Kisah Cinta Dua Adam

Kisah Cinta Dua Adam

Kloter 10

Roma 5:14, Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Unyil membaca kata, membaca kalimat dan membaca kitab. Ketika renungan disapu halus imajinasi, Unyil tidak menolak. Lukisan bicara lebih banyak dari kata-kata.

Adam, anak Allah mendadak berhenti.

Deg!  Adam seperti ditusuk tombak, memandang sang istri, terbaring di tanah, di bawah pohon.

“Arkhhhhhh…. “ Hawa berdesah.  “Adam.. Adam.. mari nikmati... bersama-sama.. ahhhh..” rayu Hawa dengan mulut basah.

Adam sadar Hawa telah menikmati yang terlarang. Berbagai emosi bercampur. “Apa yang harus kulakukan?”  batin Adam. Tulang dari tulangku, daging dari dagingku, telah tertipu. Hawa melakukan yang terlarang. Hukuman pasti ditegakkan.

“Tinggalkan istrimu ! TUHAN Allah akan menghukum istrimu. TUHAN Allah sanggup memberi istri yang baru.”  suara-suara penuhi pikiran Adam.

“Tidak ! Tidak !” Adam menolak.

“Aku cinta Hawa. Tulang dari tulangku, daging dari dagingku. Aku tidak akan meninggalkannya. Aku tidak akan membiarkan Hawa sendirian.“ suara hati Adam dipenuhi cinta.

“Aku akan menyelamatkan Hawa.”  kata hati Adam menyatukan keinginan.

“Ya TUHAN Allah, ampunilah Hawa. Biarlah aku menjadi sama dengan istriku tercinta. Ampunilah…”  tangis cinta berdarah Adam.  

Adam melangkah mendekat. Direngkuhnya tangan Hawa. Adam mendekap tubuh telanjang Hawa. Mulut basah itu didekatkan ke mulutnya. Dan….. Adam ikut makan.  

Tidak ada jalan lain yang terpikir oleh Adam. Untuk menyelamatkan Hawa, Adam harus menjadi sama dengan Hawa. Adam memilih untuk melanggar. Sekalipun Adam tidak tergoda, Adam memilih tidak taat. Adam gagal. Cinta Adam berakhir tragis. Manusia telah ternoda. Darah harus ditumpahkan untuk menutup murka.

Generasi berganti, cerita cinta Adam nyaris terlupakan.

Hingga datang bintang di Betlehem. Di kandang kotor, Adam terakhir lahir dari Benih Allah. Adam terakhir diberi nama: Yesus Kristus, anak Allah.

Adam terakhir memilih untuk taat. Dia memilih menjadi sama dengan mempelaiNya. Dia memilih untuk menanggung dosa. Dia memilih berkorban demi cinta.

Tidak ada jalan lain yang terpikir oleh Yesus. Untuk menyelamatkan manusia, Yesus harus menjadi sama dengan manusia. Yesus memilih untuk taat. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Yesus berhasil. Cinta mulia Yesus berakhir indah. Manusia telah ternoda, namun darah Penebus telah ditumpahkan untuk menutup murka.

Aku tergeletak, tak berdaya karena dosa. Dengan berlutut berpeluh darah, Yesus merengkuhku. Dia mendekap kenajisanku. Dia memilih menjadi dosa karena aku. DarahNya mengalir membasahi bumi, tanda Dia melahirkan anak-anak Allah.

Kelahiran dari cinta yang manis. Kehidupan baru dari Yesus, sang Juruselamat. Merdu satu lagu dari  David Meece, mengalun Unyil ke suasana cinta Natal.

We are the reason

As little children
We would dream of Christmas morn
Of all the gifts and toys
We knew we'd find
But we never realized
A baby born one blessed night
Gave us the greatest gift of our lives

We were the reason
That He gave His life
We were the reason
That He suffered and died
To a world that was lost
He gave all He could give
To show us the reason to live

As the years went by
We learned more about gifts
The giving of ourselves
And what that means
On a dark and cloudy day
A man hung crying in the rain
All because of love, all because of love

I've finally found the reason for living
It's in giving every part of my heart to Him
In all that I do every word that I say
I'll be giving my all just for Him, for Him

Selamat Hari Natal 2009