Pujian

“Pujian (dari manusia) adalah TEROR!” Kita pasti sering mendengar ungkapan ini kan? Ngomong –ngomong ini adalah ungkapan yang Alkitabiah lho. Ada orang yang senang dipuji atas kehebatannya, tetapi tidak banyak (kalo tidak bisa dikatakan tidak ada) orang yang bisa obyektif waktu dipuji. “Sangat senang” dipuji bisa membuat kita menjadi tinggi hati / sombong.

Istriku....engkau adalah mahkotaku....tidak pernah sedikitpun engkau membuat aku malu di hadapan orang lain...baik dengan perkataanmu...dengan tingkah lakumu...ataupun dengan pemikiranmu...Engkau benar - benar mahkotaku  ( Amsal 12 : 4 )

Menanggapi Pujian

Pujian adalah semacam bentuk dorongan. Pujian mendorong kita untuk berupaya lebih lagi. Dr. Stanley menjelaskan, bahwa ketika kita dipuji, hendaknya kita menerimanya dengan besar hati tanpa melupakan jasa orang-orang yang telah membantu kita. Pujian yang berlebihan bisa mencobai kita sehingga kita menjadi sombong dan mengandalkan diri sendiri. Kita tidak akan menjadi sombong selama kita secara tulus membelokkan pujian itu kepada yang patut menerimanya.

Tuhan, begitu banyak kegiatan, begitu banyak hal, begitu banyak orang, begitu banyak permasalahan.

Engkau tetap tidak berubah, janjiMu, ketetapanMu, dan kemuliaanMu.

KasihMu tak berkurang, berkatmu tetap melimpah, penyertaanMu tiada henti.

Berkatilah hari ini dengan kebesaran hati an indahnya terang kemuliaanMu.

Amin.