Sepertinya baru kemarin menyelesaikan urusan perayaan Natal, tapi sekarang sudah bersiap untuk mempersiapkan perayaan Natal lagi. Perasaan ini biasanya menghinggapi aktivis-aktivis gereja yang menjadi "langganan" panitia Natal.
Akibatnya Natal sekadar dipandang sebagai acara rutin tahunan. Ada juga yang mulai menempatkan Natal hanya sebagai program yang wajib dijalankan.
Jika tidak berhati-hati, maka situasi ini dapat membuat kita terjebak dalam aktivisme Natal. Kita merasa telah menghabiskan uang, pikiran dan tenaga yang banyak tetapi yang didapatkan justru keletihan luarbiasa.
Dalam hal ini, kita perlu belajar dari kisah Maria dan Marta yang menyambut rombongan Yesus (Lukas 10:38-42). Sejak Yesus dan rombongan-Nya masuk dalam rumah mereka, ada dua sambutan yang berbeda: Marta segera tenggelam di dalam tugasnya sebagai nyonya rumah (Marta= "Nyonya Rumah"). Marta tidak hanya melayani Yesus, tetapi juga murid—murid Yesus yang lain. Jadi ia repot dalam menjamu tamunya. Sementara itu, Maria memilih untuk duduk di dekat Yesus seperti seorang murid duduk dekat kaki gurunya.
Masing-masing telah memilih programnya sendiri. Tiba-tiba Marta menyadari bahwa tugas pelayanannya ini terlalu berat untuk dilaksanakan sendiri. Dia membutuhkan bantuan Maria, adiknya. Tapi ternyata Maria malah hanya duduk-duduk sambil mendengarkan pengajaran Yesus.
Hal ini membuat Marta jengkel. Marta lalu mendekati Yesus dan berkata. "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku" (Luk. 10:40). Marta mulai mencari dukungan Yesus. Ia menghendaki Yesus menegur Maria dan menyuruhnya membantunya dalam pelayanan. Ia berbuat demikian sebab dia yakin bahwa sebagai pria Yahudi, Yesus seharusnya membenarkan Marta. Bukankah menurut tradisi Yahudi, tempat wanita itu di dapur?
Marta tidak menyangka bahwa kecamannya terhadap Maria justru berbalik memukul dia. Yesus sudah berkali-kali menekankan bahwa kekhawatiran tidak boleh dibiarkan berkembang dalam hati pengikut-Nya. Orang yang "terhimpit kecemasan" menyebabkan sabda Tuhan tidak menghasilkan buah (Luk. 8:14). Pengikut Yesus juga tidak perlu mencemaskan tentang cara dan isi dan pembelaannya di hadapan majelis yang suatu saat harus dihadapinya (Luk. 12:11). Pendengar sabda Yesus juga tidak boleh khawatir soal makanan dan pakaian (12:25-dst). Sebab jika mereka khawatir, maka mereka akan terperangkap dalam pola manusia pada umumnya. Bahkan tidak berbeda dengan orang kafir.
Jadi, Yesus tidak mengkritik pelayanan yang diusahakan Marta. Yang dikecam Yesus adalah pola pikir dan kerepotan Marta sehubungan dengan "banyak hal." Segala perhatian dan pikiran Marta telah tenggelam dalam mengurusi makan dan minum untuk tamu-tamunya. Itulah yang memenuhi hatinya dan itulah yang dia anggap penting. Begitulah Marta mau melayani Yesus.
Tetapi Yesus lebih membenarkan Maria sebab "telah memilih bagian yang terbaik." Menurut Lukas, tugas utama seorang murid Yesus adalah mendengarkan sabda (Luk. 6:47; 8:13,15,21). Perhatikan kata "memilih". Ini berkaitan dengan prioritas. Yesus mengatakan ada "banyak perkara" (Luk. 10:41) yang harus dikerjakan para murid-murid-Nya. Para panitia Natal pasti merasakan bagaimana repotnya dalam menyiapkan segala sesuatu. Itu memang harus dipersiapkan dengan baik. Bagaimana pun juga Yesus dan murid-murid-Nya juga perlu disediakan makan dam minum. Namun ada "satu saja yang perlu" ditempatkan di prioritas pertama, yaitu mendengarkan sabda Tuhan lebih dulu.
Ini adalah soal bagaimana (cara) dan kapan (waktu) yang tepat untuk sibuk. Dengan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi, seharusnya "banyak perkara" ini dapat diselesaikan dengan efisien dan efektif, sehingga tidak perlu merampas kesempatan kita untuk mendapatkan "bagian yang terbaik" dari perayaan Natal yaitu kelahiran Kristus itu sendiri [Purnawan/Tafsir Injil Lukas; Stefan Leks dan B.J.
Boland]
Judul Komentar : lelah deh...
Pengirim : Rya A. Dede
Tanggal : Tue, 16 Dec 2008 15:42:47 +0700
Komentar :
panitia natal sudah kadung lelah, bagian terbaiknya entah diambil siapa, karena blog ini terlambat dibaca
ini renungan yang bagus, semoga kami tidak terlambat mendapatkan yang terbaik itu.
__________________
------------
Communicating good news in good ways