Submitted by bipyanderson on

 Ah....semua gemelap...semua gelap....semua murka, semua ada cela, semua..semua..panas..panas...panas...amarah, dengki, keegoan. ada ditempat ini, didunia ini...why...ketik ingin berjalan dijalan sempit, duri tajam bertebaran, badai siap menerjang, hanya teriak..teriak...sialaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnn........

Wow...sudah pakai kacamata putih, kuning, hitam...tetap tidak ada tanda ujung, masih panjang...panjang..jang..jang perjalanan kaki...

Detik-detik menghentak seirama jantung, kebencian...kerakusan dan rasa kebenaran mengumpal...membantu...sehingga angka kenyamanan yang muncul, weleh oenak sih, tapi hati berkata....oiii, buka mata hatimu, lihat dirimu yang melantun kata sumbang yang kau tunjukkan untuk dirimu sendiri...ah.bodoh sekali aku, sudah dijalan sempt masih sombong pulalah...., huh tuan hikmat telah pergi, tapi tuan seandainya yang ada sehingga aku menfasir, menerka hanya dengan berandai-andai....ampuni kesombongan......ya TUHAN

 

 

 

 

 

 

 

Submitted by irwanda.bobby on Thu, 2011-01-27 14:14
Permalink

mohon ijin nanya, maksudnya apa yah pak? awan sebagai kesaksian... tolong dijabarkan lebih terperinci pak mengenai kesaksian bapak ini... saya masih gk ngerti poinnya apa tulisan ini...GBU.

Submitted by Purnawan Kristanto on Thu, 2011-01-27 15:38
Permalink

Sewaktu saya retreat di wisma Salib Putih, Salatiga, ketka sedang melakukan penyembahan, tiba-tiba saya melihat awan aneh di atas rawa pening. Saya segera mengambil kamera dan memotretnya. Gambarnya seperti ini. Kira-kira ini pertanda apa ya?