Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Mati Ketawa ala Penyintas Gempa (5)
11. Ada Banyak Agus
Di Posko kami, ada banyak relawan yang memakai nama "Agus". Ada yang bernama"Agus Mulia”, “Agus Handoyo”, “Agoes Handojo”, “Agus Permadi”, dan “Agus Subagio.”Suatu pagi, ada seorang perawat yang berasal dari Kalimantan masuk ke Posko. Dia juga menjadi relawan di posko kami. "Saya mencari pak Agus?" kata perawat.
"Yang dicari Agus siapa? Di sini ada banyak Agus" jawab koh Yoyok yang memang senang mengusili orang. Dia sendiri bernama lengkap Agus Handoyo.
"Memangnya ada berapa orang yang bernama Agus di sini?" tanya perawat itu dengan heran."Di Klaten ini, semua pria dewasa dipanggil dengan nama Agus," jawab koh Yoyok dengan muka serius,"Contohnya, Agus Wawan, Agus Ajion, Agus Mulia."
Perawat itu menjadi bengong. "Oh, begitu ya. Jadi semua pria di sini dipanggil Agus?" tanya perawat itu dengan polos.
Semua orang yang di Posko mengiyakan sambil menahan geli.Rupanya perawat itu termakan oleh keusilan koh Yoyok. Selama beberapa hari, perawat itu memercayai omongannya. Setiap kali memanggil pria, dia selalu mengawalinya dengan kata “Agus.”
12. Tahan Gempa, tapi….
Pada masa rekonstruksi setelah gempa, banyak lembaga menawarkan konsep rumah tahan gempa.
Salah satu LSM dengan bersemangat membangun rumah tahan gempa menggunakan bahan dari kayu dan bambu. Dengan bersemangat salah satu aktivisnya menerangkan kelebihan bangunan itu. “Jika nanti ada gempa besar lagi, meski ikut bergoyang tapi bangunan ini tidak akan ambruk,” jelasnya dengan berapi-api.
“Numpang tanya, mas” salah satu warga berdiri,”apakah rumah itu juga tahan rayap dan angin besar. Soalnya di sini banyak rayap dan sering ada angin besar?”
Sang aktivis LSM hanya nyengar-nyengir saja.
13. Panik Boleh, tapi Jangan Porno
Gempa pasti membuat orang panik. Gempa di Jogja dan Jateng terjadi sekitar pukul 6. Waktu itu banyak orang yang sedang berada di kamar mandi. Salah seorang ibu, anggota jemaat kami mengaku waktu itu dia sedang di kamar mandi.
Ketika terjadi goncangan hebat, dia segera keluar untuk menyelamatkan diri. Untunglah salah satu pembantunya mengingatkan bahwa ibu itu tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya. Kontan, dia menyambar selembar handuk sebelum akhirnya menghambur keluar rumah.
© Purnawan Kristanto (relawan tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia di Klaten)Penyintas=orang yang selamat dari musibah
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- 4082 reads
Lumayan...