Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
RELAX
Galatia 2: 19-21
Saudaraku dari bagian Firman Tuhan yang telah kita baca, kita dapat melihat sosok Paulus yang menyadari, bahwa hidupnya yang ia hidupi sekarang ini bukan lagi hidupnya sendiri, tapi hidupnya sekarang ini adalah Kristus. Bahkan ia mengatakan hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Paulus yang dahulu menganiaya orang-orang percaya, yang sangat membenci orang-orang Kristen, yang hidup sesuai dengan kehendaknya, mengatakan “aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
Saudaraku, saya teringat dengan sahabat saya di Surabaya. Ia jarang sekali ikut persekutuan, dan suatu saat pendeta saya menasehatinya. Ketika ia menceritakan peristiwa itu kepada kami, teman-temannya, ia mengatakan, ”sapa elo? Enak aja suruh-suruh aku ikut persekutuan, terserah aku donk mau ikut apa nggak!” Dan tiap kali ada orang yang menasehatinya, perkataan yang sama yang ia ucapkan: Ini hidupku, ya terserah aku donk mau ngapain aja! yang penting aku seneng! Ia hidup dengan keinginannaya sendiri dan tidak memedulikan orang lain. Ia berpikir bahwa hidupnya ini miliknya dan tidak ada orang yang berhak ikut campur dalam hidupnya ini. Dan sejujurnya, saya pun, dahulu melakukan hal yang sama. Saya menganggap bahwa hidup ini adalah hidupku. Apa yang saya mau, itulah yang saya lakukan dan saya tidak peduli dengan orang-orang di sekitar saya karena yang penting saya senang. Bahkan saya tidak mendengar apa yang orang tua saya mau dalam hidup saya. Dan saya sangat menikmati hidup seperti itu.
Saudaraku, ketika kita harus diperhadapkan dengan pertanyaan “Bagaimana kita menikmati dan menjalani hidup ini?” apa yang akan kita jawab? Apakah dengan melakukan apa yang saudara senangi? Dan melakukan segala sesuatu sesuka hatimu.
Saudaraku, saran saya adalah nikmatilah dan jalani hidup ini dengan “Relax”. Inilah tema yang saya bagikan, yakni ”nikmatilah hidupmu dengan Relax!” Tapi yang jadi masalah relax yang seperti apa? Yang menikmati hidup ini tanpa memikirkan apa-apa, yang isinya cuman makan dan tidur, atau yang isinya cuman ongkang-ongkang kaki dan semuanya ada di hadapan kita. Kesuksesan, kejayaan, keberhasilan yang akan datang dengan sendirinya tanpa kita meneteskan keringat sedikit pun?
Saudaraku, relax yang saya maksudkan bukanlah menikmati hidup dengan sekedar santai. Relax yang saya maksudkan ialah:
Repentance (hidup dalam pertobatan)
Saudaraku, di dunia ini tidak ada manusia yang tidak berdosa. Roma 3: 23 mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Saudaraku, sejak Adam dan hawa jatuh dalam dosa, sejak saat itulah manusia berdosa dan tidak ada manusia yang tidak melakukan dosa.
Seringkali sadar atau tidak sadar, kita telah melakukan dosa. Ketika SMA dan ujian nasional, saya dan teman-teman berharap agar mendapat nilai yang baik bahkan menjadi yang terbaik di sekolah. Dan saudara sekalian pasti juga memiliki harapan yang sama. Namun seringkali kita menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginan itu. Tidak hanya dengan belajar dan berdoa, tetapi dengan nyontek, ngerpek (buat catatan kecil), beli soal dan banyak hal yang lain. Sebenarnya untuk apa kita melakukan itu semua?
Berapa kali saudara melakukan dosa dalam sehari? 1 kali kah? Jika 1 kali saja sehari, dalam satu tahun 366 kali kita melakukan dosa. Namun ketika kita sadar ketika kita berbuat dosa apakah kita tetap melakukan dosa itu?
I Yohanes 1: 8-9 mengatakan “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” Saudaraku, ketika saudara mengakui dosamu dan datang kepada-Nya, Allah tidak akan membiarkan saudara begitu saja. Ia akan mengampuni dan menyucikan saudara. Hidup dalam pertobatan berarti hidup mengarahkan diri, menilik diri dengan pusat atau fokusnya adalah Allah.
Saudaraku, jika saudara masih melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik, keberhasilan, kesuksesan, kejayaan, ingatlah bahwa segala sesuatu yang saudara harapkan itu sia-sia. Karena hidupmu itu berada di luar Allah, ketika saudara menghalakan segala cara. Tidak hanya dalam menggapai kesuksesan, ketika saudara menjalani hidupmu, saudara membantah orang tua mu, maupun ngomongin teman mu. Saudara telah berbuat dosa. Karena itu hiduplah dalam pertobatan. Mohon ampun kepada Allah atas segala sesuatu yang telah saudara perbuat.
Enjoy love of God (menikmati kasih Tuhan)
Pernahkah saudara merasakan kasih Allah yang sangat besar buat kita? kasih yang lebih besar dari kekasih kita, kasih yang rela mati untuk kita. Yohanes 3:16 mengatakan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Saudaraku, Allah gak tanggung-tanggung buat mengasihi kita, bahkan Ia rela memberikan Anak-Nya buat manusia. Tidak hanya itu, I Yohanes 3: 1, juga menyebutkan, karena begitu besar kasih-Nya bagi kita, Ia menyebut kita anak-anak-Nya.
Saya yakin, setiap kita di tempat ini pernah merasakan yang namanya jatuh cinta ?atau bahkan sekarang saudara sedang jatuh cinta. Ketika saudara jatuh cinta, apa yang saudara rasakan? Apa yang selalu saudara pikirkan dan bayangkan? ketika waktu makan, mau tidur, belajar bahkan mandi, yang terbayang hanya wajah dia, orang yang kita kasihi. Tapi yang jadi pertanyaan? Pernakah saudara merasakan itu dengan Tuhan? Hingga saudara gak bisa tidur karena merindukan Tuhan?
Seringkali kita lupa akan kasihnya yang luar biasa buat kita. Seringkali orang di kanan dan kiri kita lebih berarti dibandingkan dengan Dia yang telah memberikan nyawanya untuk kita. Bahkan kekasihmu yang seringkali membuatmu menangis lebih berarti dibandingkan Tuhan yang selalu ada buat saudara.
Saudaraku, mama saya bertobat ketika saya duduk dibangku SMP. Sejak kecil mama saya selalu menyuruh saya pergi ke Sekolah Minggu, pergi ibadah raya bahkan persekutuan pemuda, tetapi mama saya sendiri tidak merasakan kasih Tuhan dan rindu untuk pergi ke gereja. Saya sebel kenapa harus pergi ke gereja kalau mama saja gak pergi ke gereja? Namun dari situ saya menemukan kasih yang sangat besar yang tidak ternilai harganya. Dan ketika mama saya bertobat, mama pun merasakan kasih yang luar biasa itu. Mama saya menderita mag dan paling menghindari yang namanya puasa. Tapi mendekati natal, mama bertekad untuk berpuasa selama 40 hari. Mama tidak memikirkan lagi penyakit mag-nya. Mama berdoa dan menikmati kasih Tuhan yang sangat besar buat hidupnya. Saya terkejut melihat tekad mama, karena mama benar-benar berubah. Kasih Tuhan mengubahkan mama.
Saudaraku bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menikmati kasih Tuhan yang besar itu? Menikmati kasih yang dapat mengubahkan hidupmu dan hidupku.
Let God handle anything (biarkan Tuhan memegang segala sesuatu)
Apa maksud dari kata memegang disini? Kata memegang bukanlah berarti seperti ketika kita memegang tangan teman kita. Tetapi yang saya maksudkan adalah biarkan Tuhan yang mengatur atau yang bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Yeremia 17: 7 mengatakan “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” Ketika seseorang mengandalkan Tuhan, berarti ia menaruh atau menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Saudaraku, ketika saudara memiliki masalah dan saudara merasa berat. Ingatlah, bahwa Tuhan ada bersamamu dan siap menerima dirimu! Serahkan hidupmu kepada-Nya dan biarkan Dia yang bekerja dalam hidup-Mu. Biarkan Tuhan yang memegang kendali dalam hidup kita.
Seorang anak anak kecil sedang bermain bersama teman-temannya, ia tertarik dengan suatu benda yang menyilaukan matanya. Ia datangi dan ia mainkan benda itu. Ternyata benda itu adalah pisau. Sang Ibu melihatnya dan meminta pisau itu, namun anak itu tidak mau menyerahkannya. Ia menangis dan tetap tidak mau melepaskannya. Ibunya menjelaskan kepada anak itu, seberapa bahayanya pisau yang ia mainkan itu. Ibu tidak menakutinya, tetapi ibu menjelaskan dengan penuh pengertian dan anaknya memberikannya kepada sang ibu. Saudaraku ketika saudara melakukan sesuatu yang bahaya, Allah tidak membiarkan saudara. Tapi ketika Allah mengingatkan saudara, apa yang akan saudara lakukan? Apakah tetap bermain dengan benda itu?
Bisakah kita, tanpa Allah meminta, kita memberikannya kepada Allah? Ketika saudara mengalami situasi sulit di sekolahmu atau di kantor tempatmu bekerja, apakah saudara tetap menyelesaikan semuanya sendiri? Mampukah dirimu bertahan dalam keadaan yang terjepit sekalipun?
Saudaraku, Allah membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun, yang mau datang kepada-Nya. Baik orang yang kaya, yang miskin, yang kelelahan, yang terbuang dan yang terasingkan. Allah tidak melihat status sosial kita, tetapi Allah melihat hati kita yang mau datang kepada-Nya dan membiarkan Allah bekerja dalam hidup kita.
Saudaraku, ketika saudara menyerahkan dan membiarkan Allah menghandle segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu, apa yang akan saudara lakukan? Apakah saudara tetap menjalani hidupmu dengan kekuatiran?
Act in faith and no fear (melakukan dalam iman dan tidak takut)
Ketika kita membiarkan Tuhan menghandle hidup kita, kita pun tidak perlu takut dalam melakukan segala sesuatu, bahkan kuatir. Yeremia 29: 11 mengatakan bahwa Allah mengetahui segala rancangan-rancangan yang ada pada-Nya mengenai kita. Allah memiliki rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan. So buat apa kita kuatir?
Ketika saudara mengatakan, aku percaya kepada-Mu Tuhan! Saudara memiliki iman di hatimu dan lakukan segala sesuatu dalam hidup-Mu dengan imanmu kepada Tuhan. Beberapa hari yang lalu saya mendengar khotbah dan sang pengkhotbah menceritakan pengalaman hidupnya ketika ia mengikut Yesus. Ia dari keluarga bukan Kristen, dan ketika ia mengambil keputusan untuk mengikut Yesus, papanya tidak mau menerimanya lagi bahkan mengusirnya! Tapi dengan imannya kepada Yesus yang baru bertumbuh itu, ia pergi. Ia tidak menjual Yesus, dan mengikuti apa yang Yesus mau dalam hidup-Nya. Dan Yesus tidak membiarkannya begitu saja. Allah memelihara dan menjaga-Nya hingga saat ini.
Saudaraku, bagaimana dengan kita? Seberapa besar kita percaya kepada Tuhan? Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal Tuhan dari kecil, tapi apakah kita sudah beriman kepada-Nya? Kalau saudara masih sekolah, apakah saudara belajar dan mengerjakan soal ujian dengan iman dan tidak takut?
Saudaraku, bukan berarti saya mengajarkan saudara mengerjakan soal ujian cuman dengan iman saja. Tapi berdoa dan belajarlah, dan ketika mengerjakannya yakinlah bahwa Tuhan akan memampukan saudara.
Okay! Manusia wajar kuatir, tapi anak Tuhan tidak perlu kuatir! Ketika saudara kuatir, kepercayaanmu sedikit demi sedikit akan berkurang dan saudara gak akan mengandalkan Allah lagi. Tapi taukah saudara? Ada seorang pengkhotbah yang saya dengar di radio mengatakan, bahwa sedikit percaya sama saja dengan tidak percaya. Jika saudara sedikit saja meragukan pekerjaan Tuhan atas hidup-mu, sama saja engaku tidak percaya kepada-Nya.
Saudaraku, ketika saudara duduk di sebuah bangku, entah di gereja atau di sekolahmu, pernahkah saudara memeganginya dahulu dan berfikir kuat gak ya kursinya? Di saat itulah kau punya iman. Saudara gak kuatir bangku itu patah, tapi saudara yakin bahwa bangku itu dapat menopang badan-mu. Yakinlah bahwa Tuhan lebih dari bangku itu. Lakukanlah segala sesuatu dalam iman dan kta tidak perlu takut!
eXchange your life in Christ (menukar/ mengubah hidupmu di dalam Kristus)
Apa maksudnya mengubah atau menukar hidupmu di dalam Kristus?
Saudaraku, dalam Kolose 2: 6 Paulus mengatakan bahwa ketika kita telah menerima Yesus, hendaklah kita tetap hidup di dalam Dia. Ketika kita menerima Yesus sebagai Juru selamat kita yang hidup, kita harus tinggal di dalam-Nya. Bagaimana kita percaya dan bertumbuh jika kita berada di luar Dia? Bagaimana kita percaya dan bertumbuh jika kita tidak mengenal Dia?
Seperti kisah seorang pengkhotbah tadi yang telah saya sampaikan, ketika ia memutuskan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya dan mau mengikut Dia, ia menyerahkan otoritas dalam hidupnya kepada Tuhan dan tinggal di dalam Tuhan. Ia tidak peduli di usir oleh papanya dan dengan iman, ia hidup di dalam Tuhan hingga orang-orang dapat mendengarkan pesan Allah dalam hidupnya.
Efesus 2: 10 mengatakan, bahwa kita di ciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, dan Allah mau supaya kita hidup di dalamnya. Yakni, dalam rencana-Nya yang indah untuk kita.
Saudaraku, jika saudara mengatakan aku percaya kepada-mu Tuhan, apakah saudara sudah hidup di dalam Dia? Saudaraku, ketika saudara hidup di dalam-Nya, ketahuilah bahwa melalui hidup qta ini, banyak orang dapat dimenangkan dari kuasa maut. Ketika kita hidup di dalam-Nya, ada kuasa Tuhan yang terpancar dalam hidup kita, yakni terang kasih Tuhan.
Saudaraku, jika saudara percaya kepada Tuhan, berdoalah dan katakan kepada Tuhan saudara ingin hidup di dalam-Nya. Katakan saudara membutuhkan-Nya.
Saudaraku, letakkan hidup-mu di tangan-Nya. Ia akan mengeandle hidup-Mu ia yang akan berotoritas dalam hidup-Mu dan saudara tidak perlu kuatir dan takut, lakukanlah segala sesuatu dengan iman karena Allah memiliki rencana yang indah dalam hidup-Mu! Biarlah kasih Tuhan terpancar melalui hidup-Mu, yang dapat memenangkan banyak jiwa di sekitarmu. Teman-teman mu di sampingmu atau di depan atau belakangmu, teman sekolahmu bahkan saudaramu.
Daftar Pustaka:
________, Tafsiran Alkitab Masa kini 3. Jakarta: OMF. 2003.
Echols, Jhon M. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta Gramedia. 2003.
Sutanto, Hasan. PBIK. Jakarta: LAI. 2004.
- His_Mak's blog
- Login to post comments
- 8900 reads