Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Merasakan Mukjizat dari Tuhan
Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata air.
(Mazmur 114 : 7 - 8)
Setiap malam Selasa dini hari, stasiun televisi swasta SCTV menyiarkan tayangan SOLUSI, yaitu suatu tayangan yang berisikan tentang kesaksian orang-orang yang telah mengalami pembaharuan hidup, kejadian atau pernyataan yang mengurapi setiap pemirsanya, serta cerita mukjizat-mukjizat yang dialami oleh orang-orang percaya.
Banyak hal-hal menarik yang bisa menjadi bahan pembelajaran setiap orang percaya, untuk lebih mengenal serta mengetahui begitu besar kuat kuasa Allah menaungi alur kehidupan orang-orang percaya yang beriman dan percaya kepadaNya, sehingga kasih serta penyertaanNya, selalu hadir dan dinyatakan langsung kepada anak-anakNya.
Curahan berkat-berkat Tuhan diceritakan kembali secara langsung oleh mereka yang mengalaminya, sehingga terjadi pencerahan hidup serta dapat dipakai sebagai bahan renungan yang bisa membawa berkat pula bagi mereka yang menyaksikannya.
Konsepsi pencerahan hidup yang agak sulit untuk dicerna oleh pemirsa acara SOLUSI ini, mungkin ada pada bagian pengungkapan mukjizat Allah yang telah diterima oleh orang-orang yang bersaksi di acara tersebut.
Apakah mukjizat itu? Pada dasarnya, mukjizat merupakan sebuah peristiwa dimana telah terjadi sebuah kejadian, keadaan, atau fenomena yang merubah keadaan dari diri seseorang maupun lingkungan disekitarnya, dimana keadaan tersebut, bertentangan dengan hukum alam yang dinyatakan Allah kepada manusia.
Tanpa kita sadari, sesungguhnya manusia setiap hari merasakan besarnya kuat kuasa mukjizat Allah atas kehidupan. Mengalirnya nafas kehidupan yang masuk ke dalam hidung dan masuk ke dalam paru-paru. Jantung mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Bekerjanya sistem pencernaan makanan untuk membagikan nutrisi keseluruh organ-organ tubuh manusia.
Ya, kehidupan ini adalah bagian dari mukjizat yang terjadi dalam diri manusia dan tidak seluruhnya bisa dimengerti, seperti layaknya bumi berputar mengitari matahari, dan adanya pancaran sinar hangat matahari yang diimbuhi dengan menetesnya tetesan embun di pagi hari.
Logika pemikiran manusia, memang tidak mudah mencerna atau memahami dengan baik, kenapa seluruh proses kehidupan dan pergerakkan benda-benda alam semesta itu, dapat terjadi semenjak peristiwa penciptaan.
Dimensi berpikir manusia yang dilandasi oleh kekuatan logika dan alam jasmaniah, memang membuat manusia tidak mampu memandang kekuasaan dan besarnya tanda kasih Allah kepada manusia, karena segenap karya Allah adalah sebuah tanda kuasa yang dinyatakan melebihi kemampuan berpikir, bahkan daya khayal manusia.
Hal yang dibutuhkan manusia agar bisa mengerti dengan keadaan yang terjadi sebagai sebuah tanda pernyataan kasih Allah, adalah dengan menempatkan dan mengandalkan adanya iman percaya yang ada didalam diri mereka.
Jadi, sangatlah disayangkan apabila ada diantara orang-orang yang beriman kepada Tuhan, membutuhkan adanya suatu pengalaman hidup, berupa terjadinya mukjizat dalam kehidupan mereka, baru mereka mempercayai adanya mukjizat itu. Melihat dan merasakan dulu, baru pernyataan percaya disampaikan.
Sesuatu hal yang dilematis... Apalagi kalau mukjizat itu telah diberikan kepada bagian dari orang-orang percaya tersebut, namun mereka masih menganggapnya, keadaan yang tercipta bukanlah sebuah mukjizat.
Kalau sudah seperti itu, apa lagi yang dibutuhkan manusia untuk bisa percaya?
Well, jawabannya tetap satu, mengimaninya. Tanpa adanya sikap yang dilandasi oleh iman, tidak akan ada satu pun karya mukjizat yang dihadirkan Allah dalam kehidupan manusia, yang bisa diterima sebagai sebuah pembaharuan keadaan, yang dikehendaki Allah kepada hidup manusia dalam bentuk mukjizat.
Dalam hal ini, manusia harus memahami terlebih dahulu, proses yang terjadi sebelum mukjizat itu dinyatakan (yaitu adanya permintaan dari orang-orang percaya kepada Allah), dimana sebuah sikap percaya, akan menghadirkan sebuah mukjizat dari Allah seperti yang manusia itu butuhkan.
Adapun dasar dari pernyataan itu, disampaikan oleh Tuhan Yesus dengan perkataan : sebuah mukjizat bisa terjadi dalam kehidupan manusia apabila manusia itu meminta kepadaNya, lalu mempercayai, bahwa segenap permohonan yang disampaikannya kepada Tuhan, akan dikabulkan (bisa dilihat dalam kitab Markus 11 : 23 - 24).
Mukjizat itu tidak hanya untuk satu hal, tapi banyak hal, karena Tuhan Yesus juga bilang, segala hal yang kita minta didalam namaNya, pasti diberikan. Itu adalah janji Tuhan sendiri, dan Tuhan tidak pernah lalai oleh perkataanNya.
Sekarang, apabila keinginan itu dapat segera terwujud dan dapat dirasakan dalam kehidupan, dibutuhkan kesabaran untuk menanti, karena Allah juga menginginkan, agar setiap anak-anakNya, sebelum tanda kasih berupa mukjizat dinyatakan, tetap setia dan menjaga keteguhan imanNya, serta menjauhi adanya kebimbangan hati.
Tuhan tahu apa yang dibutuhkan anak-anakNya. Ia adalah pribadi yang pemurah, Ia tidak akan membuat anak-anakNya berada pada situasi bimbang sebab Ia tidak akan membiarkan anak-anakNya harus mengalami pencobaan hidup melebihi kemampuan mereka.
Jadi, apabila ada bagian dari orang-orang percaya, yang memiliki sikap antusias untuk merasakan atau mengetahui akan mukjizat Allah, selayaknya membawa serta sikap yang mengimani karya-karya mukjizat Allah yang telah diungkapkan dan akan dinyatakan kepada manusia itu sendiri. Allah tahu apa yang terbaik bagi manusia, dan Ia ingin, manusia tetap menanti dengan sabar, besar kuat kuasa dinyatakan dalam bentuk mukjizat-mukjizat, pada kehidupan manusia.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang teramat baik, menyertai kita selalu, dan melimpahi kita dengan berkat-berkatNya, sehingga kita semakin dekat serta mengenal dengan baik, kebesaran dan keagungan kuat kuasaNYa.
.Sarlen Julfree Manurung
- sarlen's blog
- 4695 reads