Trans Studio - it's okaylah

Niat dan ekspektasi terhadap trans studio lah, yang membuat saya akhirnya memutuskan mengisi hari kerja saya di makassar.
Seperti biasanya, tiap lebaran para distributor, yang merupakan business partner perusahaan tempat bekerja, menjadwalkan libur selama seminggu.
Sedangkan perusahaan saya menjadwalkan libur sesuai kalender.

Nah untuk mengisi hari kerja tersebut ada 2 tempat pilihan.
Pilihan pertama, toraja, disana distributor libur sesuai kalender, karena mayoritas penduduknya kristen.
Pilihan kedua, makassar, disana ada kantor cabang, sehingga saya bisa standby disana.

Pilihan akhirnya jatuh pada pilihan kedua, makassar.
Tidak lain, dan tidak bukan karena trans studio.

Melihat liputannya dimedia cetak dan elektronik, yang begitu menghebohkan, membuat saya tertarik untuk melihatnya.
Niat dan ekspektasi, membuat saya tidak memperhitungkan jarak dan biayanya selama perjalanan.

Perjalanan menuju makassas kurang lebih 8 jam, saya menyetir sendiri, dengan memboyong istri hamil, anak dan ibu mertua.
Kami berangkat pagi jam 8, dengan harapan tiba jam 4 sore, istirahat sebentar dihotel, lalu berangkat menuju trans studio.

Perjalanan terasa menyenangkan, tentu saja karena ingin melihat trans studio. Walaupun ternyata lama perjalanan lebih 9 jam, karena saya harus hati hati bawa istri yang sedang hamil tua.

Kami tiba jam 17.30 sore, istirahat sebentar, mandi, dan langsung berangkat menuju trans studio.
Dari hotel lama perjalanan menuju trans studio, sekitar 20 menit.

Akhirnya kamipun tiba ditrans studio, lalu sayapun bergegas menuju loket untuk membeli tiket.
Tidak ada antrian saat itu, mungkin karena sudah malam, sekitar pukul 19.30 an.
Harga tiket saat itu 100rb per orang. Dari bayi baru lahir sampai nenek nenek bau tanah, HARUS bayar penuh, 100rb.

100rb itu, 10rb untuk kartu pass dan transaksi, yang mirip kartu atm. Cara pakainya adalah dengan menempelkannya pada sebuah mesin atau alat pembaca. Ditempel BUKAN gesek.
Sedangkan 90rb nya adalah paket untuk permainan 15 wahana.
Nilai paket itu jauh lebih murah dibanding harga per wahana, yang rata rata 15rb. Artinya kalau kita bayar reguler, nilainya sekitar 200rb an.

Sewaktu saya hendak membeli tiket, mba yang menjual tiket tersebut mengusulkan untuk tidak masuk sekarang, selain karena sudah malam, antrian didalam sangat panjang tiap wahananya.
Dan sistem paket tiketnya pakai sistem hangus, artinya kalau kita sudah masuk dan tidak main satupun, maka nilai 90rb itu akan hangus.
Mba tersebut mengusulkan saya untuk kembali besok pagi jam 10. Agar tidak antri dan bisa menikmatinya.

Akhirnya kamipun memutuskan untuk menunda masuk trans studio keesokan harinya.
Kami hanya berfoto ria disekitar lobby gerbang menuju trans studio. Dilobby tersebut ada gerai pizza hut, baskin robin, solaria dan kedai kopi, entah star bucks atau excelso.

Keesokannya, saya berangkat kerja menuju kantor, karena masuk jam 8.30 pagi. Saya bingung bagaimana caranya ke trans studio padahal saya kerja.
Lama saya berpikir, akhirnya saya beranikan diri, minta izin ke boss lewat sms. Kebetulan boss, ikut ikutan cuti lebaran dijakarta.
Hampir 15 menit sms tidak dibalas, namun akhirnya sms an balasanpun masuk.
Izin disetujui, dengan semangat sayapun segera menuju hotel menjemput keluarga untuk pergi ke trans studio.

Kamipun tiba jam 12 siang, tapi YA AMPUNNN, antriannya panjang banget, baik antrian beli tiket maupun antrian masuk. Bahkan pintu masuk ditutup, karena didalampun sudah padat.

Sayapun ikut mengantri untuk membeli tiket.
Semuanya 400rb untuk 4 orang.
Setelah membeli tiket, dengan semangatnya kamipun segera menuju gerbang masuk, namun ternyata gerbang ditutup karena padat didalam. Akan dibuka lagi jam 2 siang. Akhirnya kamipun menunggu, sudah lewat jam 2 siang, ternyata belum dibuka juga. Akhirnya kamipun memutuskan untuk kembali kehotel, dan sebentar sore kembali lagi.
Karena ketiduran, kami berangkat jam 6 an, menuju trans studio.
Pintu sudah terbuka, AKHIRNYA...kamipun masuk.
Sempat ada insiden dipintu masuk, karena saya membawa snack dan minuman. Ternyata masuk trans studio, tidak boleh membawa makanan atau minuman dari luar.
Mereka meminta kami menitipkan makanan dan minuman yang kami bawa ke tempat penitipan, tapi kami harus bayar 20rb.
Daripada bayar mendingan saya simpan dimobil saja.

Setelah masuk, kesan pertama tentu saja excited, melihat warna warni sana sini, cahaya dan bentuk bangunan yang beraneka ragam.
Sampai akhirnya kamipun mencoba 1 wahana, yaitu safari track. Ya ampunnn antrinya hampi setengah jam, wahananya gak sampai 5 menit.
Kami naik mobil kapasitas 4 orang diatas rel, lalu keliling wahana tersebut hanya sekitar 200m, dengan 3 jenis pemandangan binatan, monyet, macan dan kuda zebra.
Dari situ mulailah ada sedikit rasa, OVER EXPECTED.

WAKAKAKAKAKAK...

Kamipun keliling melihat lihat semua wahana.
Ternyata semua liputan media agak lebay.
Terlebih yang mengatakan lebih heboh dibanding disneyland, wong dibanding DUFAN ANCOL saja, kayak bumi dan langit. Mungkin 10 tahun kedepan baru trans studio bisa selevel DUFAN ANCOL.

Yaaa, tapi untuk ukuran indonesia timur, it's okay lah.

PLP200909

Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"