Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Siapakah yang layak menyandang sebutan "Orang Percaya"?
Apakah anda mengklaim diri sebagai "Orang Percaya"? Sebelum begitu terlalu pede, lihat dulu ciri-ciri/tanda-tanda "Orang Percaya" pada Mrk. 16:17-18.
Di situ Yesus menyebutkan ciri-ciri atau tanda-tanda "Orang Percaya". Ini bukan sembarang ucapan. Ini adalah kata-kata Yesus terakhir kalinya sebelum Yesus meninggalkan "kemanusiaanNya", yaitu kata-kata yang terucap sesaat sebelum Yesus naik ke surga. Setelah itu Yesus "untouchable" tetapi suaraNya masih ada yang mendengar, misalnya Saulus (Paulus).
Saya mencoba menilai diri sendiri, apakah saya punya ciri-ciri/tanda-tanda "Orang Percaya" seperti yang Yesus sebutkan itu, yaitu:
No. | Tanda-tanda | Saya | Anda? |
1. | Mampu mengusir setan/roh jahat dalam nama Yesus | No | |
2. | Mampu berbahasa baru (bukan bahasa roh, tetapi bahasa manusia yg sebelumnya belum bisa jadi bisa) |
No | |
3. | Kebal racun (ular) atau racun mematikan | No | |
4. | Mampu menyembuhkan orang sakit hanya dengan meletakkan tangan di atasnya |
No |
Secara jujur beginilah penilaian saya terhadap diri sendiri:
- Tanda-tanda 1: Mampu mengusir setan/roh jahat dalam nama Yesus. Boro-boro mengusir setan atau roh jahat, bahkan saya sendiri masih sering dirasuki setan. Misalnya: gampang marah dan pernah kesurupan.
- Tanda-tanda 2: Mampu berbahasa baru (bukan bahasa roh, tetapi
bahasa manusia yg sebelumnya belum bisa jadi bisa). Belajar Bahasa Inggris saja sudah 30 tahun belum fasih juga. Apalagi bahasa yang sama sekali belum pernah dipelajari. - Tanda-tanda 3. Kebal racun (ular) atau racun mematikan. Yang racun ular atau racun beneran sih belum pernah coba. Tapi saya sudah pernah keracunan makanan hingga dehidrasi selama 10 hari dan dirawat di RS Cikini hingga 2 minggu.
- Tanda-tanda 4. Mampu menyembuhkan orang sakit hanya dengan
meletakkan tangan di atasnya. Wuih...pake dokter ahli yang sangat pakar pun saudari saya belum sembuh dari sakit kanker payudara. Padahal sudah kemoterapi dan radiasi segala. Dokternya sudah nyerah.
Melihat empat tanda-tanda tersebut tidak satupun yang "Yes" pada apa yang saya miliki, malu rasanya menyebut diri "Orang Percaya". Bagaimana dengan anda?
Lalu siapakah yang pantas disebut "Orang Percaya" yang mempunyai empat tanda-tanda itu? (Itu adalah klausul .AND. bukan .OR. Artinya keempat tanda-tanda tersebut harus dimiliki secara utuh, bukan salah satu atau salah dua, dst).
Mohon diluruskan bila memang pemahaman saya "bengkok" dan mari kita diskusikan topik ini.
NB: Jangan menyamakan "bahasa baru" dengan "bahasa roh". Kedua jenis bahasa itu berbeda bahkan bertolak belakang. Tentang Bahasa Roh nanti kita diskusikan juga dengan topik "Bahasa Roh".
Catatan terakhir:
Terimakasih kepada semua tanggapan yang masuk ke blog ini. Terutama kepada teograce yang memberikan link berikut:
http://alkitab.sabda.org/article.php?id=8442
Artikel tsb banyak memberi pencerahan kepada saya. Mudah-mudahan anda juga dapat pencerahan yang sama dari artikel tersebut. Dengan demikian, forum diskusi ini saya anggap sudah selesai. Mohon maaf kalau ada tanggapan baru, mungkin tidak akan saya balas lagi. Terimakasih. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
- mobesotul's blog
- Login to post comments
- 8503 reads
let the action speak for itself
menurut gue, "orang percaya" adalah sebutan dari orang lain kepada diri kita. jadi, jika diri kita sendiri yang menyebut bahwa kita adalah "orang percaya", maka itu adalah nonsense.
itu pertama... yang kedua, dalam banyak kesempatan, injil menekankan bahwa untuk bergabung dalam kerajaan Allah, yang diperlukan hanyalah tekad / keinginan untuk percaya, dan bukan kondisi dimana kita bener yakin bahwa kita percaya. yang terakhir seharusnya adalah pekerjaan Allah agar tidak ada satu pun manusia yang bisa memegahkan dirinya.
terakhir, gue cuma menghimbau untuk siapapun yang membaca blog ini, mari kita melakukan sesuatu purely karena kita memang ingin melakukan hal itu. bukan karena suatu status nonsense yang kita buat2. biarlah the action speak for itself.
Yang berhak menilainya hanyalah Tuhan Yesus Kristus
Bisa saja orang lain memanggil seseorang sebagai orang percaya menurut penilaiannya sendiri. Misalnya karena melihat perbuatannya atau melihat adanya tanda-tanda tsb di atas pada diri seseorang itu.
Tetapi manusia bisa saja salah menilai diri sendiri atau salah menilai apa yang dia lihat pada orang lain. Misalnya dalam ayat berikut:
Mat. 7: 22-23. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Oleh karena itu, satu-satunya yang kompeten menilai seseorang sebagai orang percaya adalah Tuhan Yesus Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua.
perbedaan antara Yesus dan kita
yang menghakimi di pengadilan terakhir memang Yesus, tapi yang menilai kita tentunya adalah orang lain. kalau tidak begitu, buat apa Tuhan menyuruh kita menjadi saksi Nya?
nanya donkkk..
"bahasa baru" itu apa yah?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Bahasa baru
Bahasa baru adalah bahasa yang sebelumnya belum kita pahami. Misalnya: saat ini saya dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, maka Bahasa Indonesia bukanlah bahasa baru bagi saya. Akan tetapi seseorang yang tadinya belum dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia dan sekarang jadi dapat, maka Bahasa Indonesia itu adalah bahasa baru baginya. Sedangkan bagi saya yang tadinya tidak dapat berkomunikasi dengan Bahasa Italia dan sekarang jadi dapat, maka Bahasa Italia adalah bahasa baru bagi saya. Tetapi apabila kita mengucapkan suatu bahasa yang kita sendiri tidak mengerti apa yang kita ucapkan, maka itu bukan bahasa baru bagi kita. Misalnya: orang yang kesurupan.
Begitu pemahaman saya. Ada pemahaman lain? Silakan dituangkan di sini untuk kita diskusikan.
kenapa harus dikatakan
kenapa harus dikatakan "bahasa baru", kalo definisinya seperti itu..katakan saja bahasa asing yang kemudian dikuasai oleh si pembicara.. :D
ga pernah denger istilah bahasa baru sebelumnya.. hoho..
kalo pake definisi orang percaya yang mobesotul gagaskan, rasanya di dunia ini ga ada orang percaya.. yang ada orang kristen.. ato orang berlabel kristen.. haha...
*edited*
kedua, kalo pake definisi mobesotul, bahasa roh juga bahasa baru.. awalnya ga bisa.. terus jadi bisa.. gitu kan definisinya.. ???
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce: bahasa asing vs bahasa baru vs bahasa roh
Pertama, ini bukan gagasan atau ide saya. Ini hanya pemahaman saya terhadap apa yg tertulis dalam ayat Alkitab. Saya tuangkan di sini agar mendapat tanggapan dari orang lain untuk memperluas wawasan saya.
Bahasa asing adalah bahasa yg bukan bahasa ibu kita. Misalnya: Bangsa Indonesia berbahasa Indonesia sebagai bahasa ibu (native languange), bahasa lainnya disebut bahasa asing. Tidak masalah kita mengerti apa tidak bahasa tsb tetap bahasa asing. Bahasa baru adalah terminologi yang dipakai oleh Alkitab dalam ayat di atas. Yaitu, bahasa yg awalnya tidak dimengerti tetapi jadi dimengerti tanpa belajar sebelumnya. Yang membuat yang bersangkutan jadi mengerti hanyalah karena dia orang percaya (beriman) kepada Tuhan Yesus Kristus. Bahasa roh juga terminologi yang dipakai oleh Alkitab, a.l. dalam ayat berikut:
1 Kor 14:2. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh , tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.
1 Kor 12:10. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu
Dan masih banyak lagi. Dari ayat tsb saya memahami bahwa bahasa roh itu sangat berbeda dengan bahasa baru. Bahasa baru dipergunakan untuk berkomnunikasi dengan manusia, sedangkan bahasa roh dipergunakan untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
Misalnya. Orang percaya yang berbahasa Indonesia terdampar di komunitas yang berbahasa Kurdi dan tidak mengerti bahasa Indonesia. Orang percaya tsb juga sebelumnya tidak mengerti bahasa Kurdi. Agar Firman Tuhan dapat disampaikan oleh orang percaya tsb kepada komunitas Kurdi tsb, maka orang percaya tsb harus bisa bahasa Kurdi. Dan oleh kuasa Tuhan, orang percaya tsb dapat menguasai bahasa Kurdi dan menyampaikan Firman Tuhan kepada mereka dengan bahasa yang mereka mengerti, yaitu bahasa Kurdi.
Sedangkan bahasa roh diucapkan oleh orang yang berkomunikasi dengan Tuhan (berdoa). Yang berdoa bukan akal budinya tetapi rohnya (1 Kor 14:14). Bahasa tsb tidak dimengerti oleh manusia yang mendengarnya, kecuali orang tertentu yg diberikan Tuhan karunia untuk menafsirkannya. Orang yang menafsirkan itulah yang menjelaskannya kepada orang lain yang tidak mengerti itu.
Jadi jelas bahasa baru sama sekali berbeda dengan bahasa roh. Ya, kan?
Tanda-tanda tsb baru tanda-tanda lho, bukan jaminan. Bisa saja kita menilai seseorang atau diri kita sebagai orang percaya karena punya tanda-tanda itu, padahal bukan. Silakan baca tanggapan saya kepada penanggap yg lainnya, biar tidak berulang-ulang. Sesungguhnya setiap orang Kristen berjuang untuk menjadi orang percaya, tetapi dalam perjuangannya itu banyak hambatan dan godaan iblis. Godaan iblis itu banyak wujudnya, mis: uang, jabatan, kekuasaan, kepopuleran, kecantikan, kegantengan, dsb. Saya banyak menemui orang Kristen yang perjuangannya sangat keras untuk menjadi orang percaya, tetapi memang saya belum pernah ketemu sama orang yang memiliki keempat tanda-tanda tsb.
@mobesotul, klik
saya bukan orang yang mempelajari alkitab secara mendalam. cuma saya melihat dari definisi yang mobesotul tuliskan setelah comment saya yang pertama. berdasarkan definisi tersebut, jelas bahasa roh adalah bahasa baru, karena esensi dari apa yang mobesotul definisikan adalah bahasa yang bukan bahasa ibu. berarti bahasa roh termasuk di dalamnya.
kedua, coba klik di sini lalu arahkan pointer mouse pada kata bahasa, kata apa yang terdapat di sana.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Bahasa yang baru vs bahasa baru
Apakah sedang mendiskusikan "bahasa yang baru" dengan "bahasa baru" yang dimaksud? Saya memahami keduanya sama. Maknanya sama: bahasa tersebut baru bagi mereka (sebelumnya tidak mengerti).
sudah lihat linknya? "Saya
sudah lihat linknya?
"Saya memahami keduanya sama. Maknanya sama: bahasa tersebut baru bagi mereka (sebelumnya tidak mengerti)."
brarti bahasa roh juga baru donk.. kan awalnya ga ngerti juga.. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce: pada point itu sama
Sama-sama baru memang ya. Tapi kan berbeda dalam hal:
Jadi, apa masih sama? Menurut pemahaman saya sih tidak sama.
Terimakasih ya atas linknya yang paling bawah ini http://alkitab.sabda.org/article.php?id=8442. Kelihatannya artikel ini banyak memberi pencerahan bagi saya.
@mobesotul
yah saya kan hanya memberi respon berdasarkan esensi reply-an mobesotul yang pertama.. :D
di link itu cukup jelas kan makna bahasa baru itu apa.. hehe...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Out of context
Ini adalah kata-kata Yesus terakhir kalinya sebelum Yesus meninggalkan "kemanusiaanNya", yaitu kata-kata yang terucap sesaat sebelum Yesus naik ke surga. Setelah itu Yesus "untouchable" tetapi suaraNya masih ada yang mendengar, misalnya Saulus (Paulus).
Adakah ajaran Alkitab yang menyatakan Yesus meninggalkan kemanusiaan-Nya ? Bukankah Yesus naik kesurga dengan tubuh manusia-Nya ?
Persyaratan sebagai "orang percaya " nya juga menurut saya out of context.
Out of context yang mana?
Kata-kata tersebut adalah kata-kata Yesus Kristus sebelum naik ke sorga. Setelah itu tidak ada lagi kata-kata yang diucapkan oleh Yesus Kristus dalam wujud manusia. Memang sewaktu naik ke surga Dia tetap berwujud manusia supaya orang-orang yang menyaksikan-Nya yakin kalau yang naik itu adalah Yesus. Jika seandainya Dia naik dalam wujud awan, api, kilat, air atau asap; maka sangat sulit menyaksikan bahwa yang naik itu Yesus bukan?
Setelah peristiwa kenaikan itu ada yang mendengar suara-Nya (Saulus) tetapi tidak lagi melihat wujud manusia di balik suara itu.
Setelah Yesus Kristus naik ke surga, Dia sudah menyatu dengan Bapa dan duduk di sebelah kanan-Nya. Jadi, apakah kita masih tetap menilainya sebagai manusia?
Silakan tuangkan pemahaman anda di sini tentang persyaratan sebagai "orang percaya" yang tidak out of context alias yang in context. Ini adalah ajang diskusi untuk meningkatkan pemahaman kita akan Firman Tuhan.
Konteks
Anda mengutip ayat keluar dari konteksnya. Ayat-ayat yang anda kutip hanya sebatas ayat yang mendukung penafsiran anda yaitu ayat 16 dan 17. sementara ayat yang lainya anda abaikan. Istilah kerenya anda melakukan Eisegesis. Yaitu memasukan pendapat pribadi kedalam teks Alkitab untuk mendukung gagasan anda.
Cobalah melihat keseluruhan perikop itu agar penafsiran anda tidak keluar dari konteksnya.
Apabila anda membaca keseluruhan cerita itu,terutama ayat 14-15 dan 20 maka artinya tidak akan sama dengan apa yang anda pahami sekarang .
Salam.
Yg benarnya bagaimana?
Saya tdk bilang pendapat saya yg benar. Coba baca lagi dari awal. Saya tuliskan bahwa tolong diluruskan kalau memang pemahaman saya "bengkok".
Pemahaman anda sendiri seperti apa? Tolong dijelaskan di sini. Bukan dgn kata-kata out of context, eisegesis, atau kata-kata apa lagi yg tidak saya mengerti itu. Saya tidak memasukkan pendapat pribadi ke dalam teks Alkitab untuk mendukung gagasan saya. Memang gagasan saya apa dan yang mana? Yang ada adalah pemahaman saya terhadap ayat Alkitab, bukan gagasan. Anda ini bukan berdiskusi, tetapi memakai kata-kata yg saya tidak mengerti.
Forum ini untuk berdiskusi bukan untuk membuat bingung...
@Mobesotul
Mobesotul, karena anda meminta untuk meluruskan apabila pehamaman anda " bengkok " maka saya mencoba meluruskanya.
Saya lihat Miyabi juga melakukan hal yang sama. Namun kami menggunakan cara kami masing-masing, tetapi pada intinya kesimpulan saya dan Miyabi dalam hal ini sama saja.
Saya kira cukup jelas penjelasan saya soal ayat 14-15 dan 20 itu. dan ini sama dengan penjelasan Miyabi soal kata " mereka "
Jadi sebenarnya menurut saya hal ini sudah sangat jelas. Anda kan bukan anak bayi yang harus disuapin. Kalau menunggu disuapin yah kapan belajar makan sendiri.
Salam.
ZZZZ
Anda berdua sama Miyabi sama-sama memakai bahasa "dewa" yang tidak saya mengerti. Mungkin karena intelektualitas anda jauh di atas saya. Anda tidak menjelaskan apa-apa dan tidak memberikan argumentasi yang bernas.
Anda salah, saya adalah anak bayi dalam hal Firman Tuhan dan memang rindu untuk disuapin. Tapi kalau yang menyuapin seperti anda, mendingan jangan deh. Anda sepertinya sudah menilai diri anda dewanya pemahaman Firman Tuhan. Saya tidak mau diskusi sama dewa atau orang yang menanggap dirinya dewa.
Semoga kita sama-sama diberkati Tuhan dengan salah satu buah roh: panjang sabar...
Tuhan Yesus memberkati.
@ mobesotul, setau saya.
yang saya tangkep begini :
tentang out of context, Tuhan Yesus naik ke surga dengan tubuh kemuliaan atau dengan tubuh manusia, atau dengan api atau air itu tidak ada hubungannya dengan pembahasan mobesotul tentang orang percaya..
setau saya,
untuk menggali alkitab, ada dua metode
eisegesis = apa yang menjadi gagasan seseorang, lalu dicari ayat alkitabnya yang dapat mendukung pemikiran tersebut
eksegese (kalo ga salah ingat) = dari ayat yang ada, direnungkan, lalu dipahami, maksud ayat tersebut apa berdasarkan konteks yang sedang dibicarakan di dalam perikop atau pasal.
**pliz cmiiw**
sebebihnya, mobesotul bisa menghubungi om google.. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Eisegesis vs Eksegese
Trims atas penjelasannya. Kalau menurut defenisi itu, yg saya lakukan Eksegese, bukan Eisegesis. Saya membaca ayat tersebut di dalam Alkitab saya, lalu saya merenungkannya dan menilai diri sendiri. Hasilnya seperti topik ini. Oleh karena itu saya angkat di sini supaya saya mendapat masukan yang mencerahkan. Tapi sayang, ada aja yang malah membuat semakin samar-samar.
Saya tidak punya gagasan apa pun atau tujuan apa pun di balik ini selain mendapat pencerahan dari pandangan orang lain. Saya bukan aktivis denominasi tertentu atau punya misi menanamkan ide tertentu kepada orang lain.
Seperti yang saya tuliskan di atas, jika "bengkok" tolong diluruskan. Tentu saja diluruskannya dengan referensi Alkitab dan argumentasi yang baik dan santun.
setelah merenung
setelah dipikir-pikir.. n dibaca berulang-ulang.. keknya out of contextnya roger bukan kek yang saya bilang semula de.. hahaha... tapi ga yakin juga maksudnya yang mana.. :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce, sama2 bingung
Saya juga bingung yg dia maksud "out of context" yang mana. Makanya saya minta diperjelas. Eh, malah "jauh panggang dari api". Barangkali memang intelektualitas saya tidak sebanding dengan beliau. Tak apa-apalah.
Jika seandainya Yesus naik ke sorga bukan dengan wujud manusia, kan sulit bilang "Yesus naik ke sorga". Kalau misalnya dalam wujud api, orang yang melihatnya akan bilang "Yesus berubah jadi api" bukan "Yesus naik ke sorga".
@tanda-tanda menyertai orang berprasangka
16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
Di situ jelas ditulis "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya"
Tidak disebut bahwa seorang percaya adalah orang yang XXX. Jika tidak XXX maka ia bukan seorang percaya.
Sekumpulan orang itu beda dengan satu orang. Identitas seseorang beda dengan identitas sekelompok orang. Tanda-tanda yang disebut Yesus itu adalah tanda-tanda yang merupakan identitas sekelompok orang. Jadi tidak untuk diterapkan ke individu. Identitas kelompok itu beda. Psikologinya beda. Penerapan hukum ke kejahatan berkelompok pun beda.
Jadi nggak masala kalau saya tidak bisa bikin mujizat. Karena bikin mujizat itu tanda untuk sekelompok orang. Selama di kelompok saya masih ada mujizat, maka saya tetap masuk kategori orang-orang yang percaya.
Banyak orang yang mengira bahwa mujizat cuma ada di gereja dia. Mungkin karena kurang bergaul dengan gereja lain. MUngkin karena gereja lain kurang suka propagandain mujizat. Mungkin juga emang prasangka belaka.
".... ...."
Pemahaman kata "akan"
Memang betul ada kata "akan" di ayat itu. Mari kita diskusikan pengertian "akan". Kita buat suatu contoh kalimat yang memakai kata "akan". Misalnya:
Dapatkah kita membedakan arti dari kedua kalimat di atas? (yang satu dengan kata "akan", yg lain tanpa kata "akan"). Kalimat 1 saya artikan bahwa tanda-tanda tersebut akan ada bila orang tsb telah meninggal. Kalau belum meninggal, tanda-tanda tsb tidak akan ada. Kalimat 2 saya artikan bahwa tanda-tanda tsb ditemukan pada orang yg sudah meninggal. Kalau belum meninggal, tanda-tanda tsb tidak ditemukan. Jadi, apa bedanya?
Saya tidak mampu memahami apa yang anda sebutkan bahwa tanda-tanda tsb hanya berlaku untuk sekumpulan orang tertentu, bukan individu. Sekumpulan orang tentu terdiri dari individu-individu. Bagaimana mungkin sekumpulan orang memiliki tanda-tanda tsb bila individu-individu di dalamnya tidak memilikinya? Mungkin anda perlu menjelaskan lebih detail lagi untuk membantu saya memahaminya.
Tanda-tanda tsb melekat pada orang percaya. Tetapi bila kita saat ini belum memilikinya bukan berarti kita berhenti berusaha meningkatkan iman percaya kita. Itulah target yang harus diusahakan oleh setiap orang Kristen. Apakah seseorang mencapai target itu apa tidak, nanti Tuhan Yesus Kristus sendiri yang menilainya (Baca juga jawaban saya terhadap tanggapan sebelumnya).
Mohon berhati-hati. Kalaupun seseorang kelihatannya memiliki tanda-tanda tersebut, belum tentu dia itu orang percaya. Sebab itu hanya tanda-tanda. Misalnya begini: Tanda-tanda domba adalah bulunya lebat bergulung-gulung. Ternyata setelah diteliti dengan cermat oleh pakar domba, itu hanyalah serigala berbulu domba. Nah, siapa pakar iman? Tuhan Yesus Kristus!
Individu dan kelompok
Manusia ketika sendiri berbeda dengan ketika berkelompok. Ciri2 nya berubah. Perilakunya beda. Identitas individu beda dgn identitas kelompok. Bagian demi bagian tidak sama dengan keseluruhan.
Dalam ayat tsb di atas, Yesus sedang bicara identitas sekelompok orang percaya. Perhatikan Yesus menggunakan kata "mereka". Tanda-tanda tersebut tidak dituntutkan harus ada pada individu orang percaya seorang demi seorang. Tanda-tanda tsb dikatakan akan menyertai orang-orang (jamak) percaya.
Yesus tidak sedang bicara kriteria penilaian untuk individu.
Kriteria dari ayat itu adalah untuk sekumpulan orang sebagai kelompok.
".... ...."
Faulty logic
Miyabi:
Tidak disebut bahwa seorang percaya adalah orang yang XXX. Jika tidak XXX maka ia bukan seorang percaya.
PB:
Betul. Ini konklusi yang buat saya agak kebablasan. A => B, tapi B belum tentu => A. Orang Indonesia berambut hitam. Tapi bukan berarti yang tidak berambut hitam adalah BUKAN orang Indonesia.
Bukankah anjuran Paulus kepada Timotius di ayat ini memperlihatkan gak semua penyakit bisa disembuhkan dengan tumpang tangan, ataukah Paulus dan Timotius adalah orang yang TIDAK percaya karena malah ngomongin soal anggur untuk pencernaan yang terganggu dan tubuh yang lemah?
1 Tim 5:23 Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.
Ini agak mirip dengan tulisannya Mujizat di sini:
Mujizat:
Tetapi, rupa-rupanya belum banyak yang mengalami pelayanan dengan Karunia Roh Kudus, dalam konteks melayani dengan Kuasa Allah.
Pertanyaan yang umum: mengapa?
Sepertinya kembali ke soal motivasi pelayanan.
Motivasi Yesus: melakukan kehendak Bapa-Nya, yang dibuktikan dengan ketaatan sampai mati.
Motivasi serupa juga yang dimiliki oleh para rasul dan para martyr,...
Yudas Iskariot dikisahkan bahwa dia sepertinya kurang jujur dalam hal keuangan, mencuri uang kolekte (Yohanes 12:6) atau soal motivasi, dia nggak bener, itulah sebabnya dia nggak tahan uji (atau ditetapkan untuk binasa ?... )
BTW,...
Jika motivasi pelayanan kita semata-mata untuk melayani Tuhan, dan 0% untuk memuliakan diri sendiri, dan 100% mencari perkenan Allah, maka - Muji menyaksikan - orang-orang seperti itulah yang Tuhan percaya melakukan pekerjaan-Nya.
PB:
Mujizat bilang, motivasi pelayanan yang benar --> Pekerjaan Allah dinyatakan.
Jadi kalo ada pekerjaan Allah TERLIHAT, artinya motivasi si pelayan sudah benar.
Mungkin mujizat lupa, apa kata Paulus tentang Petrus (Gal 2:11-13):
Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.
Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.
Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
Bagaimana mungkin orang yang berlaku munafik bisa melakukan mujizat2, bahkan oleh bayangannya saja (Kis 5:15) orang bisa sembuh? Ternyata MUNGKIN.
@pb: Ilah jaman lalu
Ilah jaman lalu adalah magical thinking:
1. whole=some, some=whole (alvares)
2. A maka B, B maka A (muji)
3. Bukan A pasti B (pniel)
".... ...."
Apakah benar pemahaman saya
Apakah benar pemahaman saya akan penjelasan ini, bahwa menurut PB orang percaya tidak harus punya tanda-tanda yang disebutkan oleh Tuhan Yesus itu? Kalau begitu, apa saja tanda-tanda orang percaya (Mohon referensinya dari Alkitab, bukan di luar Alkitab). Trims. JBU.
@Mobesotul Anda benar
Anda benar, memang begitu pemahaman saya.
Secara KONTEKS, seperti yang dikatakan SSer di atas, tanda2 orang percaya yang dikatakan Yesus kepada MEREKA yang ada di situ, adalah benar seperti yang anda kutip di blog anda di atas.
Tapi secara GENERAL, tanda orang percaya -tidak usah pake ayat alkitab- yaitu PERCAYA. Apakah ciri2 atau tanda2 orang lagi makan? Yah orang itu lagi makan. Apa ciri2 atau tanda orang tidur? Ya tidur. Begitu juga dengan orang percaya.
Mat 9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Tapi kalo anda masih pengen tau ciri2 dan tanda2 orang percaya, inilah ciri2 dan tanda2 orang percaya: PERCAYA.
?#%&*|?
Omongan yang tidak berdasar Alkitab sebaiknya di forum lain aja ya. Jika anda tidak dapat menunjukkan yang benar jangan anda katakan orang lain salah. Kalau masih ingin bertumbuh pemahamannya silakan simak artikel berikut: http://alkitab.sabda.org/article.php?id=8442. JBU.
@Mobesotul P E R C A Y A
Hehehe, apa anda pikir kalo sudah mengutip2 ayat2 alkitab itu artinya BERDASAR alkitab?
Saya sudah kasih SATU ayat, dan anda bilang saya gak berdasar alkitab? Apa anda mau kita berdua tanding ayat2 alkitab sehingga yang paling banyak ayatnya itulah yang ALKITABIAH? :)
Malah bilang "sebaiknya di forum lain saja lagi" :) Kalo anda admin website ini, akan senang hati saya lakukan. Sayangnya anda bukan admin, jadi dengan senang hati juga saya tidak menuruti nasihat anda.
Masa sih anda tidak bisa mengerti arti kata "PERCAYA" sampe harus meminta tanda2 dan bukti2?
Orang mandi, ya mandi.
Orang makan, ya makan.
Orang membaca, ya membaca.
Orang percaya, ya percaya.
Apakah anda minta bukti dari orang yang makan? Dari orang yang membaca? Dari orang yang makan? Dari orang yang tidur? Percaya ya percaya. Kalo anda tidak tahu definisi kata percaya, silakan liat kamus bahasa Indonesia.
Yang mudah jangan dipersulit. Yang sulit jangan dipermudah. Kalo orangnya bilang dia percaya, ya berarti dia orang percaya.
Apa Lazarus bikin mujizat? Tidak, dia malah mengalami mujizat.
Apa Maria dan Marta menyembuhkan orang? Tidak, mereka menyambut Yesus dalam rumah mereka.
Apakah Zakheus berbicara dalam bahasa yang baru? Alkitab tidak mencatatnya, bahkan malah mencatat bahwa Zakheus manjat pohon. Saya rasa tidak perlu dikatakan bahwa ciri2 orang percaya adalah MEMANJAT POHON. Pohon Ara lagi.
Apakah orang yang disalibkan di sebelah Yesus minum racun dan tidak mati? Tidak tuh. Malah mati beneran bersama Yesus.
Dan alkitab bilang mereka yang saya sebutkan di atas adalah orang2 PERCAYA.
@PB: Kata percaya itu bukan kata kerja
Saudaraku Plainbread,
Kata-kata yang anda sebutkan semuanya adalah kata kerja, yaitu: mandi, makan, membaca. Kata-kata tsb memang tidak perlu dilihat tanda-tandanya karena kegiatan tersebut dapat dengan gamblang terlihat oleh mata.
Sedangkan kata "percaya" bukan kata kerja tetapi kata keadaan (adverb). Jadi tidak dapat dilihat dengan gamblang orang tsb "sudah percaya apa tidak". Maka Yesus memberi petunjuk untuk mengenalinya, yaitu melalui "tanda-tanda" orang percaya.
Di satu point anda setuju akan tanda-tanda yang disebutkan oleh Yesus itu, tetapi anda bilang itu untuk kelompok, bukan individu. Well, it's fine. Tapi kalau anda punya pendapat atau referensi tanda-tanda untuk individu, tolong jelaskan kepada saya dengan dasar Alkitab bukan logika, common sense, dsb. Karena di sini kita membahas Firman Tuhan yang ada dalam Alkitab.
Kalau sekedar mengaku percaya seperti mengucapkan pengakuan iman, semuanya juga bisa setelah menghafalnya. Tetapi apakah Alkitab menyebutkan orang yang mengaku percaya itu benar-benar orang percaya? Alkitab memuat beberapa hal mengenai orang-orang yang dikira percaya padahal tidak. Misalnya murid-murid Yesus sendiri. Mereka telah mengikut Yesus kemana-mana tetapi mereka sendiri tidak percaya. Contohnya: ketika Yesus bangkit dari kubur, mereka masih tidak percaya padahal Yesus sendiri sudah memberitahukannya sebelumnya.
Tidak apa-apa kalau anda tidak dapat menjelaskannya. Saya lebih menghargainya bila anda berterus-terang seperti yang disampaikan oleh saudara Miyabi.
Tuhan Yesus Kristus memberkati kita.
@Mobesotul Anda jangan bodoh
Kata-kata yang anda sebutkan semuanya adalah kata kerja, yaitu: mandi, makan, membaca. Kata-kata tsb memang tidak perlu dilihat tanda-tandanya karena kegiatan tersebut dapat dengan gamblang terlihat oleh mata.
Kata kerja adalah kata kerja.
I love you, she loves me:
Love di situ adalah kata kerja, artinya mencintai.
I think about you, he thought about me:
to think di situ adalah kata kerja. Artinya berpikir.
Apakah mencintai dan berpikir bisa dengan gamblang terlihat oleh mata? Tidak. Tapi walaupun tidak terlihat oleh mata, love, think, believe, itu adalah kata kerja. Jadi jangan bikin definisi sendiri.
Sedangkan kata "percaya" bukan kata kerja tetapi kata keadaan (adverb). Jadi tidak dapat dilihat dengan gamblang orang tsb "sudah percaya apa tidak". Maka Yesus memberi petunjuk untuk mengenalinya, yaitu melalui "tanda-tanda" orang percaya.
Cukup di SS saja ya anda bilang percaya itu adalah kata adverb, jangan di luar sana apalagi kalo anda mengaku seorang kristen, nanti bisa bikin malu orang kristen yang lain disangkanya kita gak pernah sekolah.
Apa itu adverb? Menurut kamus besar bahasa Indonesia -linknya sudah saya berikan di atas- adverbia adalah:
kata yg memberikan keterangan pd verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat, msl sangat, lebih, tidak
Sedangkan menurut merriam-webster dictionary, adverb adalah:
a word belonging to one of the major form classes in any of numerous languages, typically serving as a modifier of a verb, an adjective, another adverb, a preposition, a phrase, a clause, or a sentence, expressing some relation of manner or quality, place, time, degree, number, cause, opposition, affirmation, or denial, and in English also serving to connect and to express comment on clause content
(secara singkat, adverb itu adalah kata yang menjelaskan kata kerja atau kata sifat atau kata adverbia, frase, preposisi, .... PlainBread).
Jadi bukan seperti kata anda, bahwa adverb itu adalah kata keadaan sehingga percaya masuk ke dalam kata adverb. Kalau anda tidak PERCAYA kata saya, itu tidak masalah. Tapi anda SEHARUSNYA mengecek kamus bahasa Indonesia atau Inggris sebelum anda mengetik, supaya tidak disangka orang bodoh.
Tambahan, contoh2 adverb atau adverbia words adalah: always, quickly, rarely, now, soon, readily, slowly.
Seperti kata cinta atau kasih, kata percaya itu bisa jadi kata kerja, bisa jadi kata benda. Tapi tidak pernah jadi adverb. Dari KBBI, anda bisa cek:
per·ca·ya v 1 mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata: -- kpd ceritanya; -- akan kabar itu; 2 menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada: -- kpd barang gaib; 3 menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dsb): beliau tidak -- lagi kpd Amir; 4 yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dsb): -- kpd diri sendiri;
-- angin percaya yg sia-sia;
Lihat huruf v yang ada setelah kata percaya, itu adalah singkatan dari verba alias kata kerja. Bukan adverbia.
Di satu point anda setuju akan tanda-tanda yang disebutkan oleh Yesus itu, tetapi anda bilang itu untuk kelompok, bukan individu. Well, it's fine. Tapi kalau anda punya pendapat atau referensi tanda-tanda untuk individu, tolong jelaskan kepada saya dengan dasar Alkitab bukan logika, common sense, dsb. Karena di sini kita membahas Firman Tuhan yang ada dalam Alkitab.
Bung Mobesotul, sebelumnya anda mengatakan soal adverb. Bukankah adverb itu adalah bagian dari logika, dari common sense? Kenapa malah melarang saya untuk tidak menjelaskan anda dengan pakai logika atau common sense?
Penyusunan kata yang terdiri dari huruf dan penyusunan kalimat yang terdiri dari kata2 saja, itu cuma bisa dilakukan dengan logika atau common sense. Ini contohnya, saya ketik sederetan huruf buat anda:
awekahuaeah hal;w'euahe lweojejajajwaaja kelzzzoz;xwke
Anda tau yang saya ketik itu artinya apa? Tentu tidak karena memang huruf dan kata yang terbentuk itu saya ketik asal2an, sehingga tidak membentuk arti sama sekali, tidak ada kata atau kalimat di situ. Itulah pentingnya logika atau common sense, bung Mobesotul. Jangan takut dengan logika karena Tuhan Allah memberikan kita otak untuk dipakai, bukan jadi hiasan. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Bukankah kalo anda cuma mengasihi Tuhan dengan hati dan jiwa tapi TIDAK PAKAI AKAL BUDI, itu artinya anda melanggar firman Tuhan Yesus?
Kalau sekedar mengaku percaya seperti mengucapkan pengakuan iman, semuanya juga bisa setelah menghafalnya. Tetapi apakah Alkitab menyebutkan orang yang mengaku percaya itu benar-benar orang percaya? Alkitab memuat beberapa hal mengenai orang-orang yang dikira percaya padahal tidak. Misalnya murid-murid Yesus sendiri. Mereka telah mengikut Yesus kemana-mana tetapi mereka sendiri tidak percaya. Contohnya: ketika Yesus bangkit dari kubur, mereka masih tidak percaya padahal Yesus sendiri sudah memberitahukannya sebelumnya.
Memamgnya apakah orang tersebut hanya menghapal atau benar2 percaya, apa urusannya dengan anda? Bukankah di atas anda bilang Yesus Kristuslah yang menjadi penilai dan hakim atas percaya atau tidaknya seseorang, bukan anda dan saya? Apakah anda sudah berganti nama menjadi Yesus Kristus?
Betul, Mereka tidak percaya, dan itu YESUS katakan atau ALKITAB nyatakan bahwa mereka tidak percaya. Bukan anda atau saya yang MENYATAKAN bahwa mereka tidak percaya.
Apakah SETIAP Kali ada orang percaya tertulis di alkitab, selalu ada TANDA? Tidak, saya sudah berikan contoh2nya, mulai dari Lazarus sampe Martha, Martha dan Zakheus. Apakah Yesus MEMPERTANYAKAN apa yang mereka percaya? TIDAK.
Mari saya kutipkan PULUHAN AYAT mengenai orang2 yang menjadi percaya:
Mat 9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
Apakah ada tanda2 yang menyertai mereka sebagai orang yang percaya? Tidak. Mereka mengaku mereka percaya. TITIK.
Mat 8:13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.
Apakah si perwira bisa menyembuhkan orang sakit, berkata2 dalam bahasa baru, punya tanda2? Tidak. Yesus bilang dia percaya. TITIK.
Mark 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"
Apa kata Yesus? Percaya SAJA. Yang gampang jangan dibikin susah, Mobesotul.
Luk 8:50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat."
Sekali lagi: percaya SAJA.
Yoh 1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Apakah Yohanes Pembaptis pernah bikin mujizat? TIDAK pernah tercatat. Tapi dia malah jadi SAKSI, supaya apa? Supaya OLEH dia semua orang menjadi PERCAYA.
Yoh 1;50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
Natanael percaya Yesus karena Yesus bilang Dia melihat Natanael di bawah pohon ara. Itulah percaya. Anda mau jadi seperti natanael? Saya juga.
Yoh 2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Apakah Yesus mempertanyakan benar gak murid2Nya percaya atau cuma hapalan? Kalau dibilang percaya, ya percaya.
Yoh 4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
Banyak orang di Samaria jadi percaya karena kesaksian seorang perempuan. Kesaksian loh ya, bukan tanda-tanda. Sama seperti alkitab bersaksi dan membuat saya dan anda jadi percaya. Seperti itu.
Yoh 4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
Semudah itu? Iya, semudah itu. TIdak ada persyaratan2 apa lagi yang harus nempel kepada iman dan percaya orang itu. Percaya, lalu pergi.
Yoh 4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
Bukan lagi dia saja yang percaya, tapi seluruh keluarganya. Hanya karena mendengar perkataan Yesus. Anda gak minta TANDA-TANDA dari keluarga orang ini?
Yoh 5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
LOGIKA berpikir Yesus yang briliant: Kalau kamu percaya Musa, kamu juga harusnya percaya AKU. Karena Musa menulis tentang YESUS. Apakah YESUS minta TANDA-TANDA dari audience di situ? TIdak kok. Malah bilang Kalau kamu percaya MUSA, tentu kamu percaya AKU juga.
Yoh 6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Apa yang dikehendaki Allah? PERCAYA. Ada tambahan lagi? Tidak.
Yoh 9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.
Apa di situ Yesus minta TAMBAHAN selain percaya? TIDAK.
Yoh 10:42 Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya
Pakai TAMBAHAN, biar makin gress kalo benar banyak orang di situ percaya? TIDAK. Percaya ya percaya.
Yoh 11:27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."
Untung Yesus bukan anda, Mobesotul. Kalo anda, pasti sudah meminta hal2 lain dari Marta. Hey, Marta. Kalau cuma ngomong begitu saja, semua orang juga bisa. Iya gak, Mobesotul?
Yoh 11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Percaya. Cuma karena menyaksikan. Jangan dipersulit. Apakah alkitab bilang mereka perlu dimintai tanda2 supaya benar2 mereka adalah orang percaya? TIDAK.
Yoh 16:30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."
Ah bohong, mereka gak mungkin percaya. Benar gak, Mobesotul? Karena NANTI kan mereka lari meninggalkan Yesus, jadi percaya itu adalah KEADAAN seperti yang Mobesotul katakan di atas. Benar gak? SALAH.
Yoh 20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.
Melihat lalu percaya? Gak mungkin. Pasti ada TANDA-TANDA yang harus menyertai orang itu, baru bisa dibilang percaya. Iya gak? Hehehe. GAK TUH.
Yoh 20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Itulah anda dan saya, Mobesotul, tidak melihat namun percaya. Atau anda mau memiliki atau melihat TANDA-TANDA dulu baru percaya? Silakan :)
Kis 5:14 Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan,
Bertambah jumlahnya? Pasti repot ya seleksinya karena mesti ada TANDA-TANDA yang harus dilihat baru bisa dibilang percaya, iya gak? GAK TUH.
Kis 6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Wah ini ayat mesti direvisi. Masa cuma menyerahkan diri dan percaya begitu saja. Harus seperti kata Mobesotul, harus ada TANDA-TANDA yang menyertai, baru bisa dibilang percaya. Iya, tidak? TIDAK.
Kis 9:42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Karena satu peristiwa tersiar di Yope, banya orang menjadi percaya. TIDAK MUNGKIN. Mesti ada tanda-tanda yang menyertai orang2 tersebut, baru mereka bisa dibilang SAH percaya. Jadi lagi-lagi, ada ayat yang mesti direvisi. Iya kan, Mobesotul?
Kis 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Mungkin Petrus asal ngomong. Percaya kok gampang sekali.
Kis 16:34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Ini ayat malah ngomongin soal makanan. Hayo, buktikan dulu ada tidak TANDA-TANDA yang menyertai anda, mister. Jangan cuma bergembira dan mau makan saja bisanya!
Jadi gimana Mobesotul, apakah ayat2nya kurang banyak? Dibanding ayat yang anda kutip di blog anda di atas, lebih banyak mana dengan ayat yang saya kutip di sini? Lalu apakah saya HANYA menjelaskan pakai LOGIKA atau common sense? Bukankah ayat2 yang saya kutip di atas sangat mudah dimengerti dan bisa menjelaskan isinya sendiri?
Siapakah sekelompok orang itu?
Jadi kelompok apakah yg menjadi kelompok orang percaya tersebut walaupun individu-individu di dalamnya bukan orang percaya? Misalnya: Mungkinkah terbentuk suatu kelompok pencinta lingkungan dari individu-individu pembalak hutan? Atau kelompok anti korupsi dari individu-individu koruptor?
Pembuktian terbalik
Apa tanda-tanda yg menyertai kelompok koruptor, pecinta alam dll yg dimaksud?
Ada nggak ciri2 kelompok pada mereka?
Orang-orang jawa punya ciri kelompok. Ciri ini muncul kalo mereka ngumpul. Kalau seorang demi seorang tak terlalu beda dgn suku lain.
Sekelompok orang percaya menunjukkan tanda tertentu ketika mereka ditelaah sebagai kelompok. Menurut Yesus tanda2nya adalah yg disebutkan di blog ini.
".... ...."
OK, tolong sederhanakan saja
Biar tidak ngawur kemana-mana tetapi tetap ke topik, mohon dijelaskan tanda-tanda yang akan menyertai orang percaya menurut versi pemahaman anda Miyabi. Tentu saja dengan referensi Alkitab.
Mohon diingat, ini untuk mempertajam pemahaman tentang Alkitab. Bukan untuk menilai orang itu pintar atau bodoh, bau kencur, atau apalah yang tidak baik didengar.
@mobesotul: saya tidak mampu menjelaskan
mobesotul: Tanda-tanda tsb di topik ini anda setuju untuk kelompok orang-orang percaya tertentu, betul? Kalau betul, kelompok apakah itu dan komponen kelompok itu apa?
Saya tidak mampu menjelaskan, mengapa keseluruhan tidak sama dengan jumlah bagian-bagiannya. Anda berusaha membuktikan bahwa sekumpulan orang percaya itu terdiri dari orang percara dan seharusnya ciri sekumpulan sama dengan ciri individu.
Maaf, saya belum mampu menjelaskan, mengapa keseluruhan tidak sama dengan jumlah bagian-bagiannya.
Dosen pengantar filsafat saya pernah menggunakan analogi sebuah sepeda motor dan sekumpulan onderdil.
Jika motor dipereteli menjadi onderdil-onderdil, dia bilang sebuah sepeda motor sebagai sebuah keseluruhan tidak sama dengan jumlahan onderdil-onderdil.
Dalam buku ilmu-ilmu sosial yang saya baca (sekilas karena saya dari sastra, bukan ilmu sosial) juga bilang individu dan kelompok itu obyek studi yang beda.
Maaf, ngga bisa menjelaskan dengan gamblang.
Mobesotul: Tanda-tanda tsb di ropik ini anda bilang bukan untuk individu, betul? Kalau betul, apa tanda-tanda untuk orang percaya individu?
Menurut saya, individu yang percaya tidak mudah dikenali lewat tanda-tanda yang nampak dari pengamatan luar.
".... ...."
Miyabi: Maaf, ngga bisa
Miyabi: Maaf, ngga bisa menjelaskan dengan gamblang.
Memang betul. Entah saya yang sulit mengerti atau materinya yang terlalu berat. Hal ini juga sudah pernah dijelaskan oleh ahli filsafat bertitel DR dan seorang pendeta bertitel M.Div kepada saya. Konklusi di akhir penjelasannya sama dengan saudara Miyabi: tidak bisa dijelaskan dengan gamblang.
Miyabi: Menurut saya, individu yang percaya tidak mudah dikenali lewat tanda-tanda yang nampak dari pengamatan luar.
That's very wise! Sangat setuju. Pernyataan saudara Miyabi ini harus dibaca oleh Plainbread yang berpendapat bahwa tanda-tanda individu yang percaya itu ya PERCAYA, seperti orang mandi, makan, tidur.
Terimakasih saudaraku.
Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.