kata kunci, lambang, dan warna. Mind mapping memungkinkan kita membangkitkan dan mengatur pikiran-pikiran pada waktu yang sama.

2. Pengamatan

Meskipun ingatan dapat menjadi sumber cerita yang kaya, tetapi Anda tidak semua hal masuk ke dalam ingatan Anda. Contohnya, kalau Anda dibesarkan di gunung, Anda mungkin tidak punya kenangan atas kehidupan di laut. Kalau Anda lahir dan besar di kota, Anda mungkin tidak memiliki kenangan atau pengalaman sebagai penggembala. Untuk itu, Anda dapat memakai teknik pengamatan atau observasi.

Di dalam kemiliteran sebelum menyerbu sebuah kota, sang perwira biasanya mengirimkan unit mata-mata untuk menyusup ke sasaran serbu. Tugas mereka adalah mengamati situasi di dalam kota dan mengumpulkan informasi intelijen sebanyak-banyaknya. Misalnya mencatat keadaan jalan, pembangkit listrik, instalasi militer, sarana komunikasi, jumlah penduduk dll. Mirip dengan agen spionase, dalam metode ini Anda mendatangi sebuah tempat dan mencatat apa saja yang menonjol dan berkesan bagi Anda.

3. Riset

Ada pepatah mengatakan, “Learn from other people's mistakes, life isn't long enough to make them all yourself.” Meski kelihatannya bercanda, tapi ada kebenaran indah di dalam kebenaran ini. Kita harus belajar dari orang lain. Tidak hanya dari kesalahan mereka saja, tetapi juga dari keberhasilan mereka.Dengan belajar dari orang lain, kita bisa menghemat waktu, biaya dan sumberdaya lainnya.

Sebagai contoh, Anda mungkin belum pernah melihat padang rumput di Israel karena untuk pergi ke sana membutuhkan ongkos besar. Hal ini dapat disiasati dengan riset, yaitu meminta informasi dari orang lain.

Tulisan yang lebih lengkap dan tips praktisnya dapat dibaca di blog saya: http://purnawan-kristanto.blogspot.com

__________________

------------

Communicating good news in good ways

hai hai's picture

Ngaku Aaaah!

Pak Purwanto, karena anda sudah mempublikasikan blog anda di sabdasapce, maka saya mau mengaku ah. Saya sudah sering berkunjung ke blog anda dan membaca tulisan-tulisan anda! Saya suka tulisan-tulisan anda, selain indah juga memicu munculnya ide.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Purnawan Kristanto's picture

Terimakasih untuk pengakuannya

Terimakasih untuk pengakuannya. Semoga tulisan saya ada manfaatnya. Salam Purnawan bukan Purwanto)
__________________

------------

Communicating good news in good ways

anakpatirsa's picture

Tambahan Saja

Waktu membaca blog ini aku sedang di warnet, dan teringat pernah menulis sesuatu tentang 'menulis'. Dan aku tiba-tiba sadar kalau semua data kupindahkan ke google, aku bisa mengambilnya kapan saja dan dimana saja. Jadi aku terpaksa menunda 'komentarnya', karena datanya ada di kantor. Anggap saja apa yang di bawah ini sebagai sebuah tambahan atau komentar.
***
Sepertinya tidak bisa dibantah kalau ada kesamaan antara dunia pemrograman dengan dunia tulis menulis atau mengarang. Kesamaannya yang cukup kentara, terutama dalam dalam langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan keduanya. Hanya saja, satu menggunakan bahasa manusia untuk berkomunikasi dengan manusia, satunya menggunakan bahasa komputer untuk 'berbicara' kepada mesin yang telah merubah wajah dunia. Kita menulis untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau isi hati kita. Menggunakan bahasa yang kita mengerti, dimana peluang tulisan itu dimengerti orang lain makin besar bila kita menguasai dengan baik bahasa yang kita pakai untuk menulisnya. Di samping itu, teknik penulisan yang baik akan menambah peluang orang lain tidak akan meninggalkan begitu saja tulisan kita sebelum selesai membacanya. Sedangkan seseorang menulis baris demi baris perintah kepada komputer dengan tujuan menyuruh komputer melakukan sesuatu, menggunakan aturan-aturan tertentu yang dipahami oleh komputer, yang disebut hahasa pemrograman atau bahasa komputer. Penulisnya, yang disebut programer, tidak perlu memikirkan apakah komputer tertarik untuk membacanya atau tidak. Komputer pasti membacanya. Hanya saja, kalau mesin ini tidak mengerti, ia akan berhenti, sama seperti seorang pembaca akan mencampakkan begitu saja buku yang tidak dimengertinya. Tidak semua orang menguasai bahasa pemrograman, tetapi hampir semua orang menguasai paling sedikit satu bahasa manusia. Sejak sekolah dasar, kita telah belajar untuk menulis cerita, cerita yang sangat sederhana. Waktu SMP kita tidak lagi hanya sekedar menulis, kita belajar bahwa menulis bukan sekedar membuat sesuatu yang mengalir begitu saja. Kita belajar tentang apa yang namanya kerangka tulisan. Mungkin waktu SMA kita sudah tahu apa yang namanya Sastra. Katanya, sebuah tulisan yang mengandung tema yang mendalam, ditulis dengan bahasa yang indah, serta berkekuatan mengubah masyarakat pembacanya. Jadi, paling tidak, kita sudah tahu cara menghasilkan tulisan yang baik. Memang, seharusnya kita mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan sebelum menulis sesuatu, seperti mengetahui masalah apa yang akan ditulis, seringkali disebut tema. Tema itu sendiri tidak boleh terlalu luas. Kita pasti tahu apa itu paragraf atau alinea, kita tahu alinea yang baik adalah rangkaian kalimat-kalimat yang menceritakan hanya satu pokok pikiran, hubungan antar kalimat dalam satu alinea ini harus saling berkaitan dan isinya saling mendukung. Kita juga seharusnya sudah tahu betapa pentingnya peranan sebuah kerangka dalam tulisan. Dalam dunia pemrograman, juga ternyata ada aturan-aturan yang hampir sama, aturan yang harus diikuti jika tidak ingin menghasilkan program yang sulit dipahami oleh orang lain maupun oleh diri sendiri. Aturan yang harus diikuti jika tidak ingin menghabiskan berjam-jam bahkan berhari-hari mencari kesalahan dalam sebuah program. Juga aturan yang harus diikuti jika tidak ingin mendapati bahwa setelah berbulan-bulan kemudian, ternyata sebuah program menghasilkan informasi yang salah. Program, yang disebut skript dalam lingkungan sistem operasi Unix/Linux ditulis sebaik-baiknya memang bukan hanya ditujukan untuk dipahami oleh komputer saja, tetapi juga untuk manusia sendiri. Komputer akan tetap memahami program yang sangat rumit, bahkan akan tetap memahami program yang kacau balau sekalipun. Yang menjadi masalah, selama tidak ada kesalahan sintaks, komputer akan memprosesnya terus, selama masih ada listrik yang mengalir. Dan akan tetap menghasilkan sesuatu. Seseorang bisa saja menulis sesuatu dengan metode mengalir begitu saja, menulis kata demi kata yang muncul dalam pikirannya saat itu. Tidak ada larangan, pena tidak akan patah, dan keyboard juga tidak akan tiba-tiba macet, tetapi tidak ada jaminan tulisannya akan memiliki alur yang jelas. Seseorang bisa saja duduk di depan komputer, lalu mengetik baris demi baris program. Komputer tidak akan keberatan. Mesin ini akan dengan sabar menunggu orang yang menganggap dirinya programer memperbaiki programnya selama berjam-jam, tetapi seringkali ia akan memberikan hasil yang baru ketahuan salah setelah berbulan-bulan. Padahal, langkah untuk menghasilkan program yang baik cukup sederhana, yaitu mendefinisikan masalah apa yang harus dipecahkan, lalu menentukan bentuk input dan output yang diinginkan, seringkali disebut gambaran data yang akan diproses dan informasi yang dihasilkan. Tujuannya supaya seseorang bisa menyusun program yang terarah, sehingga bisa menghasilkan informasi yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan. Lalu apakah persamaannya dengan tulis menulis biasa? Sebelum menulis, kita harus mengetahui permasalahan apa yang mau ditulis, mengetahui jenis kategori tulisan yang akan dibuat, contohnya jenis fiksi atau non fiksi. Lalu, kita juga harus tahu tema apa yang akan ditulis. Dengan catatan tulisan tersebut tidak boleh melenceng dari temanya. Jangan sampai tulisan kita bertema "Manfaat menulis diary", tetapi kita menulis sesuatu tentang cara menulis diary. Ini yang disebut keluar jalur atau keluar fokus. Langkah berikutnya dalam pembuatan program adalah menyusun algoritma atau diagram alir (flowchart). Secara sederhana, algoritma merupakan urutan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah dalam bahasa manusia. Sedangkan diagram alir merupakan urutan langkah-langkah tersebut dalam bentuk gambar atau simbol. Diagram alir atau algoritma inilah yang membuat seorang programer mampu membuat program dengan alur logika yang jelas. Dunia tulis menulis mungkin tidak mengenal kata algoritma atau diagram alir, tetapi seorang penulis mengenal istilah kerangka tulisan atau outline. Kerangka tulisan dibuat untuk membimbing penulis supaya mampu menulis sesuai rencana dan tidak kehilangan arah. Kerangka ini berupa kalimat-kalimat pendek yang menyimpulkan apa yang menjadi bakal isi suatu bagian tulisan. Sebelum mulai benar-benar menulis, seharusnya seorang penulis memeriksa kembali kerangka tulisannya. Apakah sudah memiliki alur yang jelas dan tidak melompat-lompat tanpa aturan yang jelas serta tidak keluar jalur. Dalam pemrograman, seorang programer seharusnya tidak boleh menyentuh tombol keyboardnya untuk mulai menulis program, jika ia belum yakin algoritma ataupun diagram alir yang sudah disusun, pasti menghasilkan output seperti yang diinginkannya. Ada sebuah langkah lagi yang mungkin tidak diperlukan dalam membuat sebuah tulisan. Bahkan dalam dunia pemrograman juga sering dilupakan, karena dianggap tidak penting dan tidak mempengaruhi kinerja program. Langkah ini bertujuan untuk membuat dokumentasi program, salah satunya dengan cara menulis komentar dalam bagian program yang dianggap penting dan rumit. Komentar ini tidak dijalankan oleh program, hanya ditulis sebagai penjelasan dalam bahasa sehari-hari mengenai sebuah baris atau bagian program, seringkali sangat berguna ketika memakai program itu kembali, baik oleh penulisnya maupun orang lain yang ikut menggunakannya. Orang-orang perfeksionis merupakan kumpulan orang-orang yang kadang-kadang sangat mengganggu, bahkan beberapa buku tentang manajemen mengatakan bahwa sifat ini merupakan sifat yang harus dibuang. Bahkan dalam sebuah buku berjudul Working Smart, dikatakan bahwa sifat perfeksionis sangat merugikan, kecuali dalam pembuatan sebuah program. Tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun dalam sebuah program. Apakah kita boleh asal menulis? Dalam sebuah buku yang sekarang ketinggalan di rumah depan, dikatakan bahwa seorang penulis harus melakukan riset atas tema yang dibahasnya. Tidak boleh asal menulis. Seorang penulis juga harus menulis sesuatu untuk menyatakan kebenaran, bukan kebohongan atau fitnah. Bahkan ada ungkapan dalam sebuah film, yang berkata bahwa seorang penulis seharusnya menulis bukan sekedar menyusun kata-kata, tetapi menyusun kata-kata untuk mengubah dunia. Perfeksionis bukanlah hal yang terlalu baik, tetapi merevisi berkali-kali sebuah tulisan bukanlah tindakan yang terlalu perfeksionis. Apakah semua aturan-aturan untuk menulis baik program maupun tulisan biasa selalu diikuti? Sepertinya tidak, beberapa orang telah menulis tanpa menyusun kerangka lebih dulu, bangga karena mampu menulis dengan cara mengalir begitu saja. Kebanyakan akhirnya menghasilkan tulisan tanpa alur dan fokus yang jelas. Dan sebagian menulis tanpa tujuan apa-apa sehingga akhirnya menghasilkan tulisan tanpa hasil apa-apa. Beberapa orang tetap menulis program langsung dengan mengetikkan baris demi baris perintah, meminjam istilah di atas, 'menulis program dengan alur logika yang mengalir begitu saja'. Tanpa merasa perlu repot-repot membuat algoritma, cukup dengan duduk manis di depan komputer, ditemani secangkir kopi. Lalu menulis sebaris dua baris program, kemudian menjalankannya. Kalau ada kesalahan, langsung memperbaikinya, menjalankannya lagi sampai muncul pesan Syntax Error berikutnya atau sampai komputer hang karena menjalankan perintah yang berulang-ulang, yang dikenal dengan istilah 'perulangan abadi' atau endless looping. Memang akhirnya programnya tetap jadi, biasanya setelah beberapa jam atau beberapa hari. Lalu selesailah sebuah program yang tidak jelas ujung pangkalnya, pokoknya mengalir begitu saja. Garbage in garbage out, merupakan istilah terkenal dalam dunia komputer, istilah yang berarti apapun yang dimasukkan ke dalam komputer, jika itu sesuatu yang salah, akan menghasilkan sesuatu yang salah juga. Ya, istilah sederhananya, sampah masuk sampah keluar. Sebuah tulisan tanpa alur yang jelas, tanpa perencanaan yang jelas, mungkin akhirnya hanya akan menghasilkan sampah juga. Walaupun demikian, belum tentu program yang dibuat secara mengalir begitu saja akan menghasilkan sampah, tetapi program-program terbaik saat ini dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Juga belum tentu tulisan yang dibuat secara mengalir begitu saja akan menghasilkan sampah, namun tulisan-tulisan terbaik yang ada sekarang, kebanyakan ditulis dengan kerangka yang dibuat sebelumnya.
***
Sekarang sudah setengah dua pagi, walaupun besok hari minggu, aku harus tidur sekarang, supaya aku bisa kegereja pagi, sehingga siangnya bisa tidur siang dengan nyenyak. Aku mulai membereskan dari tempat tidurku buku-buku yang kubaca sebagai referensi, seperti 'Jadi Penulis Ngetop Itu Mudah'-nya Lie Charlie, dan beberapa buku lain, termasuk beberapa buku kuliahku dulu. Aku terlalu mengantuk untuk menulis judul-judul dan pengarangnya. Semoga besok cakar ayam ini bisa kurapikan, dan kurevisi untuk menghilangkan kejenuhan, kejenuhan yang sering muncul karena menulis program secara mengalir begitu saja.
dennis santoso a.k.a nis's picture

five hours for one line of code

nambahin data aja, pagi ini gue baca di javalobby suatu link yang eye-catching banget, judulnya: "five hours for one line of code" and suddenly gue inget comment dari anakpatirsa.

Smile