Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pilihan yang terbaik

jusack's picture

Di bangsa ini, bulan Agustus pasti identik dengan kemerdekaan. Namun kali ini kita akan bersama merenungkan arti kemerdekaan yang paling hakiki yang kita miliki, kemerdekaan untuk memilih (free choice, atau yang kita kenal dengan free-will). Pada hakekatnya kita  memiliki “kemerdekaan” untuk memilih dan menerima semua konsekuensi pilihan kita. Jadi saran terbaik adalah perhatikan dengan benar pilihan keputusan kita.

 

Jika kita ingat akan kisah Maria-Marta (Lukas 10:38-42), kita semua akan setuju memilih Maria yang terbaik sebagaimana yang dinyatakan oleh Yesus. Namun tahukah kita alasan mengapa Yesus berpendapat bahwa Maria itu yang lebih baik dibandingkan Marta? Kiat mesti setuju bahwa tipikal Marta juga sangat penting dalam bagian kehidupan kita; kesibukan dan persiapannya beralasan, bahkan kita sendiripun akan memiliki kecenderungan Marta dibandingkan Maria sekalipun kita berpihak padanya saat ditanya pilihan mana yang terbaik. Karena pendapat kita dipengaruhi oleh pernyataan Yesus. Oleh karenanya, mungkin terlampau sering kita justru mengabaikan peran para Marta disekeliling kita dan berpikir bahwa kita sedang melakukan bagian seperti Maria.

 

Marta telah memilih untuk melakukan yang baik, namun bukan yang terbaik. Marta telah melakukan hal yang biasa, namun bukan yang luar biasa. Lalu hal terbaik dan luarbiasa apa yang telah Maria lakukan? Apakah duduk dan mendengar Yesus? Mengapa Yesus memberikan pernyataan kesimpulanNya pada Maria?

 

Lihat apa yang Yesus katakan,” tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Yesus menegaskan akan apa yang penting dan yang telah Maria pilih. Keputusannya menjadikan hal itu tidak dapat diambil daripadanya. Disini kita lihat bahwa hal yang pertama adalah Maria telah mengambil keputusan dari pilihannya. Maria bisa saja memilih menjadi seperti Marta, namun dia memutuskan untuk mengambil pilihan yang berbeda.

 

Hal kedua, Maria telah berkomitmen pada pilihannya, makanya tidak dapat diambil daripadanya. Tidak mudah bagi Maria untuk tetap pada pendirian keputusannya. Bayangkan, mungkin tidak satu atau dua kali Marta menegur Maria. Dan hal itu tentunya dilihat oleh Yesus dan para muridNya. Sampai akhirnya, Marta meminta Yesus untuk menegur Maria. Maria tentu dalam keadaan terpojok dan tertekan, semua mata memandang padanya, membicarakan tentang sikap dan keputusannya, dan disaat yang sama semua sedang menunggu tanggapan Yesus. Maria ditantang untuk mengubah keputusan pilihannya. Dan disaat inilah kita mendengar Yesus memberikan tanggapanNya.

 

Pelajaran penting tentang keputusan dan komitmen ini berlandaskan pada kemerdekaan kita untuk memilih. Kita dapat memilih melakukan hal yang baik, namun kadang bukanlah yang terbaik. Sering kita melakukan hal yang biasa, dan jarang tertarik pada keputusan luarbiasa yang beresiko. Oleh karenanya lebih sering kita berpindah haluan dalam keputusan kita, apalagi jika dalam keadaan tertekan. Juga jika Anda telah mengambil keputusan, apakah Anda pernah menyesal pada keputusan Anda?

 

Keputusan yang disertai keteguhan akan mempengaruhi kualitas hidup kita, bak jasmani atau rohani. Keputusan itu tanpa sadar telah diubah menjadi kemampuan. Sikap kita pada kemerdekaan menentukan arti kemerdekaan itu sendiri.

 

Keputusan hari ini akan mengubahkan masa depan kita. Pilih yang terbaik dan jadilah luarbiasa!!

 

source : hopesemarang.blogspot.com