Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Menuju pengobatan Integral
(An introduction to "spirit-filled medicine.")
Teks: Kejadian 2:7
"ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup."
Shalom, saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. Kira-kira dua minggu lalu, seorang profesor senior yang saya hormati, yakni Prof. Dr. Bambang Hidayat, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengirim sebuah artikel kepada sekelompok akademia.*
Pada intinya beliau menanyakan bagaimana respon kita sebaiknya terhadap kebijakan China baru-baru ini yang ingin memberikan kemudahan terhadap praktek pengobatan berbasis TCM (traditional Chinese Medicine). Lihat bagian lampiran.
Keprihatinan beliau tentu bisa dipahami, mengingat persepsi masyarakat saat ini adalah bahwa pengobatan tradisional, yang juga kerap disebut pengobatan alternatif, biasanya dihubungkan dengan praktek perdukunan atau metode aneh-aneh seperti kura-kura, bisa ular, bekam dll., yang banyak di antaranya tidak pernah melewati uji klinis apapun.
Namun ada dua hal penting yang kita mesti perhatikan dari kebijakan pemerintahan Xi Jinping ini:
a. Kebijakan ini bertolak dari biaya pengobatan Barat yang sangat mahal terutama akibat uji klinis terhadap manusia, sehingga wajar jika pemerintah China ingin memberikan perhatian yang lebih seimbang terhadap tradisi pengobatan China.
b. pengobatan tradisional China telah berkembang selama tidak kurang dari 4000 tahun.
Memang ada beberapa laporan bahwa di Asia, kanker liver bisa dihubungkan dengan penggunaan (berlebihan) obat-obatan herbal. Tentu ini perlu kajian lebih dalam.(5)
Mengenai kecemasan sebagian orang terhadap dihapusnya uji klinis, tampaknya pemerintah China cukup berhati-hati, lihat kutipan berikut:
"Lixing Lao, director of Hong Kong University’s School of Chinese Medicine, says that although traditional medicines will no longer need to go through clinical trials, the CFDA will still require remedies to undergo preclinical pharmacological testing and drug-toxicity studies in animals or cells to gain approval."(2)
Tentu bisa diharapkan bahwa kebijakan baru tersebut akan makin memperkuat minat orang untuk mengembangkan dan memproduksi obat-obatan berdasarkan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal khasiatnya sejak ribuan tahun, ketimbang substansi sintetik (buatan) yang justru berpotensi tidak dapat diolah tubuh dan menjadi racun.(3)(4)
Di Indonesia, juga dikenal berbagai tanaman obat, dan ada beberapa apps yang menyediakan katalog apotik hidup tersebut.
Salah satu yang bisa disebut misalnya adalah gendola, yang kabarnya berkhasiat untuk penyakit diabetes, kanker, stroke, jantung koroner, lever dll. Tentu juga diperlukan uji klinis untuk gendola ini.(6)
Masalah mendasar dari pengobatan modern (Barat)
Ada beberapa penulis ilmiah yang mengungkapkan dengan gamblang betapa mendasarnya masalah dengan pengobatan modern (Barat). Masalah mendasar itu biasa diungkapkan dengan pandangan dunia mekanistik dan juga filsafat dualisme Cartesian. (1)(11).
Sheldrake telah mengungkapkan bahwa pandangan mekanistik sebenarnya berasal dari filsafat Neo-Platonik, jadi bukan bersumber dari pengajaran yang Alkitabiah.
Argumen yang mirip juga dikembangkan oleh Fritjof Capra dalam bukunya yang terkenal, Titik Balik Peradaban (the turning point).(8)
Demikian pula filsuf Kristen Alvin Plantinga telah menulis paper yang mengkritik materialisme. (12)
Namun, sayangnya pemikiran-pemikiran para ilmuwan dari berbagai disiplin tersebut seringkali kandas di tengah masifnya disinformasi (dan iklan) bahwa pengobatan modern (Barat) telah berhasil menjawab hampir semua masalah kesehatan manusia. Benarkah demikian?
Mari kita lihat dulu pembacaan pos-kolonial terhadap Kej. 2:7 dan beberapa teks lainnya.
Pembacaan pos-kolonial terhadap Kej. 2:7
Jika kita membaca sekilas Kej. 2:7, maka sekilas kita melihat bahwa manusia terdiri dari debu tanah (adamah) yang dihembusi Nafas hidup oleh Tuhan (nephesh). Di sini kita dapat bertanya, benarkah teks ini mendukung pandangan dualisme Cartesian? Saya kira tidak juga, karena konsep Ibrani tentang manusia dan kehidupan bersifat integral. Intinya: bukan roh yang terperangkap dalam tubuh (Platonik), namun tubuhlah yang berada dalam roh. (9)
Ini berarti kita mesti memikirkan sebagai kemungkinan yang terbuka untuk mengembangkan pendekatan pengobatan yang integral (Ken Wilber), atau mungkin lebih tepat disebut "spirit-filled medicine."(10).
Mari kita lihat tiga teks lagi:
a. Kej. 1:2, "Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air."
Pola seperti penciptaan Adam juga bisa kita jumpai dalam kisah penciptaan semesta. Bumi dan samudera sudah ada (mirip dengan adamah), namun masih kosong dan tidak berbentuk. Lalu Roh Allah melayang-layang di atasnya, dalam teks asli "ruach" bisa diartikan sebagai angin keras.. Jadi bisa kita bayangkan ada angin tofan (hurricane), lalu dalam badai itulah Tuhan berfirman, dan terjadilah penciptaan alam semesta. Dari sudut pandang sains, telah diketahui dalam ilmu aerodinamika bahwa turbulensi dapat menyebabkan timbulnya suara (turbulence-generated sound). Dan gelombang suara primordial memang diamati oleh para astronom.
b. Mzm. 107:25, "Ia berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombangnya."
Relasi antara sabda (sound) dan badai (turbulence) itu bersifat interaktif. Yang satu dapat menyebabkan lainnya. Artinya, Tuhan dapat berfirman lalu timbul badai, atau Roh Tuhan menyebabkan badai. Lalu timbullah suara.
c. Yeh. 37:7, "Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain."
Dalam Yehezkiel ini tampak kisah penciptaan Adam terulang kembali, yakni Roh Tuhan bertiup (badai), maka timbul suara yang menghidupkan tulang-tulang yang mati.
Simpulan dari ketiga ayat di atas tampaknya adalah bahwa manusia terdiri dari adamah yang dihidupkan oleh nafas atau Roh Tuhan. Dia bukan materi, lebih tepat disebut sebagai roh dalam materi. Seperti sebuah lagu populer dahulu: "We are spirits in the material world." Lihat juga Amos Yong, (7).
Karena itu, tidaklah tepat jika hanya mengembangkan pengobatan berbasis materialisme atau dualisme Cartesian. Kita dapat mengembangkan pendekatan baru yang lebih integral.(1)
Di antara penelitian yang mendukung pendekatan integral itu misalnya adalah pandangan bahwa sel bersifat gelombang, lihat paper dari Prof. Luc Montagnier.(13)(14)(15).
Dan juga paper kami tentang sifat gelombang dari materi, serta kemungkinan mengembangkan pengobatan (kanker) berbasis frekuensi gelombang.(16)(17).**
Penutup
Artikel singkat ini menyoroti problem mendasar dengan pengobatan modern (Barat). China telah mengambil langkah maju dengan mengakui warisan budaya mereka yang disebut dengan TCM.
Tentu mesti diakui, bahwa pengobatan modern (Barat) telah sangat maju, namun juga banyak masalah seperti efek samping dan juga banyak bahan toxic akibat material sintetik. Selain itu juga diketahui bahwa kemoterapi hanya berpeluang berhasil kurang dari 20%, dengan demikian cukup masuk akal untuk berargumen bahwa abad-21 memerlukan pendekatan pengobatan yang secara konseptual juga baru.
Bagaimana dengan kita di Indonesia?***
Versi 1.0: 21 desember 2017, pk. 11:30
VC
catatan:
* terimakasih kepada bp. Prof. Dr. Bambang Hidayat, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
** paper kami tentang pandangan non-partikel dari DNA pernah dipresentasikan di konferensi ICTAP tahun 2016 di Makasar oleh rekan penulis.
***Saya sama sekali tidak paham seluk beluk apalagi politik dalam dunia medis, namun saya kira kita bisa sepakat bahwa salah satu mantan Menkes yang sangat nasionalis adalah bu Dr. Siti Fadilah Supari, yang kabarnya bersitegang dengan WHO dalam hal bukunya yang kontroversial: "Saatnya Dunia Berubah (2008)" Saat ini beliau sedang di Lapas karena tuduhan korupsi pengadaan Alkes. Mohon kiranya yth. Presiden Joko Widodo berkenan meninjau ulang kasus ini. Tentu kita tidak menginginkan bahwa putra-putri terbaik bangsa ini, malah tersandung justru ketika hendak memperjuangkan kemandirian Indonesia dalam hal medis dan iptek. lihat: http://juliesartoni.blogspot.co.id/2013/08/namru-ii-dan-perjuangan-ibu-siti.html
Referensi:
(1) Rupert Sheldrake. The science delusion. Ebook version. Url: http://www.alice.id.tue.nl/references/Interview%20with%20Rupert%20Sheldrake.pdf
(2) David Gray. Reuters. Url: https://industrialsafetynews.com/index.php/2017/11/29/china-to-roll-back-regulations-for-traditional-medicine-despite-safety-concerns-nature-news-comment-2/
(3) David Gray. Reuters. Url: https://sg.finance.yahoo.com/news/drug-makers-interested-ancient-chinese-081800251.html
(4) https://www.reuters.com/article/uk-drugs-china-tcm/china-seeks-to-unlock-secrets-of-herbs-roots-idUSLNE80C01A20120113
(5) David Gray. Reuters. Url: https://www.pri.org/stories/2017-10-18/new-study-shows-liver-cancer-asia-linked-herbal-remedies
(6) mas Dewo. Gendola: obat dewa penakluk aneka penyakit. FMedia (Imprint agromedia pustaka)
(7) Amos Yong. The Spirit of Creation. Cambridge: Wm. B. Eerdmans Publ. co, 2011
(8) Fritjof Capra. The Turning Point. Url: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Turning_Point_(book)
(9) in the vale of soul-making. Url: http://themathesontrust.org/papers/modernity/sheldrake-vale.pdf
(10) Ken Wilber. Integral medicine. Url: http://www.kenwilber.com/Writings/PDF/ForewordIntegralMedicine_OTHERS_2003.pdf
(11) Rupert Sheldrake. Setting science free from materialism. Url: http://www.wakingtimes.com/2013/10/25/setting-science-free-materialism/
(12) Alvin Plantinga. Against materialism. Url: http://www.andrewmbailey.com/ap/Against_Materialism.pdf
(13) Luc Montagnier et al. http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/306/1/012007/meta
(14) Luc Montagnier. DNA between physics and biology. url: http://omeopatia.org/upload/Image/convegno/VALERI-24-10-2011Relazione3.pdf
(15) http://21sci-tech.com/Articles_2011/Winter-2010/Montagnier.pdf
(16) Victor Christianto & Yunita Umniyati. A non-particle view of DNA and implications to cancer therapy. Url: http://www.academia.edu/29253942/A_Non-Particle_View_of_DNA_and_Its_Implication_to_Cancer_Therapy
(17) Victor Christianto & Yunita Umniyati. A few comments of Montagnier and Gariaev's works. DNA Decipher Journal. Url: http://dnadecipher.com/index.php/ddj/article/download/102/112
----
Lampiran: Nature News, 30 november 2017
China to roll back regulations for traditional medicine despite safety concerns
Article by David Gray from Reuters
Scientists fear plans to abandon clinical trials of centuries-old remedies will put people at risk.
---
The Chinese government is promoting traditional Chinese medicines as an alternative to expensive Western drugs.
Support for traditional medicine in China goes right to the top. President Xi Jinping has called this type of medicine a “gem” of the country’s scientific heritage and promised to give alternative therapies and Western drugs equal government support. Now the country is taking dramatic steps to promote these cures even as researchers raise concerns about such treatments.
From early next year, traditional Chinese medicines may no longer be required to pass safety and efficacy trials in humans in China. Draft regulations announced in October by the China Food and Drug Administration (CFDA) mean traditional medicines can skip such costly and time-consuming trials as long as manufacturers prepare ingredients using essentially the same method as in classic Chinese formulations. The State Administration of Traditional Chinese Medicine and the CFDA will compose a list of the approved methods.
The Chinese government has been forcefully promoting traditional Chinese medicines (TCMs) as an alternative to expensive Western drugs. Doctors of Chinese medicine have welcomed the new policy, saying that it will make it easier for companies who produce such medicines to get drugs approved and make them available to patients. Lixing Lao, director of Hong Kong University’s School of Chinese Medicine, says that although traditional medicines will no longer need to go through clinical trials, the CFDA will still require remedies to undergo preclinical pharmacological testing and drug-toxicity studies in animals or cells to gain approval.
Safety concerns
But scientists say that safety concerns continue to plague the industry, and that minimizing clinical-trial requirements could put more patients at risk. On 23 September, the CFDA recalled batches of two injectable TCMs after about ten people fell ill with fevers and chills.
Less than a month later, on 18 October, researchers in Singapore and Taiwan published a study in Science Translational Medicine linking liver cancer to aristolochic acid, an ingredient widely used in traditional remedies1. Lead author Steven Rozen, a cancer-genomics researcher at Duke-NUS Medical School in Singapore, is convinced that aristolochic acid contributed to the mutations, but says it’s harder to determine to what extent it caused the tumours.
Aristolochic acid has also been linked to cancers of the urinary tract and can cause fatal kidney damage2, 3. Rozen says it is still in common use, despite warnings from the US Food and Drug Administration that it is associated with kidney disease. “It would be a good time to reassess regulations” of aristolochic acid, he says.
Lao sees people take remedies containing aristolochic acid every day, and says it should not cause problems if taken “moderately and to treat diseases” rather than as a regular supplement. He says more research is needed into how to ensure the safe use of the potentially toxic substance. Overall, Lao is not concerned about safety issues with traditional medicines because, “unlike Western drug development, these herbal formulas have been used for hundreds and thousands of years,” he says.
But Li Qingchen, a paediatric surgeon at the Harbin Children’s Hospital and a well-known critic of TCMs, says the recent recalls of remedies show that current safety measures aren’t adequate. He says doctors need to inform the public about some of the dangers associated with traditional medicines, but that most are unwilling to speak out against them. “Few doctors would dare to publicly criticize TCMs,” he says. Li thinks that the government’s promotion of TCMs will make it harder for scientists to criticize the drugs “because the matter gets escalated to a political level and open discussions become restricted”.
Criticism muted
With strong government support for the alternative medicines industry, Chinese censors have been quick to remove posts from the Internet that question its efficacy. On 23 October, an article on a medical news site that called for closer attention to the risks of aristolochic acid was removed from social media site WeChat. The story had been viewed more than 700,000 times in three days.
Debate over TCMs has been silenced before in China. Last year, a Beijing think tank — the Development Research Center of the State Council — proposed banning the practice of extracting Asiatic black bear bile, another common ingredient in TCMs. The think tank’s report questioned the remedy’s efficacy and suggested using synthetic alternatives. It was removed from the think tank's website after the Chinese Association of Traditional Chinese Medicine, which supports the development of TCM, called it biased and demanded an apology.
As well as reducing regulations for TCMs, the Chinese government has made it easier to become a doctor of traditional medicine and to open hospitals that use the approach. Since July 2017, students studying traditional medicine no longer need to pass the national medical exams based on Western medicine. Instead, traditional medicine students can attend apprenticeship training and pass a skills test. And practitioners who want to open a clinic no longer need approval from the CFDA. They need only register with the authority.
The government’s ultimate goal is to have all Chinese health-care institutions provide a basic level of TCMs by 2020. A roadmap released in February 2016 by the State Council, China’s highest administrative body, plans to increase the number of TCM-licensed doctors to 4 per 10,000 people, an increase from less than 3 practitioners per 10,000 people. The government also wants to push TCMs’ share of pharmaceutical sales from 26% to 30% by the end of the decade.
Nature 551, 552–553 (30 November 2017)
doi:10.1038/nature.2017.23038
References
Ng, A. W. T. et al. Sci. Transl. Med. 9, eaan6446 (2017).
Vanherweghem, J. L., et al. Lancet 341, 387–391 (1993).
Lord, G. M. et al. Lancet 358, 1515–1516 (2001).
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 4336 reads
komentar dari Haryanto, alumnus FT UB
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique