Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mana yang lebih kita sukai, melayani atau dilayani?

Dedy Yanuar's picture

Mana yang lebih kita sukai, melayani atau dilayani? Secara pribadi saya suka dilayani, tetapi terlebih lagi melayani. Saya lebih suka melayani karena ketika kita melayani ada suatu perasaan senang. Kenapa kita bisa senang? Karena kita dapat membalas sedikit dari apa yang Tuhan berikan kepada kita. Sebab Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani. Ayat itu ada di (Matius 20:28). Dan perlu kita ingat Tuhan Yesus menghargai setiap usaha kita. Mari kita lihat dan pelajari ayat yang berhubungan dengan hal melayani, di 1 Petrus 4:10.

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(1 Petrus 4:10)

Setiap kata yang ada “–lah” di akhir kata, biasanya untuk permintaan “harus” secara halus. Seperti “tolonglah (harus menolong), layanilah (harus melayani), lakukanlah (harus melakukan), ampunilah (harus mengampuni), dan lain-lain”.

Di ayat itu tertulis seorang, maksudnya satu orang atau kita.

akan yang lain, artinya:

Pertama akan orang lain (bukan diri kita)

Kedua akan yang lain (orang yang belum dilayani). Contohnya seperti ini: si A dan si B punya karunia yang sama. Si A melayani si X dan si Y, tetapi si Z tidak bisa dilayani oleh si A, karena suatu hal (sibuk, susah ketemu, dll). Kita kalau menjadi si B apa yang harus kita lakukan? Si B harus melayani si Z, karena si X dan si Y kan sudah dilayani oleh si A.

sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang, artinya sesuai dengan semua hal yang sudah Tuhan percayakan pada kita. Hal itu dapat berupa keahlian, kekayaan, kedudukan, kekuasaan, dan lain-lain.

pengurus yang baik, maksudnya pelayan yang baik. Bagaimanakah kita menjadi pelayan yang baik? Pelayan yang baik harus setia, adil, tepat waktu, suka menolong, tidak egois, memperhatikan sesama, sabar, murah hati, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak pemarah, suka memberi, dan lain-lain. Dan yang pasti seorang pengurus yang baik harus mempunyai buah Roh (Galatia 5:22-23)

22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

dari kasih karunia Allah. Hal ini mudah dimengerti dengan contoh. Contohnya: seperti sales yang datang ke rumah seseorang, sales itu akan berkata berkata “saya datang dari perusahaan A”. Sudah mengertikah kita sekarang? Jadi kalau kita pergi ke rumah seseorang untuk memberi bantuan, kita dapat berkata “saya datang dari kasih karunia Allah”.

Jadi, kita harus melayani orang lain yang lain, sesuai dengan semua hal yang sudah Tuhan percayakan pada kita sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Amin?

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. (1 Tesalonika 5:21)

Tuhan memberkatimu