Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Neraka, Setan, Seorang Pendeta dan Seorang Penginjil
Salah satu hal yang kusukai setiap kali adik pulang liburan adalah akan ada banyak cerita. Ia sangat pintar bercerita, tetapi kami hanya bisa mempercayai setengah dari cerita itu. Sejak kecil ia suka menambah garam dalam ceritanya namun kami tetap suka mendengarkannya. Ceritanya tidak pernah membosankan, kadang-kadang sedikit jorok. Ayah juga kadang-kadang diam-diam ikut mendengarkan, lalu pura-pura asyik membaca begitu cerita mulai sedikit mengarah ke 'itu'.
Mendengar ceritanya juga merupakan sebuah kesempatan melepas rindu. Kami belum terbiasa dengan buah tangan, sehingga oleh-olehnya hanya berupa beberapa cerita yang ia dapatkan selama satu semester di asrama sekolah teologia.
Salah satu ceritanya agak sedikit mengandung 'itu'. Aku ingat, ayah tidak bisa menahan senyum mendengar cerita ini, hanya bisa pura-pura tidak mendengar. Adikku cukup pintar menceritakan sesuatu berbau "itu" tanpa mengeluarkan kata-kata berbau 'itu'.
Kalau ada yang merasa cerita adikku mengandung unsur yang tidak baik, aku minta maaf. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau admin akhirnya menurunkan blog ini. Aku hanya bisa minta maaf sebelumnya.
Inilah cerita adikku:
Pada suatu hari, secara kebetulan, seorang pendeta dan seorang penginjil berada di sebuah desa kecil terpencil. Si pendeta, seorang pria lajang datang dalam rangka pertukaran pendeta. Sedangkan si penginjil, seorang wanita berstatus jomblo datang untuk melihat keadaan sebuah Pos PI.
Penduduk kampung yang masih sederhana menganggap pendeta dan penginjil sebagai manusia sempurna. Mereka menganggap orang-orang dalam kelompok ini merupakan manusia yang tidak akan melakukan dosa. Jadi, sekaligus untuk menunjukkan rasa percaya dan hormat, mereka hanya menyediakan satu kamar tidur untuk kedua hamba Tuhan ini. Bagi mereka, pendeta dan penginjil tidak mungkin secara bersama-sama melakukan dosa.
Karena begitu kecil dan begitu pengap kamar yang disediakan, si pendeta akhirnya tidak memakai apa-apa. Si penginjil yang juga kepanasan mengikuti contoh itu. Tidak ada kata-kata yang terucap, mereka hanya berbaring saling membelakangi, masing-masing menghadap tembok.
Malam makin larut, si pendeta terbangun di tengah malam. Tanpa sadar berbalik, lalu berteriak kaget melihat apa yang ada di depannya.
"Neraka!" teriaknya dan langsung berbalik menghadap tembok lagi.
Si penginjil terbangun kaget mendengar teriakan ini, tetapi tidak berbuat apa-apa karena tahu teman sekamarnya benar-benar kaget dan takut neraka. Ia kembali tertidur, meninggalkan si pendeta bergumul tentang surga dan neraka.
Malam mulai berganti menjadi subuh, si penginjil tiba-tiba terbangun lalu tanpa sadar berbalik. Mendengar ada gerakan di belakang, si pendeta yang sedang mengalami kesulitan tidur langsung berbalik.
Sekarang giliran si penginjil yang kaget, tanpa sadar ia berteriak, "Setan!"
Si pendeta tidak berusaha untuk berpaling atau berbalik. Ia malah mendekat dan berbisik, "Yuk, kita masukin setan ke neraka."
- heartbroken's blog
- 8178 reads
Hahaha..cerita yang lucu,
Terima kasih Ervi, Selamat
Met kenal!!!
Met Kenal juga, Kapan mau
Met Kenal juga,
Kapan mau temu darat? (He.. he.. bercanda)
Sekarang suasana hatiku sudah baikkan, sehingga harus menahan godaan untuk membuat account baru dengan nama sweetheart. biarlah tetap menjadi heartbroken. Apalah arti sebuah nama? kata salah satu tokoh ciptaan pujangga Inggris.
ikutan ketawa aza deh...
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
pasti betah
saya akan betah di hutan belantara ini, jadi gak perlu ragu untuk itu,
setiap hari saya kesini, setiap malam melihat-lihat, bahkan ketika keluar kota aku akan berhenti di warnet untuk mengecek apakah ada yang baru.