Melihat sekumpulan massa yang mendekat, anak muda ini menjadi panik. Dia melihat ada banyak orang yang bergegas datang sambil membawa pentungan dan senjata tajam. Mereka berjalan dengan wajah beringas. Sambil meneriakkan nama Tuhan, sekelompok orang yang berpakaian jubah dan dikawal tentara ini menerobos kegelapan malam.
Tujuan mereka adalah untuk menangkap yang baru saja selesai berdoa. Anak muda ini merupakan salah satu pengikutnya. Gerombolan massa bersenjata itu dipimpin seseorang yang rupanya dikenal baik oleh sang Guru. Dia segera memeluk sang Guru, seraya mencium pipinya. Akan tetapi sesudah itu, massa yang lain segera menggelandang sang Guru dengan mudah. Tanpa perlawanan sedikit pun.
Massa bersenjata ini juga akan menangkap para pengikut sang Guru yang mereka anggap sesat. Melihat situasi ini, anak muda ini menjadi sangat ketakutan. Nalurinya mendorong untuk melarikan. Dia tidak mau mati konyol dan menjadi korban kekejaman massa bersenjata ini.
Malam itu dia hanya mengenakan kain lenan untuk menutup tubuhnya. Ketika beberapa orang mendekatinya dengan wajah murka, maka anak muda ini menanggalkan kain lenan itu dan lari menyelamatkan diri dengan tubuh telanjang!
***
Percaya atau tidak, kisah ini tertulis di dalam Bible. Kisah ini selalu terlewatkan ketika membaca kisah penangkapan Yesus, seperti yang dicatat oleh Markus. Perhatian saya justru tertuju pada perlawanan yang dilakukan oleh salah satu pengikut Yesus yang memotong telinga hamba Imam Besar sampai putus [pada Injil lain, hamba ini bernama Malkhus. Telinganya kemudian dipulihkan kembali oleh Yesus. Ini adalah mukjizat-Nya yang terakhir sebelum kematian-Nya di kayu salib].
Akan tetapi Markus menulis sebuah peristiwa konyol ini, yang tidak terdapat pada Injil-injil yang lain. Mengapa Markus menuliskan hal ini? Siapakah anak muda ini dalam Markus 14:51-52? Mengapa dia juga akan ditangkap?
Beberapa penafsir berpendapat bahwa anak muda ini adalah Lazarus, yang dibangkitkan oleh Yesus dari kematian. Karena mukjizat ini, maka banyak orang yang percaya kepada Yesus. Itu sebabnya, Lazarus menjadi target pembunuhan dari ulama-ulama Yahudi yang tidak menyukai Yesus Yoh. 12:10-11).
Rumah Lazarus di Betania tidak jauh layaknya dari Getsemani. Mungkin pada malam itu, dia terbangun oleh keributan yang sedang terjadi, lalu keluar dengan mengenakan sehelai selimut saja. Di sini timbul persoalan: Apakah orang Yahudi memiliki kebiasaan tidur sambil telanjang? Kata telanjang dalam bahasa Yunani adalah gymnos. Kata ini tidak selalu berarti telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun. Kata ini juga dipakai untuk melukiskan orang yang hanya memakai pakaian dalam. Mungkin dapat dipahami begini: Ketika kita diajak untuk menghadiri acara resmi atau bepergian, kita akan minta permisi dulu untuk "berpakaian." Apakah saat itu kita sedang telanjang? Tidak. Kita ingin mengenakan pakaian yang pantas.
Sementara Stefan Leks memberikan penafsiran yang berbeda: Orang muda dalam kisah ini tidak memakai jubah, tetapi hanya mengenakan baju dalam dari kain lenan. Artinya, ia seorang kaya! Ia tidak sempat berpakaian lengkap, sebab ia mau sesegera mungkin sampai ke Getsemani untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh pasukan front pembela Bait Suci ini.
***
Interpretasi lain akan muncul jika kita membaca kitab Amos tentang hari penghakiman. Pada hari penghakiman itu, suasananya sangat mengerikan dan dahsyat sehingga “orang yang berhati berani di antara para pahlawan akan melarikan diri dengan telanjang pada hari itu," demikianlah firman TUHAN” (Amos 2:16) Penangkapan Yesus adalah awal dari penghakiman yang dinubuatkan Amos.
Banyak orang yang berpendapat bahwa orang muda ini adalah Markus sendiri yang keluarganya memang tinggal di Yerusalem. Menurut tradisi, Yesus mengadakan perjamuan terakhir di rumah Markus. Kalau dugaan ini benar, maka Markus adalah saksi mata kejadian di Getsemani itu.
Usaha penangkapan dirinya diceritakan untuk satu tujuan saja. Ia ingin menegaskan bahwa semua orang yang mengikut Yesus akhirnya melarikan diri dan meninggalkan Yesus. Kata "Seorang muda" dalam bahasa Yunani adalah neaniskos. Kata ini digunakan untuk orang laki-laki yang berusia di antara dua puluh empat dan empat puluh tahun (Arndt, hlm. 536). Yang menarik adalah kata neaniskos juga digunakan untuk menggambarkan seorang muda lainnya, yang menurut Mrk. 16:55, "duduk di sebelah kanan" kubur Yesus yang sudah kosong. Ternyata "orang muda" itu adalah malaikat!
Apakah keduanya merupakan oknum yang sama? Tidak ada keterangan yang pasti. Bisa jadi, keduanya sama. Kedatangan "orang muda" ini di Getsemane adalah untuk menemani Yesus di dalam mengalami pergumulan. Kemungkinan lain, keduanya adalah oknum yang berbeda. Markus menggunakan terminology yang sama untuk membandingkan "pengkhianatan" sebelum penyaliban dan "pemuliaan" setelah kebangkitan, yang sama-sama dilakukan oleh orang muda.
Orang muda biasanya memiliki tubuh kuat, lincah, pemberani dan kadang-kadang nekat. Dalam dua ayat pendek ini kita mendapat pelajaran bahwa kuat dan berani pun tidak cukup untuk mengikut Yesus sampai pada saat penyaliban. Seperti yang dinubuatkan oleh Amos, para prajurit yang punya mental baja juga akan kehilangan nyali pada saat penghakiman tiba.
Hal ini mengingatkan kita supaya tidak menyombongkan kerohanian. Siapakah kita ini dibandingkan murid-murid Yesus. Selama tiga tahun lebih mereka telah dididik oleh Yesus dan menyaksikan sendiri mukjizat yang dilakukan oleh sang Mesias. Namun pada menjelang hari penyaliban tiba, mereka kabur terbirit-birit.
Jika kita masih beriman sampai sekarang ini, itu adalah kasih karunia Allah. Itu sebabnya, saya merasa heran mengetahui ada pendeta yang mengklaim memiliki roh kemartiran. Siapa yang dapat menjamin bahwa kita akan tetap setia pada Yesus jika diperhadapkan pada pilihan antara hidup dan mati? Siapa yang dapat memastikan bahwa kita tidak akan berlari dengan telanjang bulat, tanpa merasa malu, jika kita sudah dikepung oleh musuh-musuh yang ganas?
Menyambut Paskah ini, biarlah dengan kerendahan hati masing-masing berseru: "Kyrie, Kyrie Elesion . . . Tuhan kasihani, Kristus kasihanilah kami."
Referensi:
Stefan Leks, Tafsir Injil Markus, Kanisius, 2002
Walter M. Pos, Tafsiran Injil Markus, Kalam Hidup, 1998
http://alkitab.sabda.org/
http://www.shroud.com/pdfs/n64part4.pdf
Saksikan Video Jalan Salib di sini:
__________________
------------
Communicating good news in good ways
Martir Sempurna
"Siapa yang dapat menjamin bahwa kita akan tetap setia pada Yesus jika diperhadapkan pada pilihan antara hidup dan mati?"
Betul bung wawan,
Banyak yang menggebu-gebu menyatakan iman untuk 'martir'. Menurut saya, ini justru jalan gampang. Wong sudah dijanjikan 'surga' toh? Yah siapa tak mau?
Tes yang lebih kuat, justru ketika kita masih di 'dunia'. Ketika kita harus mengasihi sesama, mengasihi mereka yang 'sulit' untuk dikasihi.
Menganggap orang lain lebih penting daripada kita sendiri, dengan mengutamakan kepentingan mereka (Filipi 2:2-3):
Hari demi hari, tahun demi tahun, melayani Tuhan melalui sesama. Itu jauh lebih sulit daripada 'martir'
Tx Rusdy
Terimakasih Rusdy. Komentar Anda semakin memperkaya tulisanku.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
------------
Communicating good news in good ways