Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sekilas dari Keabadian (29)
Kesaksian Ian McCormack
Oleh: John Adisubrata
KASIH ALLAH PADA DUNIA
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
Yang tampak di belakang saya, ternyata bukan hanya ibu saya saja, tetapi juga ayah saya Colin McCormack, kakak saya Sharon, adik saya Neil, dan anggota-anggota keluarga saya yang lain. Begitu juga sahabat-sahabat yang saya kenal, dan ... tak terhitung banyaknya orang-orang lain yang berdiri berdesak-desakan di belakang ibu saya.
Karena begitu banyak jumlahnya, wajah-wajah mereka tidak bisa saya kenali lagi, ... lenyap tertelan oleh jarak dan kegelapan yang ada di belakangnya. Di mata saya mereka semua tampak seperti butir-butir pasir yang tak terhitung banyaknya, yang memenuhi tepi-tepi pantai lautan!
Saya berkata kepada-Nya: “Siapakah mereka, Tuhan? Kecuali anggota-anggota keluarga dan teman-temanku, aku tidak pernah mengenal atau bertemu dengan orang-orang tersebut. Apakah hubungan mereka dengan diriku?” (1)
Seketika itu juga Ia menjawab: “Ian, jika engkau tidak pulang kembali, banyak sekali dari orang-orang yang engkau lihat di sana tidak akan pernah memasuki rumah-Ku untuk mendengar nama-Ku.”
Saya yang masih belum mengerti maksud perkataan-Nya, berusaha untuk membela diri: “Tuhan, aku ingin pulang kembali hanya untuk menemui ibuku, keluargaku dan orang-orang yang kukasihi saja. Tetapi orang-orang sebanyak itu, ... siapakah mereka? Aku tidak pernah mengenal mereka. Mengapa Engkau hendak melibatkan diriku dengan orang-orang asing tersebut?”
Kali ini jawaban yang diberikan oleh-Nya segera membuka mata hati nurani saya: “Ian, Aku mengasihi mereka! Aku ingin, agar mereka semua menerima kesempatan untuk mendengar nama-Ku, dan ... mengenal diri-Ku! Sebab Aku mau, agar mereka semua juga diselamatkan! Mereka akan ditelan oleh kegelapan yang engkau saksikan tadi, jika engkau tidak pulang kembali!” (2)
Mendengar jawaban-Nya, saya menjadi malu sekali!
Allah adalah Kasih, … itulah pengertian terpenting yang saya pelajari mengenai kebenaran diri-Nya sepanjang malam bersejarah tersebut. Melalui pengalaman itu Ia ingin, agar saya juga belajar mengasihi semua orang seperti Dia mengasihi mereka!
Karena KUNCI untuk memasuki Kerajaan Sorga adalah KASIH! (3)
Setelah berdiam diri sejenak, akhirnya saya mengajukan beberapa pertanyaan lagi: “Tuhan, … apakah yang harus kulakukan sekarang untuk bisa pulang kembali ke sana? Apakah aku harus melayang melalui terowongan sinar di belakangku, ... melalui tempat gelap yang mengerikan itu, ... lalu kembali lagi ke dalam ruang rumah sakit di mana tubuhku kutinggalkan? Tuhan, aku tidak akan pernah bisa memahami kasih karunia dan kuasa-Mu yang sudah membawa diriku ke tempat ini. Tetapi sekarang, ... apakah yang akan Engkau lakukan, agar aku bisa masuk ke dalam tubuh jasmaniku lagi?”
Ia menjawab: “Ian, miringkanlah kepalamu ke arah kanan, … rasakan cairan keringat memedihkan yang sedang menggenangi rongga mata kananmu, dan setelah itu ... bukalah mata tersebut!”
Tepat seperti yang diperintahkan oleh-Nya, ... semua itu segera saya kerjakan!
(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini)
SEKILAS DARI KEABADIAN (30)
Kesaksian Ian McCormack
PULANG KEMBALI
- John Adisubrata's blog
- 4953 reads