Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

UKEMI - teknik jatuh

Purnomo's picture

       Dalam kehidupan, ‘teknik jatuh’ seharusnya juga dipelajari. Dalam dunia bisnis ada nasihat “jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang” yang artinya “jangan memasukkan semua hartamu dalam satu bisnis” agar bila satu bisnis pailit masih ada bisnis lain untuk menafkahi kamu. Tetapi bagaimana bila semua keranjang yang ada jatuh seperti yang terjadi menjelang tahun 1998 ketika negeri ini dilanda resesi ekonomi?

            Setiap orang yang belajar yudo, aikido atau ilmu bela diri lainnya, tidak diajari teknik menyerang pada pelajaran pertama. Ilmu yang pertama harus dikuasai adalah teknik cara jatuh yang benar sehingga membuat mereka terhindar dari cedera apabila dalam pertarungan mereka terjatuh. Inilah yang disebut ukemi.

           Pernahkah Anda duduk di lantai kemudian jatuh terjengkang ke belakang? Apakah terluka parah? Pasti tidak. Paling kepala bagian belakang terantuk lantai. Tetapi inilah yang menjadi pelajaran pertama ukemi. Siswa duduk tegak di atas matras dengan kaki dan tangan menjulur lurus ke depan. Kemudian dengan tiba-tiba dia mengangkat kedua kakinya dan menjatuhkan tubuhnya ke belakang. Menjelang pundaknya menyentuh matras, dia mengangkat kepala agar tidak terbentur dan kedua telapak tangannya memukul matras untuk mengurangi laju jatuhnya. Latihan ini dilakukan berulang-ulang. Tidak ada bagian tubuh yang sakit kecuali kedua telapak tangan yang memerah dan terasa pedih sekali. Berbagai teknik ukemi diajarkan sampai akhirnya siswa bisa koprol di udara dan menjatuhkan diri dengan benar dengan posisi berdiri atau pun berbaring. Bila Anda belum menguasai teknik ukemi, bila jatuh dengan berdiri kaki bisa terkilir atau bila jatuh terduduk tulang ekor bisa patah.

        Pada umumnya taktik ukemi adalah memperluas bidang tubuh yang membentur lantai sehingga mengurangi bahkan menghindari cedera dibandingkan akibat benturan itu hanya mengenai bidang tubuh yang sempit. Lebih baik jatuh terbaring daripada jatuh terduduk. Apabila posisi jatuh akan bertumpu pada kedua kaki atau tangan, maka lutut atau siku harus ditekuk untuk nantinya bisa menjadi pegas yang meredam benturan. Taktik lain adalah dengan jatuh berguling ke depan atau ke belakang untuk menetralkan benturan. Menentukan posisi jatuh harus cepat diputuskan ketika tubuh sedang melayang turun dan tenaga dibutuhkan untuk melakukan gerakan agar posisi jatuh bisa sesuai dengan keputusan. Tanpa berpikir dan tanpa tenaga, kita akan jatuh dengan cedera.

        Dalam kehidupan ‘teknik jatuh’ seharusnya juga dipelajari. Dalam dunia bisnis ada nasihat “jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang” yang artinya “jangan memasukkan semua hartamu dalam satu bisnis” agar bila satu bisnis pailit masih ada bisnis lain untuk menafkahi kamu. Tetapi bagaimana bila semua keranjang yang ada jatuh seperti yang terjadi menjelang tahun 1998 ketika negeri ini dilanda resesi ekonomi? Tidak saja semua bisnis hancur, tetapi mobil dan rumah disita bank karena dijadikan jaminan kredit dan ia tak sanggup lagi membayar angsurannya. Ketika ia membagi telur dalam beberapa keranjang dan menggantungkannya di luar, dia lupa untuk menyimpan satu keranjang di dalam rumah. Ketika semua keranjang di luar berjatuhan diterjang badai, ia tak punya telur lagi untuk dimakan. Dalam ukemi, tenaga masih dibutuhkan untuk merubah posisi jatuh.

       Seminggu setelah terjadi kerusuhan di sebuah kota, saya ditugaskan perusahaan untuk pergi ke sana mengunjungi pelanggan-pelanggan kami yang kepadanya perusahaan memberi fasilitas kredit 7 hari. Semua toko mereka hancur dan saya harus menetapkan cara penyelesaian tunggakan mereka serta kelangsungan hubungan bisnisnya dengan kami. 

       Pertama saya mengunjungi pelanggan yang usianya paling muda. Anaknya dua dan yang sulung baru duduk di kelas 3 SD. Tiba di sana ternyata bayangan saya tentang tokonya paska kerusuhan tidak sama dengan kenyataannya. Cat temboknya baru, konter-konternya baru, juga lemari rak yang menempel di dinding tokonya walau barang dagangannya tidak banyak lagi seperti biasa. Dia menyalami saya dengan senyum di wajahnya. Memang sedari dulu saya mengenalnya sebagai orang yang ramah dan tak pernah berkata kasar, baik kepada salesman ataupun mereka yang berbelanja di tokonya.

      “Bukan main!” kata saya. “Tidak ada bekas kerusuhan di toko ini. Kalau tabungan banyak tentu tak masalah menghadapi musibah.”
      “Tabungan tentu saya punya. Tetapi itu untuk cadangan hidup keluarga selama setahun jika bisnis berhenti. Anak-anak tetap bisa sekolah. Istri saya masih bisa belanja kebutuhan sehari-hari. Kalau mereka tidak resah, saya bisa tenang memikirkan bagaimana memulai bisnis baru. Saya sudah memutuskan mulai dari nol lagi, jadi pengecer saja bukan grosir karena saya tidak berani memakai cadangan itu.”

       Dia menyimpan 1 keranjang telur di dalam rumahnya.
       “Jika tidak memakai cadangan itu, lalu bagaimana bisa dengan cepat mengganti semua perabot toko?”
       “Teman-teman datang. Yang bisnisnya kontruksi mengecatkan tembok, yang bisnisnya kaca menanyakan bentuk dan ukuran lemari kaca yang saya perlukan. Yang pedagang dan masih punya barang banyak, menitipkan sebagian barangnya di sini. Saya belum membayar mereka. Bahkan saya belum tahu berapa ongkosnya. Mereka bilang jangan dipikir sekarang, yang penting bisa buka toko dulu.”

        Teknik ukemi berikutnya dalam bisnis dia miliki, yaitu kredibilitas dan luasnya pergaulan. Dalam dunia bisnis track recordnya bagus dan bersih. Dalam pergaulan saya tahu dia pandai membawa diri. Tidak ada pedagang lain di kota itu yang membencinya. Dan ini membuatnya dia jatuh tanpa cedera. Tanpa cedera? Bukankah barang-barangnya habis dijarah? Satu lagi teknik ukemi yang dia miliki: secepatnya bangun agar tidak diinjak-injak lawan. Dia tidak malu memulai dari awal: “Saya sudah memutuskan mulai dari nol lagi, jadi pengecer saja bukan grosir.” Dia tidak kelamaan rebah meratapi kehilangannya.

      Di akhir pembicaraan saya memberitahu bahwa kredit tertundanya dibekukan selama 6 bulan dan mulai bulan ke-7 dia mulai mengangsur setiap minggu semampunya. (Kenyataannya mulai bulan ke-3 dia mulai mengangsur) Sedangkan mulai minggu depan salesman perusahaan kami akan datang memberikannya kredit baru dengan batas yang tidak berubah. Kami ingin dia tetap menjadi grosir.

       Lalu bagaimana bila musibah itu sekaligus menghancurkan kekuatan semua teman-teman kita? Apa yang harus kita lakukan apabila tidak ada yang datang menolong kita? Teknik ukemi terakhir yang sekaligus menjadi landasan seluruh teknik sebelumnya adalah jagalah hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Dalam kesibukan setiap hari, sediakan waktu untuk berbincang dengan-Nya dengan membaca Alkitab dan bertelut dalam doa. Percayalah, bila tiada pertolongan datang dari teman-teman, masih ada Dia yang memberi jaminan: “TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.” (Mazmur 37:23,24)

Evylia Hardy's picture

@Purnomo

ijin copas, Pak Pur

__________________

eha