Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Repotnya jadi pendeta

tonypaulo's picture

Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen? Berjemaat dengan pendeta tersebut untuk mengetahui karakter sesungguhnya para pendeta itupun tidak, mengetahui seberapa dekat hubungan para pendeta itu dengan Tuhan pun tidak, jadi apa yang digunakan untuk menghakimi para pendeta tersebut?
 

Sebenarnya hampir tidak ada, informasi yang tidak lengkap, yang sepotong-potong itu mirip gambar pisau yang sedang mau ditusukan ke perut seseorang yang ingin dibedah, Nampak kejam jika hanya dilihat potretnya namun jika dilihat videonya malah sebaliknya.  namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut?
 

Ada suatu fenomena yang memang biasa terjadi di masyarakat dimanapun, merasa baik jika melihat atau membicarakan ketidakbaikan orang lain, padahal urusannya tidak ada dan belum tentu juga membicarakan ketidakbaikan orang lain memberikan suatu solusi atau pencerahan bagi diri sendiri maupun orang lain.
 

Kalau menjadi komentator masalah politik atau perekonomian, tentu komentator tersebut mempunyai track record yang jelas dibidang keahlian tersebut, setidaknya secara akademis dan latar belakang pengalaman adalah orang-orang yang memang kompeten dan mempunyai kapabilitas dibidang tersebut, kalau untuk menjadi komentator sport, biasanya para wartawan, atau pernah melatih atau pernag menjadi pemain. Namun jadi komentator pendeta?

Apakah orang-orang tersebut wartawan yang biasa meliput ruang lingkup pendeta? Atau mantan pendeta atau….?
 

Karena itu predikat komentatorpun masih belum pantas disematkan kepada orang-orang yang suka mengomentari pendeta tanpa memberikan solusi yang jelas, menginginkan kesempurnaan seorang pendeta? Bagaimana menguraikan kategori kesempurnaan tersebut? Lebih ironisnya para Pendeta yang dihakimi, hanya karena tarif atau persembahan kasih atau jam terbaru dan termahal yang digunakannya, bukannya suatu otokritik yang lebih konstruktif, misalnya mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?
 

Tanpa juga mau tahu mungkin Pendeta tersebut sebelum jadi pendeta sudah memang hidup berkelimpahan atau setidaknya ada jemaat yang begitu tergerak untuk memberikan hadiah berupa jam tangan, mobil ataupun sebuah rumah, sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut, kok para orang Kristen yang kemungkinan belum pernah memberikan apapun sebagai hadiah kepada Pendeta tersebut, merasa risih? Tanpa alasan yang jelas? Tanpa solusi dan perbuatan yang jelas juga, bukannya belajar untuk member bukan hanya kepada Pendeta, kepada siapapun juga malah sibuk mengurusi tarif Pendeta yang sebenarnya bukan urusannya.
 

Kemudian apakah salah Pendeta seakan-akan persembahan kasihnya yang dianggap tarif, menentukan standar berapa dia harus “dibayar”? mungkin kondisi ini hanya dialami oleh gereja-gereja yang bercorak kharismatik ataupun persekutuan-persekutuan professional.
 

Itupun harus dilihat dengan proposional, karena gereja-gereja Kharismatik, dalam membantuk suatu unit gereja itu otonom dan tidak ada badan khusus yang mensupport pendanaan bagi tumbuh kembang gereja tersebut, benar-benar dari nol, berbeda dengan gereja-gereja Khatolik atau Tradisional lainnya, yang sebagian besar didukung secara financial dan sumber daya. Ketika gereja-gereja Kharismatik ini “membesar” dan bertumbuh secara luar biasa pesat, tidak wajarkah untuk para hamba-hamba Tuhan itu menikmati buah dari pekerjaan tangan dan apa yang dirintisnya? Apakah memang diwajibkan Pendeta itu hidup melarat, berkekurangan, tidak boleh punya mobil, tidak boleh punya jam tangan mahal?
 

Saya pribadi tidak pernah memandang materi-materi yang dimiliki oleh para Pendeta sebagai sesuatu yang harus dipertentangkan atau dipergunjingkan, karena jika motivasi Pendeta itu hanya kebendaan semata, Tuhan bukan Tuhan yang “mudah” untuk dibohongi, apalagi menyangkut pengembalaan suat jemaat, tentu Tuhan akan berurusan dengan Pendeta tersebut. Dan ketika itu sudah menjadi “wilayah” Tuhan untuk berpekara, lebih baik orang-orang percaya tidak perlu “ikut campur” hak preogatif Tuhan.
 

Pendeta bukanlah malaikat, saya pernah hidup satu atap dengan 2 orang pendeta, seorang pendeta yang adalah gembala sidang dan bekas teman kuliah saya yang memilih menjadi pendeta muda, dan berinteraksi dengan beberapa pendeta, saya menjadi saksi mata dari keseharian Pendeta-Pendeta yang saya kenali, meskipun tidak sempurna, saya sangat respect dan salute dengan mereka.
 

Betapa tidak, selama satu tahun saya perhatikan kehidupan mereka, working hoursnya 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 30/31 hari dalam sebulan, hampir-hampir dalam satu hari tidur 4-5 jam saja, memliki jam doa 4-5 jam dalam sehari, mengunjungi orang sakit, berkotbah dimana-mana dengan suara yang serak dan hampir habis, sampai teman saya menjadi langganan rumah sakit, karena sering memaksakan fisiknya sehingga harus diinfus dan beristirahat total di rumah sakit, bukan karena tidak pandai mengatur waktu, namun ditengah perintisan jemaat dan jaringan pelayanannya, memang konsekuensinya demikian.
 

Ketika teman saya pendeta muda tersebut berulang tahun, banyak para jemaat yang memberikan hadiah-hadiah yang cukup bernilai, saya melihatnya sebagai suatu yang memang sepatutnya ia terima, karena dedikasi pelayanan dan kerja kerasnya bagi Tuhan, sebuah mobil ataupun sebuah rumahpun saya rasa layak diberikan kepadanya, karena bagi seorang Pendeta di sebuah gereja yang merintis dengan 20 orang jemaat saja, tentu hanya karena kemurahan Tuhan saja yang dapat mencukupi kebutuhan kesehariannya.
 

Kembali kepada pendeta yang “pasang tarif”, apakah benar pendeta itu “pasang tarif”? saya rasa tidak, itu hanya rumor atau gossip belaka, namun sering menjadi suatu pembicaraan yang seoang-olah itu kenyataan, kalaupun ada satu-dua Pendeta yang demikian apakah lantas semua Pendeta bisa digenarlisasikan demikian? Tentu tidak
 

Perlu dipikirkan juga kalau Pendeta tersebut mempunyai tim pelayanan, bagaimana tim pelayanannya harus menyekolahkan anak-anaknya, menghidupi anak-anaknya, dsb, ketika ada seseorang yang membicarakan tanpa memikirkan bagaimana kelangsungan hidup dari tim pelayanan Pendeta tersebut, seharusnya sebelum bicara, berpikirlah baik-baik, berprasangka baiklah selalu daripada berprasangka jahat kepada orang lain, kemudian cari informasi yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, karena seharusnya kelangsungan hidup dari tim pelayanan tersebut juga menjadi pertimbangan orang-orang yang suka membicarakan Pendeta tapi tanpa fakta.
 

Lalu bagaimana bersikap kepada Pendeta-pendeta yang begitu berkelimpahan secara materi? Prasangka baik saya, Tuhan memberikan kelimpahan materi sedemikian banyaknya kepada mereka, pertama ; karena Pendeta itu sudah bisa dipercayakan secara keuangan oleh Tuhan untuk diberikan talenta yang sangat besar, kedua; ada maksud Tuhan untuk mengembangkan pelayanan khususnya pelayanan Diakonia yang diembah oleh Pendeta tersebut (pembangunan Rumah Sakit, Sekolah, dan fasilitas umum lainnya) ketiga; ada tanggung jawab yang besar untuk memproses para Pendeta tersebut agar tidak terikat dan terpedaya oleh gelimangan miliaran rupiah, karena Pendeta hanya sebagai pengelola saja, sebagai pengelola tentu akan terus dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan
 

Pendetapun masih manusia yang juga terus diproses oleh Tuhan, namun “stature”nya berbeda dengan jemaat biasa, mereka adalah Imam-imam yang jika dalam kehidupan mereka ditemukan ketidakbenaran dan ketidakkudusan termasuk soalh uang, biarlah Tuhan sendiri yang berpekara terhadap itu, tidak perlu orang percaya ikut campur tangan dengan ketidaktahuan apa masalahnya, hanya melihat sepintas langsung berasumsi ini dan itu, sementara untuk menata kehidupan sendiripun terkadang masih “kekurangan” waktu
Sudut pandang yang tendensius yang tidak dapat membedakan yang mana fakta yang mana hanya imajinasi, terus bergulir mengumpal seperti bola salju membesar dan semakin membesar, sehingga sulit dibedakan yang mana yang fakta yang mana yang imajinasi namun dibesar-besarkan, kemudian tak ada solusi kreatif yang dapat menuntaskan kesalahpahaman atau kesalahan yang tak jelas dimananya.
 

Mempersalahkan itu mudah, namun menunjuk dengan jelas kesalahan itu tidak mudah, apalagi untuk memberikan solusi terhadap kesalahan yang sudah berhasil ditunjukan, tidak banyak dilakukan oleh orang-orang yang senang mencari kesalahan orang lain untuk merasa tetap dan semakin benar. padahal hanya Tuhanlah yang tetap benar, seorangpun manusia tidak ada yang benar, seorangpun….

 

GBU

Kiem's picture

Kalau ada yang mau jadi pendeta, sebenarnya sudah Syukur

Memang, banyak komentator terhadap pendeta, yang menyoroti MATERInya.

Saya selalu katakan kepada komentator seperti itu : "Sudah berapa banyak uang anda dimakan oleh pendeta itu?".

atau saya menjawab : "Bagaimana anda melakukan apa yang anda tuduhkan (materialis) kepada pendeta itu?. Sudah berapa banyak (berapa persen) uang anda yang anda sumbangkan kepada orang miskin?.

Saya memandang, sebenarnya dibalik pernyataan atau cap "materialis, atau mata duitan" kepada pendeta itu adalah suatu alasan untuk  tidak datang kepada Tuhan.

Mungkin juga ada pendeta, yang Imannya masih lemah, sehingga harus melakukan usaha atau trik didalan gereja dalam rangka mendatangkan materi. Tetapi berapa persenkah itu?. Mungkin yang seperti itu ada dua atau 3 orang dalam tubuh suatu organisasi gereja yang besar, maka para komentator sering memberi cap "semua pendeta organisasi gereja itu materialis".

Saya sependapat dengan Tony Paulo akan Prasangka baik terhadap pendeta.

Kalau ada pendeta yang materialis, pasti berurusan dengan Tuhan, dan tidak mungkin pendeta itu sukses secara rohani.

Semoga cap ini tidak digunakan lagi oleh para komentator.

Tuhan Yesus memberkati

tonypaulo's picture

yup syukur ada yang mau...

sepakat pak Kiem, masih untung ada yang mau jadi pendeta....

apa yang berkomentar itu mau jadi pendeta? seandainyapun Tuhan memanggilnya?

talk is easy....

 

GBU

smile's picture

Lebaran masih jauh, apalagi natalan

JUDGEMENTDAY................

DAN JUDGE BAO...........

MALINg kemalingan..............

Perampok dirampok

Pembunuh karakter dibunuh karakternya...........

susah juga jadi pendeta...............

susah juga jadi tukang kritik........

susah juga yang ga ngelakuin apa apa.....

susah juga yang ngelakuin apa apa......

ada yang bilang,...elo ngomong yang elo mau,...gue ngomong yang gue mau,....

gue ngomong yang gue tau, elo ngomong yang elo tau,..kalo ga sepakat,..kita ngomong lagi,...atau ada yang ngomong,..kita bunuh bunuhan aja......

HAHAHAHAHA.............................

ngomong ngemeng,.....Lebaran masih lama,..apalagi natalan,..kok parcel sudah mulai diperdagangkan...yang menyebalkannya....isinya itu itu juga,..packaging nya aja yang dikemas sedemikian rupa,...malahan,..ada yang udah kadaluarsa,.......menyebalkan.....

 

Sincerely,
smile

*Penakluk sejati adalah orang yang bisa menaklukkan dirinya sendiri*

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

bygrace's picture

@tonypaulo

Salam sejahtera, Pak Tony

Saya tertarik dengan pernyataan ini :

 

"...sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut"

Entah mengapa, saya merasa ada yang tidak "pas" di sini. Memberi kepada pendeta karena sudah dilayani dan mendapat berkat, menurut saya, membuat pekerjaan pendeta tak beda dengan pekerjaan sekuler seperti konsultan yang mendapat  percentage dari nasihat yang jitu yang diberikannya . Ada reward atau kompensasi untuk prestasi dan jerih payah.

Menurut pengertian saya, mencukupi kebutuhan Pendeta adalah tanggung-jawab jemaat  yang dilayani, karena pendeta seharusnya adalah bagian dari komunitas yang dilayaninya. Bagaimana aturannya menurut Alkitab (kalau ada), saya tidak  tahu. Ada tidak ya petunjuk Alkitab  yang bisa dijadikan pegangan mengenai cara penafkahan pendeta ?

tonypaulo's picture

@bygrace

Entah mengapa, saya merasa ada yang tidak "pas" di sini. Memberi kepada pendeta karena sudah dilayani dan mendapat berkat, menurut saya, membuat pekerjaan pendeta tak beda dengan pekerjaan sekuler seperti konsultan yang mendapat  percentage dari nasihat yang jitu yang diberikannya . Ada reward atau kompensasi untuk prestasi dan jerih payah.

 

kalau ditinjau dari perpektif pekerjaan dalam menghasilkan sesuatu untuk hidup, dalam Alkitab tertulis ;

2Ti 2:3  Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
2Ti 2:4  Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.
2Ti 2:5  Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.
2Ti 2:6  Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.
 

namun lebih jelas lagi peraturan dalam berjemaat khusus kepada imam-imam (imamat),

Deu 10:8  Pada waktu itu TUHAN menunjuk suku Lewi untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN, untuk bertugas melayani TUHAN dan untuk memberi berkat demi nama-Nya, sampai sekarang.

Deu 10:9  Sebab itu suku Lewi tidak mempunyai bagian milik pusaka bersama-sama dengan saudara-saudaranya; Tuhanlah milik pusakanya, seperti yang difirmankan kepadanya oleh TUHAN, Allahmu.
 

dan banyak lagi tertuang di kitab Imamat..

nah jika Pendeta tidak mendapatkan akses ekonomi (konteksnya lebih luas dari sekedar pekerjaan sekuler atau tidak), bagaimana ia dapat mengembangkan pelayanannya?

sebenarnya secara pribadi Paulus, mendobrak tradisi, dari imam yang menunggu "pasive income" karena dalam pelayanannya Paulus yang adalah seorang pendeta dan melakukan fungsi pengembalaan serta kerasulan sekaligus, bekerja secara sekuler sebagai tukang kemah, mendapatkan penghasilan seperti orang yang bekerja, namun ia juga terkadang menerima pemberian jemaat secara sukarela

 

Act 18:3  Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.

2Co 11:8  Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu!

dan perhatikan cara jemaat mula-mula hidup

Act 2:45  dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

mengenai reward atau kompensasi, saya melihatnya dari persepektif yang berbeda, jika bicara tentang hal materi, reward itu bukanlah reward yang dapat dinikmati sendiri, karena Pendeta berfungsi sebagai pengelola, jika-jika ada jemaatnya mengalami musibah kebakaran, tidak bisa menyekolahkan anaknya, tidak bisa beli beras, dsb..

bukan untuk dinikmati oleh sang pendeta tersebut materi yang berlimpah tersebut, tentu sebagai pengelola ia akan bertanggung jawab kelak terhadap talenta yang diberikan, siapa yang diberikan 5 talenta diharapkan juga menghasilkan  5 talenta, dalam hal materi, tentu pembangunan rumah sakit, sekolah dan prasarana masyarakat adalah suatu saluran dari berkat tersebut

 

Menurut pengertian saya, mencukupi kebutuhan Pendeta adalah tanggung-jawab jemaat  yang dilayani, karena pendeta seharusnya adalah bagian dari komunitas yang dilayaninya. Bagaimana aturannya menurut Alkitab (kalau ada), saya tidak  tahu. Ada tidak ya petunjuk Alkitab  yang bisa dijadikan pegangan mengenai cara penafkahan pendeta ?

yup saya sepakat..

mengenai aturannya secara formil ada di kitab Imamat, mengenai peraturan orang lewi dan imam-imam yang mendapatkan kehidupan keseharian (kebutuhan primer) dari jemaatnya, namun Paulus memberikan suatu keteladanan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan sendiri, dalam konteks kekinian tentu tidak bisa dipukul rata, harus diperhatikan bagaimana kondisi jemaatnya atau denominasinya...

 

Tuhan memberkati

 

 



 

sandman's picture

@TP Lewi?

Memang sekarang di indonesia banyak keturunan lewi yah?

Kalau seperti di agama islam para habib datang ke indonesia, saya kira mereka layak mendapat bagian, kalau pendetana asli orang indonesia, memang bisa aturan suku lewi itu di gunakan?

 

 

__________________

tonypaulo's picture

Sand...

secara rohani orang lewi dan imam2 representasi dari individu yang bergerak di holy place, bukan di market place...

sandman's picture

@TP holy place?

Udah jelas orang lewinya ada, kenapa harus pake alasan segala holy place dan market place. Kalau memang bergerak di holy place, dengan keadaan manusia yang berdosa, memang bisa begitu bergerak di holy place? Gila kalee ya loe ini.

__________________

tonypaulo's picture

saya pikir anda mengajak diskusi

Udah jelas orang lewinya ada, kenapa harus pake alasan segala holy place dan market place. Kalau memang bergerak di holy place, dengan keadaan manusia yang berdosa, memang bisa begitu bergerak di holy place? Gila kalee ya loe ini.

saya pikir anda mengajak diskusi...

ini sih hanya membuang waktu saja...

 

sandman's picture

@TP Lewi?

Memang sekarang di indonesia banyak keturunan lewi yah?

Kalau seperti di agama islam para habib datang ke indonesia, saya kira mereka layak mendapat bagian, kalau pendetana asli orang indonesia, memang bisa aturan suku lewi itu di gunakan?

 

 

__________________

HASLAN's picture

@All susahnya HIDUP

Pendeta bilang... Susahnya jadi Pendeta..!!!

 

Petani bilang.... Susahnya jadi PETANI...!!!!

 

Polisi bilang... Susahnya jadi POLISI..!!!

 

Nelayan Bilang... susahnya Jadi NELAYAN...!!!

 

KORUPTOR bilang... susahnya jadi KORUPTOR...!!!!

 

ARIEL bilang SUSAHNYA... SUSAHNYA... SUSAHNYA...!!!!

__________________

Masih belajar............

Bila salah tolong diperbaiki.......

Bila melenceng tolong ditegur...

God Bless Us...

RainLockheart's picture

to minnie,tonypaulo,kiem

hi kk ber3...shallom...

saya bukan siapa2...tapi melihat sengit nya perdebatan kalian jujur sebagai orang percaya JC, saya sedih melihatnya...karena semakin dalam saya membacanya,saya merasa seperti lagi jadi ajang adu hebat,adu emosi (maaf klo saya salah tapi ini pendapat pribadi saya)

pendapat jujur saya, minnie tony n kiem...sebaiknya sarana berpendapat gini harus bisa membangun dan jadi berkat bagi orang lain yg membaca...

sekedar sharing,saya pernah dengar kotbah seorang pendeta,dia bilang gini "seorang pendeta sudah seharusnya memiliki tingkat spiritual (Iman) baik secara fisik (perbuatan) dan roh yg lebih baik dibanding jemaat,karena klo seorang pendeta ga memiliki itu,apakah dia sanggup membimbing jemaat?" melalui kotbah ini pun saya punya pemikiran gini, "YA BENAR jika pendeta itu gak sempurna karena dia juga seorang manusia, tapi sebagai umat Tuhan apalagi Hamba Tuhan dia harus mengambil jalan yg BENAR" berani mengaku klo salah berani dan memperbaikinya untuk kemuliaan Tuhan...tapi kita juga harus waspada terhadap nabi palsu (baca Yudas 1),makin byk ajaran2 sesat yg menjauhkan kita dari JC.karena jujur,kita nyari alamat aja gak mau tersesat/nyasar. apalagi nyari Tuhan. apalagi dasar nya kita percaya JC karena keselamatan dan JC kan? :D

1 lagi yg mau saya share...saya terinspirasi banget sama 1 tokoh..klo minnie nyebutin stephen tong pernah tetep melayani saat dia sakit,saya teringat ama Alm Pdt Tohap Sihotang seorang hamba Tuhan yg gak kompromi ama dosa dan sangat takut mencuri kemuliaan Tuhan dalam pelayanannya ,kebaktian yg terakhir dia lakukan adalah KKR natal di Istora Senayan tahun 2008,saat dia naik untuk kotbah saya lihat dia sulit berjalan,untuk naik tangga2 kecil aja dia perlu di topang,tapi saat kotbah dia mampu berkotbah dengan dahsyatnya di dpn umat JC. Beliau menderita sakit jantung cukup parah,pagi hari saat dia mandi dia kepleset di kamar mandi,dan hampir ga sadarkan diri, saat itu dia cerita,dia pasrah, dia hanya berdoa ama JC "Bapa jgn ambil nyawaku skrg,aku masih ada 1 tanggung jawab yg harus kujalankan,nanti stlh Natal ya Bapa jika Engkau mengizinkan", alm Pdt Tohap Sihotang menceritakan itu sambil tertawa. 2 hari setelah KKR natal beliau di panggil ke rumah Bapa. namun apa yg dia perbuat untuk kemuliaan JC sangat besar dan baik buahnya.

Semoga sharing saya berguna buat temen2 dan kita bisa menjadi penolong bagi 1 sama lain :D bukan penodong yah :D

tonypaulo's picture

terima kasih rain

hi kk ber3...shallom...

saya bukan siapa2...tapi melihat sengit nya perdebatan kalian jujur sebagai orang percaya JC, saya sedih melihatnya...karena semakin dalam saya membacanya,saya merasa seperti lagi jadi ajang adu hebat,adu emosi (maaf klo saya salah tapi ini pendapat pribadi saya)

pendapat jujur saya, minnie tony n kiem...sebaiknya sarana berpendapat gini harus bisa membangun dan jadi berkat bagi orang lain yg membaca...

saya memang tidak ingin berdebat dengan minie, alvarez ...

tapi terima kasih memang kesan yang saudara perhatikan bisa demikian, karena itu saya sama sekali tidak menanggapi pengertian saya yang disalah artikan kembali...

supaya tidak menjadi sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat

 

sekedar sharing,saya pernah dengar kotbah seorang pendeta,dia bilang gini "seorang pendeta sudah seharusnya memiliki tingkat spiritual (Iman) baik secara fisik (perbuatan) dan roh yg lebih baik dibanding jemaat,karena klo seorang pendeta ga memiliki itu,apakah dia sanggup membimbing jemaat?" melalui kotbah ini pun saya punya pemikiran gini, "YA BENAR jika pendeta itu gak sempurna karena dia juga seorang manusia, tapi sebagai umat Tuhan apalagi Hamba Tuhan dia harus mengambil jalan yg BENAR" berani mengaku klo salah berani dan memperbaikinya untuk kemuliaan Tuhan...tapi kita juga harus waspada terhadap nabi palsu (baca Yudas 1),makin byk ajaran2 sesat yg menjauhkan kita dari JC.karena jujur,kita nyari alamat aja gak mau tersesat/nyasar. apalagi nyari Tuhan. apalagi dasar nya kita percaya JC karena keselamatan dan JC kan? :D

yup saya sepakat, namun tidak juga pendeta yang diberkati secara materi sudah disangkakan ini dan itu

 

1 lagi yg mau saya share...saya terinspirasi banget sama 1 tokoh..klo minnie nyebutin stephen tong pernah tetep melayani saat dia sakit,saya teringat ama Alm Pdt Tohap Sihotang seorang hamba Tuhan yg gak kompromi ama dosa dan sangat takut mencuri kemuliaan Tuhan dalam pelayanannya ,kebaktian yg terakhir dia lakukan adalah KKR natal di Istora Senayan tahun 2008,saat dia naik untuk kotbah saya lihat dia sulit berjalan,untuk naik tangga2 kecil aja dia perlu di topang,tapi saat kotbah dia mampu berkotbah dengan dahsyatnya di dpn umat JC. Beliau menderita sakit jantung cukup parah,pagi hari saat dia mandi dia kepleset di kamar mandi,dan hampir ga sadarkan diri, saat itu dia cerita,dia pasrah, dia hanya berdoa ama JC "Bapa jgn ambil nyawaku skrg,aku masih ada 1 tanggung jawab yg harus kujalankan,nanti stlh Natal ya Bapa jika Engkau mengizinkan", alm Pdt Tohap Sihotang menceritakan itu sambil tertawa. 2 hari setelah KKR natal beliau di panggil ke rumah Bapa. namun apa yg dia perbuat untuk kemuliaan JC sangat besar dan baik buahnya.

Semoga sharing saya berguna buat temen2 dan kita bisa menjadi penolong bagi 1 sama lain :D bukan penodong yah :D

 

terima kasih buat sharing dan berkatnya

 

Tuhan memberkati


 

 

 

Kiem's picture

@RainLockHeart, kenali dulu ketiga orang itu

Salam Damai Sejahtera Sdr. RainLockHeart dan salam kenal

Sebaiknya, kenali dulu ketiga orang yang anda sebutkan itu,

Klik namanya, lalu lihat blognya pada bagian bawah biodatanya, atau tracknya masing-masing, pelajari dan bandingkan.

Mungkin, karena Minie baru ganti nama, namanya dulu adalah Alvazez dan Alvarez.

Semoga anda bisa mengenal mereka bertiga.

Kalau menurut penilaian anda saya ada atau banyak kekurangan, silahkan sampaikan. Kalau buruk sekali kelemahan saya, silahkan sampaikan melalui PM, maka saya akan memperbaiki diri.

Selamat melayani di SS dan Tuhan Yesus memberkati

RainLockheart's picture

:D

pak kiem,tony dan minnie(walau belum menjawab tp saya sertakan),

maaf sebelumnya,jujur saya memang belum melihat track recordnya.sebagai orang yg baru aja join pada umumnya hanya akan melihat dan membaca sebagian tulisan yg menarik,termasuk saya.kebetulan hari ini salah 1 yg saya sering lihat adalah tulisan pak kiem,tony dan minnie.

kesan saya dalam sekejab langsung berpikir seperti ini,lho kok blog diskusi umat Kristen kok kaya gini yah?terkesan saling ingin menunjukan sapa paling hebat gtu (maaf gak ada maksud buruk,tapi ini kesan yg pertama muncul)

pak kim,tony dan minnie saya yakin anda bertiga menulis di blog ini dengan maksud dan tujuan yang baik dan memberikan sharing2 yg berharga bagi jemaat.saya pun pasti juga punya kelemahan :D saya akui itu...namun bukankah klo kita hidup dengan mengakui kelemahan di hadapan Tuhan maka kuasaNya makin sempurna, ya kan? :D disini saya cuma mengucapkan saran aja supaya kita yg punya tujuan sama untuk memuliakan JC supaya bisa bergandengan tangan dan bersatu...alangkah indah hidup dalam kerukunan dan damai kasih Kristus.

Tuhan memberkati :D

minie's picture

@RainLockheart, Ta U U Lah Yao

Rain :

pak kim,tony dan minnie saya yakin anda bertiga menulis di blog ini dengan maksud dan tujuan yang baik dan memberikan sharing2 yg berharga bagi jemaat.

Minie :

Mungkin kamu perlu baca dulu blog2nya Kiem atau Makim ketika dia sharing dan berdiskusi untuk melayani "tuhan".

Rain :

Saya pun pasti juga punya kelemahan :D saya akui itu...namun bukankah klo kita hidup dengan mengakui kelemahan di hadapan Tuhan maka kuasaNya makin sempurna, ya kan?

Minie :

Sama Rain, saya akui saya ini banyak kelemahan, juga banyak berbuat salah dalam hidup saya. Selain itu saya tidak punya roh ajaib dan supranatural seperti milik Kiem. Lengkapnya saya copas saja :

 

KIEM berkata : Klik  @Alvarez, anda adalah orang yang gagal


JADI YANG PENTING ADALAH ADA TIDAKNYA KARUNIA ROH KUDUS ITU.

Sejak awalnya, Kristen yang BUKAN KHARISMATIK ITU TIDAK ADA, sebab yang ada HANYA yang memiliki karunia roh kudus SEMUA.

Bukan berarti di gereja Protestan TIDAK ADA Roh Kudus, Ada juga, tetapi berntuknya BUKAN karunia roh kudus seperti dalam 1 Korintus 12 tadi, sebab karunia Roh Kudus itu adalah kemampuan SUPRA NATURAL (kemampuan AJAIB).

Keberadaan Roh Kudus bentuk lain bisa berupa Urapan (memampukan manusia yang kurang mampu, tapi belum sampai pada tingkat SUPRANATURAL/ BELUM AJAIB NAMANYA).

Pendapat ini keluar dari pikiran saya sampai saya berumur 35 tahun, karena sampai umur 35 tahun, saya adalah aktivis gereja PROTESTAN  (yang menurut orang paling suci, tetapi menurut saya paling MUNAFIK), karena "melayani" tanpa kekuatan/kemampuan dari Roh Kudus, dalam hall ini, saya melayani, semata-mata dengan "kepintaran" saya yang "BODOH" dan "TOLOL", karena saya lahir dengan IQ yang diatas rata-rata.

Aku i Medan Gereja Segala Bangsa (gesba), L. gaol margana, Aku HKBP (Batak Protestan) sampai tahun 1997

Minie : Jadi benar bukan kalau saya lebih lemah dari Kiem yang punya karunia ajaib dan supranatural?

 

Rain :

disini saya cuma mengucapkan saran aja supaya kita yg punya tujuan sama untuk memuliakan JC supaya bisa bergandengan tangan dan bersatu...alangkah indah hidup dalam kerukunan dan damai kasih Kristus.

Minie :

Punya tujuan yang sama, bergandengan tangan, bersatu dengan NABI PALSU?  TUU Lah Yao hahahaha

 

GBU

erick's picture

Ngalor gidul ngga keruan!!!!

 Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?

Mungkin karena pendetanya bukan orang kristen. Kalimat kok aneh meneh!

Berjemaat dengan pendeta tersebut untuk mengetahui karakter sesungguhnya para pendeta itupun tidak, mengetahui seberapa dekat hubungan para pendeta itu dengan Tuhan pun tidak, jadi apa yang digunakan untuk menghakimi para pendeta tersebut?

?

Sebenarnya hampir tidak ada, informasi yang tidak lengkap, yang sepotong-potong itu mirip gambar pisau yang sedang mau ditusukan ke perut seseorang yang ingin dibedah, Nampak kejam jika hanya dilihat potretnya namun jika dilihat videonya malah sebaliknya. 

namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut? maksud kalimat ini apayah???? ada yang ngerti???
 

Ada suatu fenomena yang memang biasa terjadi di masyarakat dimanapun, merasa baik jika melihat atau membicarakan ketidakbaikan orang lain, padahal urusannya tidak ada dan belum tentu juga membicarakan ketidakbaikan orang lain memberikan suatu solusi atau pencerahan bagi diri sendiri maupun orang lain.paragraf apa ini
 

Kalau menjadi komentator masalah politik atau perekonomian, tentu komentator tersebut mempunyai track record yang jelas dibidang keahlian tersebut, setidaknya secara akademis dan latar belakang pengalaman adalah orang-orang yang memang kompeten dan mempunyai kapabilitas dibidang tersebut, kalau untuk menjadi komentator sport, biasanya para wartawan, atau pernah melatih atau pernag menjadi pemain. Namun jadi komentator pendeta?

Sayang,.... pendeta punya media. dan media itu adalah podiumnya Allah

 

Apakah orang-orang tersebut wartawan yang biasa meliput ruang lingkup pendeta? Atau mantan pendeta atau….?

Ketika pendeta berada dimimbar, khalayak yg didepannya adalah benjana yang ingi diisi oleh firman Tuhan. Jika tidak ada yg dikucurkan kedalam benjana itu, bisakah kamu pikirkan apa yang akan terjadi????
 

Karena itu predikat komentatorpun masih belum pantas disematkan kepada orang-orang yang suka mengomentari pendeta tanpa memberikan solusi yang jelas, menginginkan kesempurnaan seorang pendeta? Bagaimana menguraikan kategori kesempurnaan tersebut? Lebih ironisnya para Pendeta yang dihakimi, hanya karena tarif atau persembahan kasih atau jam terbaru dan termahal yang digunakannya, bukannya suatu otokritik yang lebih konstruktif, misalnya mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?
 

Tanpa juga mau tahu mungkin Pendeta tersebut sebelum jadi pendeta sudah memang hidup berkelimpahan atau setidaknya ada jemaat yang begitu tergerak untuk memberikan hadiah berupa jam tangan, mobil ataupun sebuah rumah, sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut, kok para orang Kristen yang kemungkinan belum pernah memberikan apapun sebagai hadiah kepada Pendeta tersebut, merasa risih? Tanpa alasan yang jelas? Tanpa solusi dan perbuatan yang jelas juga, bukannya belajar untuk member bukan hanya kepada Pendeta, kepada siapapun juga malah sibuk mengurusi tarif Pendeta yang sebenarnya bukan urusannya.

 

Ngalor ngidul ga keruan.
 

Kemudian apakah salah Pendeta seakan-akan persembahan kasihnya yang dianggap tarif, menentukan standar berapa dia harus “dibayar”? mungkin kondisi ini hanya dialami oleh gereja-gereja yang bercorak kharismatik ataupun persekutuan-persekutuan professional.
 

Itupun harus dilihat dengan proposional, karena gereja-gereja Kharismatik, dalam membantuk suatu unit gereja itu otonom dan tidak ada badan khusus yang mensupport pendanaan bagi tumbuh kembang gereja tersebut, benar-benar dari nol, berbeda dengan gereja-gereja Khatolik atau Tradisional lainnya, yang sebagian besar didukung secara financial dan sumber daya. Ketika gereja-gereja Kharismatik ini “membesar” dan bertumbuh secara luar biasa pesat, tidak wajarkah untuk para hamba-hamba Tuhan itu menikmati buah dari pekerjaan tangan dan apa yang dirintisnya? Apakah memang diwajibkan Pendeta itu hidup melarat, berkekurangan, tidak boleh punya mobil, tidak boleh punya jam tangan mahal?
 

Saya pribadi tidak pernah memandang materi-materi yang dimiliki oleh para Pendeta sebagai sesuatu yang harus dipertentangkan atau dipergunjingkan, karena jika motivasi Pendeta itu hanya kebendaan semata, Tuhan bukan Tuhan yang “mudah” untuk dibohongi, apalagi menyangkut pengembalaan suat jemaat, tentu Tuhan akan berurusan dengan Pendeta tersebut. Dan ketika itu sudah menjadi “wilayah” Tuhan untuk berpekara, lebih baik orang-orang percaya tidak perlu “ikut campur” hak preogatif Tuhan.
 

Pendeta bukanlah malaikat, saya pernah hidup satu atap dengan 2 orang pendeta, seorang pendeta yang adalah gembala sidang dan bekas teman kuliah saya yang memilih menjadi pendeta muda, dan berinteraksi dengan beberapa pendeta, saya menjadi saksi mata dari keseharian Pendeta-Pendeta yang saya kenali, meskipun tidak sempurna, saya sangat respect dan salute dengan mereka.
 

Betapa tidak, selama satu tahun saya perhatikan kehidupan mereka, working hoursnya 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 30/31 hari dalam sebulan, hampir-hampir dalam satu hari tidur 4-5 jam saja, memliki jam doa 4-5 jam dalam sehari, mengunjungi orang sakit, berkotbah dimana-mana dengan suara yang serak dan hampir habis, sampai teman saya menjadi langganan rumah sakit, karena sering memaksakan fisiknya sehingga harus diinfus dan beristirahat total di rumah sakit, bukan karena tidak pandai mengatur waktu, namun ditengah perintisan jemaat dan jaringan pelayanannya, memang konsekuensinya demikian.
 

Ketika teman saya pendeta muda tersebut berulang tahun, banyak para jemaat yang memberikan hadiah-hadiah yang cukup bernilai, saya melihatnya sebagai suatu yang memang sepatutnya ia terima, karena dedikasi pelayanan dan kerja kerasnya bagi Tuhan, sebuah mobil ataupun sebuah rumahpun saya rasa layak diberikan kepadanya, karena bagi seorang Pendeta di sebuah gereja yang merintis dengan 20 orang jemaat saja, tentu hanya karena kemurahan Tuhan saja yang dapat mencukupi kebutuhan kesehariannya.
 

Kembali kepada pendeta yang “pasang tarif”, apakah benar pendeta itu “pasang tarif”? saya rasa tidak, itu hanya rumor atau gossip belaka, namun sering menjadi suatu pembicaraan yang seoang-olah itu kenyataan, kalaupun ada satu-dua Pendeta yang demikian apakah lantas semua Pendeta bisa digenarlisasikan demikian? Tentu tidak
 

Perlu dipikirkan juga kalau Pendeta tersebut mempunyai tim pelayanan, bagaimana tim pelayanannya harus menyekolahkan anak-anaknya, menghidupi anak-anaknya, dsb, ketika ada seseorang yang membicarakan tanpa memikirkan bagaimana kelangsungan hidup dari tim pelayanan Pendeta tersebut, seharusnya sebelum bicara, berpikirlah baik-baik, berprasangka baiklah selalu daripada berprasangka jahat kepada orang lain, kemudian cari informasi yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, karena seharusnya kelangsungan hidup dari tim pelayanan tersebut juga menjadi pertimbangan orang-orang yang suka membicarakan Pendeta tapi tanpa fakta.
 

Lalu bagaimana bersikap kepada Pendeta-pendeta yang begitu berkelimpahan secara materi? Prasangka baik saya, Tuhan memberikan kelimpahan materi sedemikian banyaknya kepada mereka, pertama ; karena Pendeta itu sudah bisa dipercayakan secara keuangan oleh Tuhan untuk diberikan talenta yang sangat besar, kedua; ada maksud Tuhan untuk mengembangkan pelayanan khususnya pelayanan Diakonia yang diembah oleh Pendeta tersebut (pembangunan Rumah Sakit, Sekolah, dan fasilitas umum lainnya) ketiga; ada tanggung jawab yang besar untuk memproses para Pendeta tersebut agar tidak terikat dan terpedaya oleh gelimangan miliaran rupiah, karena Pendeta hanya sebagai pengelola saja, sebagai pengelola tentu akan terus dimintai pertanggung jawaban oleh Tuhan
 

Pendetapun masih manusia yang juga terus diproses oleh Tuhan, namun “stature”nya berbeda dengan jemaat biasa, mereka adalah Imam-imam yang jika dalam kehidupan mereka ditemukan ketidakbenaran dan ketidakkudusan termasuk soalh uang, biarlah Tuhan sendiri yang berpekara terhadap itu, tidak perlu orang percaya ikut campur tangan dengan ketidaktahuan apa masalahnya, hanya melihat sepintas langsung berasumsi ini dan itu, sementara untuk menata kehidupan sendiripun terkadang masih “kekurangan” waktu
Sudut pandang yang tendensius yang tidak dapat membedakan yang mana fakta yang mana hanya imajinasi, terus bergulir mengumpal seperti bola salju membesar dan semakin membesar, sehingga sulit dibedakan yang mana yang fakta yang mana yang imajinasi namun dibesar-besarkan, kemudian tak ada solusi kreatif yang dapat menuntaskan kesalahpahaman atau kesalahan yang tak jelas dimananya.
 

Mempersalahkan itu mudah, namun menunjuk dengan jelas kesalahan itu tidak mudah, apalagi untuk memberikan solusi terhadap kesalahan yang sudah berhasil ditunjukan, tidak banyak dilakukan oleh orang-orang yang senang mencari kesalahan orang lain untuk merasa tetap dan semakin benar. padahal hanya Tuhanlah yang tetap benar, seorangpun manusia tidak ada yang benar, seorangpun….

 

 

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

tonypaulo's picture

mungkin juga...

Mungkin karena pendetanya bukan orang kristen. Kalimat kok aneh meneh!


boleh dijelaskan kira-kira dimana keanehan kalimat dibawah ini?

"Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?"

biar saya dapat memperbaikinya

 

namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut? maksud kalimat ini apayah???? ada yang ngerti???

yup anda benar saya kurang kata "yang"

namun mengapa para orang Kristen ada yang begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut?

 


Ada suatu fenomena yang memang biasa terjadi di masyarakat dimanapun, merasa baik jika melihat atau membicarakan ketidakbaikan orang lain, padahal urusannya tidak ada dan belum tentu juga membicarakan ketidakbaikan orang lain memberikan suatu solusi atau pencerahan bagi diri sendiri maupun orang lain.paragraf apa ini

maksud anda mungkin "paragraf apa ini?"

ya paragaf untuk merangkai satu pemahaman demi pemahaman

Ngalor ngidul ga keruan.

terima kasih ata penilaiannya

saya akan sangat senang sekali jika diberikan point-point dimana ngalor ngidul ga keruan, supaya saya bisa mengkoreksinya

 

salam

 

erick's picture

Tonypaulo TOLOL!!!!!!

 Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?

 

Mungkin pendetanya bukan kristen

Berjemaat dengan pendeta tersebut untuk mengetahui karakter sesungguhnya para pendeta itupun tidak, mengetahui seberapa dekat hubungan para pendeta itu dengan Tuhan pun tidak, jadi apa yang digunakan untuk menghakimi para pendeta tersebut? Sebenarnya hampir tidak ada, informasi yang tidak lengkap, yang sepotong-potong itu mirip gambar pisau yang sedang mau ditusukan ke perut seseorang yang ingin dibedah, Nampak kejam jika hanya dilihat potretnya namun jika dilihat videonya malah sebaliknya.  namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut?

Poin ini adalah kesalahan pendeta! Apa kamu pikir domba mengerti gembala? Tidak Toni bodoh, pendetalah yg menghampiri jemaat, hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya! (1 Ketololan)
 

Ada suatu fenomena yang memang biasa terjadi di masyarakat dimanapun, merasa baik jika melihat atau membicarakan ketidakbaikan orang lain, padahal urusannya tidak ada dan belum tentu juga membicarakan ketidakbaikan orang lain memberikan suatu solusi atau pencerahan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Kamu mau membahas fenomena apa? Gossip? Jika yang dibicarakan adalah seorang pendeta, bukankan ia malah harus lebih sensitif?
 

Kalau menjadi komentator masalah politik atau perekonomian, tentu komentator tersebut mempunyai track record yang jelas dibidang keahlian tersebut, setidaknya secara akademis dan latar belakang pengalaman adalah orang-orang yang memang kompeten dan mempunyai kapabilitas dibidang tersebut, kalau untuk menjadi komentator sport, biasanya para wartawan, atau pernah melatih atau pernag menjadi pemain. Namun jadi komentator pendeta?

Apakah orang-orang tersebut wartawan yang biasa meliput ruang lingkup pendeta? Atau mantan pendeta atau….?

Poin kebodohan selanjutnya, Tonypaulo yg bodoh….. Pendeta di uji lebih berat dari pada seorang penemu atau profesi lain yang ada! camkan itu baik-baik, dan hafalkan! 
 

Karena itu predikat komentatorpun masih belum pantas disematkan kepada orang-orang yang suka mengomentari pendeta tanpa memberikan solusi yang jelas, menginginkan kesempurnaan seorang pendeta? Bagaimana menguraikan kategori kesempurnaan tersebut? Lebih ironisnya para Pendeta yang dihakimi, hanya karena tarif atau persembahan kasih atau jam terbaru dan termahal yang digunakannya, bukannya suatu otokritik yang lebih konstruktif, misalnya mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?

Ini lah yg saya sebut dengan ngalor ngidul. Dari ide awal yang ingin menilai minus komentator pendeta, kamu melompat seperti lompatan iman mu yg salah lokasi. Disini ide itu tiba-tiba meloncat ke tarif persembahan, dan tiba-tiba mendarat ke sebuah pertanyaan "mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?"

Sebenernya kamu mo jelasin apa? terus pertanyaannya untuk apa?
 

Tanpa juga mau tahu mungkin Pendeta tersebut sebelum jadi pendeta sudah memang hidup berkelimpahan atau setidaknya ada jemaat yang begitu tergerak untuk memberikan hadiah berupa jam tangan, mobil ataupun sebuah rumah, sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut, kok para orang Kristen yang kemungkinan belum pernah memberikan apapun sebagai hadiah kepada Pendeta tersebut, merasa risih? Tanpa alasan yang jelas? Tanpa solusi dan perbuatan yang jelas juga, bukannya belajar untuk member bukan hanya kepada Pendeta, kepada siapapun juga malah sibuk mengurusi tarif Pendeta yang sebenarnya bukan urusannya.
 

Kemudian apakah salah Pendeta seakan-akan persembahan kasihnya yang dianggap tarif, menentukan standar berapa dia harus “dibayar”? mungkin kondisi ini hanya dialami oleh gereja-gereja yang bercorak kharismatik ataupun persekutuan-persekutuan professional.

Kamu membuat pemisahan yg tidak jelas. Dengan corak karismatik apa persembahan kasihnya bisa diperlama dan diperpanjang seperti cara mereka memperpanjang waktu berdoa? Atau lamanya sebuah lagu yg diulang-ulang dibagian yg disukai saja?
 

Itupun harus dilihat dengan proposional, karena gereja-gereja Kharismatik, dalam membantuk suatu unit gereja itu otonom dan tidak ada badan khusus yang mensupport pendanaan bagi tumbuh kembang gereja tersebut, benar-benar dari nol, berbeda dengan gereja-gereja Khatolik atau Tradisional lainnya, yang sebagian besar didukung secara financial dan sumber daya. Ketika gereja-gereja Kharismatik ini “membesar” dan bertumbuh secara luar biasa pesat, tidak wajarkah untuk para hamba-hamba Tuhan itu menikmati buah dari pekerjaan tangan dan apa yang dirintisnya? Apakah memang diwajibkan Pendeta itu hidup melarat, berkekurangan, tidak boleh punya mobil, tidak boleh punya jam tangan mahal?

Sebenernya kamu mau menerangkan bahwa gereja karismatik itu frenchise, sehinga pendeta harus "lembur" karena harus cepat balik modal? Sedangkan gereja katolik atau tradisional lainnya adalah coorperated? Sehingga demikian gereja frenchise memberikan keuntungan kepada pendeta seimbang dengan dengan hasil pendapatan, sedangkan pendeta yg melayani di gereja katolik dan gereja tradisional bergaji bulanan dengan tarif umr?

Yg jelas dan bertanggung jalab lah Ton! Pembacamu tidak layak kau bodohi!

Jangan karena kamu bodoh, pembacamu kau sediakan bacaan bodoh, agar sama bodoh dengan kamu.
 

Saya pribadi tidak pernah memandang materi-materi yang dimiliki oleh para Pendeta sebagai sesuatu yang harus dipertentangkan atau dipergunjingkan, karena jika motivasi Pendeta itu hanya kebendaan semata, Tuhan bukan Tuhan yang “mudah” untuk dibohongi, apalagi menyangkut pengembalaan suat jemaat, tentu Tuhan akan berurusan dengan Pendeta tersebut. Dan ketika itu sudah menjadi “wilayah” Tuhan untuk berpekara, lebih baik orang-orang percaya tidak perlu “ikut campur” hak preogatif Tuhan.
 

Pendeta bukanlah malaikat, saya pernah hidup satu atap dengan 2 orang pendeta, seorang pendeta yang adalah gembala sidang dan bekas teman kuliah saya yang memilih menjadi pendeta muda, dan berinteraksi dengan beberapa pendeta, saya menjadi saksi mata dari keseharian Pendeta-Pendeta yang saya kenali, meskipun tidak sempurna, saya sangat respect dan salute dengan mereka.
 

Betapa tidak, selama satu tahun saya perhatikan kehidupan mereka, working hoursnya 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 30/31 hari dalam sebulan, hampir-hampir dalam satu hari tidur 4-5 jam saja, memliki jam doa 4-5 jam dalam sehari, mengunjungi orang sakit, berkotbah dimana-mana dengan suara yang serak dan hampir habis, sampai teman saya menjadi langganan rumah sakit, karena sering memaksakan fisiknya sehingga harus diinfus dan beristirahat total di rumah sakit, bukan karena tidak pandai mengatur waktu, namun ditengah perintisan jemaat dan jaringan pelayanannya, memang konsekuensinya demikian.

poin pembodohan lagi dan lagi! Waktu kamu mendengar pendeta fulltime, lalu kamu menulis angka-angka itu.Tonypaulo yang T.O.L.O.L, Allah member titah untuk manusia beristirahat! Jangan berlebihan ketika membesar-besarkan apa yg kamu tau, karena kamu tak tahu apa-apa.

Ton, sori mata gw kecapean telusuri kebodohan dan kengalor-ngidulan tulisan ini. Oh Iya gw bukan penjahat ayat Alkitab yg akan mengukuhkan comment gw dgn ayat Alkitab untuk membenarkan ketidaksukaan gw atas topik tulisan ini.

 

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

tonypaulo's picture

anda yang ga nyambung, saya yg bodoh?

Tony :
Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?

Erick :
Mungkin pendetanya bukan Kristen

Tony :
Memang ada saya memberikan keterangan tambahan yang dapat memungkinkan anda merespon secara sembarangan? Menjadi mungkin bukan Kristen?

Kalau tidak ada, silahkan bereskan asumsi anda terhadap apa yang tidak saya tulis, dan kalau bisa responlah sesuai alur, tidak perlu memaksakan argumen

Tony :
Berjemaat dengan pendeta tersebut untuk mengetahui karakter sesungguhnya para pendeta itupun tidak, mengetahui seberapa dekat hubungan para pendeta itu dengan Tuhan pun tidak, jadi apa yang digunakan untuk menghakimi para pendeta tersebut? Sebenarnya hampir tidak ada, informasi yang tidak lengkap, yang sepotong-potong itu mirip gambar pisau yang sedang mau ditusukan ke perut seseorang yang ingin dibedah, Nampak kejam jika hanya dilihat potretnya namun jika dilihat videonya malah sebaliknya.  namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut?

Erick :
Poin ini adalah kesalahan pendeta! Apa kamu pikir domba mengerti gembala? Tidak Toni bodoh, pendetalah yg menghampiri jemaat, hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya! (1 Ketololan)

Tony:
Kok ga nyambung? Memang ada pendeta yang menghakimi jemaatnya?

Apa yang saya sampaikan dipoin ini masih berhubungan dengan “Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?”

Atau cari dulu informasi yang komprehensif untuk menilai secara proposional apa yang dilakukan seorang pendeta atau gembala

Tony :
Ada suatu fenomena yang memang biasa terjadi di masyarakat dimanapun, merasa baik jika melihat atau membicarakan ketidakbaikan orang lain, padahal urusannya tidak ada dan belum tentu juga membicarakan ketidakbaikan orang lain memberikan suatu solusi atau pencerahan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Erick :
Kamu mau membahas fenomena apa? Gossip? Jika yang dibicarakan adalah seorang pendeta, bukankan ia malah harus lebih sensitif?

Tony :
Gossip salah satunya, mengosipkan pendeta juga salah satunya,  kalau hobby bergosip tidak perlu pendeta yang dijadikan bahannya, apapun bisa dijadikan bahan untuk melampiaskan nafsu bergosip

Tony
Kalau menjadi komentator masalah politik atau perekonomian, tentu komentator tersebut mempunyai track record yang jelas dibidang keahlian tersebut, setidaknya secara akademis dan latar belakang pengalaman adalah orang-orang yang memang kompeten dan mempunyai kapabilitas dibidang tersebut, kalau untuk menjadi komentator sport, biasanya para wartawan, atau pernah melatih atau pernag menjadi pemain. Namun jadi komentator pendeta?
Apakah orang-orang tersebut wartawan yang biasa meliput ruang lingkup pendeta? Atau mantan pendeta atau….?

Erick :
Poin kebodohan selanjutnya, Tonypaulo yg bodoh….. Pendeta di uji lebih berat dari pada seorang penemu atau profesi lain yang ada! camkan itu baik-baik, dan hafalkan!

Tony:
Bodoh?

Apa pendeta itu hamba jemaat? Kalau gembala itu hamba Tuhan biar Tuhan saja yang mewakilinya, silahkan telan kata bodoh anda itu sendiri

Anda sja tidak bisa membedakan bahwa pendeta itu HAMBA TUHAN bukan HAMBA JEMAAT, yang menguji setiap orang itu TUHAN bukan sebagian jemaat yang memang suka membusuk-busuki orang lain agar terlihat baik, memang pernah ada di alkitab yang menguji manusia itu manusia?

Apa juga hubungan penemu atau profesi lainnya dengan pendeta?

Ga nyambunglah terlalu memaksakan

 
Tony :
Karena itu predikat komentatorpun masih belum pantas disematkan kepada orang-orang yang suka mengomentari pendeta tanpa memberikan solusi yang jelas, menginginkan kesempurnaan seorang pendeta? Bagaimana menguraikan kategori kesempurnaan tersebut? Lebih ironisnya para Pendeta yang dihakimi, hanya karena tarif atau persembahan kasih atau jam terbaru dan termahal yang digunakannya, bukannya suatu otokritik yang lebih konstruktif, misalnya mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?

Erick
Ini lah yg saya sebut dengan ngalor ngidul. Dari ide awal yang ingin menilai minus komentator pendeta, kamu melompat seperti lompatan iman mu yg salah lokasi. Disini ide itu tiba-tiba meloncat ke tarif persembahan, dan tiba-tiba mendarat ke sebuah pertanyaan "mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?"
Sebenernya kamu mo jelasin apa? terus pertanyaannya untuk apa?

tony :
kalau anda tidak bisa memahaminya bukan berarti orang lain yang ngarol ngidul, karena nampaknya anda lihat blogs ini untuk mencari-cari kesalahan, bukan untuk menemukan pemahaman

kalau tidak bisa mengerti juga apa yang saya sampaikan, tidak perlu dipaksakan juga, saya tidak ingin “menyusahkan” anda

lebih tragis lagi kalau anda tidak mengerti apa yang ingin saya jelaskan secara keseluruhan, mengapa anda memilih untuk memahaminya secara sepotong-sepotong?

dan dari potongan-potongan kecil yang anda pahami, anda gelari saya bodoh? Sungguh mistis definsi kata bodoh anda, atau hanya kebiasaan sarkasme saja yang sedang butuh pelampiasan?

Tony :
Tanpa juga mau tahu mungkin Pendeta tersebut sebelum jadi pendeta sudah memang hidup berkelimpahan atau setidaknya ada jemaat yang begitu tergerak untuk memberikan hadiah berupa jam tangan, mobil ataupun sebuah rumah, sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut, kok para orang Kristen yang kemungkinan belum pernah memberikan apapun sebagai hadiah kepada Pendeta tersebut, merasa risih? Tanpa alasan yang jelas? Tanpa solusi dan perbuatan yang jelas juga, bukannya belajar untuk member bukan hanya kepada Pendeta, kepada siapapun juga malah sibuk mengurusi tarif Pendeta yang sebenarnya bukan urusannya.
 
Kemudian apakah salah Pendeta seakan-akan persembahan kasihnya yang dianggap tarif, menentukan standar berapa dia harus “dibayar”? mungkin kondisi ini hanya dialami oleh gereja-gereja yang bercorak kharismatik ataupun persekutuan-persekutuan professional.

Erick :
Kamu membuat pemisahan yg tidak jelas. Dengan corak karismatik apa persembahan kasihnya bisa diperlama dan diperpanjang seperti cara mereka memperpanjang waktu berdoa? Atau lamanya sebuah lagu yg diulang-ulang dibagian yg disukai saja?
 
Tony:
Nah kan lebih ngawur lagi

Bagian sebelum ini anda tidak mengerti atau menolak untuk mengerti, dibagian ini simsalabim anda bisa mengerti? Dan bisa merespon? Ajaib sekali

Padahal untuk mengerti bagian ini anda harus mengerti bagian sebelumnya
Apa juga hubungannya dengan lagu yang diulang2? Ga nyambung

Tony :
Itupun harus dilihat dengan proposional, karena gereja-gereja Kharismatik, dalam membantuk suatu unit gereja itu otonom dan tidak ada badan khusus yang mensupport pendanaan bagi tumbuh kembang gereja tersebut, benar-benar dari nol, berbeda dengan gereja-gereja Khatolik atau Tradisional lainnya, yang sebagian besar didukung secara financial dan sumber daya. Ketika gereja-gereja Kharismatik ini “membesar” dan bertumbuh secara luar biasa pesat, tidak wajarkah untuk para hamba-hamba Tuhan itu menikmati buah dari pekerjaan tangan dan apa yang dirintisnya? Apakah memang diwajibkan Pendeta itu hidup melarat, berkekurangan, tidak boleh punya mobil, tidak boleh punya jam tangan mahal?

Erick :
Sebenernya kamu mau menerangkan bahwa gereja karismatik itu frenchise, sehinga pendeta harus "lembur" karena harus cepat balik modal? Sedangkan gereja katolik atau tradisional lainnya adalah coorperated? Sehingga demikian gereja frenchise memberikan keuntungan kepada pendeta seimbang dengan dengan hasil pendapatan, sedangkan pendeta yg melayani di gereja katolik dan gereja tradisional bergaji bulanan dengan tarif umr?
Yg jelas dan bertanggung jalab lah Ton! Pembacamu tidak layak kau bodohi!
Jangan karena kamu bodoh, pembacamu kau sediakan bacaan bodoh, agar sama bodoh dengan kamu.

Tony :

untuk memahami perkalian anda harus bisa pertambahan…
mengatakan orang lain bodoh tapi dia sendiri tidak mengerti apa yang dikatakan?

“lembur” balik modal, dan istilah2 "baru" itu hasil imajinasi anda sendiri, mengapa saya yang harus menjelaskan hasil imajinasi anda?

Saya selalu bertanggung jawab terhadap apa yang saya tulis, bukan kepada manusia tetapi kepada Tuhan, sebagaimana anda juga akan bertanggung jawab atas apa yang anda tulis

Saya tidak pernah menulis “lembur” frenchise, mengapa saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang tidak saya tulis?

Silahkan anda bertanggung jawab sendiri atas apa yang anda tulis
 

Tony:
Saya pribadi tidak pernah memandang materi-materi yang dimiliki oleh para Pendeta sebagai sesuatu yang harus dipertentangkan atau dipergunjingkan, karena jika motivasi Pendeta itu hanya kebendaan semata, Tuhan bukan Tuhan yang “mudah” untuk dibohongi, apalagi menyangkut pengembalaan suat jemaat, tentu Tuhan akan berurusan dengan Pendeta tersebut. Dan ketika itu sudah menjadi “wilayah” Tuhan untuk berpekara, lebih baik orang-orang percaya tidak perlu “ikut campur” hak preogatif Tuhan.
 
Pendeta bukanlah malaikat, saya pernah hidup satu atap dengan 2 orang pendeta, seorang pendeta yang adalah gembala sidang dan bekas teman kuliah saya yang memilih menjadi pendeta muda, dan berinteraksi dengan beberapa pendeta, saya menjadi saksi mata dari keseharian Pendeta-Pendeta yang saya kenali, meskipun tidak sempurna, saya sangat respect dan salute dengan mereka.
 
Betapa tidak, selama satu tahun saya perhatikan kehidupan mereka, working hoursnya 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 30/31 hari dalam sebulan, hampir-hampir dalam satu hari tidur 4-5 jam saja, memliki jam doa 4-5 jam dalam sehari, mengunjungi orang sakit, berkotbah dimana-mana dengan suara yang serak dan hampir habis, sampai teman saya menjadi langganan rumah sakit, karena sering memaksakan fisiknya sehingga harus diinfus dan beristirahat total di rumah sakit, bukan karena tidak pandai mengatur waktu, namun ditengah perintisan jemaat dan jaringan pelayanannya, memang konsekuensinya demikian.

Erick :
poin pembodohan lagi dan lagi! Waktu kamu mendengar pendeta fulltime, lalu kamu menulis angka-angka itu.Tonypaulo yang T.O.L.O.L, Allah member titah untuk manusia beristirahat! Jangan berlebihan ketika membesar-besarkan apa yg kamu tau, karena kamu tak tahu apa-apa.
Ton, sori mata gw kecapean telusuri kebodohan dan kengalor-ngidulan tulisan ini. Oh Iya gw bukan penjahat ayat Alkitab yg akan mengukuhkan comment gw dgn ayat Alkitab untuk membenarkan ketidaksukaan gw atas topik tulisan ini.
 
Tony:

Tergelitik saya untuk mengetahui sebenarnya berapa IQ anda Erick?

Sehingga merasa sangat berkuasa dan sangat “popular” untuk sembarangan menyatakan orang lain bodoh?
140 kah? Atau diatas 150 kah ?

Atau mungkin hanya di taraf rata2?

Anda mengerti arti kata fulltime?

Mudahnya kalau anda jadi pendeta yang dihakimi oleh beberapa orang yang mengaku Kristen tapi tidak pernah tahu apa yang sebenarnya anda lakukan?

Saya tidak tahu apa2? Tentang kehidupan para pendeta?

Saya tulis demikian karena saya pernah 1 tahun hidup bersama dengan seorang pendeta (gembala), pendeta muda (teman saya), dan beberapa pekerja lainnya yang full timer, saya yang part timer memang menyaksikan dengan mata kepala sendiri demikianlah kehidupan pendeta yang saya sampaikan.

Anda mau mengeceknya sendiri Erick?

Saya rasa anda tidak akan mempunyai keberanian untuk itu

Anda hanya berani bilang bodoh sana-sini tapi sebenarnya untuk memahami sesuatu saja masih terbatas, ketika tidak sanggup mengerti anda teriak bodoh?

Yang tidak mengerti itu kan anda? Kok orang lain anda persalahkan atas keterbatasan anda dalam mengerti sesuatu?

Itu namanya bentuk kesewenang-wenangan, atau sok kuasa, ingin ditakuti dan dianggap eksistensinya, mirip ABG (anak baru gede) yang haus akan pengakuan dan melakukan apapun untuk meraih itu
 

 

salam

 

erick's picture

Tinggal ama Pendeta (gembala)/ Pendeta muda? Sapa takut!!!!!

Tony, hanya orang bodoh yg membakar lapaknya  untuk napsu menang debat.

Ketika saya menjawab pertanyaan kamu pertama kali, pikiran kamu terbuka bahwa ada kemungkinan pendetanya bukan kristen.

Nah, sekarang kenapa kamu sanggah dengan kalimat ini?

"Memang ada saya memberikan keterangan tambahan yang dapat memungkinkan anda merespon secara sembarangan? Menjadi mungkin bukan Kristen?

Kalau tidak ada, silahkan bereskan asumsi anda terhadap apa yang tidak saya tulis, dan kalau bisa responlah sesuai alur, tidak perlu memaksakan argumen"

Malu ga lo? komen komen gw masih tertera kok. Gw ga sewenang-wenang kan.....

 

Ton......, gw mau kasih tau aja ni..... walo gw tau akan sia-sia (*dalem hati gw sih teteup berharap smoga elu nangkep pelajaran mudah ini)

Respeck kamu dan salut berlebihan kamu untuk kawan-kawan kamu itu, tidak berarti bagi mereka, karena mereka tahu tuaian banyak dan sudah menguning bekerja untuk menuai pun belum berarti apa-apa karna lahan dan bibit adalah milik tuannya, yg merawat juga tuannya. Yg berarti bagi mereka, jika saatnya tiba, pemilik kebun menjamu mereka DIRUMAHNYA.

"Kok ga nyambung? Memang ada pendeta yang menghakimi jemaatnya?"

Misleading Ton! (kebodohan karena keangkuhan) gw ga cari cari kesalahan, dan  gw bukan org seperti itu. Sungguh!!!! 

Gw tulis "Pendetalah yg menghampiri jemaat, hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya!"

Menghampiri Toni, ni sekali lagi,…. Menghampiri jemaat hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya!   Itu yg gw tulis.

 

Tony, seumur hidup gw,  gw tinggal diaquarium! Kalo elu cuma 1, 2 taon bareng kawan-kawan elu yg pendeta (gembala) dan pendeta muda, ga sebanding pastinya ama gw!!!

 

Coba lu cek dari cara gw menjawab.

IQ gw 137. Ada yang bisa gw bantu?

 

Elu tuh tolol Ton.

1. Udah dikasih tau, elu engga nangkep.

2. Udah dikasih liat, dan elu melihatnya, kemudian baru sebentar, elu udah ga tau apa yg udah dikasih liat. Terus bilang  lagi bahwa elu belum tau karena belum  dikasih liat.

3. Ketika orang lain belajar dari suatu  hal kecil, elu tidak menghargai samasekali. Setelah orang lain menarik manfaat dari apa yg dipelajarinya, elu malah teriak 

"Tergelitik saya untuk mengetahui sebenarnya berapa IQ anda Erick?

Sehingga merasa sangat berkuasa dan sangat “popular” untuk sembarangan menyatakan orang lain bodoh?

140 kah? Atau diatas 150 kah ?

Atau mungkin hanya di taraf rata2?

Anda mengerti arti kata fulltime?"

 

 

Ton, ton….. Kalo ngutuk gw, lakukan itu beberapa tahun yg lalu, bukan sekarang!

 

__________________

Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)

tonypaulo's picture

IQ 137 cuma bisa respon seperti ini?

erick :

Tony, hanya orang bodoh yg membakar lapaknya  untuk napsu menang debat.

Ketika saya menjawab pertanyaan kamu pertama kali, pikiran kamu terbuka bahwa ada kemungkinan pendetanya bukan kristen.

Nah, sekarang kenapa kamu sanggah dengan kalimat ini?

"Memang ada saya memberikan keterangan tambahan yang dapat memungkinkan anda merespon secara sembarangan? Menjadi mungkin bukan Kristen?

Kalau tidak ada, silahkan bereskan asumsi anda terhadap apa yang tidak saya tulis, dan kalau bisa responlah sesuai alur, tidak perlu memaksakan argumen"

Malu ga lo? komen komen gw masih tertera kok. Gw ga sewenang-wenang kan.....

 

tony :

mari kita buktikan bahwa definisi "bodoh" anda itu gaib

saya sampaikan

"Memang ada saya memberikan keterangan tambahan yang dapat memungkinkan anda merespon secara sembarangan? Menjadi mungkin bukan Kristen?

anda respon

Malu ga lo? komen komen gw masih tertera kok. Gw ga sewenang-wenang kan.....

yang saya maksudkan apa yang saya sebut "abc" kemudian anda komentari "AXZ" itu bukan urusan saya....

sekarang mau bicara kemungkinan pendetanya bukan Kristen? JELAS-JELAS secara EKSPLISIT PENDETA YANG SAYA MAKSUDKAN PENDETA KRISTEN

jangan suka asbun

 

erick :

Ton......, gw mau kasih tau aja ni..... walo gw tau akan sia-sia (*dalem hati gw sih teteup berharap smoga elu nangkep pelajaran mudah ini)

Respeck kamu dan salut berlebihan kamu untuk kawan-kawan kamu itu, tidak berarti bagi mereka, karena mereka tahu tuaian banyak dan sudah menguning bekerja untuk menuai pun belum berarti apa-apa karna lahan dan bibit adalah milik tuannya, yg merawat juga tuannya. Yg berarti bagi mereka, jika saatnya tiba, pemilik kebun menjamu mereka DIRUMAHNYA.

 

tony:

loh kok aneh?

esensinya apa? kok jadi main peran protagonis dan antagonis berganti2? justru yang anda katakan

Yg berarti bagi mereka, jika saatnya tiba, pemilik kebun menjamu mereka DIRUMAHNYA.

itu saya sepakat, tidak ada saya ingin kontradiksikan dalam tulisan saya ini? namun untuk masalah saya respek atau tidak, itu hak saya, tidak bisa anda batasi, dan respek itu bertumbuh menjadi suatu motivasi suatu saat nanti saya bisa seperti mereka, walau sulit

apakah anda menyimak keseluruhan blogs ini?

 

erick

"Kok ga nyambung? Memang ada pendeta yang menghakimi jemaatnya?"

Misleading Ton! (kebodohan karena keangkuhan) gw ga cari cari kesalahan, dan  gw bukan org seperti itu. Sungguh!!!! 

Gw tulis "Pendetalah yg menghampiri jemaat, hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya!"

Menghampiri Toni, ni sekali lagi,…. Menghampiri jemaat hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya!   Itu yg gw tulis.

 

tony:

ya ampun erick, kalimat semudah itu saja tidak bisa anda cerna?

lihat alurnya

Tony :
Berjemaat dengan pendeta tersebut untuk mengetahui karakter sesungguhnya para pendeta itupun tidak, mengetahui seberapa dekat hubungan para pendeta itu dengan Tuhan pun tidak, jadi apa yang digunakan untuk menghakimi para pendeta tersebut? Sebenarnya hampir tidak ada, informasi yang tidak lengkap, yang sepotong-potong itu mirip gambar pisau yang sedang mau ditusukan ke perut seseorang yang ingin dibedah, Nampak kejam jika hanya dilihat potretnya namun jika dilihat videonya malah sebaliknya.  namun mengapa para orang Kristen ada begitu berani untuk menghakimi hamba Tuhan tersebut?

Erick :
Poin ini adalah kesalahan pendeta! Apa kamu pikir domba mengerti gembala? Tidak Toni bodoh, pendetalah yg menghampiri jemaat, hingga jemaat itu mengenal karakter gembala yg menjaganya! (1 Ketololan)

Tony:
Kok ga nyambung? Memang ada pendeta yang menghakimi jemaatnya?

Apa yang saya sampaikan dipoin ini masih berhubungan dengan “Mengapa Pendeta menjadi sasaran penghakiman beberapa orang Kristen?”

Atau cari dulu informasi yang komprehensif untuk menilai secara proposional apa yang dilakukan seorang pendeta atau gembala

ga bisa ngerti juga?

jangan terlalu dipaksakanlah

 

erick:

Tony, seumur hidup gw,  gw tinggal diaquarium! Kalo elu cuma 1, 2 taon bareng kawan-kawan elu yg pendeta (gembala) dan pendeta muda, ga sebanding pastinya ama gw!!!

 tony:

ini bahasa hiperbola? tinggal di aquarium? anda "ikan"? anda mau membandingkan diri dengan kawan-kawan saya?

menurut saya, langit dan bumi, anda yang buminya...anda untuk menahan diri saja sulit, sehingga kata2 umpatan masih sering keluar dari mulut kasar anda

kalau mau memberikan keterangan, realistis sedikitlah, apa hubungannya dengan  aquarium?

 

erick

Coba lu cek dari cara gw menjawab.

IQ gw 137. Ada yang bisa gw bantu?

 

tony:

mana bisa orang di cek IQ dari cara menjawab, ada yang dinamakan tes IQ, kalau anda sudah pernah tes IQ, mari tunjukan dokumentasinya

kalau cuma ngaku2 IQ 137, semua orang bisa ngaku2 kayak gitu

IQ 137 cuma bisa respon seperti ini?

mari tunjukan hasil tes IQ anda dari lembaga psikologi yang memang memiliki reputasi

saya tunggu...

 

erick :

Elu tuh tolol Ton.

1. Udah dikasih tau, elu engga nangkep.

2. Udah dikasih liat, dan elu melihatnya, kemudian baru sebentar, elu udah ga tau apa yg udah dikasih liat. Terus bilang  lagi bahwa elu belum tau karena belum  dikasih liat.

3. Ketika orang lain belajar dari suatu  hal kecil, elu tidak menghargai samasekali. Setelah orang lain menarik manfaat dari apa yg dipelajarinya, elu malah teriak 

"Tergelitik saya untuk mengetahui sebenarnya berapa IQ anda Erick?

Sehingga merasa sangat berkuasa dan sangat “popular” untuk sembarangan menyatakan orang lain bodoh?

140 kah? Atau diatas 150 kah ?

Atau mungkin hanya di taraf rata2?

Anda mengerti arti kata fulltime?"

 Ton, ton….. Kalo ngutuk gw, lakukan itu beberapa tahun yg lalu, bukan sekarang!

 

tony:

itu kan menurut anda, menurut imajinasi anda saja...

siapa yang mau ngutuk anda?

anda sedang meracaukah?

 

 

yang ini jika sempat tolong diberikan komentar (tapi jangan yg asbun)

===========================================================

Erick :
Kamu mau membahas fenomena apa? Gossip? Jika yang dibicarakan adalah seorang pendeta, bukankan ia malah harus lebih sensitif?

Tony :
Gossip salah satunya, mengosipkan pendeta juga salah satunya,  kalau hobby bergosip tidak perlu pendeta yang dijadikan bahannya, apapun bisa dijadikan bahan untuk melampiaskan nafsu bergosip

Tony
Kalau menjadi komentator masalah politik atau perekonomian, tentu komentator tersebut mempunyai track record yang jelas dibidang keahlian tersebut, setidaknya secara akademis dan latar belakang pengalaman adalah orang-orang yang memang kompeten dan mempunyai kapabilitas dibidang tersebut, kalau untuk menjadi komentator sport, biasanya para wartawan, atau pernah melatih atau pernag menjadi pemain. Namun jadi komentator pendeta?
Apakah orang-orang tersebut wartawan yang biasa meliput ruang lingkup pendeta? Atau mantan pendeta atau….?

Erick :
Poin kebodohan selanjutnya, Tonypaulo yg bodoh….. Pendeta di uji lebih berat dari pada seorang penemu atau profesi lain yang ada! camkan itu baik-baik, dan hafalkan!

Tony:
Bodoh?

Apa pendeta itu hamba jemaat? Kalau gembala itu hamba Tuhan biar Tuhan saja yang mewakilinya, silahkan telan kata bodoh anda itu sendiri

Anda sja tidak bisa membedakan bahwa pendeta itu HAMBA TUHAN bukan HAMBA JEMAAT, yang menguji setiap orang itu TUHAN bukan sebagian jemaat yang memang suka membusuk-busuki orang lain agar terlihat baik, memang pernah ada di alkitab yang menguji manusia itu manusia?

Apa juga hubungan penemu atau profesi lainnya dengan pendeta?

Ga nyambunglah terlalu memaksakan

==========================================================

ony :
Karena itu predikat komentatorpun masih belum pantas disematkan kepada orang-orang yang suka mengomentari pendeta tanpa memberikan solusi yang jelas, menginginkan kesempurnaan seorang pendeta? Bagaimana menguraikan kategori kesempurnaan tersebut? Lebih ironisnya para Pendeta yang dihakimi, hanya karena tarif atau persembahan kasih atau jam terbaru dan termahal yang digunakannya, bukannya suatu otokritik yang lebih konstruktif, misalnya mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?

Erick
Ini lah yg saya sebut dengan ngalor ngidul. Dari ide awal yang ingin menilai minus komentator pendeta, kamu melompat seperti lompatan iman mu yg salah lokasi. Disini ide itu tiba-tiba meloncat ke tarif persembahan, dan tiba-tiba mendarat ke sebuah pertanyaan "mengapa para Pendeta yang berkelimpahan materi itu tidak mensharingkan berkatnya untuk para pendeta-pendeta yang masih berkekurangan di pelosok daerah karena keterbatasan akses ekonomi?"
Sebenernya kamu mo jelasin apa? terus pertanyaannya untuk apa?

tony :
kalau anda tidak bisa memahaminya bukan berarti orang lain yang ngarol ngidul, karena nampaknya anda lihat blogs ini untuk mencari-cari kesalahan, bukan untuk menemukan pemahaman

kalau tidak bisa mengerti juga apa yang saya sampaikan, tidak perlu dipaksakan juga, saya tidak ingin “menyusahkan” anda

lebih tragis lagi kalau anda tidak mengerti apa yang ingin saya jelaskan secara keseluruhan, mengapa anda memilih untuk memahaminya secara sepotong-sepotong?

dan dari potongan-potongan kecil yang anda pahami, anda gelari saya bodoh? Sungguh mistis definsi kata bodoh anda, atau hanya kebiasaan sarkasme saja yang sedang butuh pelampiasan?

===========================================================

ony :
Tanpa juga mau tahu mungkin Pendeta tersebut sebelum jadi pendeta sudah memang hidup berkelimpahan atau setidaknya ada jemaat yang begitu tergerak untuk memberikan hadiah berupa jam tangan, mobil ataupun sebuah rumah, sementara jemaat yang member tidak merasa berkeberatan memberi pemberian jasmani tersebut karena sudah merasa dilayani oleh Pendeta itu dan mendapatkan berkat rohani melalui Pendeta tersebut, kok para orang Kristen yang kemungkinan belum pernah memberikan apapun sebagai hadiah kepada Pendeta tersebut, merasa risih? Tanpa alasan yang jelas? Tanpa solusi dan perbuatan yang jelas juga, bukannya belajar untuk member bukan hanya kepada Pendeta, kepada siapapun juga malah sibuk mengurusi tarif Pendeta yang sebenarnya bukan urusannya.
 
Kemudian apakah salah Pendeta seakan-akan persembahan kasihnya yang dianggap tarif, menentukan standar berapa dia harus “dibayar”? mungkin kondisi ini hanya dialami oleh gereja-gereja yang bercorak kharismatik ataupun persekutuan-persekutuan professional.

Erick :
Kamu membuat pemisahan yg tidak jelas. Dengan corak karismatik apa persembahan kasihnya bisa diperlama dan diperpanjang seperti cara mereka memperpanjang waktu berdoa? Atau lamanya sebuah lagu yg diulang-ulang dibagian yg disukai saja?
 
Tony:
Nah kan lebih ngawur lagi

Bagian sebelum ini anda tidak mengerti atau menolak untuk mengerti, dibagian ini simsalabim anda bisa mengerti? Dan bisa merespon? Ajaib sekali

Padahal untuk mengerti bagian ini anda harus mengerti bagian sebelumnya
Apa juga hubungannya dengan lagu yang diulang2? Ga nyambung

===========================================================

 

Tony :
Itupun harus dilihat dengan proposional, karena gereja-gereja Kharismatik, dalam membantuk suatu unit gereja itu otonom dan tidak ada badan khusus yang mensupport pendanaan bagi tumbuh kembang gereja tersebut, benar-benar dari nol, berbeda dengan gereja-gereja Khatolik atau Tradisional lainnya, yang sebagian besar didukung secara financial dan sumber daya. Ketika gereja-gereja Kharismatik ini “membesar” dan bertumbuh secara luar biasa pesat, tidak wajarkah untuk para hamba-hamba Tuhan itu menikmati buah dari pekerjaan tangan dan apa yang dirintisnya? Apakah memang diwajibkan Pendeta itu hidup melarat, berkekurangan, tidak boleh punya mobil, tidak boleh punya jam tangan mahal?

Erick :
Sebenernya kamu mau menerangkan bahwa gereja karismatik itu frenchise, sehinga pendeta harus "lembur" karena harus cepat balik modal? Sedangkan gereja katolik atau tradisional lainnya adalah coorperated? Sehingga demikian gereja frenchise memberikan keuntungan kepada pendeta seimbang dengan dengan hasil pendapatan, sedangkan pendeta yg melayani di gereja katolik dan gereja tradisional bergaji bulanan dengan tarif umr?
Yg jelas dan bertanggung jalab lah Ton! Pembacamu tidak layak kau bodohi!
Jangan karena kamu bodoh, pembacamu kau sediakan bacaan bodoh, agar sama bodoh dengan kamu.

Tony :

untuk memahami perkalian anda harus bisa pertambahan…
mengatakan orang lain bodoh tapi dia sendiri tidak mengerti apa yang dikatakan?

“lembur” balik modal, dan istilah2 "baru" itu hasil imajinasi anda sendiri, mengapa saya yang harus menjelaskan hasil imajinasi anda?

Saya selalu bertanggung jawab terhadap apa yang saya tulis, bukan kepada manusia tetapi kepada Tuhan, sebagaimana anda juga akan bertanggung jawab atas apa yang anda tulis

Saya tidak pernah menulis “lembur” frenchise, mengapa saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang tidak saya tulis?

Silahkan anda bertanggung jawab sendiri atas apa yang anda tulis

===========================================================

Tony:
Saya pribadi tidak pernah memandang materi-materi yang dimiliki oleh para Pendeta sebagai sesuatu yang harus dipertentangkan atau dipergunjingkan, karena jika motivasi Pendeta itu hanya kebendaan semata, Tuhan bukan Tuhan yang “mudah” untuk dibohongi, apalagi menyangkut pengembalaan suat jemaat, tentu Tuhan akan berurusan dengan Pendeta tersebut. Dan ketika itu sudah menjadi “wilayah” Tuhan untuk berpekara, lebih baik orang-orang percaya tidak perlu “ikut campur” hak preogatif Tuhan.
 
Pendeta bukanlah malaikat, saya pernah hidup satu atap dengan 2 orang pendeta, seorang pendeta yang adalah gembala sidang dan bekas teman kuliah saya yang memilih menjadi pendeta muda, dan berinteraksi dengan beberapa pendeta, saya menjadi saksi mata dari keseharian Pendeta-Pendeta yang saya kenali, meskipun tidak sempurna, saya sangat respect dan salute dengan mereka.
 
Betapa tidak, selama satu tahun saya perhatikan kehidupan mereka, working hoursnya 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, dan 30/31 hari dalam sebulan, hampir-hampir dalam satu hari tidur 4-5 jam saja, memliki jam doa 4-5 jam dalam sehari, mengunjungi orang sakit, berkotbah dimana-mana dengan suara yang serak dan hampir habis, sampai teman saya menjadi langganan rumah sakit, karena sering memaksakan fisiknya sehingga harus diinfus dan beristirahat total di rumah sakit, bukan karena tidak pandai mengatur waktu, namun ditengah perintisan jemaat dan jaringan pelayanannya, memang konsekuensinya demikian.

Erick :
poin pembodohan lagi dan lagi! Waktu kamu mendengar pendeta fulltime, lalu kamu menulis angka-angka itu.Tonypaulo yang T.O.L.O.L, Allah member titah untuk manusia beristirahat! Jangan berlebihan ketika membesar-besarkan apa yg kamu tau, karena kamu tak tahu apa-apa.
Ton, sori mata gw kecapean telusuri kebodohan dan kengalor-ngidulan tulisan ini. Oh Iya gw bukan penjahat ayat Alkitab yg akan mengukuhkan comment gw dgn ayat Alkitab untuk membenarkan ketidaksukaan gw atas topik tulisan ini.
 
Tony:

Tergelitik saya untuk mengetahui sebenarnya berapa IQ anda Erick?

Sehingga merasa sangat berkuasa dan sangat “popular” untuk sembarangan menyatakan orang lain bodoh?
140 kah? Atau diatas 150 kah ?

Atau mungkin hanya di taraf rata2?

Anda mengerti arti kata fulltime?

Mudahnya kalau anda jadi pendeta yang dihakimi oleh beberapa orang yang mengaku Kristen tapi tidak pernah tahu apa yang sebenarnya anda lakukan?

Saya tidak tahu apa2? Tentang kehidupan para pendeta?

Saya tulis demikian karena saya pernah 1 tahun hidup bersama dengan seorang pendeta (gembala), pendeta muda (teman saya), dan beberapa pekerja lainnya yang full timer, saya yang part timer memang menyaksikan dengan mata kepala sendiri demikianlah kehidupan pendeta yang saya sampaikan.

Anda mau mengeceknya sendiri Erick?

Saya rasa anda tidak akan mempunyai keberanian untuk itu

Anda hanya berani bilang bodoh sana-sini tapi sebenarnya untuk memahami sesuatu saja masih terbatas, ketika tidak sanggup mengerti anda teriak bodoh?

Yang tidak mengerti itu kan anda? Kok orang lain anda persalahkan atas keterbatasan anda dalam mengerti sesuatu?

Itu namanya bentuk kesewenang-wenangan, atau sok kuasa, ingin ditakuti dan dianggap eksistensinya, mirip ABG (anak baru gede) yang haus akan pengakuan dan melakukan apapun untuk meraih itu

===========================================================

 

salam

 

minmerry's picture

Erick, ...

Whooaaa... Erick.

Oh Iya gw bukan penjahat ayat Alkitab yg akan mengukuhkan comment gw dgn ayat Alkitab untuk membenarkan ketidaksukaan gw atas topik tulisan ini.

Min setuju sekali denganmu. seharian, kayanya Min rasanya pengen mengungkapkan sesuatu pada dia (ga bole disebut, nanti sensi lagi)... Then, Boom. U showed me.

Itulah yang min rasakan juga terhadap dirinya (ga bole disebut, nanti sensi lagi).

Ps. Maaf erick, tiba-tiba menyelinap diantara comment mu... Peace...

 

__________________

logo min kecil

tonypaulo's picture

ada yang bisa saya bantu?

min :a

Whooaaa... Erick.

Oh Iya gw bukan penjahat ayat Alkitab yg akan mengukuhkan comment gw dgn ayat Alkitab untuk membenarkan ketidaksukaan gw atas topik tulisan ini.

Min setuju sekali denganmu. seharian, kayanya Min rasanya pengen mengungkapkan sesuatu pada dia (ga bole disebut, nanti sensi lagi)... Then, Boom. U showed me.

Itulah yang min rasakan juga terhadap dirinya (ga bole disebut, nanti sensi lagi).

Ps. Maaf erick, tiba-tiba menyelinap diantara comment mu... Peace...

 

tony:

min, selamat berkunjung di "toko" saya, ada yang bisa saya bantu?

jika ada argumen yang min mau sampaikan dan min anggap janggal silahkan

saya selalu berusaha untuk menyambut "pengunjung" yang "penasaran" dengan pernyataan atau argumen yang saya sampaikan

mari min tak perlu sungkan...

 

salam

GODARMY's picture

Tony Paulo

 Tony paulo jadi gembala memang gak mudah = deal, tapi baca ini juga kalo sempat, sebagai perbandingan :)

 
Yohanes: 10
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 
10:13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 
10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 
10:15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 
 
 
http://www.sabdaspace.org/gereja_yang_lebih_baik_itu_tidak_ada_yang_lebih_mahal_banyak
http://www.sabdaspace.org/rumah_tuhan_menjadi_sarang_penyamun_bab_1_date
http://www.sabdaspace.org/rumah_tuhan_menjadi_sarang_penyamun_bab_2_date
http://www.sabdaspace.org/rumah_tuhan_menjadi_sarang_penyamun_bab_3_date
__________________

JESUS IS GOD

tonypaulo's picture

gembala memang tidak boleh mencari keuntungan pribadi

sepakat bro God Army

1Pe 5:2  Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
1Pe 5:3  Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
1Pe 5:4  Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. 

terima kasih buat linknya, saya sudah membacanya

 

salam