Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
STUPID
Seorang gadis kecil berusia 9 tahun bermain ke rumahku bersama adiknya yang berumur 4 tahun. Sang kakak asyik menonton televisi sedangkan si adik bermain bersama suamiku. Hampir setiap hari mereka ada di rumahku saat aku pulang kerja. Saat itu aku sedang asyik di depan komputer menjelajahi pasar klewer ini.
Tiba-tiba si adik mendatangi sang kakak dan mengambil remote lalu memindahkan channel televisi sesukanya. Sang kakak langsung merebut remote itu dari adiknya dan berteriak dengan keras, "STUPID!"
Wowwww ... aku agak sensitif dengan kata itu ....
Spontan aku beranjak dari depan komputer lantas memberi ceramah kepada sang kakak. Jangan bayangkan kalau aku marah-marah sama sang kakak. Aku memberi ceramah sambil menahan diri untuk tidak jadi galak :) Si adik pun, walaupun baru 4 tahun, tidak luput dari "ceramahku" agar tidak memancing kemarahan si kakak. Dengan wajah lugunya, si adik hanya melihat ke arahku sambil nyengir.
Ya, akhir cerita aku minta mereka saling maaf-maafan .... si kakak masih sebel banget sama adiknya menjabat tangan adiknya dengan terpaksa. Tapi si adik menjabat tangan kakaknya dengan dengan senyum lebar, seolah tidak pernah melakukan kesalahan apapun.
Ah, yang penting mereka dah baikan. Si kakak pun menonton kembali dan si adik kembali mengganggu suamiku yang ternyata menggantikan posisiku di depan komputer waktu aku kasih ceramah singkat tadi.
Kelihatannya gak penting banget ya cerita di atas. Tapi mengapa aku menuliskan cerita itu?
Hari minggu kemarin, pulang dari gereja aku berjalan beriringan dengan orang tua mereka. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat si kakak berjalan ke arah kami. Ternyata setelah sekolah minggu selesai dia langsung pulang. Tetapi entah kenapa tiba-tiba dia kembali lagi ke gereja.
Aku bertanya baik-baik, "Kok balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Si kakak berkata sambil nyengir, "Gak apa apa, mau balik aja lagi."
Tiba-tiba si ibu berkata, "Ah emang STUPID kok nih Anak!"
Dengan menahan malu si kakak berkata, "Aku jangan di ece gitu, to Ma!"
Tapi si ibu tetap berkata bahkan mengulang-ulang, "Ah emang kamu STUPID. STUPID kok dipelihara. Udah sampai rumah balik lagi ke gereja. Apa gak STUPID itu namanya?"
Aku hanya bisa diam. Percuma aku kasih ceramah panjang lebar beberapa hari lalu kepada si kakak, karena ternyata muaranya adalah orang tuanya sendiri. Harusnya aku kasih ceramah ke orang tuanya. Tapi saat itu aku hanya bisa diam seribu bahasa. Menahan nyeri di dalam hati.
"Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kolose 3:21)
- Love's blog
- 5887 reads