Submitted by Daniel Zacharias on

Hidup sebenarnya punya makna. Dan makna itu tidak bisa dipahami begitu saja. Lintasan peristiwa dalam hidup sebenarnya merupakan cara Tuhan bagi kita untuk memetik sesuatu dan menaruhnya dalam hidup sehingga pemaknaan itu terus berjalan. Kita mengerti siapa kita dan bagaimana kita. Mengenang 43 tahun lalu, ketika Jakarta berdarah karena agenda terselubung, kita sebagai bangsa pun masih bisa menarik pelajaran yang terus memberi makna buat kita semua.



Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, Yusuf yang pernah dikhianati saudara-saudaranya, memaknai kehidupan masa lalunya yang pahit dengan berujar kepada mereka, "Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (Kej 50:20). Benar-benar merupakan sebuah pencerminan dari jiwa yang besar untuk dapat menerima kepahitan tanpa terus terlukai, dan sebuah refleksi bening yang mengais makna diri dari sampah kesuraman masa lalu. Makna diri Yusuf ternyata jauh lebih besar daripada merekam dan menuntut balik semua luka-luka di masa lalunya. Ia tidak akan menemukan makna dirinya bila ia terus berkubang dalam pemaknaan yang salah dari saudara-saudaranya terhadapnya. Ia tidak akan menemukan makna diri dari sebuah dendam kesumat. Ia menemukan makna diri dan kebergunaannya yang lebih luas ketika ia memakai cara pandang Tuhan ("tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan").



Rasul Paulus memakai I Korintus 10 menjadi cermin buram dari masa lalu agar bangsa Israel memetik pelajaran sehingga mereka tidak jatuh di lubang yang sama. Kita tidak bisa menyalahkan mengapa lubang itu tetap ada di sana, tetapi kita perlu mewaspadai agar lubang itu tidak menyeret kita. Paulus mengingatkan Israel tentang makna diri mereka sehingga dengan demikian mereka berlaku sesuai dengan pemaknaan itu.



Sebuah pariwara perlengkapan bayi di televisi Indonesia memuat kata-kata yang menyentuh. Kata-kata itu memberikan kembali asupan buat makna diri. Kata-kata itu kira-kira berbunyi demikian: "Tidak semua yang penting itu dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung itu penting". Wow!



Makna diri kita seringkali disandarkan pada kepemilikan material. Propaganda itu selalu bernada: "Anda adalah apa yang anda makan", "Anda adalah apa yang anda kenakan", "Anda adalah apa yang anda kendarai". Tetapi sekarang kita perlu terus disadarkan bahwa pemaknaan semacam itu hanyalah mengkerdilkan pemaknaan diri yang lebih dari sekedar apa yang kita makan, pakai, dan kendarai. Yesus sendiri berkata dengan lantang, "Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" (Mat 6:25b).



Kita perlu mengambil waktu kembali untuk merenungkan kembali kalimat berikut ini: "siapakah saya sebenarnya" dengan mata terpejam dan mengingat akan sang Khalik.





Daniel Zacharias

education from womb to tomb

Submitted by MichaelJunior on Fri, 2008-10-03 11:19
Permalink

ini bagus juga untuk orang2 pinter seperti hai2 dan penonton.
Sebenarnya apasih tujuan YHWH menciptakan Daniel.Z ke bumi ini ?

Submitted by edy on Fri, 2008-10-03 12:27
Permalink

Apakah makna diri kita yg sesungguhnya akan terlihat dari tingkahlaku perbuatan kita ?

GBU

Submitted by Daniel Zacharias on Mon, 2008-10-06 01:12

In reply to by edy

Permalink

Makna diri memang sesuatu yang merupakan suatu kesadaran bahwa diri itu punya alasan (motif) dan tujuan yang tentunya akan jauh lebih tepat bila berangkat dari kehendak ilahi. Jika kita bicara integritas, maka keutuhan antara makna diri yang terejewantah dalam tingkah laku perbuatan menjadi conditio sie qua non!

Daniel Zacharias

Submitted by antisehat (not verified) on Fri, 2008-10-03 12:35
Permalink

helo pa DZ, ikut comment yaaa...

makna hidup,
lebih mudah dimengerti
setelah mengerti
tujuan hidup manusia,
yaitu:

Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan TAKLUKKANLAH itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan
atas segala binatang yang merayap di bumi."
(Kejadian 1:28)

trims...

___________________________

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com

 

Submitted by Daniel Zacharias on Mon, 2008-10-06 01:15

In reply to by antisehat (not verified)

Permalink

Setuju antisehat,

makna diri hanya didapat dalam worldview-nya Tuhan ... yang ternyata penerjemahannya bukan hanya dalam mandat budaya dalam Kej 1:28 tetapi juga mandat injil (mat 28:19-20).

Daniel Zacharias

Submitted by antisehat (not verified) on Mon, 2008-10-06 07:33
Permalink

Amin

___________________________

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com