Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

SIBLING RIVALRY

karintanojo's picture

Setiap anak terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keunikan inilah yang menjadi pembeda, bahkan antar saudara kandung sekalipun. Sayangnya, sering kali perbedaan ini memicu persaingan di antara mereka, baik persaingan yang sehat maupun sebaliknya. Bagaimana menyikapi sibling rivalry?

Sibling rivalry merupakan kompetensi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih dan perhatian dari satu atau kedua orang tua atau untuk mendapat pengakuan lebih terhadap sesuatu. Salah satu pemicu awalnya adalah ketika seorang anak tidak disiapkan untuk menjadi kakak. Ada beberapa faktor penyebab seperti usia, jarak antar anak, pola asuh, kepribadian dan temperamen anak, banyaknya saudara, urutan kelahiran atau pengaruh lingkungan, dan media massa. Favoritisme orang tua terhadap anak juga dapat mencetuskan rasa tidak suka bahkan dendam dalam diri anak. Hal ini terkadang dilampiaskan dalam bentuk perlawanan terhadap orang tua. Perilaku melawan akan diperlihatkan oleh anak yang lebih inferior terhadap anak yang lebih superior. Persaingan akan sering muncul pada anak-anak yang di masa sekolah karena anak mulai mengenal kompetisi. Anak akan berusaha mencari perhatian dan kasih sayang orang tua dengan berbagai cara. Orang tua tidak perlu khawatir karena sibling rivalry berdampak positif terhadap perkembangan kognitif dan emosi anak. Anak akan belajar untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan keterampilan sosial seperti, bagaimana cara menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara tepat untuk berkompromi serta mengkontrol dorongan untuk bertindak agresif. Keterampilan negosiasi juga dapat dilatih dengan adanya konflik-konflik antar saudara.

Tidak ada batasan usia karena persaingan antar saudara dapat terjadi sepanjang waktu semakin jauh jarak antar saudara, maka persaingan antar saudara akan lebih minim. Sebenarnya anak yang memiliki saudara akan memiliki teman bermain sehingga tidak merasa kesepian seperti anak tunggal.

Pertengkaran yang berkelanjutan antara kakak beradik hendaknya medapatkan intervensi dari orang tua. Orang tua perlu memonitor dan mengelola sibling rivalry secara serius dan mencegah terjadinya perilaku abuse terhadap anak. Jika anak tidak sanggup mengatasinya sendiri, mintalah bantuan kepada konselor, pembimbing rohani, dokter anak, atau psikolog.

Orang tua dapat melatih anak untuk mengekspresikan kemarahan atau kekesalan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Orang tua dapat mengajak anak berdiskusi untuk menemukan penyebab munculnya perasaan marah dan bersama-sama mencari jalan keluar. Solusi yang diusulkan oleh anak akan lebih efektif jika dapat dilakukan secara adil dan sesuai kesepakatan. Orang tua dapat memberikan reward bila anak-anak berhasil menyelesaikan konflik tanpa pertengkaran.

Marilah kita mengajari anak untuk hidup damai dan dapat bertolerasi terhadap orang lain.

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,”

 

Amsal 22:6

__________________

Karin Tanojo