Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
PANDANG YESUS
Ibrani 5:8. “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya”
Di awal pertobatan saya, dalam beberapa kesulitan yang saya alami, dan dalam masa penantian akan jawaban atau pertolongan Tuhan yang belum kunjung tiba, saya kadang berkata dalam hati bahwa Tuhan nggak pernah sih merasakan dan mengalami apa yang saya alami.
Kenyataan yg sebenarnya adalah saya sudah pernah mengetahui penderitaan yang Yesus pernah alami pada saat Dia berada dibumi ini lebih kurang 2000 tahun yang lalu, melalui Kitab Yesaya dan kesaksian-kesaksian Injil. Tetapi pada waktu itu sepertinya ada selubung yang menutupi pandangan dan pikiran saya sehingga lupa akan kebenaran tentang penderitaan yang pernah Yesus alami.
Satu contoh kejadian sulit yang pernah saya alami diawal pertobatan saya adalah ketika seorang rekan kerja di kantor memaki-maki saya dengan kata-kata yang menyamakan saya dengan binatang, tanpa saya mengerti dengan pasti apa kesalahan yg saya lakukan kapadanya. Tidak berhenti sampai disitu, tiap hari rekan kerja tersebut menyindir saya dengan kata-kata yang menyakitkan.
Jujur saat itu saya sempat merencanakan untuk berbuat jahat kepada rekan kerja tersebut, tapi Roh Kudus menolong saya membatalkan rencana saya yang jahat. Tetapi yang terjadi adalah saya tidak bisa konsentrasi bekerja apalagi kami satu ruangan kerja.
Singkat cerita, akhirnya saya memutuskan keluar dari pekerjaan tersebut akibat rasa tertekan, sekalipun secara keuangan saya sangat membutuhkan pekerjaan tersebut, mengingat keluarga kami pada waktu itu adalah keluarga yang sangat berkekurangan dalam hal ekonomi.
Sampai suatu ketika saya membaca dan merenungkan dalam waktu yang cukup lama mengenai ayat diatas, barulah saya tersentak dan terdiam dan akhirnya saya bilang sama Tuhan bahwa persepsi saya saungguh keliru.
Sungguh, Firman Tuhan dalam Ibrani 5:6-8 menyadarkan saya mengenai beberapa hal, diantaranya:
- Dia (Yesus) bukan model pribadi YANG CUMA BISA MEMERINTAHKAN kita untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan atau penderitaan, tapi Dia memberi teladan dalam hal menghadapi kesulitan atau penderitaan itu.
- Dia (Yesus) bukan hanya tahu betapa berat terkadang penderitaan kita, tapi Dia juga pernah mengalami yang jauh lebih berat dari penderitaan yang kita alami dan melalui penderitaan itu Dia belajar untuk taat kepada Bapa.
Setelah mengerti tentang kedua hal diatas barulah saya mengerti juga ketika dibagian lain kitab Ibrani dikatakan PANDANGLAH KEPADA RASUL DAN IMAM BESAR YANG KITA AKUI, YAITU YESUS.
Tuhan Yesus memberkati
Sola Gratia
Sola Gratia
- mercy's blog
- 5092 reads
Arahkanlah hatimu kepadaNya dan terimalah berkatNya"
Halo Mercy Lie,
Salam kenal, yang digendong putrinya ya? Kayaknya lagi bobo tuh, emang gak rewel ya,
Yuk kita pandang sang IMAM BESAR... Tuhan Yesus Kristus, supaya kita tidak lagi gentar kalau hidup ini terasa begitu menekan.
Salam"
Mercy dan Grace
Shalom Oma, salam kenal dan selamat hari minggu.
Saya langsung panggil Oma nggak apa-apa ya, pinjam istilahnya JF, saya SKSDST aja sama Oma.
Di foto yg saya pasang, Mercy adalah yg kecil, sedangkan yg lagi belajar menggendong namanya Grace, kakanya Mercy.
Thanks buat advicenya, saya setuju bahwa dengan memandang Yesus, kita mampu menghadapi kesulitan dan juga "Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai" Ibrani 2:18.
Kitab Ibrani, menjadi kitab yang banyak menolong saya untuk mengerti bahwa ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.
Tuhan Yesus memberkati
Sola Gratia
Sola Gratia
Bertahan dalam Roh dan Kebenaran
Pak Mujiono
Pak Mujiono, sebenarnya saya menganggap wajah anda seram dan kumis anda membuat saya berprasangka bahwa anda adalah orang yang mau menang sendiri seperti polisi-polisi Indonesia. Namun ketika diskusi dengan hai hai tentang ilmu membaca karakter manusia melalui wajah, saya mengajukan wajah anda dan dia justru memuji -muji anda.
Walaupun dia keras kepala menyangkal ilmu membaca wajah, meramal karakter orang melalui wajahnya namun dia mengatakan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa mata adalah jendela jiwa. Dia lalu mengusulkan agar saya melihat mata anda dalam foto. Nampaknya dia benar, walaupun wajah anda sangat keras dan tegas apalagi kumis anda namun mata anda sangat teduh, menurut hai hai, hanya orang yang mengenal diri sendiri dan mengenal Allah yang memiliki mata demikian. Jadi penasaran dan ingin mengenal anda lebih jauh lagi.
Setelah membaca tulisan-tulisan anda dan komentar-komentar anda nampaknya saya kembali harus mengakui si geblek hai hai kembali benar. Walaupun berwajah galak dan berpenampilan kaku namun sebenarnya anda adalah seorang berhati lembut, bahkan jauh lebih lembut daripda yang anda inginkan.
Pak mujiono maaf lho bila anda tidak setuju dengan tulisan saya ini, sebab saya sedang belajar untuk mengakui kesalahan. Saya sudah menunggu-nunggu anda muncul dan inilah kesempatannya.
Salam Kenal Pak Mujino
Syalom Pak Mujiono, selamat hari minggu,
Thanks buat komentar serta Firman Tuhan yang dibagikan.
Ada sebagian syair dari satu lagu yang mau saya bagikan buat Pak Mujiono dan semua saudara di Sabdaspace ini,
Kalau nggak salah kira-kira gini kata-katanya:
Habis hujan tampak p'langi
Bagai janji yang teguh
Dibalik duka menanti
P'langi kasih Tuhanku
Tuhan Yesus memberkati
Sola Gratia
Sola Gratia
DIA sanggup menunggang balikkan
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Salam Kenal dan Thank You
Syalom JF, selamat hari minggu,
Terima kasih buat masukannya.
Memang diawal pertobatan, saya terkadang masih kurang berfikir panjang,
Namun saat itu saya hanya berpegang pada satu keyakinan, bahwa Tuhan Yesus adalah Imanuel, Dia beserta saya (kita).
Sekitar 3 bulan setelah saya keluar dari Perusahaan tersebut, saya diterima bekerja di sebuah Perusahaan lain dengan kondisi (termasuk upah) yg lebih baik dari Perusahaan yang pertama.
Dalam kasus tersebut setidaknya saya belajar bahwa, saya perlu melepaskan satu hal yg baik, untuk mendapatkan satu hal lain yang lebih baik.
Waktu kejadian tersebut, saya masih kuliah (saya ambil kuliah sore ) dan pagi saya bekerja. Saya bisa kuliah atas kemurahan Tuhan melalui bantuan keuangan yg diberikan salah seorang saudara sepupu ibu saya yg murah hati dan saya sungguh menghormati beliau.
Tuhan Yesus memberkati.
Sola Gratia
Sola Gratia