Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
"Pa....! Motorku dibawa lari orang....!"
Tanggal 29 November 2013, jam 9 malam. Aku baru saja mau pulang setelah acara testfood di Hotel Tentrem, Jl. AM Sangaji, Yogya. Masih di Lower Ground Kayu Manis Coffee Shop, HPku berbunyi. Di seberang sana terdengar suara istriku, panik. "Pa...! Motorku dibawa lari orang....!" Aku mencoba mendengar penjelasannya. Suaranya tidak begitu jelas terdengar. Aku juga sempat agak berteriak karena dia pun seolah tak bisa mendengar suaraku dengan baik. Temanku yang tidak tahu masalahnya sempat menempelkan jari telunjuknya di bibir, "ssst......!"
Istriku baru saja pulang dari gereja. Motornya sudah distandarkan di depan pintu rumah. Ia mengambil kunci rumah dan mencoba membuka pintu. Ternyata dia mengalami kesulitan. Dia menyeberang jalan untuk mencari bantuan. Ketika dia sedang berbicara dengan tetangga depan rumah, dia mendengar suara helm jatuh. Ketika dia menengok, dia melihat motornya telah dinaiki seseorang. Dia pun berteriak, "Motorku! Maling.....! Maling.....!" Beberapa orang ikut berteriak, tetapi kondisi jalan saat itu sangat sepi. Motornya telah dipacu dengan begitu cepat. Tak ada yang mengejar, tak ada yang bisa mengejar. Hilang.
Motor itu baru sehari accu-nya kuganti dengan yang baru.
****
Dua puluh menit kemudian aku sampai di rumah. Aku konfirmasi lagi kronologi kejadiannya. Aku bilang ke istriku, "Sudahlah.... kita kan sebenarnya tidak punya apa-apa, semua cuma titipan Tuhan. Relakan saja!" Tiba-tiba HPku berbunyi. Seseorang bertanya, "Pak, benar motor bapak dibawa lari orang?" "Iya, pak!" jawabku. "Bagaimana kejadiannya?" Dia bertanya kembali. Aku jelaskan semua yang kuketahui.
"Ya sudah, pak. Itu berarti ada orang yang membutuhkan. Bapak tidak usah galau.... besok pagi silakan bapak ke kantor X, saya sudah minta disiapkan sebuah motor baru untuk bapak.... lengkap dengan surat jalan sementara sebelum STNKnya jadi! Bapak silakan kalau lapor polisi malam ini, tapi kehilangan itu sudah bukan lagi menjadi masalah buat bapak, karena bapak sudah mendapat gantinya!"
Bapak itu lalu menyebut nama orang yang harus saya temui besok.
****
Dua jam aku di kantor polisi. Lapor kehilangan. Tidak dimintai uang. Beberapa polisi meluncur ke rumah, ke lokasi kejadian, melengkapi data.
Ada satu polisi agak pendek, tubuhnya sedikit gemuk. Aku jadi ingat Hercule Poirot.... dan Agatha Christie. Aku jadi berpikir, "Kapan ya aku bisa menulis cerita detektif?" Eh, apa aku punya kemampuan untuk itu?
****
Minggu pagi, tanggal 1 Desember 2013, jam 5 pagi, istriku ke gereja naik motor baru, yang jauh lebih baik dari motor sebelumnya yang hilang. Dia ada tugas pelayanan di gereja. Aku sendiri lebih senang ke gereja sore hari.
Sampai hari ini aku masih percaya bahwa Tuhanku punya segala sesuatu, dan berkuasa atas segala sesuatu. Banyak orang percaya hal ini, tetapi masih juga ada orang yang tidak percaya mujizat. Bagiku mujizat itu suatu hal kecil yang Tuhan bisa kerjakan. Dan beberapakali aku boleh mengalaminya. Luar biasa. Seharusnya aku tidak perlu kaget jika hal itu terjadi, tapi seringkali aku tertegun. Karena kasihNya dan apa yang Dia kerjakan, melampaui akal budiku.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 3740 reads
susah sekali melepaskan...
Pak Tee: "Sudahlah.... kita kan sebenarnya tidak punya apa-apa, semua cuma titipan Tuhan. Relakan saja!"
Saya harus mengakui, kata-kata Pak Tee tersebut buat saya sangaaaat sulit untuk dilakukan... Untuk merelakan sesuatu yang kita dapatkan dengan jerih payah....wadduhhh....
@widdiy : tidak sulit!
Kalau Anda di posisi sy, Anda pun pasti akan mengatakan hal yang kurang lebih sama. Kenapa? Karena kejadiannya sudah telanjur terjadi, percuma disesali. Istri yang kecewa, merasa bersalah, merasa ceroboh dan kurang berhati-hati, sebaiknya tidak dimarahi tetapi dihibur dan dibesarkan hatinya. Lagi pula, apakah Anda tidak berpikir bahwa kalimat sy itu bisa jadi lebih sy tujukan untuk diri sy sendiri.... untuk menghibur diri sendiri. Jadi masuk akal kan kalau tidak sulit? He... he.... he....! Thanks untuk commentnya, semoga tulisan sy menghibur. Salam.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
Haloooo pak T, senang baca
Hallo juga!
Teman sy yang bilang, "sssst....!" itu memang "usil". Malam itu dia banyak telepon ke banyak orang. Bapak itu sendiri hadir di acara testfood malam itu, tapi beliau pulang lebih dulu. Sy kenal baik beliau dan keluarganya. Malam itu kami duduk satu meja. Kalau soal nomor hp, beliau sudah lama punya nomor sy. Beliau bukan orang asuransi, maupun dealer motor. Nah, silakan berimajinasi untuk melengkapi cerita sy.
Kapan nulis lagi? Kangen baca cerita Joli. Terakhir kalau tidak salah.... cerita beli dawet di pasar klewer. Terima kasih apresiasinya. BBnya jangan dimasukkan air lagi ya.... Salam dari Yogya.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!