Pemandangan dari villa, yang akan digunakan untuk Kopdarnas Blogger SS, sangat indah. Itulah pendapat cik Joli ketika kami mengadakan survei ke sana. Berdiri di gazebo yang ada di depan villa, kita akan disuguhi pemandangan lembah Tawangmangu yang asri. Lereng-lereng gunung telah disekat-sekat terasering untuk tanah pertanian. Pada sebelah timur, menjulang gunung Lawu yang menyentuh langit biru. Kulit dibelai angin sejuk. Paru-paru dimanjakan oleh oksigen segar. "Pokoknya rugi deh, kalau nggak ikut," kata cik Joli dengan bersemangat.
***
Setelah meminjam kunci villa di rumah pemiliknya, aku segera melompat ke atas kereta Prameks. Kalau tidak sedang terburu-buru aku lebih memilih moda transportasi ini karena lebih nyaman, aman dan tidak banyak diganggu oleh pengamen dan pengasong.
Pada akhir pekan, kondisinya memang kurang nyaman karena seluruh tempat duduk sudah terisi. Pilihannya adalah berdiri sepanjang perjalanan atau duduk lesehan. Aku memilih cara yang terakhir sambil mendengarkan musik dari ipod. Kebetulan aku baru saja mentransfer lagu dari CD Orchestral Hymn, yang baru sebenarnya sudah lama kubeli dengan harga 60 ribu untuk tiga keping.
Belum genap sepuluh lagi, kereta sudah masuk stasiun Purwosari. Aku bergegas turun mengikuti arus penumpang berjalan keluar stasiun. Celingak-celinguk sebentar, belum ada yang menjemput sementara tukang becak sudah hilir mudik di depan wajah menawarkan jasa hantaran.
"Saya sudah sampai, Cik. Saya menunggu dimana?" Kukirim SMS.
"Tunggu sebentar ya. Saya sudah di dekat stasiun tapi terhalang palang kereta," balas cik Joli.
Tak berapa lama, HP-ku berdering.
"Mas Wawan ada dimana?" tanya cik Joli.
"Ada di parkiran," jawabku sambil nanar menyapukan mata ke parkiran. Ada mobil Terrano yang sopirnya sedang bertelepon. Itu pasti cik Joli. Aku melambaikan tangan kepadanya.
Setelah bertukar sapa sesaat, kami menjemput ibu Yulia di rumahnya. Dia menyambut dengan wajah menahan sakit. "Pinggang saya keseleo tadi malam. Rasanya sakit sekali," papar bu Yulia, "Karena sudah terlanjur janjian mau ikut untuk survei, maka pagi-pagi sekali saya sudah pergi ke tukang urut. Sekarang sudah agak mendingan."
Tujuan berikutnya adalah menjemput Daniel. Semula dia ragu-ragu untuk ikut. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya dia menyerah juga.
Tepat tengah hari, dengan muatan penuh, mobil Terrano dipacu cik Joli merayap ke lereng gunung Lawu. Meski akhir pekan dan masih liburan sekolah, namun tidak banyak kendaraan yang melintas di jalur wisata. Mungkin karena dua hari lagi anak-anak sudah masuk sekolah, sehingga sudah tidak ada lonjakan jumlah wisatawan.
Selepas membayar retribusi di pintu gerbang, kami mengarah ke pintu masuk wisata di sebelah bawah. Pintu masuk ini memang kurang populer dibandingkan dengan pintu masuk yang lama. Namun pintu masuk ini justru lebih dekat dengan air terjun Grojogan Sewu yang menjadi atraksi utama pada kawasan wisata di Tawangmangu. Jika masuk lewat pintu utama, maka wisatawan harus berjalan menuruni ratusan bilah-bilah tangga semen. Kalau stamina kurang prima, maka wisatawan mungkin akan kehabisan tenaga sesampainya di air terjun. Sedangkan di pintu masuk yang baru ini, jarak yang harus ditempuh wisatawan hanya sepertiganya saja.
Bukan pintu masuk ini yang menjadi tujuan kami. Kami menuruni jalan berdebu yang cukup curam. Kerikil-kerikil bergemeretak dilindas roda besar Terrano. Pohon-pohon cemara berjajar di sebelah kanan. Kami berbelok ke kiri dan turunan makin curam. Tujuan kami adalah villa dua lantai, bercat putih. Rumah peristirahatan ini yang akan menjadi tempat menginap dan mengobrol para blogger SS.
Ruang tamu villa ini cukup lega yang menyatu dengan meja makan dan dapur bersih. Jika meja makan disingkirkan, maka bisa untuk menampung lebih dari 30 orang dengan cara duduk lesehan. Di sebelah ruang tamu, terdapat dua kamar tidur, masing-masing dengan dua ranjang. Pada lantai atas, terdapat ruang untuk menonton televisi. Di sebelahnya terdapat dua kamar tanpa ranjang. Di kamar ini ada banyak kasur busa yang siap untuk ditiduri ala bandengan (berjejer-jejer mirip bandeng presto dalam keranjang bambu). Pada lantai atas ini, juga terdapat ruang terbuka tanpa atap. Di sini kita bisa menikmati pemandangan luar dengan bebas. Bisa juga digunakan untuk acara barbeque. [Masih ada satu kamar lagi yang terletak di belakang dapur. Kamar ini dapat digunakan sebagai cadangan].
Saat meninjau villa, bu Yulia melihat sosok-sosok orang yang dikenalnya, yang ada di villa lain. Tepatnya di seberang villa yang akan digunakan untuk kopdarnas ini. Pengamatannya ternyata cukup tajam. Orang-orang tersebut ternyata adalah juga aktivis-aktivis dalam lembaga pelayanan. Kami diundang masuk dan kami bercengkerama di sebuah gazebo yang dibangun di pinggir tebing. Dari gazebo ini kami mendapatkan pemandangan yang menakjubkan. Kami menyaksikan petak-petak tanah di dua lereng bukit yang dipisahkan oleh garis sungai yang meliuk-liuk. Kilatan matahari memantul dari air sungai, seolah-olah ular perak yang sedang berjemur.
Pemilik villa ini ternyata sedang meninjau pembangunan pusat pelatihan yang sedang dibangun di atas tanah seluas 2,5 hektar. Setelah mengobrol dengan mereka, kami mendapat izin untuk menggunakan gazebo untuk menikmati pemandangan di lembah Tawangmangu. Yang lebih mengasyikkan, kami juga diperkenankan menggunakan tanah lapang seluas lapangan sepakbola untuk acara Kopdarnas. Entah itu untuk permainan, olahraga, api unggun, atau aktivitas yang lain.
Jarum jam sudah bergerak ke angka 3 sore, saat cik Joli dengan tangkas mengendalikan Terranonya ke tempat yang lebih atas lagi. Meski perut sudah kenyang oleh lumpia dan tahu yang disuguhkan oleh teman bu Yulia tadi, tapi rasanya belum klop kalau tidak mampir ke rumah makan. Sepanjang jalan sempit yang berkelok-kelok, cik Joli merangkap menjadi pemandu wisata. "Ini rumah Setiawan Jodi" sambil menunjuk rumah megah dengan gerbang dari kayu. "Ini rumah topi..." tunjuk cik Joli. Ada dua bangunan di dalam tikungan jalan berbentuk U. Atap bangunan ini mirip sekali dengan topi. Mungkin itu sebabnya disebut rumah topi. "Sudah lebih dari empat tahun villa ini tidak digunakan," tambahnya sambil menunjuk gerbang yang sudah dijalari oleh tanaman merambat. Mungkin saking lamanya tidak digunakan maka tanaman yang ada di kedua pintu gerbang itu sudah menyatu. Itu tandanya bahwa gerbangnya sudah lama tidak dibuka.
"Kalau detektif Conan melihat ini, dia pasti bisa menebak berapa lama villa ini tidak digunakan," canda Daniel.
Di sebelah rumah topi, terdapat villa milik bung Karno. Halamannya menyatu dengan rumah topi.
Persis di pojokan STT Tawangmangu, kami menyantap makan siang. Aku dan Daniel hanya memesan sop ayam karena lumpia dan tahu belum selesai dicerna. Sementara yang lain memesan sate ayam Ponorogo, sate kelinci, nasi goreng dan rawon. Minumnya, saya memesan jahe gepuk dan cik Joli memesan the poci. Kami lalu berkoalisi menciptakan minuman baru, bernama: "Teh poci jahe gepuk."
***
Perjalanan pulang cukup lancar. Daniel harus memimpin Pemahaman Alkitab pukul 17.00. Waktunya sangat mepet. "Sudah nggak usah pakai mandi segala," goda cik Joli," langsung berangkat ke tempat persekutuan saja." Tapi Daniel bersikeras untuk pulang dulu. Pukul 5 sore kami sampai di rumah Daniel .
Setelah itu, aku diantar ke rumah Turi untuk menumpang mandi dan berganti baju. Aku sudah janjian dengan istriku untuk bertemu di sebuah pusat perbelanjaan, kemudian bersama-sama njagong di sebuah rumah makan di Solo.
Untuk melihat video klipnya silakan klik di bawah ini:
__________________
------------
Communicating good news in good ways
@Cik Joli dan mas Daniel
Cik Joli dan Mas Daniel wajib memberikan tambahan untuk catatan perjalanan ini. Hukumnya wajib!!
------------
Communicating good news in good ways
naik gunung, turun lembah..
Sabtu, saat yang ditunggu-tunggu tiba, survey tempat kopdarnas, di TW (singkatan tawangmangu). Jam 8 lebih dikit, tit-tit, bunyi hp menandakan sms masuk, kubuka dari Ari_thok, "my body not delicious" nggak jadi ikutan..
Meski sudah ijin kantor, untuk pulang jam 10.30, masih ada aja yang harus dilakukan, malah sudah ditunggu banyak berkas di meja,.. tahu gitu tadi nggak usah ijin ya ;)
Jemput Wawan di stasiun Purwosari, tanya bapak parkir, warung dekat parkir dalam mana yah, sambil telpon Wawan, memberitahu kedatangan Joli. Bapak parkir menunjuk arah pojokan, pas kulihat Wawan, berkaos hitam, sedang nelpon juga, kubuka kaca jendela dan segera lambaikan tangan dengan semangat 45.
Ini pertemuan kedua dengan Purnawan, ya, hampir setahun yang lalu, ketika bertemu di kopdar ultah SS yang kedua. Meski lama tak bersua, tapi ngobrol dengan si mas satu ini langsung aja akrab dan nyambung.
Dari Stasiun, segera kami meluncur ke kantor Ylsa, untuk menjemput bu Yulia, disana sudah menunggu Princess blogger SS termuda, komplit dengan peralatan gambarnya. Setelah mampir ke toilet bentar, kami (Joli, Purnawan, Princess, Bu Yulia n suami) segera melanjutkan perjalanan, ke TW, mampir menjemput Daniel, yang rumahnya nun jauh di sana, mendekati lerengnya lereng gunung Lawu.
Sepanjang perjalanan, kami banyak bertanya kepada bu Yulia, tentang Yayasan Sabda, meski sudah setahun lebih di SabdaSpace, ternyata banyak produk YLSA lain yang belum kita kenal. "Padahal ada link nya loh, kalau mau cari sebenarnya ada semua" kata bu Yulia, lanjut dengan share cerita di belakang layar, menarik sekali.. Sempat singgung juga untuk acara kopdarnas, mau bagaimana ya?.. di serahkan ke sie acara aja.. begitu kira-kira obrolan kami. AYo admin segera tentuin susunan Acaranya, supaya para blogger bisa segera atur waktu.
Setelah jemput Daniel, lanjut ke Tawangmangu, jalan mulai berkelok naik, pemandangan indah, paling senang mengendarai mobil, bila jalan lengang, bisa lihat hijau-nya sawah di gunung dan lembah sekaligus.
Setelah membayar retribusi pariwisata rp 5000, Wawan menberi petunjuk untuk lewat jalur alternatif, bukan jalur utama menuju pasar TW, ya, jalur alternatif inilah yang memang sering ku lalui, meski tidak selebar jalur utama, tetapi lebih eksotik, apalagi ketika melewati jembatan kecil. Hanya beberapa meter dari jembatan, Wawan, meminta belok, ke jurang eh lembah, ya, lokasi kopdar kita di lembah, hampir dasar lembah. pemandangan sangat amat indah, bisa di lihat di video Purnawan diatas. Ini seperti UBUD 20 tahun yang lalu (masih perawan), kalau nggak percaya tanya M23. lihatlah terasiringnya, sangat curam, hijau subur.. Indah, karya Sang Pencipta.
Dikenalkan dengan teman bu Yulia, yang ternyata kakak dari temanku waktu SMA, dunia kecil ya, kata bu Yulia, ngomong-ngomong, dia bilang kok kayaknya akrab dengan mobil terrano ini? ternyata lagi, dia teman Paul my bojo, bersama-sama ketika buat klinik di Klaten waktu gempa. Walah, si mobil lebih banyak melayani hingga ke klaten, ke desa2 yang dilayani mission care, ya si mobil lebih "melayani" di banding sopirnya nih, jadi malu..
Segera kami prospek dia untuk masuk SS juga, plus warning-nya, kalau penghuni SS adalah orang-orang yang jujur-jujur, mengatakan apa yang harus dikatakan tanpa tedeng aling-aling . Sekalian pinjam halaman, gazebo, dan lapangan bola bila di tanggal 15-16 agustus, ya diijinkan dengan catatan bila villa tidak dipakai. YA, pertemuan yang bukan kebetulan.
Melihat lapangan bola, jadi keinget masa kecil, bermain bola, kadang bermain gobak sodor, engklek, beteng-an, dll, ada banyak permainan tradisional, yang sekarang sudah tidak dikenal anak-anak masa kini. Yuk, besok mainan lagi mau nggak? rindu main gobak sodor.. main yuuukkk..
@HAi-hai.. kalau mau main bambu gila, di lapangan ini boleh juga..
Karena waktu terbatas, sebenarnya Joli mau ajak naik lagi ke atas ke Cemoro Sewu, yang paling atas, biasa para pendaki mulai dari sini, pemandangan indah dan jagung bakarnya sangat enak.
Sebenarnya perjalanan pulang bisa juga ke Candi Cetho dan Candi Sukuh (ini candi porno), juga ada kebon tanaman obat di Tawangmangu, yah.. sekali lagi karena waktu sangat mepet, Daniel ada tugas jam 5, Joli juga harus jemput mas Paul di airport, ya, nanti survey akan bersambung.. kapan-kapan lagi.. bila Ari sudah delicious.. Ya Ri?
NAh cepetan daftar, ke admin, supaya bisa tentukan transpotasinya..
@Purnawan, mana photo Princess and white horse nya??
Foto Princess
Ladies and gentlemen,
Please wellcome, Princess with her white horse!!
------------
Communicating good news in good ways
Uapik Cah ..
Uapik cah villanya, pemandangan yang indah, apalagi jika Agustus nanti udaranya masih dingin seperti sekarang (Solo, Salatiga lagi bediding/begiding, TW harusnya iya), mantap!, siap-siap mie manget-manget dan kopi panas
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Bener banget tuh ...
Bener banget tuh ...
Rumah q kan deket situ, kemungkinan sampe agustus pun cuaca masih dingin sekali .. siap2 bawa pakaian double .. ma jangan lupa bawa sarung
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)
hohoho.. nanya pak wawan..
ada hot waternya ga?? hehehehe..
coz aku yakin sekrang TW lagi dingin2nya, daripada ntar disana ga mandi mending tanya duluan hehehehe...
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
Ada. Jangan kuatir. Ada
Ada. Jangan kuatir. Ada pemanas air. Mau masak air sendiri juga ada dapurnya.
------------
Communicating good news in good ways
hohoho
matur nuwun pak wawan :-)
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
Ikut
Love n Peace Lady silent
Lady Silent, Ayo daftar di
Lady Silent,
Ayo daftar di blognya admin [paling atas], biar bisa disiapkan akomodasinya mulai saat ini.
------------
Communicating good news in good ways
Gak rugiiiii.....
Karena sudah mendapat fatwa WAJIB oleh Wawan, maka inilah komentar saya:
Sebenarnya saya kurang berminat ikut survey kali ini, selain karena udaranya pasti dingin sekali (di rumah saja bangun pagi sudah menggigil, apalagi di Tawangmangu), juga karena sorenya saya ada tugas pelayanan, dan banyak alasan lain lagi, baik yang asli maupun yang dibuat-buat.
Tapi siang itu Joli tetap ngotot mampir di rumah saya, dan setelah ritual bujuk-membujuk, hingga ada seorang peserta survey yang rela duduk di bagasi belakang Terrano 5-seater yang sudah berisi 5 orang itu, maka hati saya pun terharu akan kebaikan hati mereka, dan segera naik ke mobil itu (walaupun salah satu alasannya adalah untuk menagih traktiran ulang tahun Joli di sebuah rumah makan spesial di Tawangmangu)
Ternyata, tidak rugi juga ikut survey. Pemandangan dari gazebo yang diceritakan Wawan benar2 luar biasa. Keindahan yang menyerbu ke seluruh panca indera terasa menyesakkan dada. Foto yang dipasang Wawan hanya sepotong keciiiiil saja dari seluruh pemandangan yang ada. Di bawah masih ada sungai yang berkelok2. Di atas langit biru bertabur awan. Telinga dibuai dengan suara desiran angin dan gemuruh air sungai memecah di bebatuan. Ayo cepetan daftar kopdarnas bagi yang masih mikir2!!!!
Tapi ternyata janji Joli untuk memulangkan saya lagi tepat waktu tinggal janji belaka. Sehingga para peserta Pemahaman Alkitab harus menyanyi setengah jam lebih lama sampai saya datang jam 17.30. Belum mandi! Ah, tapi tak apa, setelah saya bilang ke mereka kalau saya diajak Joli, mereka langsung maklum kok... :)
Gara-gara Daniel..
Daniel : langit biru bertabur awan. Telinga dibuai dengan suara desiran angin dan gemuruh air sungai memecah di bebatuan.
Wah bener-bener NGGAK rugi, tuh Daniel, pulang dari sana sudah mulai berkata-kata indah, pasti sudah kirim puisi ke Jakarta juga ya?
Walah Daniel tho, yang bikin gara-gara di kelompok, besok-nya mereka telpon Joli, minta diajak survey ke Tawangmangu. Dasar, si mazdanez..
survey lagi!
wakakaka.... ayo rame2 berangkat lagi survey versi 2.0, kali ini harus lebih seru ya... :))