Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pertobatan
”Jadi hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatanmu” Matius 3:8
Salah satu kata di dalam perjanjian baru pertobatan berasal dari kata metanoia yang berarti perubahan pikiran dan tujuan dan hidup. Perubahan tersebut bukan hanya di dalam sikap atau perbuatan tetapi juga dalam pikiran dan tujuan. Sering kali kita melihat orang yang berubah, melakukan hal baik tetapi sebenarnya dia tidak mengalami pertobatan. Karena caranya berpikir dan tujuan dalam melakukan sesuatu masih tetap sama.
Ketika saya membaca buku tentang pengembangan diri, banyak sekali yang mengajarkan perubahan pikiran. Banyak orang Kristen yang tidak mengakui teknik ini dan saya terkejut ketika membaca arti kata pertobatan diatas. Perubahan pikiran, bukankah selama ini banyak orang yang mengatakan perubahan hati? Lalu bagaimana untuk mengalami pertobatan?
Yang pertama kita harus tahu pikiran apa yang salah dan dengan apa harus diganti. Ini bukan berarti kita bisa melakukannya dalam sehari atau dua hari tetapi terus menerus. Ada bagian-bagian pikiran yang harus diubah, ada tujuan yang harus diubah. Untuk bisa melakukannya maka kita harus terus berkomunikasi dengan Tuhan. Komunikasi bisa dalam bentuk doa dan membaca Firman Tuhan. Kita akan mengetahui pikiran-pikiran mana yang harus diubah. Sedikit demi sedikit kita akan merasakan terang Tuhan sehingga kita bisa melihat bagian mana yang kita harus bertobat.
Yang kedua kita harus berani mengorbankan hal-hal tertentu dalam hidup kita supaya kita mengalami perubahan pikiran dan tujuan. Sebenarnya ketika pikiran kita berubah maka cara pandang kita akan sesuatu juga berubah. Yang dulu kita anggap penting mungkin saat ini sudah tidak penting lagi. Ada peperangan di dalam diri kita dan jika kita tidak mau mengorbankan sesuatu maka kita bisa kembali ke kebiasaan semula. Misalnya dalam pikiran kita penggunaan waktu adalah penting karena Tuhan ingin kita menjadi berkat ketika kita menggunakan waktu kita. Tetapi jika kita tidak rela menghilangkan kebiasaan buruk maka pikiran kita dengan sendirinya akan kembali ke semula. Pertobatan yang terjadi tidak bertahan lama.
Yang ketiga maukah kita terus bergerak maju dan tidak statis. Perubahan demi perubahan akan kita alami. Mungkin saat ini perubahan pikiran yang ini dan ketika Tuhan mengingatkan untuk terus maju maka kita harus ikut maju. Contohnya, awalnya Atmo memikirkan perekonomian keluarganya dan dirinya sendiri. Tetapi kemudian dia mulai memikirkan perekonomian orang-orang di sekitarnya dan bagaimana membantu mereka.
Yang keempat, sebagai bukti dari pertobatan adalah buah. Kita bisa menentukan buah apa yang akan dihasilkan dengan perubahan pikiran dan tujuan kita. Berapa lama buah itu akan mulai kelihatan. Kita juga bisa meminta tolong orang lain untuk mengecek apakah kita menghasilkan buah atau tidak. Jika kita tidak menghasilkan buah, sepertinya pertobatan belum berupa pertobatan, karena pertobatan yang Tuhan inginkan sampai kita menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan tersebut. Untuk memudahkan ada tabel yang bisa kita terus isi dan menjadi buku harian kita untuk melihat pertobatan kita.
Tanggal | Yang ditinggalkan | Pikiran baru dan hal baru yang akan dilakukan | Apa buah dari perubahan dan kapan kelihatan |
Tulisan ini sebagai perenungan saya ketika saya memahami bahwa saya harus mengalami pertobatan bukan hanya sekali. Mungkin hari ini saya melakukan pertobatan untuk masalah penggunaan uang, lalu kemudian masalah penggunaan waktu, lalu hubungan keluarga atau lainnya. Jika Anda memiliki permikiran yang berbeda, itu tidak masalah. Semoga tulisan ini memberkati Anda. Bandung, 3 Januari 2007
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- 6996 reads