Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perbedaan Pandangan
Seorang teman mengirimkan email dengan menyertakan sebuah gambar. Di pengantarnya dituliskan gambar katak atau kuda, tergantung cara pandang kita. Saya pun membuka gambar tersebut. Secara sekilas saya lihat itu sebagai gambar katak. Tetapi kenapa bisa menjadi gambar kuda? Saya pun mencoba mencarinya dan tetap tidak menemukan. Tetapi ketika merenungkan semua itu, saya jadi teringat umat kristen sering mengalami hal yang sama. Ini katak atau kuda? Yang satu mengatakan katak dan yang satunya ngotot kuda. Misalnya baptis selam atau percik. Banyak yang mempermasalahkan caranya, dengan selam atau percik. Tetapi sedikit orang yang mempermasalahkan esensinya, dibaptis dalam nama siapa? Bukankah mau selam atau percik atau semprot jika dilakukan bukan dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus tetap saja tidak berlaku? Ini seperti gambar tersebut, kuda atau katak. Saya ngotot itu gambar katak karena saya melihatnya demikian, tetapi apakah yang lain akan melihat hal yang sama? Ketika membaca bagian Alkitab, saya merasakan Alkitab itu berbicara kepada saya secara pribadi. Alkitab memberikan pemahaman kepada saya yang bisa jadi berbeda dengan orang lain. Memang ada bagian-bagian yang kita akan melihatnya dengan cara yang sama tetapi banyak juga yang membuat kita memahami dengan cara berbeda. Paling tidak itulah yang saya pahami (dan sangat mungkin Anda memahami berbeda dengan saya). Alkitab bicara secara pribadi sehingga saya mungkin melihat kuda dan Anda melihat katak. Sebenarnya hal ini sudah sering dibahas dengan istilah gajah. Seorang merasakan seperti ular karena memegang ekornya, yang lain seperti dinding karena memegang badannya, ada yang merasakan seperti ohon karena memegang kakinya. Apa yang menyebabkan pemahaman kita berbeda? Yang saya pahami, yang pertama adalah karena kita dipanggil untuk melakukan hal yang berbeda. Jika seorang dipanggil untuk melayani orang-orang dipedalaman mungkin saja pemahaman dia tentang mujizat dan doa sangat berbeda dengan orang yang dipanggil melayani umat kristen. Karena memang panggilannya berbeda sehingga Tuhan berbicara berbeda antara satu dengan yang lain. Jika yang satu diminta oleh Tuhan untuk mengosongkan bak mandi mungkin saja yang lainnya diminta mengisinya. Bukankah hal yang berlawaan? Apakah kedua orang itu salah? Tapi kalau ternyata ada orang ketiga yang diminta Tuhan untuk memersihkan bak mandi tersebut barulah kita memahami mengapa Tuhan berbicara berbeda antara yang satu dengan yang lain. Yang kedua, kita dipersiapkan untuk hal yang berbeda. Jika seorang binaraga, maka wajar jika dia harus selalu mengangkat beban, olah raga, maka telur sampai puluhan butir dalam satu hari karena memang dipersiapkan untuk hal yang berbeda. Berbeda dengan seorang yang dipersiapkan untuk melayani orang yang diabaikan. Sangat wajar jika dia akan merasakan sedikit pengabaian dan itu sangat penting buat pelayanannya. Jika kita dipersiapkan untuk melayani orang yang kaya wajar jika cara hidup kita berbeda dan wawasan kita juga berbeda dibandingkan dengan orang yang dipersiapkan melayani orang miskin. Apakah ada yang salah? Buat saya tidak, selama memang itu proses yang Tuhan lakukan bukan manusia inginkan. Yang ketiga, kita memiliki latar belakang yang berbeda sehingga kita melihat dengan cara yang berbeda. Saya lulusan teknik dan sering mengalisis masalah maka ketika saya melihat sesuatu saya cenderung menganalisis. Ada seorang yang memiliki latar belakang evaluator program maka dia cenderung mengevaluasi apa yang ada di depannya. Jika seorang petani melihat tanaman maka dia akan cenderung memikirkan tentang pertanian tetapi jika seorang koki yang melihatnya maka dia cenderung memikirkan masakan apa yang bisa dihasilkan. Seorang yang sedang bersedih tentu saja akan mendapatkan semangat luar biasa ketika melihat alkitab bagian penghiburan dibandingkan dengan seorang yang baru saja menikah. Kebenaran Firman Tuhan memang mutlak. Banyak kebenaran yang bersifat umum, akan berlaku pada siapapun dan bagaimanapun keadaan mereka. Tetapi ada bagian yang membuat kita berbeda pendapat karena ketiga hal diatas. Buat saya, saya akan menghormati pandangan mereka dan itu tidak berarti menjadi pandangan saya. Saya mencoba melihat hal yang sama terlebih dahulu supaya ketika melihat perbedaan kita tetap melihatnya dengan kasih. Tidak semua orang benar tentang pandangan mereka tetapi juga tidak berarti semua pandangan saya benar.
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- 4148 reads