Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kapan seseorang dikatakan sudah menikah?

SteveGun's picture

Banyak Anak Muda Kristen jaman sekarang berhubungan sex sebelum menikah dan masuk dalam pernikahan kudus. Mereka berdalih bahwa mereka sendiri telah berjanji untuk menikah dihadapan Tuhan ketika berpacaran sehingga sah2 saja mereka melakukan hubungan suami - istri ketika berpacaran. "Bukankah Alkitab tidak pernah berkata kita dikatakan menikah setelah diberkati digereja?" kata mereka. Bila pernikahan baru dikatakan sah setelah diberkati digereja, bagaimana dengan pernikahan agama lain? Apakah tidak sah dimata Tuhan? Bukankah ketika Adam dan Hawa "menikah", disana cukup hanya disaksikan oleh Allah saja sebagai saksinya? Mengapa harus pakai pendeta? Hmm..Anak muda jaman sekarang betul2 kritis. Hamba yang bodoh ini sampai seringkali kebingungan untuk menjawabnya.hahaha...

Nah kawan2 SS yang terkasih terutama yang pinter2, mohon sudi kiranya memberikan masukan bahkan pencerahan dalam persoalan ini kepada hamba yang bodoh ini. Trimakasih sebesar2nya Smile

 

Daniel's picture

yang penting ada saksinya

Gereja tidak pernah mengesahkan pernikahan, gereja hanya meneguhkan dan memberkati pernikahan yang sudah sah, karena itu di gereja kami kebaktian pernikahan disebut Kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan.

Demikian pula negara juga tidak mengesahkan pernikahan, mereka hanya mencatat saja dalam buku kependudukan, karena itu petugasnya dinamakan Petugas Catatan Sipil.

Jika demikian, kapan pernikahan dikatakan sah? Pernikahan menjadi sah ketika sepasang mempelai saling berjanji untuk menerima satu sama lain sebagai suami-istri dengan disaksikan oleh Tuhan dan manusia. Di gereja ini terjadi dalam liturgi di bagian Janji Nikah. Di agama lain ada juga ritual seperti ini. Kalau ateis? Ya cukup saling berjanji saja, yang penting ada saksinya.

Simpel kan?

Veritas's picture

Didalam Aturan2 Musa

Didalam Aturan2 Musa disebutkan bahwa :

Jika lelaki bujangan memaksa wanita yang masih bujangan juga untuk tidur (a.k.a hubungan kelamin) maka sanksinya adalah wanita tersebut harus dikawinin oleh lelaki itu menjadi istrinya. Jika lelaki itu menolak maka Orang Tua si perempuan akan menetapkan denda dan pihak lelaki wajib membayar denda sebesar yang ditetapkan oleh pihak lelaki.

Kategori berzinah adalah tidur dengan wanita yang menjadi isteri lelaki lain.

So... Kalau tidur dengan perasaan suka sama suka sih tidak menjadi masalah (ini menurut hukum Taurat Musa). 

Saya pikir sebaiknya orang2 munafik jangan suka mendakwa sesama manusia yang melakukan hubungan seks diluar nikah dengan alasan suka sama suka. Aturan adalah aturan, Taurat tetaplah aturan yang bisa menjadi way of life.

Ketika wanita mau melakukan hubungan kelamin, mestinya dia sadar konsekuensinya (hamil).

__________________

Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS

http://www.facebook.com/veritasq

SteveGun's picture

kalo gini gimana dunk?

@Daniel, kalo mereka jwab:mana bukti ayatnya yang mengatakan harus ada saksi manusianya? Kalo Tuhan sih oke, tapi kalo saksi manusia, mana ayatnya?gimana dunk jawabnya Frown

@veritas, Kalo begitu dihadapan Tuhan mereka sudah menikah? Lalu bagaimana kalo suatu saat putus dan yang laki2 meninggalkan wanita, tidak peduli dengan Firman Tuhan. Bolehkah yang wanita pacaran bahkan menikah lagi dengan orang lain?

 

TQ, TQ ^^

Daniel's picture

tidak ada ayatnya

tidak ada ayatnya.

pertama, karena saya kurang suka memakai ayat-ayat untuk membenarkan pendapat saya. Alkitab memuat lebih dari 30 ribu ayat dan setiap orang yang cukup cerdas dapat menemukan ayat untuk mendukung pendapat apapun di muka bumi, bahkan yang sesat sekali pun.

kedua, tidak semua hal harus ada bukti ayatnya. Tuhan sudah memberi kita akal sehat dan hati nurani yang harus kita pakai dengan sebaik-baiknya.

pernikahan adalah perjanjian dan setiap perjanjian memerlukan saksi, itu saja alasannya, dan unsur saksi manusia dimasukkan di sini untuk menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang beradab dan berbudaya, bukan binatang yang bisa kawin mawin sesuka hati. pernikahan adalah juga tindakan sosial. bahkan orang barat yang dianggap lebih bebas secara seksual juga punya protokol dan aturan untuk menentukan siapa boleh tidur dengan siapa dan kapan waktunya.

Veritas's picture

@StevenGun

Menikah itu intinya mengikat janji. Semacam jual-beli yang pakai surat legal. Jadi seandainya orang menikah, mereka mengikat janji. Janji itu diikrarkan dihadapan manusia dan TUHAN.

Jadi kalau yang melakukan sex diluar nikah atas dasar suka sama suka bukan lah menikah dihadapan TUHAN. TUHAN itu bukan mendasarkan nikah karena sudah berhubungan kemaluan. Kemaluan yang sudah pernah berhubungan bukan jadi acuan menikah dihadapan TUHAN. Perjanjian... Perjanjian... itu yang penting.

 

 

__________________

Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS

http://www.facebook.com/veritasq

SteveGun's picture

Nah itu dia tuh....Dasar anak muda

@daniel:Ada berbagai kebenaran dimuka bumi. Tanpa kebenaran Alkitab maka yang namanya kebenaran bersifat relatif, tergantung sudut pandang dan akal budi yang melihatnya. Nah bila demikian kebenaran itu tidak lagi memiliki kekuatan Frown Mengenai ayat Firman dibuat untuk yang sesat, saya yakin itu karena adanya kesalahan tafsir dari yang menggunakannya. Ayat Firman Tuhan ga mungkin dapat dipakai untuk yang sesat selama ditafsirkan dengan benar. Akal budi kita bukan standart kebenaran, pengalaman kita bukan standart kebenaran. Hanya Firman Tuhanlah standart kebenarannya. Demikianlah pengertian saya Sdr.Daniel,btw tq buat jawabannya ^^

@Veritas: Nah itu dia Ver, mereka bilang dah berjanji dihadapan Tuhan. Soal dihadapan manusia kan ga ada ayatnya. Demikian kata mereka Frown lalu bilang gini: Coba bagaimana kalo nikahnya dipulau terpencil yang ga ada penduduknya karena terdampar misalnya. Masa ga sah? Nah semakin bingung juga kan saya...

 

Daniel's picture

bukan soal kebenaran

saya tidak berbicara tentang standar kebenaran, entah itu mutlak, relatif, berdasar pengalaman, atau yang lainnya, saya hanya mengatakan bahwa saya tidak suka memakai ayat-ayat untuk membenarkan (atau menguatkan) pendapat saya, karena saat ini banyak orang yang saling bertentangan saja masing-masing bisa punya ayat untuk mendukung kubunya sendiri.

saya yakin banyak ahli-ahli tafsir yang bisa menemukan ayat-ayat yang bisa mendukung konsep pernikahan Kristen seperti yang Anda minta, tapi saya tidak secerdas itu, jadi maaf saya tetap tidak bisa memberi ayat apapun.

mengenai pertanyaan kedua, karena yang ditanya veritas, saya silakan veritas yang menjawabnya :)

Veritas's picture

sah-sah saja klo tinggal di

sah-sah saja klo tinggal di tempat terpencil. Sama kyk manusia pertama diberkati untuk beranakcucu

__________________

Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS

http://www.facebook.com/veritasq

Rusdy's picture

Definisi 'Sudah Menikah'

SteveGun nulis:
"Nah kawan2 SS yang terkasih terutama yang pinter2, mohon sudi kiranya memberikan masukan bahkan pencerahan dalam persoalan ini kepada hamba yang bodoh ini."

OK, hamba yang bodoh, dengar saya yang pintar ini yah! (just kidding)


""Bukankah Alkitab tidak pernah berkata kita dikatakan menikah setelah diberkati digereja?""

Betul.


"Hmm..Anak muda jaman sekarang betul2 kritis."

Bagus donk! Emank kasian mereka, udah gatel mau ngeseks aja mesti disuruh bimbingan pra-nikah puluhan kali dulu dalam setaon, belom lagi sibuk cari duit buat biaya kawin dan embel-embel lainnya. Mao kawin aja kok disusahin sih?


"Mereka berdalih bahwa mereka sendiri telah berjanji untuk menikah dihadapan Tuhan ketika berpacaran sehingga sah2 saja mereka melakukan hubungan suami - istri ketika berpacaran"

Cukup logis, saya juga setuju. Yang menggunakan prinsip ini juga harus konsisten, mereka harusnya berkata "Kami baru saja menikah tadi malam, sekarang kami suami-istri, bukan pacar lagi". Hayo, berani di-test ndak? Di-test dengan bersaksi juga di hadapan ortu dan publik lain juga (kayak Daniel bilang di atas). Kalo nggak berani, jangan2 cuman asal ngomong doang. Janji2 palsu murah loh. Apalagi kalo udah 'gatel', janji makin murah aja. Simptom janji 'gatel' biasanya: "Nanti kan kita pasti nikah, ya jadi itung2 udah nikah aja laah...".

Belum lagi tanggung jawab dari pernikahan. Apa benar pasangan 'gatel' ini benar-benar berani menyatakan kepada Tuhan dan manusia, "Kami memutuskan semalam kami telah menikah" keesokan paginya dan berani bertanggung jawab:

Efesus 5:22, "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan..."
Efesus 5:25, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya..."

Lalu, si lelaki harus bertanggung jawab untuk keluarga barunya, tidak lagi bergantung kepada orang tuanya (Kejadian 2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging")

Kesimpulan saya yang pintar ini:

  1. Di satu ekstrim, beberapa gereja memang kelewatan dalam mengharuskan ini-itu sebelum menikah, wong Alkitab aja diam dalam hal ini (alias tidak spesifik). Jadi, persetujuan antara pasangan dengan Tuhan (tanpa manusia lain), menurut pemahaman saya adalah yang paling minimal. 
  2. Di ekstrim lainnya, pernikahan juga nggak bisa dianggap enteng, alias 'gatel' sekarang langsung nikah (bagi yang menganut asal 'janji' sudah cukup). Bimbingan pra-nikah dan persetujuan orang tua menurut saya adalah prasyarat tambahan yang bijaksana bagi pasangan muda yang ingin menikah. Saya kategorikan ini 'bijaksana', karena memang bukan syarat yang disebut oleh Alkitab, tapi baik menurut nalar saya. Lagipula, sebagai orang tua yang bijaksana, mereka akan memilih calon menantu yang baik toh? Masa setuju maen asal kawin?
  3. Sebelum menikah, standarnya 1 Timotius 5:1-2 (BIS), "...Perlakukanlah orang-orang muda sebagai saudara, dan wanita-wanita tua sebagai ibu. Wanita-wanita muda hendaklah engkau perlakukan sebagai adik, dengan sikap yang murni."
SteveGun's picture

horee..,makasih dah memberi pencerahan pada hamba yang bodoh.heh

Trimakasih atas sarannya buat hamba yang bodoh ini wahai orang2 pintar ^^

@daniel:kalo kamu baca baik2 n teliti Ayat2 yang diberikan para kubu2 katamu itu, pasti dah ketahuan de mana orang yang lebih bodoh dari aq dan mana yang bener2 pinter ^^ makanya aq bilang, yang bikin sesat tu yang tafsir ngaco. O y, sebenernya pertanyaannya buat semuanya ^^

@Rusdy: Tq buat masukkan n jawabannya, akan coba saya renungkan ^^ sep2.he2

smile's picture

steveGun:Bila pernikahan baru

steveGun:Bila pernikahan baru dikatakan sah setelah diberkati digereja, bagaimana dengan pernikahan agama lain? Apakah tidak sah dimata Tuhan?

setiap rumah tangga memiliki peraturan rumah tangga, setiap organisasi punya aturan main, jadi hanya pemikiran orang orang fanatik seperti yang anda ungkapkan dalam blog andalah yang mengatakan pernikahan baru sah setelah diberkati gereja. Bukankah tidak semua orang beribadah di gereja? Bukankah setiap orang tidak memiliki hanya satu agama dan aliran didunia?

Orang yang melakukan hubungan seks sebelum menikah, selama hiduponya akan dikatakan berzinah, itu IMO. Karena pernikahan kalo sudah masuk gereja, diberkati digereja adalah sah, dan tentunya Allah telah hadir dan merestuinya. Bagaimana jika bercerai>? bukankah sudah dipersatukan Allah? kenapa bisa bercerai jika Allah yang mempersatukannya? Bukankah tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah. Jawabannya simple bro, yaitu karena kebebalan hati manusialah perceraian itu terjadi.

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"