Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ugal-ugalan
Ini hanya cerita biasa ... kisah sederhana ...
Weisss…. Untuk pertama kalinya dalam perjalananku ke Solo - Salatiga naik bis yang supirnya ngebut abis. Awalnya sih, saat dari Solo ke Boyolali bis berjalan dengan normal. Beberapa kali bisa dilanggar oleh bis lainnya namun, sang sopir tetap cuek bebek aja. Eh, nyampe di terminal ia justru turun dan mematikan mesin.
Nah, ceritapun dimulai ketika ada bis lain yang memiliki nama sama (perusahaan yang sama) masuk ke terminal. Si supir langsung masuk bis dan memulai aksinya. Tancap gas keluar lalu ngerem, ciiittt, nyaris nabrak seorang bapak yang sedang naik sepeda. Parahnya lagi bapak tersebut justru dimaki sama si sopir bis.
Entah kerasukan apa, sepanjang jalan supir bis tersebut mengemudikan bis dengan ugal-ugalan. Nyaris nabrak mobil dan ngerem mendadak. Kalo dah gini bisa-bisa aku jadi emosi sendiri. Tapi lha wong aku sendiri aja juga terburu-buru jadi yan nikmati aja. Walau dalam hati sempat was-was kalau ada apa-apa.
Aku sering heran dengan ulah para supir bis. Mereka kadang mengemudikan bis dengan lambat dan sering juga suka berhenti terlalu lama di titik-titik tertentu. Apalagi kalau bisa kota, jangan ditanya lagi. Ditinggal supirnya main caturpun pernah. Padahal bis sudah keluar dari terminal. Tapi… ketika melihat temannya (terutama yang satu perusahaan) mereka langsung melarikan bis sekencang mungkin tanpa menghiraukan lagi keselamatan. Alasannya sih sederhana. Mengejar target, jangan sampai penumpang diambil temannya.
Lha kalo dia gak jalan pelan-pelan tentu gak bakalan kesusul temannya kan? Lagi pula keberangkatan setiap bis pasti telah diatur dengan rapi dan pasti sudah diketahui oleh supir yang bersangkutan. Ia harusnya bisa mengira-ira rentang waktu antara dia dengan bis yang ada dibelakangnya. Jadi kalau ia berjalan pelan, tentunya ia bisa berpikir bahwa ia akan didahului oleh temannya.
Namanya aja cari duit mas. Mungkin itulah argumen para supir bis kalo diajak ngobrol kayak gini. Kalo dah dijawab kayak gini lebih baik diam aja. Mau gimana lagi kalo dipanjangkan ntar malah ramai ujung-ujungnya malah dibilangin, “Kalau takut ya gak usah naik bis!” Wah memang benar-benar harus bersabar. Orang sabar disayang Tuhan.
Nyari beasiswa di sini aja
- waskami's blog
- 5833 reads
Jenang apa jeneng ...
Maksudnya begini: Orang bekerja jangan menuntut hak tapi dahulukan kewajiban, kalau sudah bisa melaksanakan kewajiban dengan baik, materi (hak) akan datang sendiri, karena orang percaya dengan kita.
Tapi sekarang lebih banyak orang yang mementingkan cari jenang, maklum kebutuhan akan jenang lebih mendesak mas, soalnya kalau jeneng, dampaknya baru bisa dirasakan jangka panjang. Orang sekarang lebih suka yang instan, hla wong di Yogya sekaran sudah ada Burjo instan je ...
Hlah... hlo ... keputusannya terserah Anda :)
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
ini kembar ya
beda
BIG GBU!
Saya bukan Waskami ... saya Waskita
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Nampaknya Saya Tahu Siapa Anda!
Waskita,
Artinya sakti mandra guna. Namun, bila benar-benar direnungkan, mungkin juga beliau adalah pengawas kita-kita di blog ini. Karena siapa lagi yang paling waskita di blog ini selain waskita?
Biyung saya pernah menasihati saya begini, Wong urip kuwi ojo golek jenang dhisik, tapi golek jeneng. Yen wis entuk jeneng mengko jenang-nge bakal nyusul dhewe"
Ibunda pernah mensihati saya, orang hidup itu jangan mencari dodol dulu, tapi mencari nama (reputsi). Bila nama telah diperoleh, maka dodolnya akan menyusul (datang) sendiri.
Maksudnya begini: Orang bekerja jangan menuntut hak tapi dahulukan kewajiban, kalau sudah bisa melaksanakan kewajiban dengan baik, materi (hak) akan datang sendiri, karena orang percaya dengan kita.
Salam untuk biyungmu yang bijaksana ya mas waskita!
Waskami,
Nampaknya anda seorang wanita,
Weisss….
Karena saya belum pernah bertemu dengan seorang lelaki Jawa yang memulai ceritanya dengan "Weiss...,"
Ha ha ha, hi hi hi, ho ho ho, he he he, nampaknya saya tahu siapa anda. Apalagi setelah mendapat bisikan, bahwa anda sering disangka seorang laki-laki.
Kalau anda memang orang yang saya maksud, maka terimalah salam hormat saya. Tanda-tanda kebijaksanaan di rambut anda, nampaknya anugerah indah dari Sang Agung untuk mimpi-mimpi anda tentang umat manusia. Salam hormat pula untuk bos anda, di dalam keseriusannya, saya merasakan ketulusan yang hangat menyejukkan. Ketika bercakap-cakap dengannya, saya seolah berhadapan dengan seorang pertapa, setengah kata terucap, dia segera tahu sebuah kalimat.
salam
hai hai
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
salah tebak
hai hai,
Saya terpaksa harus mengatakan bahwa Anda sudah salah tebak.
Waskita dan Waskami adalah dua orang yang berbeda. Memang kembar, walaupun lain ayah, lain ibu, tapi satu jenis kelamin, yaitu laki-laki
Kali ini rupanya Anda kurang teliti, coba saja lihat foto-foto di blog pribadi mereka masing-masing, beda bukan?
Memang dua orang berbeda
Mas Daniel,
Saya pikir, waskita dan waskami memang dua orang yang berbeda. Waskita seorang laki-laki, waskami seorang wanita. Keduanya bekerja pada sebuah kantor bersama-sama anda.
Walau seorang wanita, waskita sangat menghormati waskami.
Wah, ternyata salah ya? Kalau begitu saya harus membaca lagi blog-blog yang ada. Thanks untuk pemberitahuannya
salam
hai hai
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak