Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Toxic Relationship in Family

karintanojo's picture

Apa itu Toxic Relationship?

Kalau mendengar judulnya saja sudah terkesan menyeramkan karena ada kata "toxic" yang berarti racun. Toxic relationship adalah suatu hubungan yang tidak menyenangkan dan tidak sehat bagimu atau individu manapun yang menjalaninya karena hubungan ini cenderung merugikan dan menimbulkan dampak negatif terhadap tubuh dan pikiranmu. Pada saat kita masih kanak-kanak mungkin kita belum bisa mengidentifikasikan yang namanya toxic relationship, namun seiring bertambahnya usia kita bisa mengenali relasi yang tidak sehat ini.

Bagaimana cara kita untuk mengenali toxic people yang menyebabkan toxic relationship?

Sebelum kita berusaha mengidentifikasi orang-orang yang bersifat toxic ini, kita dapat mempelajari dahulu karakteristik toxic people. 

1. Posesif dan hobi mengontrol. Beberapa orang senang bila diperhatikan dengan seksama setiap hal yang dilakukannya oleh orang-orang di sekitarnya, bahkan bisa merasa disayang. Sikap posesif yang berlebihan dapat menyebalkan jika pasangan atau orang terdekat tersebut mengatur segala hal yang harus kita lakukan sehingga kita tidak memiliki ruang bagi diri kita sendiri. Hal ini termasuk orang yang perlu memeriksa anda setiap waktu bahkan mengecek hp anda sewaktu-waktu.

2. Perfeksionis. Tipe orang yang ini menuntut kita untuk memenuhi harapannya yang setinggi langit sehingga terkadang kita kewalahan untuk memenuhi target kesempurnaannya.

3. Manipulator. Orang yang seperti ini ingin kita melakukan apa yang mereka inginkan dengan segala cara dengan tujuan kita melakukan tepat seperti apa yang mereka inginkan.

4. Pembohong yang kompulsif. Kita juga harus berintrospeksi diri selain memperhatikan sikap dan perilaku orang lain dalam hal kebohongan, terkadang bohong demi menjaga hubungan perlu untuk dilakukan. ketika kebohongan itu menjadi suatu hal yang mudah untuk dilakukan, waspadalah bahwa perilaku itu bisa menjadi kompulsif (artinya anda akan selalu mengulangnya lagi dan lagi) dan bisa mengarah pada perilaku toxic

5. Ketergantungan yang berlebihan. Bayangkan anda memiliki pasangan yang selalu ingin bersama anda dan tidak bisa melakukan apapun tanpa diri anda sehingga selalu lengket kemana-mana. Di sisi lain, anda juga memerlukan ruang untuk "me time" dengan melakukan aktivitas pribadi anda. Tipe orang seperti ini akan menyesakkan hati karena terlalu tergantung pada anda seperti parasit.

6. Abuser. Tipe yang ini perlu diwaspadai karena tentunya anda tidak mau hidup secara terus-menerus dengan orang yang suka menyakiti anda.

7. Alkoholic. Orang yang mabuk terkadang tidak menyadari tingkah lakunya sendiri, relasi bisa menjadi sangat buruk dengan pasangan atau orang terdekat seperti ini.

Beberapa tipe manusia yang di atas ini adalah contoh dari toxic people yang bisa jadi ada di sekitar kita. Pertanyaan yang terbesar adalah bagaimana jika kita menemukan salah satu anggota keluarga kita adalah toxic people? Apa yang harus kita lakukan?

Hubungan antara orangtua dan anak juga bisa menjadi toxic jika orangtua memunculkan perilaku toxic dalam mengasuh anak. Perilaku toxic orangtua bisa disebabkan oleh pengasuhan orangtuanya sewaktu kecil, trauma, dan gangguan psikologis. Contoh orangtua yang toxic sebagai berikut.

1. Orangtua yang toxic bisa menganggap anak sebagai beban hidup sehingga orangtua (ortu) menyesali kehadiran anak dan menunjukkkannya.

2. Ortu yang suka menghakimi dan menyalahkan pilihan hidup anak karena menganggap dirinya yang paling benar serta memiliki prinsip bahwa anak harus mengikuti kata ortu.

3. Ortu egois yang mengutamakan pikiran dan perasaannya daripada mendengarkan pendapat dan keinginan anak.

4. Ortu yang menganggap anak sebagai objek yang perlu dimanfaatkan sehingga terkadang ortu bisa kesal dan iri saat anak yang dipuji (karena sebenarnya pingin dipuji sebagai ortu)

5. Ortu yang suka membahas jerih payahnya membesarkan anak serta menuntut balasan.

6. Ortu yang suka membandingkan anaknya dengan anak orang lain atau saudara kandungnya.

7. Ortu yang akan memojokkan anak secara fisik dan psikis saat ia mengalami kegagalan.

Orangtua model ini akan mengakibatkan anak kehilangan kepercayaan dirinya dan takut untuk bertemu dengan orangtuanya sehingga ia mengalami stres dan gangguan psikis. Trauma masa kecil yang ditimbulkan oleh orangtua yang toxic dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik anak. Pada kondisi yang ekstrem, anak yang stres dapat mengalami penurunan kemampuannya secara kognitif dan rentan terhadap penyakit. 

 

Bagaimana cara mengatasi toxic relationship dalam keluarga?

Hal ini tentunya bisa dilakukan oleh anak yang lebih besar dan remaja serta orang dewasa yang sudah dapat mengungkapkan keinginannya secara jelas. Ingatlah bahwa mengubah perilaku orang lain tidak mudah karena itu kita perlu belajar untuk mengubah sikap dan perilaku kita dalam meresponi perilaku toxic orang-orang terdekat kita. Upaya terbaik untuk menghadapi perilaku toxic ortu adalah bersikap sabar, memaafkan, dan memulihkan diri. Pada individu dewasa, kita perlu belajar mengelola emosi supaya kita bisa belajar dari pengalaman kita dan tidak mengulang perilaku toxic ortu kita. Mari kita belajar bagaimana cara mengasuh anak yang baik. God bless you all.

Efesus 6:4

Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan

~Karin Tanojo~

 

 

__________________

Karin Tanojo

manusia biru's picture

toxic oh toxic

Thanks tulisannya ... salam kenal.

Belum lama ini juga sempat membahas dengan teman tentang masalah toksik. Ini sedang belajar mengenal toksik juga .. haha.

Kadang kalau sudah mengenali, cenderungnya ingin menjauhi. Tapi apakah harus seperti itu? gimana caranya kita bisa menolong orang lain yang sudah sering dicap sebagai toksik? kan kasihan kalau dia tidak ada yang menolong atau menyadarkannya ....