Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Selamat Ulang Tahun, Semoga Panjang Umur...
SELAMAT ULANG TAHUN, SEMOGA PANJANG UMUR…
July 29, 2009 by Rudy Dwiantoro
SELAMAT ULANG TAHUN, SEMOGA PANJANG UMUR…
Nenek saya, Emak, begitu panggilan kami, umurnya 92 tahun,
Di keluarga dari sisi ibu saya, emak kami ini menjadi tokoh sentral dalam keluarga,
memang bukan orang yang otoriter, tapi karena begitu sederhananya,
tidak sekolah, tidak bisa membaca menulis.
Hanya bisa menulis nama sendiri untuk tandatangan KTP saja, itu dia bisa,
dan mengerti nilai uang, tambah kurang dengan sederhana.
Bahkan ulang tahu dia sendiri, dia tidak tahu kapan, sehingga kakek kami memilihkan tanggal tertentu untuk dianggap sebagai ulang tahun dia,
dan dikira-kira udah umur berapa, demikian jadilah kita memperingati ulang tahun emak kami setiap tahun,
Setiap tahun, kita wajib memberi selamat ulang tahun “Mak, selamat ulang tahun ya.. semoga panjang umur”
itu kata2 yang diajarkan untuk dikatakan, dan menjadi kebiasaan untuk diucapkan ke semua orang.
Seperti harapan untuk tetap panjang umur, tetap bisa menemani kami semua menjadi harapan yang baik untuk dia,
Makin tua, makin lemah kondisi fisik emak, beberapa kali karena kaki udah kropos, membuat emak sering jatuh,
sampai akhirnya untuk jalan harus memakai tongkat,
Mama saya tiap kali telpon, cerita kondisi emak makin menurun, dan
sering bicara sendiri, seperti ini,
Duh, susahnya..
Mati enak rasanya..
bisa ketemu suami,
bisa ketemu mama,
masak gini Tuhan….
sakit Tuhan….
Mati aja enak Tuhan…
Kami mendengar itu rasanya miris, dia begitu menderita, tapi gak bisa apa2….
Anaknya yang merawat, juga repot…
Saat itu emak masih bisa buat air sendiri di pispot, jalan dgn berpegangan ke tembok. duduk sendiri juga masih bisa.
Dalam suatu kesempatan, saya bicara dengan mama saya,
(saat itu yun lagi ikut reuni, jadi saya banyak waktu bersama mama saya, karena tinggal di rumah saya, biasanya kalau ada yun, kami tinggal di rumah yun)
Saya bercerita, share, kalau kita sering berdoa minta ini itu, apa yang kita minta itu dikabulkan Tuhan,
walaupun salah apa yang kita minta.
Mungkin iblis meng-claim apa yang kami minta, supaya dikabulkan…
Mama saya minta kesehatan, tidak minta kaya, karena melihat banyak contoh teman family yang kaya, cukup, tapi sering ada masalah, ribut keluarga, ini itu,
Jadi mama saya bilang ke kami anak2,
Udah hidup sederhana aja, asal gak neko neko,
drpd kaya, tapi ribut2, gak rukun, mending pas2an aja,
drpd kaya, tapi sakit, mending gini gini aja, masih bisa sehat.
sakit dikit, minum bodrex udah waras, gak usah berobat ke singapura atau gimana,
Itu yang juga menempel ke saya dan kakak saya,
kami sering berdoa, “Tuhan, saya mau hidup sederhana aja, asal gak neko2..”
suatu doa yang intinya spt itu,
Saat itu papa saya belum ikut Kristen, tapi gak mau ikut ke gereja, menolak mentah2,
Mama saya selalu minta dan bertanya seperti ini
“Tuhan, gimana kalau suami saya sampai meninggalnya belum mengenak Tuhan, aku bagaimana jadinya, gagal mengajak dia untuk selamat, Kalau boleh minta suamiku bisa menerima Tuhan sebelum dia meninggal”
Doa spt itu selalu dia ucapkan,…
papa saya sakit2an, terus dan lama sekali, rasanya seingat saya, sejak saya SMA, kuliah papa saya tidak pernah sehat, sampai sering masuk rumah sakit, dan menderita,
Suatu hari ada pendeta yang datang berkunjung dan ajak papa saya terima Tuhan,
Mama saya memohon papa, untuk terima Tuhan, tapi papa saya gak bisa mengikuti doa pertobatan,
dia bilang seperti ada suatu tembok yang menghalangi dia,
Pendeta itu tanya, apa papa punya jimat2, dan papa tunjukkan suatu tempat di samping dia, jimat yang diberi orang tua dia,
sebentuk kantung kecil,
saya sendiri tidak tahu apa isinya, oleh pendeta diambil, dan dibakar.
Setelah itu baru papa bisa mengikuti doa pertobatan, dan menerima Tuhan Yesus,
Kami lega, dan beberapa hari berikutnya dia meninggal.
Mama saya lega, kami lega…
Tapi pengalaman itu kami ingat saat bulan lalu, bahwa ada beberapa fakta
- Apa yang diminta mama saya spy papa saya bertobat sebelum meninggal, itu dikabulkan, hanya beberapa hari setelah papa menerima Tuhan papa meninggal, saat tidur stlh diperiksa dokter, tiba2 kami dapati sudah meninggal.
- Hal apa yang mama minta untuk hidup sederhana, pas2an dan sehat, dikabulkan. Mama saya terbilang tidak pernah sakit, selain flu batuk, bisa jalan dan sigap kemana-mana, dan bener hidupnya pas2an sekali.
- Saya juga share bahwa hidup saya, memang jarang sekali sakit, dan terasa pas2an.
- Doa kakak saya, dia minta untuk bisa menolong orang lagi dengan hidupnya, dan itu banyak terjadi, dia tidak kekurangan, tapi dia hidup dgn gaya pas2an, dan sehat.
sore itu saat kita mengingat semuanya ini, kami juga mengingat, doa kami semua untuk emak,
‘SEMOGA PANJANG UMUR YA MAAAAAK”…
kami mendengar beberapa kotbah, khususnya dari Ev Yusak Cipto, dimana dia sering menemuhi kasus orang2 tua yang tidak bisa meninggal, karena didoakan panjang umur oleh anak cucunya.
Ada beberapa contoh, dimana iblis meng-claim kepada Tuhan, spy doa itu dikabulkan, spy manusia menderita,
Kami bersepakat untuk mengubah doa,
sblm kami pulang ke bali, kami berkumpul berdoa bersama, meminta ampun atas apa yang kami minta, atas doa-doa kami yang selalu meminta menurut pendapat kami sendiri, padahal kami tidak tahu mana yang terbaik,
Kami meminta mencabut semua doa doa kami selama ini, dan meminta apa yang terbaik untuk kami, dan emak kami,
apa sudah waktunya pulang, biar Tuhan yang atur mana yang terbaik, dan kami mesti bagaimana tolong Tuhan yang atur.
Kami pulang ke bali akhir bulan lalu,
Kami bertanya-tanya, bagaimana ini jadinya…kita mesti gimana…belum tahu… pasrah..
Hampir tiap hari selalu ada kabar dari mama saya, ttg perkembangan emak,
tiba2 kondisi menurun lagi,
yang semula bisa makan sendiri, sekarang mesti disuapin.
yang semula bisa duduk sendiri, jadi tidak bisa duduk sendiri,
yang bisa bicara, jadinya makin diam,
respon terhadap orang lain makin turun,
sampai suatu hari, di minggu lalu, terpaksa dianjurkan masuk ke rumah sakit,
disana diperiksa, satu persatu fungsi organ tubuh mandeg, jantung, paru2, kekebalan tubuh mulai hilang.
Sampai hari juma’t lalu meninggal, tidur dan tidak bangun lagi.
Kami memang sedih, dan bersyukur, emak bisa berpulang, di saat hari libur panjang,
cucu yang jauh bisa dapet tiket murah di tanggal sabtu kemarin, hari senin hari libur,
anak2 kami sabtu kemarin dan senin libur, sehingga tidak lama bolos sekolah,
Yuyun bisa cuti 1 hari sabtu kemarin, dan saat itu sudah ada asisten,,
Kami merasa, adalah suatu setting waktu yang cukup pas dan tidak merepotkan kami keluarga besar.
Kalau boleh kami melihat kebelakang, Tuhan mendengar doa kami,
Banyak hal yang kami dapatkan dalam hal pengalaman kami adalah,
- bahwa Tuhan mendengar doa kami,
- dan sering kami meminta hal yang menurut kami baik, tapi sebetulnya salah,
- tidak memberikan kesempatan Tuhan untuk memberikan yang terbaik buat kami, karepe dhewe…
- hal lain, adalah sekarang agak anti mengucapkan “semoga panjang umur…..”
mendapat bukti bahwa Tuhan itu ada dan bekerja nyata untuk kita, dengan waktu dan kehendak Dia……
bukan waktu dan kehendak kita.
- Rudy Dwiantoro's blog
- Login to post comments
- 10449 reads