Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Belokan-belokan di jalan kehidupan

Gina Imaniar's picture


1.
Di depan sebuah rumah yang mentereng seorang wanita muda mengetuk pintu setelah melewati gerbang besar. Wajahnya pucat. Tangannya gemetar. Ada bungkusan seonggok di dalam tasnya yang bergerak gerak. Penjaga pintu melongok iba melihatnya tetapi tidak berani berbuat apa-apa selain segera melaporkan kedalam lewat pintu samping. Ia merasakan ada sesuatu yang besar sedang terjadi.
Sesaat kemudian seorang ibu keluar dan menemui wanita itu. Terjadi pembicaraan singkat dan tiba tiba wajah sang ibu mengeras cemas lalu bertukar nuansa marah. Ia melengking kedalam memanggil suaminya. Kemudian seorang laki-laki keluar. Terhenyak sebentar lantas mempersilakan wanita itu masuk dan duduk di dalam.
Tak ada suara apa apa lagi terdengar dari luar kecuali burung perenjak yang bernyanyinyaring. Angin semilir-semilir menembus sinar mentari pagi. Seharusnya hari itu begitu indah. Tapi waktu seperti berhenti. 
Beberapa jam kemudian wanita itu keluar. Lunglai dan putus asa. Mengusap air matanya dengan lengan bajunya. Lalu ia keluar gerbang menenteng tasnya. Ada suara tangis bayi dari bungkusan didalamnya. Taxi biru menjemputnya pergi.
2.
Berlalu empat tahun. Tangis bayi berganti menjadi suara ketawa perempuan-perempuan yang mengasuhnya. Dan seorang ibu muda berangkat kerja seperti terjadi setiap pagi setelah mengecup anaknya dan berdadah-dadah. 
3.
Ia memarkir mobil Jazz nya dengan tenang. Merapihkan rambutnya dan keluar melenggang ke ruang kerjanya. Ruang kerjanya bukan sebuah kantor melainkan ruang luas berkarpet biru tempatnya melatih meditasi yoga. Ada hampir seratus muridnya bergiliran belajar darinya dari pagi sampai petang seminggu tujuh hari nyaris tanpa hari libur. Sekali sesi lima sampai sepuluh orang. Memang terkadang cuma datang dua murid tapi asal membayar penuh dimuka, ia tidak merasa rugi apa-apa. Uang baginya menjadi amatlah pentingnya demi mempertahankan hidupnya dan hidup anak perempuannya yang masih balita.
Kadang kala kesepian menghantuinya sejak lima tahun yang lalu karena ia harus memisahkan diri dari keluarga maupun teman-temannya. Bagi keluarganya ia sudah menjadi orang luar. Bagi teman-temannya ia adalah orang hilang. Bagi teman-teman barunya ia pendatang. Ia pergi ke Jakarta, bersembunyi mengganti identitas. Nama lama tak dipakainya lagi. Bila mungkin ia ingin operasi plastik untuk merubah wajahnya. Tapi dengan melepas jilbabnya dan kembali menjadi kristen, sudah tak ada yang mengenalinya lagi. Wajahnya cukup cantik. Tubuhnya tubuh penari balet. Suaranya suara penyanyi. Tapi semua itu malah membuatnya risau oleh masa lalunya melahirkan anak tanpa ayah. Si ayah yang diharapkannya ternyata tidak mengakui bayinya hanya karena agama keluarganya berbeda.
Puluhan laki laki mengantri hatinya tapi ia sekarang ini seperti benci kepada laki laki. Tak satupun ada yang menarik minatnya. Ia tahu, dari banyak laki-laki yang belajar yoga darinya tidak semua demi pelajaran yoganya. Sebagian lebih tertarik pada romantisme dan menciptakan fantasi atas dirinya. Banyak yang mencuri pandang di tengah sesi meditasi yang mestinya hening. Dan tentu banyak yang menikmati sentuhan-sentuhan kecilnya ketika memberikan arahan. Ia terpaksa memasang senyum seperti mengenakan baju hangat yang tebal di hatinya yang dingin membeku. Tak seorang pun tahu sedingin apa musim salju di hatinya.
4.
Sampai suatu ketika, seorang teman catting membuka kembali hatinya dalam harapan-harapan baru. Laki-laki itu demikian aneh, seperti setengah dewa baginya memberinya nasihat-nasihat agar menjadi manusia yang kembali mampu menikmati pagi yang indah. Masalah berat muncul karena ia tak mampu menahan diri untuk tidak tertarik pada laki-laki itu. Jiwanya dipenuhi rasa lapar akan belaian, dekapan dan bisikan mesra dari seseorang. Dan ternyata ia bertepuk sebelah tangan. Laki-laki itu telah berkeluarga dan tidak mau mengkhianati keluarganya meskipun mungkin saling tertarik. Setiap malam seusai kerja, deraan kesepian itu selalu datang menyiksa. Kesepian dan kerinduan itu tak tertahankan.
Salah satu murid wanitanya menjadi teman curhat dan sekaligus sahabat. Godaan datang begitu berat karena teman wanita itu ternyata tertarik juga kepadanya. Pernah mengutarakan isi hatinya dengan kata-kata lembut rayu khas wanita kepada sesama wanita. Ia sempat terbuai tetapi hubungan tidak pernah terlalu jauh. Persoalan menggantung. Tarikan antara dua sisi, homo-hetero mulai muncul sebagai persoalan baru. Dan tetap menggantung tak tuntas. Ia mencoba tetap berjalan lurus.
5.
Suatu malam sebelum Tahun Baru, ada undangan untuk berdoa bersama dan merayakan Natal sekaligus menyambut Tahun Baru beberapa hari kemudian. Suatu getaran lain terbit di hatinya ketika ia mendengarkan sebuah lagu Natal. Ia teringat sesuatu di masa kecil ketika ibu dan kakak perempuannya menghias pohon Natal bersama. Air mata tiba tiba membanjiri wajahnya seperti hujan. Ia menggigit bibir dan merasa menemukan sesuatu yang lain. Menyumpahi diri telah begitu lama ia kehilangan jalan yang indah. Dan dengan tekad bulat ia berjanji akan menghadiri undangan sederhana itu. Keinginan kembali pada komunitas yang bernyanyi lagu natal menuntunnya kembali ke masa lalunya.
6.
Ternyata kebahagiaan bukan terletak pada mendapatkan apa yang dicari tetapi pada menikmati apa yang telah didapat. Ia kini mendapatkan komunitas baru, sekalipun hanya beberapa orang tetapi mereka sungguh perduli. Dan ajaib, kesadaran muncul. Bukan sesuatu yang baru melainkan sesuatu yang sudah lama digelutinya dalam yoga, profesinya, yaitu kesadaran bahwa kebahagiaan itu terletak pada pikiran saat kini, sekarang, bukan pada cita-cita yang belum terjadi.
7.
Sekarang ia mencoba komunitas maya dan berusaha lebih terbuka.


Gina – Jakarta, Januari 2011.

guestx's picture

@gina, welcome

Ternyata kebahagiaan bukan terletak pada mendapatkan apa yang dicari tetapi pada menikmati apa yang telah didapat.

hmmm...99,99% setuju.

menikmati (dan mensyukuri) apa yang telah didapat bisa dilakukan sepanjang waktu, sedangkan mendapatkan apa yang dicari hanya terjadi once in a while. dua-duanya, bg gw, mendatangkan kebahagiaan, tetapi jelas yg pertama lebih tahan lama. 

biografi,ya? otobiografi? blog pertama yang menyentuh dan menginspirasi. welcome to this community.

kayaknya banyak hal menarik yg bisa gina share terkait dgn profesi tantric yoga instructor dan hobi lain yang tak jamak di lingkungan Kristen. ditunggu.

__________________

------- XXX -------

ferrywar's picture

timur

"kebahagiaan terletak pada menikmati yang ada, bukan mendapat yang belum ada"

Itu wisdom yang SANGAT "Timur".

Geadley Lian's picture

Pengajaran

Orang kristen tidak pernah terlepas dari masalah sosial tapi itu bukan berarti seseorang tidak bisa berjaya dalam hidup/menikmati keselesaan hidup.Tuhan tidak pernah berkompromi meski lambat bertobat,masih punya waktu.Apapun yang seseorang itu miliki,semuanya dari Allah,bukan kekuatan/kepintaran manusia semata-mata.Apa yang telah terjadi,itu adalah pengajaran agar berhati-hati but anyway,mana mungkin Tuhan tidak memberkati seseorang dengan pasangan yang cocok kan? Percayalah bahwa Tuhan punya rencana terindah,bahkan lebih indah dari rencana manusia.

__________________

geadley

manguns's picture

Tapi dengan melepas jilbabnya

Tapi dengan melepas jilbabnya dan kembali menjadi kristen

Ia teringat sesuatu di masa kecil ketika ibu dan kakak perempuannya menghias pohon Natal bersama.

Awalnya cewe kristen, karena masalah hormon jadi mualaf. Yang belum jelas, kalimat dibawah ini: jadi istri anak, atau jadi istri kedua (suami).

melengking kedalam memanggil suaminya. Kemudian seorang laki-laki keluar

Beruntunglah, buat si cewe... langsug terpaksa terusir. Bagi saya itu adalah petunjuk Tuhan bagi si cewe: bahwa keluaga laki memiliki moral dibawah binatang, hasil ajaran agamanya. Untung karena dipaksa kenyataan.Anak darah daging kok nggak dianggep, binatang aja masih. Ngeri bener sibayi bila dibesarkan dikelurga tak bermoral ini

dan kembali menjadi kristen

Pelajaran pahit, menyesal selalu dibelakang. Nikmati saja... Sudah MENCOBA kembali kekeluarga asal, mohon maaf ke orang tua ??? Mohon maaf karena tidak menghargai budi jerihpayah orang tua memberi kehidupan dengan tidak menghormati nasihat dan harapan mereka (berbakti).

Kalau siibu nggak juga memahami, mudah-mudahan,  si balita nanti, akan memberikan pelajaran, mengulangi kejadian yang sama. Kabur dan mualaf gara-gara hormon, atau kawin gay, atau hal-hal lain yang ditentang siibu.

 

Ternyata kebahagiaan bukan terletak pada mendapatkan apa yang dicari tetapi pada menikmati apa yang telah didapat. Ia kini mendapatkan komunitas baru, sekalipun hanya beberapa orang tetapi mereka sungguh perduli. Dan ajaib, kesadaran muncul. Bukan sesuatu yang baru melainkan sesuatu yang sudah lama digelutinya dalam yoga, profesinya, yaitu kesadaran bahwa kebahagiaan itu terletak pada pikiran saat kini, sekarang, bukan pada cita-cita yang belum terjadi.

Yach begitulah... sudah tertulis diajarkan ... bersyukurlah senantiasa (menikmati apa yang telah didapat) .... Alkitab sudah jauh-jauh hari mengajarkan, manusia aja yang nggak mau terima.


ebed_adonai's picture

@Gina: Single fighter...

Single fighter ya bu? (salam kenal sebelumnya..)

 

Mami saya juga single fighter (setelah ditinggal bapak beberapa tahun silam)..

Sekarang beliau sibuk menikmati hidupnya, jalan ke sana-sini, mengunjungi anak-anak, mengurusi bisnis, dan jadi aktifis di gereja...

 

Terima kasih sudah membagikan pengalaman yang menarik. Turut berbahagia atas sukacita anda...

Kata karakter Dori ("FINDING NEMO", Disney-Pixar):

JUST KEEP SWIMMING..., JUST KEEP SWIMMING..Laughing

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

Geadley Lian's picture

Harapan

I hope that you enjoy your life better then the past.Kekristenan adalah keterbukaan minda,berkongsi kisah hidup.

__________________

geadley