Aku terbang dengan sayap fajar
diam di ujung bumi
namun tanganMu menuntunku ‘slalu
bawaku mendekat padaMu
***
Perlahan lagu itu melantun memenuhi ruang kosong di kepala saya.Tembang itu tidak sengaja saya putar. Tiba-tiba saja ia muncul tanpa permisi pada saat yang paling tidak tepat – saat ketika jarak dengan-Nya terasa puluhan kali lebih jauh dari biasanya. Kemudian, semendadak hadirnya nada-nada itu, sekonyong-konyong pula rasa rindu yang pernah hilang entah kemana itu membanjiri hati saya. Rindu yang membuat kebutuhan untuk “bicara” dengan Bapa terasa begitu mendesak. Rindu yang membuat jemari saya menari pasti di atas tuts keyboard karena saya tahu ini adalah cara ternyaman bagi saya untuk meluapkan apa yang tidak dapat saya ungkapkan dengan bibir.
Saya mengakui bahwa tanpa saya sadari belakangan saya menjauh perlahan dari Sang Pemilik Hidup saya. Ada saja alasan untuk menghindar; mulai dari penyakit perfeksionis yang membuat saya malu akan segala kelemahan saya hingga rasa cinta tak sehat pada pekerjaan yang membuat saya tenggelam dalam rutinitas yang tak pernah ada ujungnya, ataupun ratapan kekecewaan atas situasi yang demikian menyesakkan jiwa. Intinya, bukan Dia yang menjauh, tapi sayalah yang merasa demikian tak layak dan berharga untuk bersimpuh di hadapanNya.
Berada jauh dariNya tidak pernah terasa nyaman. Ada yang kosong – seperti lubang hitam yang menyerap habis seluruh energi yang ada di sekitarnya. Terlebih belakangan selalu saja ada benturan yang terjadi dalam hidup saya tak peduli betapa hati-hatinya saya melangkah. Benturan yang biasa saya tanggapi dengan menangis diam-diam dan memendam dalam semua kekecewaan dan sakit hati. Benturan yang pastinya membuat bentuk saya makin tak karuan – awalnya ia terasa nyeri, namun berangsur berubah menjadi kebas.
Membayangkan benturan dan hantaman, pikiran saya melayang pada seonggok daging yang kemarin diolah menjadi santapan lezat di dapur kami. Untuk mendapatkan tekstur yang empuk dan lembut, daging itu harus dipukul bertubi-tubi. Saya pun berandai-andai, jika saya ada di posisi daging itu pasti saya akan merasa amat kesakitan. Begitupun, saya paham bahwa tujuan di balik perlakuan yang “tidak manusiawi” itu adalah demi kesempurnaan dan kebaikan semata.
Meski terasa akan hancur, tapi Sang Koki tidak akan meremukkan saya. Ia hanya ingin saya menjadi lebih lembut dan kuat sekaligus -- dan sehancur apa pun keadaan kita saat ini, terang kasih Bapa tak pernah gagal menyusup ruang tergelap untuk memulihkan, melembutkan dan menguatkan kita. Kemanapun kita lari atau sembunyi, we can’t just escape His love – kita tidak akan dapat menghindari kasih-Nya.
***
Ada rasa hangat yang perlahan mulai menyebar di hati yang sedang mati rasa ini. Kehangatan yang membuat saya merasa layak untuk mencoba menulis kembali kisah antara saya dan Bapa yang tak pernah mengecewakan saya sebatas pemahaman saya yang teramat dangkal dan sederhana.
... dan alunan tembang itu pun kembali terdengar ....
Kemanakah aku dapat pergi
Menjauhi rohMu Tuhan
Ku berlari mendaki ke langit
namun Engkau ada di sana
Aku terbang dengan sayap fajar
diam di ujung bumi
namun tanganMu menuntunku slalu
bawaku mendekat padaMu
Engkau Tuhan Allah maha tahu
Betapa dasyatnya kuasaMu
HadiratMu kini penuhiku
Bawaku mendekat padaMu
Bu Guru
Sungguh merdu suara ibu guru, ditambah dengan penghayatan yang luar biasa, membuat ibu guru layak jadi juara pertama SS Idol.Hehehehehehe
In reply to Bu Guru by Viesnu
Permalink@Om Vies: Apa Kabar
Lama tak bersua...Kangen sama Om Vies.....Apa kabar om? Cheers,nita
In reply to @Om Vies: Apa Kabar by clara_anita
PermalinkSama
Kabar baik bu guru. Setelah sekian lama bu guru menghilang, "aku masih disini untuk setia.."
salam kenal bu clara,
Salam kenal bu...Suka sama bagian ini. Saya mengakui bahwa tanpa saya sadari belakangan saya menjauh perlahan dari Sang Pemilik Hidup saya. Ada saja alasan untuk menghindar; mulai dari penyakit perfeksionis yang membuat saya malu akan segala kelemahan saya hingga rasa cinta tak sehat pada pekerjaan yang membuat saya tenggelam dalam rutinitas yang tak pernah ada ujungnya, ataupun ratapan kekecewaan atas situasi yang demikian menyesakkan jiwa. Berada jauh dariNya tidak pernah terasa nyaman. Ada yang kosong – seperti lubang hitam yang menyerap habis seluruh energi yang ada di sekitarnya. Terlebih belakangan selalu saja ada benturan yang terjadi dalam hidup saya tak peduli betapa hati-hatinya saya melangkah. buset! bisa nulisnya semanis ini ya... bagus bagus bagus,,...
In reply to salam kenal bu clara, by X-1
PermalinkSalam Kenal X-1
Halo X-1,Salam kenal. Sudah lama saya tidak mampir ke SS; ternyata sekarang banyak teman baru....Note:Bisakah kita gila bersama warna selain itu; warna putih bagaimana? :)GBU
In reply to Salam Kenal X-1 by clara_anita
PermalinkUfffh... putih bu guru?
Uffffhhh ...putih ya bu?emmmm... warna itu jarang disebut sama anak2 sekolah yang biasa saya antar... mungkin anak-anak tak begitu suka dengan putih.jadi saya ajak mereka menggila dengan warna2 lainnya.... ayooooooooooooooooooooooo... main sama kakak dengan warna yang bikin hati gembira...xixixixixixi....
In reply to Ufffh... putih bu guru? by X-1
PermalinkWhite is Fun.....
Putih juga menyenangkan lho......:)BTW, please call me Nita saja...Jangan pake 'Bu'... jadi berasa tua...hiks.. (sedang sensi soal usia nih..)
In reply to White is Fun..... by clara_anita
Permalinkpls share nita..
emmm. pls share ya... (kapan2) mainan buat anak2 biar ga bete kalo pas pada nunggu yang berkaitan ama warna2...saya mau share ah... lagu ini saya suka... cuma ga th nita tahu atau ga.. semoga menjadi berkatDon't know where to beginIts like my world's caving inAnd I try but I can't control my fearWhere do I go from here?sometimes its so hard to prayWhen You feel so far awayBut I am willing to goWhere you want me toGod, I trust YouThere's a raging sea Right in front of meWants to pull me inBring me to my kneesSo let the waters riseIf You want them to I will follow YouI will follow YouI will follow YouI will swim in the deep'Cuz You'll be next to meYou're in the eye of the stormAnd the calm of the seaYou're never out of reachGod, You know where I've beenYou were there with me thenYou were faithful beforeYou'll be faithful againI'm holding Your handThere's a raging sea Right in front of meWants to pull me inBring me to my kneesSo let the waters riseIf You want them to I will follow YouI will follow YouI will follow YouGod Your love is enoughYou will pull me throughI'm holding onto YouGod Your love is enoughI will follow YouI will follow Youatau bisa dilihat di sini (let the water rise
In reply to White is Fun..... by clara_anita
PermalinkKomentar kangen .... buat clanit ...
Jangan pake 'Bu'... jadi berasa tua...hiks.. (sedang sensi soal usia nih..) Halo Clanitt :) Hal0 bu guru ... :) Jadi ingat sama cerita si bayi yang jadi foto profilku ini. Sekarang dia sudah usia 3 tahun. Barusan ultah tanggal 2 Agustus kemarin. Aku tanya ke dia, "Siapa yang nambah umur Raffa?" Dengan mantap dia menjawab, "Tuhan Yesus."So, menurut si Raffa, umurnya adalah berkat Tuhan. Jadi jangan sensi soal usia hehehe yang berarti jangan sensi sama .... hihihi ...Ini komentar kangen, Bu Gurrrruuu .... :) Kangen naik bis gak karu-karuan lagi ... hehehe ....
In reply to Komentar kangen .... buat clanit ... by Love
PermalinkTiap tahun,....
Setuju, tiap tahun memang ada berkatnya tersendiri;Ndak terasa sudah bertahun-tahun lalu kita bertemu ya...kapan-kapan boleh naik bus ugal-ugalan lagi Cheers,nita