Sekolah di SABDAspace

Bagi saya, website SABDAspace.org dengan semua fiturnya adalah situs maya yang menarik, karena siapapun yang terdaftar sebagai user dapat bebas menulis menuangkan gagasan-gagasan yang dirasa baik dalam bentuk blog, sejauh tidak keluar dari policy yang memang perlu sebagai kontrol. Nilai PALING PLUS dari situs maya ini saya rasa adalah banyaknya user yang sudah terdaftar, dan tidak sedikit user aktif yang on-line setiap harinya, disamping the silent-majority yang sebagian adalah user juga, sementara sebagian lain adalah pengunjung, namun dengan pengamatan kasar saya simpulkan bahwa SABDAspace yang menampung komunitas blogger Kristiani terbilang sangat aktif.

Ramainya pengunjung Pasar Klewer, sebutan lain dari SABDA space menjadi BUKTI bahwa tulisan-tulisan di sini memang sebagian besar menarik, dan selalu ada yang baru, yang masih segar, dan diantaranya mengungkapkan hal-hal yang selama ini masih samar-samar menjadi jelas dan gamblang.

Bagi pemula, Pasar Klewer menjadi ajang untuk belajar menulis, karena setiap artikel pasti dibaca, minimal oleh Admin, lalu oleh core-user, walau sebatas untuk melototi apakah tulisan tsb melanggar policy atau tidak, tapi tetap ada pembacanya, ini akan berbeda dengan: jika seseorang hanya membuat tulisan di situs pribadi, yang bisa saja selama sepuluh tahun tidak pernah ada pengunjung kecuali penulisnya sendiri.

Kemudian seorang pemula akan membaca tulisan-tulisan orang lain, dan BELAJAR untuk menilai susunan kata yang terbentuk menjadi KALIMAT-KALIMAT BERMAKNA, yang dari situ dia belajar untuk memperbaiki paragraf demi paragraf dari tulisan-tulisan dia yang “kemaren”, sehingga yang dari sisi “ilmu-bahasa” kurang menarik, bisa di-edit menjadi sebuah sajian yang menarik.

Saya berterimakasih kepada Admin yang tetap memberikan fasilitas “edit” untuk artikel (bukan komentar), sehingga komunitas ini memang menjadi ajang belajar dan bukan  ajang kontes, namun tidak jelek juga untuk memberikan fasilitas yang sama untuk “komentar” sehingga sekiranya “kemaren” ada komentar yang tidak tepat, misalnya karena terdorong faktor emosi, maka esok harinya masih dapat diperbaiki, lha wong namanya juga belajar, dalam hal ini belajar pengendalian diri.

Pasar Klewer juga menjadi tempat belajar menerapkan kasih Kristus dalam hidup sehari-hari; sebagai tempat latihan bersosialisasi, sebelum terjun ke masyarakat luas terutama yang belum kenal Injil Yesus. Kalau menghadapi sesama Kristen saja – misalnya – belum dapat mengendalikan diri, bagaimana kita menghadapi orang-orang yang “haus kasih sayang” lantaran tidak pernah mendengar ajaran moral Yesus Kristus dan fasilitas penebusan-Nya?

Saya juga bersyukur untuk keberadaan fasilitas (fitur) “Laporkan” yang membantu pengurus yang dipercaya YLSA agar visi-misi tidak ternodai. Saya percaya, seorang blogger yang mempunyai niat untuk menuliskan sesuatu yang baik, tidak akan terbeban dengan fitur ini; soal kebebasan yang tetap memperhatikan batasan-batasan. Menganut nasihat nenek moyang “berani karena benar, takut karena salah”.

Jika seseorang disebut pintar, serba tahu, banyak tahu, maka sebenarnya dia hanyalah LEBIH DAHULU tahu dari pada orang lain yang KURANG TAHU. Kondisi “lebih dahulu” bisa disebabkan karena ia lebih dahulu punya kesempatan untuk membaca atau mendengar. Otak encer juga adalah anugerah belaka. Dengan pemahaman ini, maka merendahkan blogger lain – misalnya kalau ada -  adalah bentuk penyangkalan dari anugerah, atau bisa juga merupakan manifestasi ketidak sabaran dalam melayani blogger yang BELUM TAHU, yang sementara ini “mungkin” masih terikat dengan pemahaman yang salah. Jika salah satu buah roh adalah “kesabaran”, maka inilah saatnya kita memasuki pemahaman yang benar tentang kesabaran, lalu juga soal pengendalian diri.

Ketidak sabaran dapat membuahkan perkataan-perkataan yang tidak sedap didengar. Mengira bahwa serapah dapat membuat blogger lain menjadi “bertobat” saya rasa tidak tepat, karena ini mungkin menjadi seperti sebuah pukulan yang dapat menimbulkan rasa sakit, dan sekaligus menorehkan luka di hati. Sama seperti seorang petinju memukul lawannya dengan sebuah hook keras, maka tangan si pemukul tidak sakit, tetapi lawan yang dipukul lah yang terkaing-kaing.

Jika Anda percaya, keinginan untuk mengumpat dan menyerapah bukan berasal dari Roh Kudus,… oleh karena itu, tidak setiap “ide” yang muncul di otak perlu ditulis, namun perlu disaring berkali-kali dan berkali-kali, maka “insya Yesus” tidak perlu ada blogger yang tersakiti (ini berlaku buat Muji juga, DENGERIIINN,…).

Belajar menerima kelebihan blogger lain, dan belajar menerima kelemahannya adalah baik. Jika seorang blogger pernah menulis artikel yang “sesat”, maka tidak serta merta berarti bahwa semua tulisan lainnya jelek bin sesat. Berdiskusi dengan “kepala dingin” jauh lebih menarik dari pada cara-cara “barbar” (kalau adaaaa,…).

Jika selama ini ada model diskusi yang sedikit kasar, dan dengan ini pun SABDA space tidak sepi pengunjung, apalagi kalau dilakukan dengan cara elegant (atau malah jadi sepi, lantaran “MUNGKIN” manusia lebih menyukai konflik dan gosip??).

Menempatkan blogger lain dalam black list tidaklah baik, namun membatasi diri dari debat kusir dapat dicoba. Memberikan pujian dengan cara yang benar – tidak munafik – memang dapat memberi semangat, dan mampu merubah suasana, serta dapat mengubah “lawan” menjadi sahabat.

Akhirnya, SABDAspace memang menarik, ia merupakan sebuah situs maya yang efektif untuk seseorang dapat belajar banyak hal, untuk menambah wawasan, dan memperluas persahabatan.

Salam.