Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Salib itu patah

Louise M's picture

Aku memandangi salib yang terbuat dari kayu di ruang kerjaku, memandangi salib adalah suatu kebiasaanku saat menghadapi pekerjaan "Mission impossible" dari bos londoku. Aku menarik nafas dalam2x siap mengambil ancang-ancang untuk membuat planning produksi , tetapi, ..tunggu.., ada yang aneh dengan salib itu.., aku berdiri mendekati salib yang ku gantung di dinding yang menghadap tepat di depanku. Hm...salibnya retak..pasti tadi jatuh saat di bersihkan oleh office boy.., kok bisa retak ya?wah pasti tadi jatuhnya parah nih.., kok sampai retak ya.., aku mengambil salib itu dan membawanya ke bagian produksi, maklumlah aku bekerja di perusahaan yang memakai kayu sebagai bahan bakunya, kutinggalkan sejenak paper work ku yang berantakan di atas meja. "Kalau tidak sekarang kubetulkan pasti besok-besok lupa", begitulah pikirku. Sesampainya aku di produksi langsung saja aku meminta bantuan untuk membenarkan salib yang retak ini. "beres mbak..nanti aku antar ke ruangan mbak ya kalau sudah selesai" kata orang produksi ku ini.

Singkat cerita, aku kembali ke ruanganku, kembali suntuk dengan pekerjaan "mission imposible" tadi, dan saat bel "tettttttttttttttttttttt..............." berkumandang di seluruh ruangan tempatku bekerja ini yang menandakan jam kerja orang produksi untuk shift 1 sudah selesai , datanglah orang produksi yang membetulkan salibku tadi, "mbak..ini salibnya saya buatin yang baru pake cutting off ( sisa potong kayu hasil produksi ), yang tadi punya mbak retak terus waktu saya mau benerin eh malah patah..,nggak bagus mbak kalau cuma di tambal dan lem, salib yang baru saya gantungkan di situ ya mbak", orang produksiku itu menunjuk dinding tepat di depanku.." iya pak, makasih lho.., lha terus ini apaan pak", kataku sambil menunjuk sesuatu yang di bungkus foam sheet. " ooh..itu salib punya mbak yang patah, sudah saya bungkus dengan foam sheet biar bisa di simpan", jawab orang produksiku itu. "hah...???? kenapa nggak di buang aja pak? Kan sudah rusak", bener2x deh aku bingung sama orang ini lha kok barang rusak di suruh aku nyimpen. "mbak, biarpun saya tidak seiman sama mbak, tapi ini kan barang berharga milik mbak". Wah orang produksiku kok sampai seperti itu ya.."pak, ini salib kan sudah patah, kategorinya barang afkir.., di buang aja dikumpulin jadi satu dengan kayu limbah lainnya". Kategori kayu limbah di tempatku kerja ini adalah potongan kayu kecil2x atau kayu rusak yang sudah tidak bisa di proses lagi. "Emoh..mbak..mosok salib patah ini di jadikan kayu limbah.., emoh.., takut kualat". Kemudian aku mengambil salib patah yang dibungkus foam sheet itu, aku buka foam sheetnya, sayang soalnya , foam sheet itu masih bisa di pake lagi buat bungkusin yang lain. " ini pak tolong di masukin ke kayu limbah ya..", kuberikan salib patah itu, dan orang produksiku mengambilnya. Setelah aku menyelesaikan paper work ku, segeralah aku meninggalkan ruanganku menuju lantai bawah untuk menemui suamiku yang sudah lama menungguku , tetapi apa yang aku lihat...salib patah itu lagi, lha kenapa suamiku megang salib patah tadi ya..., suamiku tersenyum.., "sudahlah biar salib patah ini kita buang di tempat sampah aja kalee ya..." gitu suamiku bilang, tapi aku yang nggak terima."Jangan ah.., risih.., kalau di tumpukan kayu limbah kan nggak apa2x..sesama kayu gitu lho.." Lha tiba2x perasaan nggak enak muncul juga nih, wah kok aku seperti orang produksi itu ya. " yo wes..kalau gitu sama aja seperti orang produksi tadi...11-12.."jawab suamiku sambil menonjokku mesra, aku tertawa..iya juga ya.., salib..salib..kenapa sih kamu patah..bikin bingung aja mau buangnya..pasti deh sepanjang jalan menuju rumah bakalan kena cerewetan suamiku nih.., " enggak suami sayang, yuk kita buang di tempat sampah di belakang sana itu lho..,nanti kita ngelewatin kok ,kan kita pulangnya lewat jalan belakang .."aku menunjuk ke belakang pabrik.. dan tanpa suamiku tahu tempat sampah yang kumaksud itu adalah sampah limbah kayu tadi.., hua..ha..ha..ha...gotcha..

Ari_Thok's picture

Benda "Rohani" Sama Dengan Tuhan?

Mmm .. membaca blognya Louise, aku berpikir sepertinya itu salib menjadi sakral dan seperti meng"tuhan"kan salib yang notabene adalah sebuah benda. Mungkin karena ada makna di benda itu, jadi sampai tukang produksinya takut "kualat".

Mirip dengan kasusnya Louise, saya pernah dapat poster gambar Tuhan Yesus, bagus banget, ada banyak kata-kata bagus. Setelah sekian lama kupajang di tembok, lambat laun itu poster kertasnya mulai rapuh, sobek di pinggir2nya. Lama kelamaan mulai kotor dan gak sedap lagi dipandang. Nah, masalah mulai terjadi ketika akan membuang gambar itu, sempat terpikirkan, itu kan gambar Tuhan Yesus, masak dibuang di tempat sampah, hayo. Akhirnya hanya kugulung dan kutaruh diatas lemari.

Hehe, tapi akhirnya sadar juga, dan mantap, itu hanya gambar, bukan Tuhan, hanya souvenir, jadi jika memang sudah kotor dan tak lagi bisa dipasang, dibuang pun gak masalah.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Louise M's picture

@Ari, kalau bendera gimana?

Kasus lainnya lagi nih ri, bendera kita, aku ada bendera lama yang masih aku simpan di lemari, tadinya mau aku buang, tapi kayaknya nggak tega gitu..gimana ya..risih aja.., berkesan "sakral" juga sih..., terus kalau ada yang lihat di tempat sampah nanti mikirnya macam2x kan?
Ari_Thok's picture

Bendera Merah Putih?

Bendera? Maksudnya? Bendera merah putih yang dikibarkan tiap bulan Agustus itu? Ah, jangan dibuang atuh, masih bisa untuk kain pel / lap :). Cuek aja, gak bakal ditangkap kok, kecuali itu dibakar saat demo yang disitu banyak polisinya.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*