Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Studi, Yes!Pelayanan, OK!
Secara pribadi, mungkin kita pernah mengalami pengalaman yang menyulitkan kita saat kita terlibat aktif dalam sebuah kegiatan Pelayanan Mahasiswa atau Siswa. Yang paling sering adalah berasal dari orangtua, orang terdekat, atau keluarga yang mungkin saja tidak mengenal baik kegiatan Pelayanan tersebut. Kesulitan itu mungkin bisa berupa teguran, larangan, atau bahkan ancaman kepada kita ketika kita tidak mau mendengarkan mereka untuk tidak terlibat dalam kegiatan Pelayanan Mahasiswa atau Siswa. Hal itu wajar terjadi, alasan utama adalah pengetahuan mereka tentang aktifitas pelayanan mahasiswa, banyak orang tua yang khawatir anak-anak mereka terlibat dalam ajaran sesat, atau waktu mereka untuk belajar menjadi berkurang dan tidak maksimal, sehingga mereka menganggap bahwa kegiatan semacam itu hanya buang-buang waktu dan tenaga. Kita mungkin terbiasa mendengar teman-teman atau bahkan adik rohani kita memutuskan untuk keluar dari aktifitas pelayanan karena tekanan dari orang tua atau keluarga, atau bahkan ancaman tidak akan memberikan biaya lagi, jika mereka tetap mengikuti aktifitas semacam pelayanan mahasiwa, terlebih ketika studi mereka memang terbukti menjadi lebih buruk.
Ironis memang, saat kita rindu untuk bersyukur pada Tuhan yang sudah menyelamatkan hidup kita dari kebinasaan kekal lewat melayani Dia, atau bersyukur karena kita dapat menikmati studi, kita malah mendapat tekanan dari orang terdekat, yang semestinya dari merekalah kita mendapat pengertian banyak hal tentang kebenaran, tentang keselamatan, dan tentang bagaimana menghidupi keselamatan yang kita peroleh, dengan salah satu cara yaitu melayani. Bahkan doktrin yang salah sering diberikan kepada kita, bahwa orang-orang yang berhubungan dengan Gerejalah yang boleh melayani. Kita sebagai Mahasiswa atau Pelajar hanya bertugas untuk belajar, dan terus belajar hingga tujuan akhir mendapat pekerjaan dan materi yang layak. Sungguh pemikiran yang dangkal dan benar-benar tidak mengenal siapa pemilik segalanya.
Pertanyaannya adalah, siapakah yang harusnya dipersalahakan?orang tua atau keluarga kita?atau kita yang tidak bisa berontak dari keinginan keluarga dengan alasan melayani Tuhan adalah yang terutama dan harus dilakukan. Seyogianya tidak ada yang harus dipersalahkan. Semua kembali kepada Anugerah dan Karunia Allah. Anugerah Allah saat hidup kita berada dalam Buku Kehidupan Kekal, dan karunia Allah saat kita paham bagaimana meresponi Keselamatan yang telah diberikan kepada kita dengan cuma-cuma. Benar saat kita meresponi anugerah Allah dengan melayani Dia. Tetapi apakah pemahaman kita hanya sebatas melayani dengan melakukan hal-hal theologis dan religius, tanpa memperhitungkan keberadaan dan lingkungan kita. Kita sering mendengungkan bahkan menyerukan berikan yang terbaik bagi Allah, apakah arti memberikan yang terbaik bagi Allah, sebatas melakukan tugas-tugas pelayanan dengan baik?. Mungkin tidak sesederhana itu. Kita mesti merujuk kepada keberadaan kita, apa yang saat ini kita alami, dan apa status kita saat ini. Mahasiswa dan Pelajar adalah suatu golongan terdidik, pastinya berhubungan dengan lingkungan pendidikan, pergaulan, prestasi, bakat, bahkan komunitas-komunitas yang dibentuk oleh mahasiswa atau pelajar. Oleh karena itu, mahasiswa dan pelajar adalah golongan yang paling berpotensi untuk membangun kerajaan Allah di Kampus dan Sekolah, mengabarkan Injil dan melayani anak-anak Tuhan mahasiswa dan pelajar, sehingga menjadi perpanjangan tangan Gereja sebagai lembaga resmi yang Allah bentuk untuk melayani umatnya. Tapi apakah itu pertanda kita melupakan studi dan keluarga yang juga adalah lembaga terkecil yang telah Allah bentuk?atau manakah yang kita pilih, pelayanan atau studi dan keluarga?mari kita temukan jawabannya.
Saat kita terlarut dalam keasyikan melayani Tuhan, kita melupakan studi dan mengecewakan keluarga, dan membuat hubungan antara kita dan keluarga menjadi tidak baik. Atau kita terlalu fokus pada studi, membanggakan keluarga, namun kita lupa meresponi Anugerah Allah. Sebenarnya hal pelayanan dan studi bukanlah masalah, apa yang kita pilih dan mana yang terutama. Pelayanan mahasiswa dan siswa mengenal ungkapan Study Oriented yaitu tetap berorientasi pada studi dan Christ Centered yaitu tetap berpusat pada Yesus Kristus yang adalah Allah. Kedua hal ini sangat berhubungan erat, penulis memiliki pengertian bahwa kita sebagai mahasiswa dan pelajar tetap berorientasi pada studi yang menjadi prioritas kita, namun kita harus berpusat kepada Kristus yang adalah Juru Slamat kita. Dengan kata lain kita mengerjakan studi karena berpusat pada Allah. Cukup sederhana untuk dimengerti. Hidup berpusat pada Allah berarti melakukan segala sesuatu hanya untuk kemuliaan nama Tuhan. Termasuk ketika kita memiliki kesaksian studi yang baik, nama Tuhanlah yang akan dipermuliakan. Bagaimana caranya? Sebuah pertanyaan sederhana yang pasti akan muncul.
Ketika kita berani menyatakan diri sebagai orang yang telah ditebus dan murid Kristus, kita akan berani mengikut Kristus dan memikul salib. Kata kuncinya adalah ‘Berjuang Lebih’ sebagai penyederhanaan dari pengertian memikul salib. Tentu ketika kita ingin memiliki studi dan pelayanan yang terbaik kita perlu berjuang lebih untuk memujudkan itu semua, sampai tujuan akhir kita adalah memuliakan nama Allah. Hal yang perlu kita sadari adalah status kita saat ini, kita adalah seorang terpelajar, pemimpin masa depan harapan bangsa dan negara, tetapi kita juga adalah murid Kristus, saksi Kristus, dan penyandang Amanat Agung. Perlu keseimbangan antara studi dan pelayanan, keseimbangan yang berkesinambungan, yang berkaitan erat, dan saling melengkapi.
Banyak alumni yang sukses dalam studi dan pelayanan mereka saat berstatus mahasiswa bersaksi, butuh perjuangan yang lebih lagi untuk menjadi kesaksian hidup yang benar. Justru mereka bergairah saat berjuang memberikan yang terbaik dalam studi dan pelayanan mereka. Gairah itu dibangkitkan atas kecintaan dan respon mereka atas Kasih Karunia Kristus. Rela memberikan waktu, tenaga, pikiran dan banyak hal untuk setia melayani Tuhan tanpa mengesampingkan studi. Bahkan itu yang membuat kita semakin mengerti, bahwa ketika kita mengerjakan studi dengan baik, kita telah bersaksi pada semua orang, bahwa lewat studi kita melayani bahkan memuliakan nama Allah. Ketika orang-orang mengenal kita sebagai seorang yang dekat dengan Tuhan, orang yang setia melayani, dan sebagai seorang yang cukup berprestasi dalam studi, maka banyak orang-orang yang tertarik untuk menyelami hidup kita, dan disaat itulah kesempatan kita untuk menjadi saksi Kristus, bahwa ketika kita semakin mencintai Tuhan, maka semakin banyak hikmat yang akan dikaruniakan Tuhan kepada kita. Kesempatan yang baik kepada kita untuk mengatakan bahwa semua karena Kristus Yesus, yang telah menyelamatkan hidup kita dan membuat kita melakukan hal yang terbaik hanya untuk kemulian nama Dia, yang telah menebus hidup kita. Sampai kepada keluarga yang kita kasihi, kita mampu memberikan kesaksian hidup yang baik, lewat kesuksesan studi yang kita jalani, seimbang dengan pelayanan yang kita kerjakan. Kesempatan bagi kita juga untuk bersaksi kepada keluarga bahwa Allah yang Empunya segalanya yang memampukan kita melakukan studi yang baik sekaligus melayani Dia. Dan kita melakukan semuanya karena hidup kita berpusat pada-Nya.
Pengalaman pribadi penulis saat berjuang memberikan yang terbaik bagi studi dan pelayanan adalah semakin diberkati. Bagaimana Tuhan semakin menambahkan berlipat-lipat ganda berkat, bagaimana memanajemen waktu, memanajemen pikiran, bersaksi lewat studi, pelayanan, dan bagaimana berharap pada Allah, dan yang paling berharga adalah belajar taat dan setia, dan semakin bergairah melayani Tuhan.
Inilah pengertian penulis, memberikan yang terbaik bagi Allah sebagai respon dari kasih karunia Kristus. Studi adalah bagian terpenting dalam hidup kita sebagai seorang yang terpelajar, mari kita melakukan yang terbaik bagi Allah lewat studi kita, mari kita memikul salib sebagai murid Kristus dengan berjuang lebih melakukan studi sebagai kesaksian yang hidup bagi orang-orang terdekat dan lingkungan kita, karena bersaksi tidak hanya dengan ucapan dan perkataan, tetapi dengan perbuatan dan tindakan supaya ketika orang-orang melihat hidup kita, bukan hidup kita lagi yang terlihat, tetapi Kristus yang ada didalam hidup kita, supaya namaNya dipermuliakan. Akhirnya seperti lagu sering dinyanyikan,
Sudahkah yang terbaik ‘ku berikan,
Kepada Yesus Tuhanku,
Besar Pengurbanan-Nya dikalvari
Diharap-Nya terbaik bagiku...
Mari yang terbaik kita berikan kepada Yesus Tuhan kita lewat studi dan pelayanan. Study, Yes!Pelayanan, OK! Amin.
____________________________
Menulis Itu Belajar, Menulis Itu Mengajar
- Altur Palentinus's blog
- Login to post comments
- 5632 reads
@Altur: Jadi...
Jadi harus berimbanglah baiknya ya?
Salam kenal dari Magelang nan basah...
(...shema'an qoli, adonai...)
@ebed_adonai
Yo i mas, harus seimbang supaya masing2 tidak jadi batu sandungan
Salam kenal juga dari Padang nan angek (panas maksudnya..heheehe)
____________________________
Menulis Itu Belajar, Menulis Itu Mengajar
Spasi dunk ....
Hmmm ... Altur Palentinus, supaya lebih enak dibaca tulisannya, diedit dulu gih :)
Antarparagraph perlu dikasih spasi tuh ...
Btw, met gabung di SABDA Space ya ... :)
hm,,,
Dear Love,
Sebenarnya di naskah asli yang saya buat sudah SNI untuk penulisan,,hehe,,,tapi karena saya langsung copy paste, jadinya nggak SNI lagi....
Thanks masukannya,
saya sudah lama bergabung di blog ini, cuma sudah jarang buat tulisan,,,:D
____________________________
Menulis Itu Belajar, Menulis Itu Mengajar