Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Mati Ketawa ala Penyintas Gempa (4)
9. Kitab Baru
Pendeta Krisapndaru dari Gereja Kristen Jawa Pedan membuka posko untuk membantu penyintas gempa di kecamatan Pedan, Cawas dan Karangdowo. Wilayah yang harus dijangkau sangat luas sehingga pdt. Ndaru harus bekerja keras dari pagi hingga malam.
Selain harus mengkoordinasikan penyaluran, dia juga harus memikirkan bagaimana cara mencari bantuan dari dermawan dan donatur. Begitu seriusnya dia memikirkan hal ini, hingga yang ada di kepalanya adalah bagaimana mendapat bantuan beras…beras….beras….
Karena terus-terusan memikirkan beras, maka pada saat berkhotbah di hari Minggu, pendeta ini sempat kepleset. Dia bercerita, ‘Pada saat akan berkhotbah, saya berkata begini, ‘Mari kita buka Alkitab kita dan membaca Beras, pasal lima, ayat tiga’”, kata pak Ndaru sambil terkekeh.
10. “Mencuri” Rancangan
Pada masa rekonstruksi paska gempa di Jogja dan Klaten kemarin, gereja-gereja dari berbagai denominasi menunjukkan peran yang menonjol dalam membantu para penyintas gempa. Bahkan gereja yang terkena gempa juga antusias dalam mengerjakan pekerjaan kemanusiaan. Sayangya, karena terlalu bersemangat, kadang mereka mengabaikan etika. Salah satunya adalah kisah nyata berikut ini:
Ada satu gereja yang telah menyiapkan rencana rekonstruksi. Mereka telah merancang desain rumah yang akan dibangun untuk warga berserta anggaran biayanya. Rancangan itu kemudian disodorkan kepada warga untuk dimintai pendapatnya. Rupanya, rancangan itu sampai ke tangan pendeta dari gereja lain. Sebutlah namanya pdt. Mikael (bukan nama sebenarnya).
Berbekal rencangan ini, pdt. Mikael kemudian menemui sebuah lembaga donor dari Jerman. Dia mengatakan bahwa gerejanya sedang mengerjakan rumah seperti ini dan mengajak lembaga itu untuk membiayai proyeknya [padahal sesungguhnya tidak].Namun bule dari Jerman itu tidak langsung percaya begitu saja. Dia mencermati desain rumah itu dan ia merasa pernah melihat rancangan rumah yang persis seperti ini sebelumnya. Dia lalu teringat, temannya yang sama-sama eks-patriat pernah menunjukkan desain rumah yang mirip seperti ini. Orang Jerman ini lalu menghubungi temannya.
Teman dari bule mengiyakan bahwa lembaganya memang sedang membiayai pembangunan rumah dengan desain ini, tapi bukan dari gereja yang dipimpin oleh pdt. Mikael ini.
Untuk lebih memastikan kebenaran informasi tersebut, maka kedua orang asing yang berasal dari lembaga yang berbeda itu sepakat untuk mengundang koordinator lapangan proyek ini. Tapi sebelum koordinator datang, pendeta itu sudah pamitan. Sampai sekarang dia tidak nongol lagi. Ada-ada saja!
© Purnawan Kristanto (relawan tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia di Klaten)Penyintas=orang yang selamat dari musibah
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- 5747 reads
krik...krik..
klo blo dikasi nilai kelucuan 1-10..yahh...4,5 lah....