Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Si Pungguk Merekam Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total yang terjadi pada Kamis (16/6/2011) memang mendapat perhatian besar dari kalangan pengamat astronomi di seluruh dunia. Sebab, peristiwa gerhana ini termasuk yang terlama dalam sejarah karena mencapai masa total sekitar dua jam. Peristiwa ini dapat disaksikan langsung di sebagian besar wilayah Indonesia sepanjang dini hari hingga subuh.
Saya pun terimbas antusiasme ini. Sejak pukul 00.25 sudah menyiapkan peralatan foto untuk merekam fenomena alam itu. Saya beruntung karena langit di Klaten sedang bersih. Tidak ada segurat pun mendung yang menutupi sang candra.
Namun terjadi insiden kecil. Salah satu kaki tripod saya macet. Kaki tripod saya bisa diulur sampai dengan 3 tingkat. Salah satu kaki tripod saya ternyata macet pada salah satu level. Sudah saya coba minyaki, tetapi tetap saja macet padahal waktu sudah mepet. Pantauan dari situs Youtube yang menyiarkan gerhana secara live, fase gerhana sudah dimulai.
Akhirnya saya putuskan untuk menggunakan tripod 2 level saja dengan risiko membidik sambil membungkuk. Tapi apa boleh buat daripada ketinggalan momentum langka itu. Saya pilih tempat di belakang rumah yang terbuka. Saya matikan lampu-lampu di belakang rumah kemudian memasang kamera Nikon D3000 saya. Saya sudah siap 'menembak.' Tapi apa hendak dikata, lensa 18-55 mm Nikon ternyata masih terlalu pendek untuk menjangkau rembulan. Dengan rentang lensa seperti ini, saya menjadi seperti pungguk merindukan bulan. Apakah begadang malam ini akan sia-sia?
Saya putar otak sejenak. Ting! Saya dapat ide. Mengapa tidak menggunakan kamera video saja? Saya punya kamera video Everio JVC HDD yang punya fitur optical zoom sampai dengan 35x. Kamera ini juga punya fitur capture foto meskipun resolusinya kecil. Tidak ada rotan, akar pun jadi. Saya mengambil simpanan kamera video dan bergegas saya tempelkan ke tripod. Saat dinyalakan, ternyata baterainya hambir habis. Blaik! Saya lupa menyetrum. Tidak ada waktu lagi untuk menyetrum. Maka dengan hati deg-degan, saya rekam foto dan video gerhana bulan itu.
Gerhana malam itu memang istimewa. Selain durasinya yang sangat lama, warna rembulan juga terlihat kemerah-merahan tembaga. Pukul 3;30, serangan kantuk sudah tak tertahankan. Sudah dicoba ditengking-tengking, roh ngantuk itu tidak mau pergi juga. Ya sudah. Saya menyerah pada kedagingan saya. Roh memang masih ingin menemani Dewi Candra yang sedang disantap Batara Kala, tapi kedagingan sudah menyeretku ke tempat tidur.
Foto-foto gerhana rembulan selengkapnya bisa dilihat di sini
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 2952 reads
Punguk merindukan gerhana
wah makasih buat purnawan..
Ketika sore jam 18.00 pulang project, ketika belok dan mobil menuju ke barat, nampaklah bulan sore itu begitu bulat indah. Tak bisa tidak mesti berhenti sejenak, menepikan mobil, untuk menikmati indah nya karya Tuhan. Sambil teriak-teriak di FB supaya semua orang mendongak ke-atas.
Joli baru tahu bahwa beberapa jam ke depan akan ada gerhana bulan..
Sejak itu sudah niat untuk menyaksikan gerhana..
Menunggu bersama Mamania, Oma Esti, Erick yang kebetulan lagi bercengkerama di group BB. Tengah malam mulai ngantuuk, pesen Erick tuk nge-PING_PING joli bangunin..
PING
PING
tetep bablas aja ngoroknya :)
yeah untung purnawan buat photo punguk merindukan gerhana
Maturnuwun Paklik :)
@PK: Kalau di rumah..
Kalau di rumah malah bolo saya yang paling geger nungguin entu bulan, sampe ketiduran. Saya sendiri malem itu juga ketiduran. Maklum, Magelang lagi anyes-anyesnya sekarang kalau malam, hehehe..
Iya mas, paling nggak harus pake lensa 300-400 mm untuk nangkep bulan seukuran gitu tanpa cropping terlalu banyak..
(...shema'an qoli, adonai...)
Di Gladag
Sore itu sehabis mengikuti Akademi Berbagi ketiga di Solo di Omah Kaoeman, Mayor Haris Kristanto, presiden Pasoepati yang menjadi pembicara malam itu mengajak para pendengarnya untuk melakukan aksi teatrikal di Gladag, yaitu membawa kelontongan, dengan berpakaian sarung dan lurik, lalu mengusir sang Batara Kala dengan kentongan. Katanya sih akan dimuat oleh wartawan SCTV, tapi saya tidak tahu jadi atau tidak... di koran hari ini juga tidak ada berita.