Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Politikus Religius
Aku memperhatikan para calon pengurus partai yang sedang mengikuti pelatihan untuk persiapan mereka pada Pemilu mendatang. Mereka tampak tekun mengikuti paparan visi dan misi partai yang dibawakan oleh pemimpin partai.
Aku berdiri di dekat meja mixer pengatur sound system. Acara masih akan berlangsung lama, tetapi rasa bosan sudah menimpaku sejak kemarin. Arah pembicaraan, pembahasan dan paparan mereka sangat banyak yang tidak kumengerti. Jadi kuputuskan untuk melakukan saja tugasku sebaik mungkin yaitu menjadi administrator dalam event partai kali ini.
Surat Keputusan Sidang telah kusiapkan, notulen sidang hari sebelumnya telah selesai kukerjakan. Materi-materi paparan telah dibagikan, dan bahan untuk sesi sore nanti juga telah tersedia. Aku bisa sedikit bernafas lega sekarang… paling tidak untuk beberapa jam ke depan, sebelum sesi kali ini selesai dan aku kembali disibukkan dengan permintaan-permintaan para peserta dan juga Steering Committee acara.
Huuuuuuuuuuuuffff…. Aku menarik nafas panjang dan melangkah ke luar ruang meeting, aku menyentuh pelan punggung partnerku seraya berbisik pelan… “aku cari udara segar dulu di lobby ya..”
Sampai di lobby aku memperhatikan orang-orang yang nampak sibuk dengan notebook, hape ataupun pembicaraan yang nampak sangat serius. Tak ada teman, tak ada orang yang kukenal, jadi aku memutuskan mengambil Koran hotel dan duduk di pojok sambil melamun, hi hi hi…
****
Beberapa waktu berlalu, dan aku benar-benar dilanda bosan.
Menjadi tenaga kontrak administrator seperti ini ada enak dan tidaknya. Enaknya, aku bisa pergi bertualang kemanapun, mendatangi kota-kota yang asing, menginap di hotel-hotel bagus, melihat-hal-hal baru, bertemu banyak orang, mendapat uang bonus dan juga wawasan menarik. Tidak enaknya, aku harus siap 24 jam selama acara berlangsung, tidak peduli capek, jutek, masuk angin atau apapun. Kadang rapat-rapat bisa dilaksanakan sampai tengah malam ataupun dini hari hanya untuk membahas hal hal yang bagiku terlalu ‘bombastis’ dan bermutu rendah. Di samping itu, team kami harus benar-benar memperhatikan semua peralatan mahal yang kami bawa, mulai dari handycam, notebook, berkas-berkas, sampai dengan kabel dan semua pernak-pernik yang menyertainya.
Pekerjaan yang aneh, tetapi tetap juga kulakukan selama beberapa waktu.
Tiba-tiba seorang pria mendekat dan duduk di sampingku.
“Nggak ikut acara?” tanya beliau
“Tidak pak, sedang melepas penat… “ jawabku singkat
Beliau ini ternyata juga salah satu dari peserta acara, karena melanjutkan pembicaraan kepada arah visi dan misi.
“Kita bisa merubah bangsa ini…”
“Dengan?” sahutku cuek
“Ya dengan melakukan ini itu… ini itu… bla bla bla…” jawab beliau ini dengan panjang lebar
“Oya? Saya tidak yakin itu terjadi, jika orang tidak mulai berubah dari dirinya sendiri, baru kemudian merubah satu dua orang di sekitarnya…”
“Melalui partai ini kita bisa menjadi garam bagi Indonesia, kita akan mempengaruhi negeri ini dengan nilai-nilai kekristenan kita. Kita ini kan politikus religious mbak… politikus yang memegang erat nilai-nilai Tuhan”
“Oya? Saya tidak yakin itu bisa terjadi. Kekristenan yang kita miliki masih belum cukup mampu untuk merubah bangsa, karena kebanyakan mereka yang mengaku Kristen sebenarnya malah tidak hidup sungguh-sungguh. Jadi bagaimana mungkin bisa merubah bangsa? Jika tidak dimulai dari perubahan diri sendiri?”
“Merubah diri sendiri? Itu bukan hal yang mudah anak muda… kamu terlalu idealis… seperti kebanyakan anak muda di luar sana. Politik tidak bisa seperti itu. Kita harus mengkompromikan banyak hal supaya terjadi kesepakatan bersama” jawabnya
“Yah… itu mungkin. Tapi bagi saya tidak…………………….” Dan aku mulai berbicara, bersaksi tentang perubahan yang terjadi di hidupku.
“Aku pikir orang seperti kamu sudah lenyap dari muka bumi ini…” jawabnya di sela-sela ceritaku
“Mungkin lenyap dari pengamatan Bapak, tetapi Tuhan akan kembali menumbuhkannya di berbagai tempat… di sudut-sudut tersembunyi yang tak terjangkau pikiran politikus-politikus seperti Bapak”
Kami melanjutkan pembicaraan,….
Hingga kulihat beberapa peserta nampak keluar dari pintu lift, Ah ternyata sudah lama juga kami berbicara
“Ikutlah dengan visi kami nak… hidupmu bisa menjadi lebih baik jika kamu mendapatkan jabatan di partai ini”
“O! Jadi begitu tujuannya? Tidak! Saya tidak akan meminta apapun dari kalian selain gaji dari hasil kerja saya yang telah disetujui sesuai order! Jika Bapak masuk di organisasi ini hanya karena menginginkan hal tersebut, maka bapak tidak akan berhasil. Percayai kata-kata saya. Permisi pak… saya harus kembali bertugas” jawabku sinis sambil bangkit dan berlalu dari hadapannya.
Inikah politikus religius itu? HAH!!!
Apakah perubahan yang sama bisa terjadi pada mereka? Sanggupkah terang Injil Kristus menembus kegelapan dunia tanpa fakta itu?
Sanggup! Dan suatu saat akan terjadi… tapi entah kapan… itu misteri
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, Supaya aku mendapat bagian dalamnya. 1 Korintus 9:16, 23
Sesuatu Tentang “Kamu”
5. Politikus Religius
- iik j's blog
- Login to post comments
- 4133 reads
@iik: Jadi inget..
Jadi inget dulu ada temen pelayanan yang terjun ke dunia parpol. Sempet dibagiin kartunya. Nggak tahu kabarnya sekarang, kepilih apa nggak. Bangkrut apa nggak buat nyetak ini-itu & kampanye sana-sini, hehe..
Dilematis ya mbak Ik? Kalau tidak ada yang berdedikasi penuh menjadi corong kekristenan di perpolitikan negara kita, susah juga. Ada juga, malah condongnya mikir periuk nasi (thok). Tapi katanya tidak semua begitu. Entahlah..
(...shema'an qoli, adonai...)
saksi kehancuran & kemenangan
Ebed,
Aku 'biasa' jadi saksi kehancuran dan kemenangan para personil partai. Mereka yang pada 'dasarnya' punya perbekalan banyak 'biasanya' akan tetap bertahan meskipun kalah 'main', karena mereka dengan mudah membelok dari persahabatan 'pengurus partai' ke arah 'rekan bisnis'. Beda dengan beberapa yang modal 'iman aneh', sekalinya kalah n hancur bisa 'stres' ataupun jadi sakit-sakitan bahkan meninggal karena 'stroke' (lebih halus daripada bunuh diri kan?).
Kalau tidak ada yang berdedikasi penuh menjadi corong kekristenan di perpolitikan negara kita, susah juga.
Ha ha ... corong kekristenan? 100% aku ga yakin itu!
karena semua agenda bisa berubah dengan mudah ketika diperhadapkan dengan tawaran2 menggiurkan...
ha ha ha ha ha ha... ati2 aja mas Ebed... berdasar jadwal mereka dah mulai gerilya dari sekarang... siapa tahu mas ebed bakal dirayu buat tahun depan... ha ha ha ha
Politikus adalah ...
Politikus adalah Banyak (Poli) Tikus. Banyak (Poli) Tikus bersembunyi didalam tubuh yang terlihat seperti manusia. Apa kerja banyak tikus?
Kalo Poli (banyak) tikus religius SF?
Sam,
Apa kerja banyak tikus? ya 'ngrikitin' / mengerat semua -semua... nyari-nyari apa aja yang bisa dicari... entah sisa, entah bukan... ha ha ha
Lalu kalo poli (banyak) tikus nya pake embel religius... apalagi kerjaannya yah...
SF bikin tambah bingung aja!
Religius adalah alat penyamaran tambahan
Religius adalah alat penyamaran tambahan. Samaran utamanya adalah terlihat seperti manusia samaran tambahannya adalah religius. Samaran adalah senjata nomor dua iblis sedangkan senjata nomor satunya adalah dusta.
sabar
Asal saja ketamakan tidak menguasai diri.Utk menjadi garam & terang bagi dunia memang bukan mudah,tapi apabila seseorang melihat perlakuan,gw kira itu mungkin sudah membritakan injil kristus.
iik j,sabar.Ambil dikit waktu bicara ma Tuhan,pasti tenang.Kalo mau perubahan terjadi,minta aja ma Tuhan.
geadley
Bagaimana geadley?
Asal saja ketamakan tidak menguasai diri.Utk menjadi garam & terang bagi dunia memang bukan mudah,tapi apabila seseorang melihat perlakuan,gw kira itu mungkin sudah membritakan injil kristus.
Oya?
Perlakuan saja itu BUKAN memberitakan Injil Kristus. Meskipun pemberitaan Injil bisa dimulai dari melihat seseorang yang 'kelakuannya' berbeda, tapi itu SAMA SEKALI berbeda dengan Pemberitaan Injil yang sebenarnya dan seharusnya
ketamakan? ha ha ha... kita masih hidup di dunia... realistis ajalah... godaan lebih besar dari keyakinan kita akan Tuhan, nah pertempurannya di situ kan?
Ambil dikit waktu bicara ma Tuhan,pasti tenang.Kalo mau perubahan terjadi,minta aja ma Tuhan.
Ga masalah soal bicara / berdoa sama Tuhan. tapi Minta sama Tuhan untuk melakukan perubahan?
Bagaimana dengan kita 'manusia kristen' di dunia? apa gunanya?
salam geadley
seiring action
Memohon adalah seiring dengan actionnya.Di dunia ini memang godaan lebih besar dari keyakinan pada Tuhan,tapi itu hanya bagi orang yang tidak mengenal injil.Mereka bisa saja jatuh dalam godaan karena kekayaan tanpa sadar kenikmatannya hanya di dunia & utk menemukan seorang politikus yg jujur saya kira sulit skali karna rasuah.Mungkin jalan terbaik bagi seseorang yang baru terlibat dalam dunia koprat adalah,menghindarkan diri dari godaan meski dengan apa cara skalipun.
geadley